Betapa terkejutnya Cinta saat melihat keadaan rumahnya yang sangat berantakan. Selain itu banyak barang-barang dari dalam rumahnya yang berada di teras yang biasanya juga berfungsi sebagai ruang tamu. Cinta pun bergegas masuk, dilihatnya Tegar dan Janmo tampak sedang sibuk keluar masuk dari kamar Utari“Apa yang kalian lakukan?” tanya Cinta dengan wajah memerah karena menahan marah kala melihat Tegar dan Janmo dengan seenaknya memporak porandakan rumah peninggalan orang tuanya.“Ada banyak rayap, untung ketahuan, jika tidak tentu bahaha kalau sampai ambrol,” jawab Tegar sambil menunjukkan beberapa kayu yang terlihat hampir habis karena ulah rayap.“Lalu?”Sebenarnya Cinta sudah lama tahu jika beberapa bagian rumahnya sudah mulai lapuk karena serangan rayap. Cinta sadar untuk melakukan renovasi pasti membutuhkan uang yang tidak sedikit, maka Cinta berniat setelah uangnya terkumpul baru akan memanggil tukang untuk dimintai bantuan. Untuk urusan desain Cinta sudah memiliki gambaran send
Selesai sudah renovasi rumah Cinta, jika ada yang tidak sesuai dengan desain yang sudah Cinta gambar itu adalah jumlah kamar di lantai mezzanine. Jika di dalam desain Cinta di sana akan dibuat dua kamar, tetapi Tegar hanya merapikan dengan finishing wallpaper dan hanya satu ruangan tanpa sekat sama sekali.Cinta mulai menata kamar tidurnya, hanya sesekali dia memanggil Tegar untuk membantunya saat harus memindahkan barang-barang yang cukup berat. Lega itulah kesan yang Cinta dapatkan dari kamar barunya. Tetapi ada yang membuat Cinta kurang nyaman yaitu kamarnya yang tidak ada sekat dan pintu, sehingga dia merasa waswas jika secara tiba-tiba mendatangi kamarnya. Seperti halnya saat ini, dengan sangat leluasa Tegar bisa datang dan pergi begitu saja.“Sebaiknya kasurnya di sini saja, bisa lebih dekat dengan jendela,” ucap Cinta yang mengarahkan agar Tegar mendorong kasur ke arah jendela.Cinta menyibakkan gorden hingga sinar matahari memasuki kamarnya. Jendela yang dibuat Tegar tepat di
Hari-hari pun dilalui pasangan ini seperti biasanya, meskipun sudah lebih satu bulan hidup bersama tetapi hubungan antara Cinta dan Tegar masih tetap terlihat canggung dan kaku. Cinta tetap bekerja seperti biasa sedangkan Tegar seperti terlalu asik menikmati hidupnya yang saat ini menjadi pengangguran.“Aku berangkat dulu,” pamit Cinta saat akan berangkat kerja, tampak Bella sudah menunggunya di luar.“Hmmm,” sahut Tegar yang masih tertidur.Seolah merasa terganggu tidurnya, Tegar langsung merubah posisi tidurnya yang semula miring menjadi tengkurap dan bantal yang dia gunakan kini beralih fungsi untuk menutupi kepalanya.Cinta hanya mendengus kasar lalu melangkah kaki keluar rumah dan menghampiri Bella. Di hapadan sang sahabat Cinta pun langsung melempar senyum terindah dari bibirnya untuk menutupi semua permasalahan yang sedang mendera hidupnya.Setelah menerima helm dari Bella, Cinta pun bergegas membonceng di belakang. Cinta merasa sangat beruntung bisa memiliki sahabat sebaik Bel
Terdengar suara pintu yang di gedor berulang-ulang, dari suaranya yang sangat keras hingga terasa memekakkan telinga sudah bisa dipasti jika saat ini pelakunya sendang dikuasai oleh amarah.Dengan tertatih dan hanya berbalut handuk, tubuh munggil Aura bergegas melangkah menuju ke arah pintu untuk segera membukanya. Meskipun telinganya sudah biasa dan hatinya pun sudah kebal dengan suara keras yang membentaknya atau kata-kata lembut yang yang berisi sindiran, tetapi tentu Aura tetap berusaha untuk menghindarinya. Bagaimana pun dia harus tetap menjaga hatinya agar bisa bertahan menikmati semua kemewahan yang dia peroleh dari statusnya sebagai istri Damar Sanjaya.Mengetahui pintu sudah mulai terbuka, Damar langsung mendorong pintu itu dengan keras, tanpa mempedulika jika di balik pintu Aura hampir saja terjatuh karena tidak siap dengan dorongan yang dilakukan oleh Damar.“Kak Damar!” panggil Aura dengan wajah yang terlihat ketakutan.“Layani aku malam ini!” ucap Damar dengan tatapan mat
“Beneran ini, Ta?” tanya Moelyana yang hampir tidak percaya dengan keputusan yang telah diambil Cinta.“Ya, Pak! Saya harus mengambil keputusan ini, bukan hanya untuk saya, tapi juga untuk masa depan rumah tangga adik saya.”“Sudah kamu serahkan ke HRD?”Cinta hanya menganggukkan kepalanya sebagai jawaban atas pertanyaan yang dilontarkan oleh Moelyana.“Lalu apa rencanamu selanjutnya?”“Saya sendiri juga belum tahu, Pak! Mungkin ikut suami pindah ke Solo,” jawab Cinta yang terlihat masih meragu.Sebenarnya Cinta belum terlalu yakin untuk ikut Tegar pindah ke Solo. Sejujurnya berat hati Cinta untuk berpisah jauh dengan satu-satunya keluarga yang masih tersisa. Ya, ada rasa tidak tega meninggalkan Aura sendiri, masih terekam jelas di ingatan Cinta bagaimana perlakuan buruk Hesti kepada Aura, selain itu Cinta pun masih ingat jika sebelum pernikahannya dengan Tegar, Damar sempat mengungkapkan rencananya untuk menceraikan Aura.“Kalau kamu tidak jadi ke Solo, kamu bisa mencoba melamar ke M
“Bagaimana kalau kita menunda, kepindahan kita ke Solo?” tanya Cinta dengan ragu-ragu.Cinta segera mengalihkan pandangannya kala dia merasa tidak berani untuk beradu pandang dengan Tegar. Tampak kilatan emosi dari sorot mata tajam lelaki yang bergelar suami itu.“Kenapa?” tanya singkat Tegar yang terdengar sangat dingin. “Berat untuk berpisah dengan sang pujaan hati?” Dengan suara yang lembut, Tegar mencecar Cinta dengan pertanyaan yang terasa sangat menyudutkan.“Bukan itu, tapi ….” Cinta mencoba untuk berkilah tetapi bingung untuk menyusun kata-kata yang tepat sebagai alasan. “Gar! Aku mohon mengertilah!” ucap Cinta dengan tatapan mata seolah memohon kepada suaminya.“Apa yang harus aku mengerti?”“Aku tidak bisa meninggalkan Aura sendiri di sini.” Cinta pun langsung menundukkan kepalanya seusai mengucapkan kata-kata tersebut.“Aura tidak sendiri, Ta! Saat ini dia hidup bersama suami dan ibu mertuanya. Kalau pun kau tetap di sini apa yang akan kau lakukan dengan rumah tangga Aura?”
Terdengar suara gemericik air dari kamar mandi, ternyata di malam yang dingin ini dengan terpaksa Tegar harus menuntaskan hasratnya sendiri. Sampai saat ini Tegar masih menunggu pengakuan Cinta tentang dirinya yang sedang mengandung anak Damar, bukan untuk mempermalukan wanita yang sudah berstatus sebagai istrinya tersebut, tetapi Tegar menganggap jika kepastian tentang siapa ayah dari anak yang sedang dikandung Cinta saat ini adalah suatu hal yang sangat penting.Tegar telah berjanji dalam hatinya jika dia akan mengakui anak Damar sebagai anaknya sendiri, karena bagaimanapun hubungan darah di antara mereka berdua memang tidak bisa dipungkiri. Meskipun mereka terpisah jarak, meskipun mereka memiliki nasib yang berbeda, tetapi Tegar merasa semua telah berjalan sesuai relnya. Damar yang merupakan anak yang lahir dari pernikahan yang sah sudah tentu memiliki hak sebagai pewaris dari semua kekayaan yang dimiliki oleh Dharma Sanjaya, sedangkan Tegar yang merupakan anak yang lahir di luar i
Senyum merekah di bibir manis Cinta saat membaca surel balasan dari Mulai Abadi Mebel. Sungguh Cinta tidak menduga akan mendapat balasan dengan begitu cepatnya, dan tentunya yang membuat Cinta bisa tersenyum kali ini karena dia diterima untuk menjadi karyawan di Mulai Abadi Mebel. Setidaknya bekerja di tempat yang baru bisa menjadi alasan bagi Cinta untuk tidak ke Solo seperti apa yang diinginkan oleh Tegar.Cinta yang saat ini sedang berada di kubikelnya segera memasukkan kembali ponsel ke lacinya, dia ingin kembali fokus menyelesaikan sisa-sisa pekerjaan yang ada. Untuk saat ini, di sisa waktu yang dia miliki di Sanjaya Furniture, Cinta akan tetap bekerja sebaik-baiknya dan berharap bisa menyelesaikan semua tugas dan pekerjaannya sebelum dia pergi. Sebagai bentuk profesionalitas, Cinta tidak ingin meninggalkan beban kepada teman-temanya yang harus melanjutkan desain yang sudah setengah dia kerjakan, karena sudah pasti akan ada beberapa langkah yang harus dimulai dari awal lagi.“Bah
Waktu terus berjalan, dan lima tahun telah berlalu. Tegar dan Cinta mencoba berjuang mendirikan usaha mereka sendiri. Meskipun harus merangkak dari bawah tetapi pasangan suami istri itu tetap terlihat bahagia dan sangat menikmati setiap prosesnya. Sebagai anak yang lahir di luar nikah, Tegar sadar dirinya tidak memiliki sedikitpun hak atas Sanjaya Furniture. Semua itu adalah milik Damar, dan dia tidak akan mengganggunya. Begitu juga dengan Mulia Abadi Mebel, perusahaan itu adalah hasil kerja keras Lisa saat menjadi istri dari seorang Widiantoro Muliawan, dia pun tidak memiliki hak di sana, meskipun ibunya bekerja lebih dominan. Apalagi saat perceraian Lisa dengan Widi harta bersama yang mereka miliki langsung dilimpahkan kepada Cantika. Tegar bersyukur karena Cinta bisa memahami keputusannya tersebut, meskipun dirinya harus ikut bekerja keras dalam membantu Tegar menjalankan usaha yang benar-benar dari nol. Ketekunan Tegar dan Cinta pun membuahkan hasil, meskipun usaha mereka masih b
“Ini bukan malam pertama kita, Gar! Walaupun kita baru saja menikah tetapi kita bukan pengantin baru lagi,” ucap Cinta yang merasa tidak mampu mengimbangi gairah sang suami.Melihat sang istri yang terlihat sudah kelelahan akhirnya Tegar pun mengalah. Ditariknya selimut untuk menutupi tubuh polos mereka. Tegar merapatkan tubuhnya dan berbaring dengan kepala bertumpu pada lengan kekarnya, hingga dia bisa memandang dengan saksama wajah pucat sang istri karena kelelahan melayaninya.“Apa kau sudah dengar kabar?” tanya Tegar sambil merapikan anakan rambut yang menjuntai ke wajah sang istri, lalu diselipkannya di belakang daun telinga.“Apa?” tanya balik Cinta dengan mata yang hampir terpejam karena sudah tidak kuat lagi menahan kantuk.“Pak Adnan akan menikah, lamarannya tadi diterima.”“Ha!” Kabar yang baru saja menggetarkan telinganya, membuat kantuk Cinta hilang seketika. “Sama ibu? Kapan?” cecar Cinta yang tidak bisa menahan rasa penasarannya.“Buka,” jawab Tegar sambil menggelengan
Perbincangan yang terasa sangat private berlangsung di ruang kerja Lisa. Dengan didampingi oleh sang ayah yang merupakan seorang pengacara, Randy memberanikan diri untuk melamar Cantika. Tetapi tampaknya keinginan Randy tidaklah mudah untuk bisa terwujud, karena di hadapan Tegar, Cinta dan juga Lisa, dengan terang-terangan Cantika menolak niat Randy tersebut.“Itu sudah menjadi keputusan saya,” ucap Cantika dengan tegas.“Pikirkan masa depan anak yang sedang kau kandung saat ini,” sahut Adnan yang terlihat masih belum percaya jika janin yang saat ini dikandung oleh Cantika adalah calon cucunya.“Saya mengambil keputusan ini karena benar-benar memikirkan masa depan anak yang sedang saya kandung. Saya tidak ingin anak saya tumbuh seperti saya, tumbuh dalam keluarga yang penuh dengan kepalsuan.” Cantika tetap teguh dengan pendiriannya, seolah tidak ada yang bisa mengubah keputusannya lagi.Setelah lelah memohon kepada Cantika, kini Randy hanya mengandalkan sang papa untuk bisa membujuk C
Hesti memejamkan mata sambil mengatur napasnya. Wanita yang dinikahi secara sah oleh Dharma Sanjaya itu mencoba menahan segala amarah setelah mendengar pengakuan dari Lisa. Damar meraih jemari mamanya, berharap wanita yang telah melahirkannya bisa lebih tenang.Berpuluh tahun Hesti menyimpan amarah dan kebencian. Sungguh sangat sulit dipercaya jika ternyata sumber malapetaka dalam kehidupan rumah tangganya adalah orang yang begitu dekat dengannya.Hesti menghembuskan napas dengan kasar lalu membuka matanya dan memandang Lisa yang sedang menangis tergugu di hadapannya. Sudah bukan waktunya lagi untuk membalas dendam, tanpa harus mengotori tangannya ternyata Tuhan telah memberi keadilan kepada Lisa.Meskipun memiliki harta yang melimpah dan usaha yang maju dengan pesat, Lisa terjebak dalam pernikahan yang tidak sehat dengan Widiantoro Moeliawan. Berpuluh tahun Lisa harus hidup bersama seorang suami yang tukang selingkuh. Hingga membuat Lisa memilih untuk menyibukkan diri dengan pekerjaa
Tegar langsung menghampiri Cantika yang saat ini sudah berdiri di hadapannya. Sesaat dua bersaudara yang lahir dari rahim yang sama meskipun dari benih pria yang berbeda itu saling berpelukan untuk melepas kerinduan.Tegar segera mengurai pelukannya kala merasa ada yang membatasinya. Ya, perut Cantika yang terlihat mulai menyembul. Diusapnya perut sang adik, ada rasa bangga kala mengetahui Cantika masih tetap mempertahankan kehamilannya meskipun harus menghadapi banyak rintangan dan hinaan.Di sudut yang berbeda, Cinta menyaksikan interaksi antara Tegar dengan Cantika. Rasa cemburu yang dahulu sempat membuat Cinta kalap kini raib berganti haru. Hubungan dua bersaudara di depannya, mengingatkan Cinta pada Aura, adiknya yang belum lama meninggal. Kesedihan kembali mendera hati Cinta karena rasa kehilangan dan kerinduan kepada Aura yang sudah tidak mungkin lagi bisa dia temui. Belum lagi perut Cantika yang membuncit mengingatkan Cinta pada calon anak yang harus pergi sebelum melihat ind
Dengan langkah lebar dan terlihat tergesa-gesa, Adnan memasuki sebuah restaurant. Pandangan matanya menyapu seisi ruangan mencari sosok yang sudah melakukan janji untuk bertemu di tempat tersebut. Tidak butuh waktu yang lama, akhirnya netra Adnan menemukan sosok yang dia cari.“Maaf! Orang-orang suruhanku belum mendapatkan kabar tentang Cantika,” ujar Adnan kala menjatuhkan bobot tubuhnya di kursi yang berada di depan Lisa. “Tapi orang-orangku masih terus mencarinya, semoga Cantika bisa secepatnya ditemukan.Lisa hanya mengangguk pelan menanggapi ucapan Adnan. Ada rasa kecewa yang sedang dia redam, bagaimana pun dia sangat ingin segera mengetahui kabar putrinya yang sudah beberapa hari meninggalkan rumah.“Selain masalah Cantika, sebenarnya ada urusan lain yang membuatku ingin menemuimu.”Pandangan Adnan langsung terfokus pada Lisa. Pria yang berprofesi sebagai pengacara itu terdiam menunggu wanita yang duduk di hadapannya untuk mengungkapkan kepentingannya.“Bantu aku untuk mengurus
“Dia sudah pergi?”Hesti terjingkat kaget saat mendengar suara yang sudah beberapa hari dia nantikan. Bersama dengan senyum yang ditemani oleh lelehan air mata Hesti melangkahkan kakinya mendekati brankar putra semata wayangnya.“Kau sudah sadar?”Hesti tidak bisa menyembunyikan rasa bahagianya kala melihat Damar sudah sadar. Tidak lupa dia menekan tombol nurse call agar Damar segera mendapat pemeriksaan lanjutan untuk mengetahui keadaannya saat ini.Senyum di bibir Hesti semakin melebar saat dokter menjelaskan jika organ-organ vital Damar dalam keadaan yang baik dan bisa berfungsi dengan normal. Hanya kaki Damar yang membutuhkan tindakan lebih berupa fisioterapi agar bisa berjalan seperti sedia kala.“Aku akan mengabari Tegar,” ucap Hesti setelah dokter dan asistennya meninggalkan ruang perawatan Damar.“Apakah Tegar juga akan mengambil mama dariku?” tanya Damar dengan mata yang berkaca-kaca. “Tegar sudah mengambil papa, dia juga mengambil Cinta dariku, apakah sekarang mama juga aka
Pagi-pagi sekali Lisa sudah tiba di ruang perawatan Cinta. Bukan hanya untuk melihat keadaan anak dan menantunya tetapi juga pelarian atas masalah Cantika yang sampai saat ini belum ada kabarnya.Rasa canggung itu masih ada, hingga Cinta hanya melempar senyum untuk menyambut kedatangan wanita yang telah melahirkan Tegar terseb.ut. Cinta yang awalnya sibuk memainkan ponselnya pun bergegas meletakkan ponsel tersebut di nakas untuk menghargai kedatangan Lisa.“Sudah mau pulang?” tanya Lisa saat melihat Tegar sedang berkemas.“Ya, hanya tinggal tunggu visit dokter saja,” jawab Tegar.Sebenarnya untuk proses kuretase, Cinta tidak harus menjalani rawat inap. Tapi karena kondisi mental Cinta yang terlihat sangat terpuruk dan juga kesibukan Tegar mengurus pemakaman Aura dan juga anak mereka membuat Tegar memutuskan agar Cinta menjalani rawat inap.“Syukurlah, ibu akan menghubungi Bi Ani agar menyiapkan apartemen kalian.”“Kami akan pulang ke rumah dulu, masih banyak tetangga yang datang untuk
Cinta mulai membuka matanya saat mendengar sayup-sayup suara panggilan untuk melaksanakan ibadah di pagi hari. Ada rasa kehilangan kala tangannya menyentuh perutnya yang rata. Janin yang baru beberapa hari dia sadari kehadirannya kini sudah pergi meninggalkannya.Air mata Cinta kembali menetes saat dia teringat jika dia bukan hanya kehilangan calon anaknya tetapi juga Aura. Dan Cinta tidak bisa mengiring keduanya saat menuju ke tempat peristirahatan yang terakhir. Dengan dibarengi oleh lelehan air mata, bibir Cinta merapalkan doa-doa untuk orang-orang yang dia sayangi yang telah meninggalkannya.Cinta bergegas menyeka air matanya saat mendengar suara pintu dibuka. Penampilan yang berbeda dari sosok yang sangat dia kenal membuat Cinta sedikit terpana. Mungkin berbagai ujian dan cobaan yang menghampiri mereka akhir-akhir ini membuat Tegar membutuhkan pegangan yang kuat, yang hanya bisa dia dapatkan dari Tuhannya.Biasanya di waktu subuh, Tegar sedang nyenyak-nyenyaknya tidur, dan sulit