“Apa salah Damar pada kalian, hingga kalian begitu tega membuat sandiwara yang begitu keji?” tanya Hesti yang sudah tidak bisa menahan amarahnya lagi. “Dia sangat mencintamu, Ta! Bahkan kau tahu sendiri, meskipun dia yakin jika anak yang dikandung Aura bukanlah anaknya, tetapi demi menutupi aib keluargamu Damar rela menikahi Aura. Andai kau tahu, betapa hancur hidup Damar setelah kau mengingkari janjimu untuk menikah dengannya setelah anak Aura lahir … dan kau justru memilih untuk menikahi lelaki yang telah menghamili adikmu, sungguh sesuatu yang tidak masuk akal.”“Jangan salahkan Cinta atas apa yang menimpa Damar! Seandainya Damar tidak pernah mengkhianati Cinta dan tidur dengan Aura, aku rasa Damar tidak akan berada dalam situasi sulit seperti ini,” bela Tegar yang tidak rela saat mendengar istrinya dipersalahkan oleh Hesti. “Saya rasa Bu Hesti juga tahu bagaimana hancurnya Cinta saat mengetahui jika Damar telah mengkhianatinya.”“Tapi anak itu adalah anakmu, seharusnya kamu yang b
Tegar membuka pintu apartemen dengan satu tangannya, sedangkan tangan yang satunya menggandeng tangan Cinta, seolah tidak ingin terpisahkan. Setelah memasuki apartemen, pandangan Cinta menyapu ke seisi ruangan. Wanita yang dinikahi Tegar secara siri tersebut, tidak menduga jika ternyata suaminya tinggal di sebuah apartemen yang memiliki fasilitas mewah.“Ini tempat tinggalmu saat tidak bersamaku?” tanya Cinta dengan pandangan yang masih memindai seisi apartemen. “Ini semua pemberian Bu Lisa?” Dengan tatapan mata yang sendu, Cinta menantikan jawaban dari suaminya.“Bukan diberi, Ta! tapi ini inventaris dari kantor. Bukankah dulu waktu aku di Sanjaya juga mendapat tempat tinggal dan kendaraan,” jawab Tegar sambil meletakkan tas punggung yang berisi beberapa pakaian Cinta di atas sofa.“Tapi ini terlalu mewah, Gar! Apa kau tidak curiga dengan Bu Lisa, bisa saja dia menaruh hati padamu. Seperti apa yang tadi diucapkan Bu Hesti.”“Apa kau tidak melihat usia kami jauh berbeda, dia itu … ibu
“Jangan salahkan Cinta! Sejak awal dia adalah korban,” bela Tegar yang tidak terima Adnan dan Lisa selalu mengkambinghitamkan istrinya.“Dia korban? Korban apa?” tanya Lisa dengan senyum menyeringai menghiasi bibirnya. Digelengkannya kepala dengan sorot mata penuh kekecewaan, menganggap putranya sudah kehilangan akal sehat karena terlalu mencintai wanita yang telah dia nikahi.“Saya akui saya salah, karena … saya ayah dari anak yang dikandung Aura, tapi seandainya Damar tidak mengkhianati Cinta dan tidur dengan Aura saat di Solo, tentu dia tidak akan terjebak dalam situasi rumit ini. Cinta dikhianati Aura dan Damar, orang-orang terdekatnya, orang yang dia sayangi, lalu kalian masih menyalahkan dia.” Tegar berusaha untuk memberikan penjelasan kepada Adnan dan Lisa agar berhenti menyalahkan Cinta.Lisa terdiam mendengarkan penjelasan dari Tegar. Dipandanginya dengan saksama putranya tersebut, ternyata bukan hanya wajah saja yang mirip dengan Dharma Sanjaya tetapi sikap mereka yang ingi
“Damar benar-benar menjalankan ancamannya, Gar! Dia tidak main-main dengan ucapannya,” ucap Cinta sambil menangis tergugu kala menyambut kedatangan Tegar.“Apa yang terjadi, Ta?” tanya Tegar dengan gurat wajah yang terlihat jelas menggambarkan kepanikan.Tegar membimbing Cinta menuju ke sofa, agar mereka bisa berbicara dengan lebih tenang. Kini pasangan suami istri itu telah duduk berdampingan, dengan lembut ibu jari Tegar menyeka air mata yang membasahi pipi sang istri.“Damar menyiksa Aura lagi, dan sepertinya kali ini lebih parah dari yang kemarin. Kita harus segera menolong Aura.” Suara Cinta berbarengan dengan isak tangis, tetapi masih bisa didengar oleh Tegar dengan jelas.“Tidak mungkin,” sahut Tegar sambil tersenyum menyeringai.Tegar tidak percaya begitu saja dengan apa yang baru saja diucapkan oleh Cinta. Selama ini Tegar mengenal Damar sebagai pria yang begitu kalem dan sangat menghargai perempuan.“Aku tidak berbohong, Gar! Percayalah padaku! Tadi Aura VC, dan aku melihat
“Maaf pagi-pagi mengganggu,” ucap Hesti kala memasuki rumah Adnan. “Aku ....” Bukan kata-kata yang terus berlanjut tetapi justru lelehan air mata.Hesti yang sudah pernah janji untuk tidak berhubungan dengan Adnan lagi, dengan terpaksa menemui pria yang berprofesi pengacara tersebut. Hesti tidak tahu lagi harus meminta tolong kepada siapa lagi, hanya Adnan orang terdekat yang selama ini dia percayai.“Ayo!” Adnan segera membimbing Hesti menuju ke sofa di ruang tamu.Untuk pertama kalinya Adnan melihat Hesti serapuh ini. Wanita yang biasanya tampil Tegar kini terlihat tak berdaya dengan air mata yang terus bercucuran hingga membuat Adnan merasa terenyuh melihatnya.“Katakan apa yang terjadi, Aku akan berusaha untuk membantumu.”“Damar menghilang ... bersama Aura. Kata Cinta ....” Hesti menjeda kalimatnya untuk menyeka air mata yang seakan tak mau berhenti untuk menetes. “Kata cinta, Damar melakukan kekerasan terhadap Aura,”“Dan kamu percaya padanya?”Hesti menganggukkan kepalanya, "Ka
Karena merasa ada urusan yang belum selesai dengan sang ayah, Randy mendatangi Adnan di kantornya. Dan kini pasangan ayah dan anak itu duduk saling berhadapan di ruang kerja sang pengacara.“Papa sedang menjalin hubungan dengan Tante Hesti?” tanya Randy kepada sang ayah penuh selidik dengan sorot mata yang tajam.“Apa maksud pertanyaan demikian kepada papa? Papa dan Tante Hesti sudah bertean sejak lama.”“Aneh saja tante Hesti tiba-tiba datang ke rumah kita pagi-pagi sambil menangis di pelukan papa. Apa Tante Hesti sedang meminta pertanggungjawaban kepada papa?”“Tanggung jawab apa?” tanya Adnan sambil mengerutkan dahinya.“Siapa tahu Papa dan Tante Hesti khilaf, duda sama janda sering ketemuan lalu ....”“Dia perempuan terhormat, jangan kau merendahkannya!” sergah Adnan yang merasa tidak suka saat mendengar putranya mengucapkan kata-kata yang tidak pantas. “Tante Hesti sedang bingung mencari anaknya,” jelas Adnan berharap tidak ada lagi salah paham dengan putranya.“Bukankah Kak Dama
“Hah!” Tegar sama sekali tidak percaya dengan kata-kata yang baru saja menggetarkan gendang telinganya. Tegar hanya bisa menggelengkan kepala untuk menyangkal ucapan Cantika.“Selamat, ya! Kalian akan segera memiliki baby, aku turut bahagia.”Tentu saja apa yang diucapkan oleh Cinta hanyalah basa basi untuk menutupi rasa nyeri di hatinya. Istri mana yang tidak sakit hatinya saat mengetahui jika lelaki yang telah menikahinya justru akan memiliki anak dari rahim wanita lain.Sebenarnya ada banyak hal yang ingin bicarakan dengan Cantika, tetapi saat Tegar menatap ke arah dokter dan tiga tenaga medis yang membantu, dia sadar ruangan itu bukanlah tempat yang tepat untuk mereka berbicara masalah pribadi.Tegar segara pamit lalu mengajak Cinta dan Cantika untuk keluar dari ruangan tersebut. Setelah keluar, Cinta melangkah lebih cepat agar bisa segera meninggalkan Tegar dan Cantika untuk meluapkan segala rasa yang menyiksa batinnya. Dengan air mata yang bercucuran, Cinta berlari meninggalkan
“Apa maksudnya?” tanya Cantika untuk memastikan kebenaran dari apa yang baru saja dia dengar. “Itu tidak mungkin,” sambung Cantika sambil menggelengkan kepalanya karena tidak bisa mempercayai apa yang baru saja diucapkan oleh Tegar.“Aku masmu,” ucap Tegar dengan bibir bergetar dan lelehan air mata. Ingin rasa Tegar mendekat Cantika untuk memeluk dan memberinya kekuatan menghadapi cobaan hidupnya.“Itu tidak mungkin, kamu pasti bohong,” teriak Cantika dengan mata yang berkaca-kaca merasa hidup telah mempermainkannya.“Tolong, Bu! Tolong Ibu bicara, agar semuanya tidak semakin buruk!”Dengan suara mengiba Tegar memohon kepada Lisa. Kehamilan Cantika membuat Tegar menuntut kejujuran dari sang ibu yang telah melahirkan mereka berdua.“Katakan siapa sebenarnya lelaki brengsek ini?”Kini gantian Widi yang menuntut agar Lisa berbicara. Tetapi lelaki yang bergelar suami bagi Lisa itu berbicara sambil berteriak dan membentak Lisa.“Ya, Tegar adalah anakku,” aku Lisa sambil menyeka air matanya
Waktu terus berjalan, dan lima tahun telah berlalu. Tegar dan Cinta mencoba berjuang mendirikan usaha mereka sendiri. Meskipun harus merangkak dari bawah tetapi pasangan suami istri itu tetap terlihat bahagia dan sangat menikmati setiap prosesnya. Sebagai anak yang lahir di luar nikah, Tegar sadar dirinya tidak memiliki sedikitpun hak atas Sanjaya Furniture. Semua itu adalah milik Damar, dan dia tidak akan mengganggunya. Begitu juga dengan Mulia Abadi Mebel, perusahaan itu adalah hasil kerja keras Lisa saat menjadi istri dari seorang Widiantoro Muliawan, dia pun tidak memiliki hak di sana, meskipun ibunya bekerja lebih dominan. Apalagi saat perceraian Lisa dengan Widi harta bersama yang mereka miliki langsung dilimpahkan kepada Cantika. Tegar bersyukur karena Cinta bisa memahami keputusannya tersebut, meskipun dirinya harus ikut bekerja keras dalam membantu Tegar menjalankan usaha yang benar-benar dari nol. Ketekunan Tegar dan Cinta pun membuahkan hasil, meskipun usaha mereka masih b
“Ini bukan malam pertama kita, Gar! Walaupun kita baru saja menikah tetapi kita bukan pengantin baru lagi,” ucap Cinta yang merasa tidak mampu mengimbangi gairah sang suami.Melihat sang istri yang terlihat sudah kelelahan akhirnya Tegar pun mengalah. Ditariknya selimut untuk menutupi tubuh polos mereka. Tegar merapatkan tubuhnya dan berbaring dengan kepala bertumpu pada lengan kekarnya, hingga dia bisa memandang dengan saksama wajah pucat sang istri karena kelelahan melayaninya.“Apa kau sudah dengar kabar?” tanya Tegar sambil merapikan anakan rambut yang menjuntai ke wajah sang istri, lalu diselipkannya di belakang daun telinga.“Apa?” tanya balik Cinta dengan mata yang hampir terpejam karena sudah tidak kuat lagi menahan kantuk.“Pak Adnan akan menikah, lamarannya tadi diterima.”“Ha!” Kabar yang baru saja menggetarkan telinganya, membuat kantuk Cinta hilang seketika. “Sama ibu? Kapan?” cecar Cinta yang tidak bisa menahan rasa penasarannya.“Buka,” jawab Tegar sambil menggelengan
Perbincangan yang terasa sangat private berlangsung di ruang kerja Lisa. Dengan didampingi oleh sang ayah yang merupakan seorang pengacara, Randy memberanikan diri untuk melamar Cantika. Tetapi tampaknya keinginan Randy tidaklah mudah untuk bisa terwujud, karena di hadapan Tegar, Cinta dan juga Lisa, dengan terang-terangan Cantika menolak niat Randy tersebut.“Itu sudah menjadi keputusan saya,” ucap Cantika dengan tegas.“Pikirkan masa depan anak yang sedang kau kandung saat ini,” sahut Adnan yang terlihat masih belum percaya jika janin yang saat ini dikandung oleh Cantika adalah calon cucunya.“Saya mengambil keputusan ini karena benar-benar memikirkan masa depan anak yang sedang saya kandung. Saya tidak ingin anak saya tumbuh seperti saya, tumbuh dalam keluarga yang penuh dengan kepalsuan.” Cantika tetap teguh dengan pendiriannya, seolah tidak ada yang bisa mengubah keputusannya lagi.Setelah lelah memohon kepada Cantika, kini Randy hanya mengandalkan sang papa untuk bisa membujuk C
Hesti memejamkan mata sambil mengatur napasnya. Wanita yang dinikahi secara sah oleh Dharma Sanjaya itu mencoba menahan segala amarah setelah mendengar pengakuan dari Lisa. Damar meraih jemari mamanya, berharap wanita yang telah melahirkannya bisa lebih tenang.Berpuluh tahun Hesti menyimpan amarah dan kebencian. Sungguh sangat sulit dipercaya jika ternyata sumber malapetaka dalam kehidupan rumah tangganya adalah orang yang begitu dekat dengannya.Hesti menghembuskan napas dengan kasar lalu membuka matanya dan memandang Lisa yang sedang menangis tergugu di hadapannya. Sudah bukan waktunya lagi untuk membalas dendam, tanpa harus mengotori tangannya ternyata Tuhan telah memberi keadilan kepada Lisa.Meskipun memiliki harta yang melimpah dan usaha yang maju dengan pesat, Lisa terjebak dalam pernikahan yang tidak sehat dengan Widiantoro Moeliawan. Berpuluh tahun Lisa harus hidup bersama seorang suami yang tukang selingkuh. Hingga membuat Lisa memilih untuk menyibukkan diri dengan pekerjaa
Tegar langsung menghampiri Cantika yang saat ini sudah berdiri di hadapannya. Sesaat dua bersaudara yang lahir dari rahim yang sama meskipun dari benih pria yang berbeda itu saling berpelukan untuk melepas kerinduan.Tegar segera mengurai pelukannya kala merasa ada yang membatasinya. Ya, perut Cantika yang terlihat mulai menyembul. Diusapnya perut sang adik, ada rasa bangga kala mengetahui Cantika masih tetap mempertahankan kehamilannya meskipun harus menghadapi banyak rintangan dan hinaan.Di sudut yang berbeda, Cinta menyaksikan interaksi antara Tegar dengan Cantika. Rasa cemburu yang dahulu sempat membuat Cinta kalap kini raib berganti haru. Hubungan dua bersaudara di depannya, mengingatkan Cinta pada Aura, adiknya yang belum lama meninggal. Kesedihan kembali mendera hati Cinta karena rasa kehilangan dan kerinduan kepada Aura yang sudah tidak mungkin lagi bisa dia temui. Belum lagi perut Cantika yang membuncit mengingatkan Cinta pada calon anak yang harus pergi sebelum melihat ind
Dengan langkah lebar dan terlihat tergesa-gesa, Adnan memasuki sebuah restaurant. Pandangan matanya menyapu seisi ruangan mencari sosok yang sudah melakukan janji untuk bertemu di tempat tersebut. Tidak butuh waktu yang lama, akhirnya netra Adnan menemukan sosok yang dia cari.“Maaf! Orang-orang suruhanku belum mendapatkan kabar tentang Cantika,” ujar Adnan kala menjatuhkan bobot tubuhnya di kursi yang berada di depan Lisa. “Tapi orang-orangku masih terus mencarinya, semoga Cantika bisa secepatnya ditemukan.Lisa hanya mengangguk pelan menanggapi ucapan Adnan. Ada rasa kecewa yang sedang dia redam, bagaimana pun dia sangat ingin segera mengetahui kabar putrinya yang sudah beberapa hari meninggalkan rumah.“Selain masalah Cantika, sebenarnya ada urusan lain yang membuatku ingin menemuimu.”Pandangan Adnan langsung terfokus pada Lisa. Pria yang berprofesi sebagai pengacara itu terdiam menunggu wanita yang duduk di hadapannya untuk mengungkapkan kepentingannya.“Bantu aku untuk mengurus
“Dia sudah pergi?”Hesti terjingkat kaget saat mendengar suara yang sudah beberapa hari dia nantikan. Bersama dengan senyum yang ditemani oleh lelehan air mata Hesti melangkahkan kakinya mendekati brankar putra semata wayangnya.“Kau sudah sadar?”Hesti tidak bisa menyembunyikan rasa bahagianya kala melihat Damar sudah sadar. Tidak lupa dia menekan tombol nurse call agar Damar segera mendapat pemeriksaan lanjutan untuk mengetahui keadaannya saat ini.Senyum di bibir Hesti semakin melebar saat dokter menjelaskan jika organ-organ vital Damar dalam keadaan yang baik dan bisa berfungsi dengan normal. Hanya kaki Damar yang membutuhkan tindakan lebih berupa fisioterapi agar bisa berjalan seperti sedia kala.“Aku akan mengabari Tegar,” ucap Hesti setelah dokter dan asistennya meninggalkan ruang perawatan Damar.“Apakah Tegar juga akan mengambil mama dariku?” tanya Damar dengan mata yang berkaca-kaca. “Tegar sudah mengambil papa, dia juga mengambil Cinta dariku, apakah sekarang mama juga aka
Pagi-pagi sekali Lisa sudah tiba di ruang perawatan Cinta. Bukan hanya untuk melihat keadaan anak dan menantunya tetapi juga pelarian atas masalah Cantika yang sampai saat ini belum ada kabarnya.Rasa canggung itu masih ada, hingga Cinta hanya melempar senyum untuk menyambut kedatangan wanita yang telah melahirkan Tegar terseb.ut. Cinta yang awalnya sibuk memainkan ponselnya pun bergegas meletakkan ponsel tersebut di nakas untuk menghargai kedatangan Lisa.“Sudah mau pulang?” tanya Lisa saat melihat Tegar sedang berkemas.“Ya, hanya tinggal tunggu visit dokter saja,” jawab Tegar.Sebenarnya untuk proses kuretase, Cinta tidak harus menjalani rawat inap. Tapi karena kondisi mental Cinta yang terlihat sangat terpuruk dan juga kesibukan Tegar mengurus pemakaman Aura dan juga anak mereka membuat Tegar memutuskan agar Cinta menjalani rawat inap.“Syukurlah, ibu akan menghubungi Bi Ani agar menyiapkan apartemen kalian.”“Kami akan pulang ke rumah dulu, masih banyak tetangga yang datang untuk
Cinta mulai membuka matanya saat mendengar sayup-sayup suara panggilan untuk melaksanakan ibadah di pagi hari. Ada rasa kehilangan kala tangannya menyentuh perutnya yang rata. Janin yang baru beberapa hari dia sadari kehadirannya kini sudah pergi meninggalkannya.Air mata Cinta kembali menetes saat dia teringat jika dia bukan hanya kehilangan calon anaknya tetapi juga Aura. Dan Cinta tidak bisa mengiring keduanya saat menuju ke tempat peristirahatan yang terakhir. Dengan dibarengi oleh lelehan air mata, bibir Cinta merapalkan doa-doa untuk orang-orang yang dia sayangi yang telah meninggalkannya.Cinta bergegas menyeka air matanya saat mendengar suara pintu dibuka. Penampilan yang berbeda dari sosok yang sangat dia kenal membuat Cinta sedikit terpana. Mungkin berbagai ujian dan cobaan yang menghampiri mereka akhir-akhir ini membuat Tegar membutuhkan pegangan yang kuat, yang hanya bisa dia dapatkan dari Tuhannya.Biasanya di waktu subuh, Tegar sedang nyenyak-nyenyaknya tidur, dan sulit