Emilio memijat pelan keningnya ketika dia mendapat laporan pemasukan dan pengeluaran dari Menteri Keuangan Kerajaan Sigmund. Demi menyenangkan para bangsawan agar posisi Emilio aman di masa lalu, Ratu Melisa mengangkat para pejabat korup yang mudah diatur sebagai pejabat penting pemerintahan. Akibatnya, pemasukan kerajaan terus saja berkurang sementara pengeluarannya luar biasa besar. Emilio mendapat laporan bahwa beberapa bangsawan meminta bantuan kerajaan untuk membangun ulang wilayah mereka. Namun ketika Emilio keluar untuk mencari Ariana, dia tidak menemukan kemajuan di wilayah-wilayah yang dimaksud oleh para bangsawan itu. Emilio menggebrak mejanya dengan keras. Dia tahu bahwa dia telah dipermainkan lagi, bahkan jika dia sudah berusaha tegas di kehidupan kali ini. "Baginda, apa ada yang salah?"Marquis Daedalus sebagai perdana menteri baru Emilio, bertanya ketika rajanya tiba-tiba menggebrak meja dengan keras. Namun ekspresinya segera pecah, ketika Emilio melempar setumpuk kert
Ketika malam telah tiba, Ariana yang sepanjang sore tertidur akhirnya bangun dan menemukan bahwa Emilio sepertinya telah mengunjungi kamarnya seperti biasa. Di sebelah tempat tidurnya, Ariana bisa melihat bangku yang diatur menghadap ke arahnya. Ariana menghela napas lega. Setidaknya dia beruntung, Emilio telah kembali ke kamarnya sendiri ketika dia bangun. Melihat bulan yang sudah naik di atas kepalanya, Ariana buru-buru bangkit dari posisi tidurnya. Jika apa yang dikatakan Carla dalam suratnya memang benar, wanita itu akan menyusup ke kamarnya setelah lewat tengah malam. Meskipun begitu, Ariana masih penasaran bagaimana Carla bisa menyusup ketika pintunya selalu dijaga oleh dua kesatria kerajaan, sementara jendela yang menghubungkan kamar Ariana dengan balkon selalu dikunci jika tidak ada Emilio. Ariana tanpa sadar berada dalam posisi tegang ketika dia memikirkan itu. Walaupun dia memang perlu menemui seseorang untuk membicarakan situasi saat ini, Ariana tetap tidak ingin Carla sam
Pagi hari di istana, selalu diisi dengan kesibukan para pelayan yang bekerja dengan giat. Tidak peduli ke mana orang-orang melihat, mereka akan melihat para pelayan yang sibuk melakukan tugas mereka masing-masing. Setiap awal bulan, kereta pembawa barang aakan datang ke istana untuk membawa pesanan yang dibuat oleh orang-orang istana. Mulai dari bahan makanan, kain, hingga cenderamata, semuanya tiba di istana tiap awal bulan. Jadwal itu tentu saja membuat semua pelayan lebih sibuk dari biasanya, sampai ketika Carla menawarkan diri untuk membantu, tidak ada pelayan yang menolak bantuannya. Sama seperti yang lain, Carla membantu para pelayan untuk mengamankan barang-barang yang baru tiba. Namun sambil bekerja, mata Carla tidak bisa berhenti melihat ke sekelilingnya. Wanita itu memastikan tidak ada yang melihatnya terlebih dahulu, sebelum dia mendekati Greta yang memang sudah berada di titik pertemuan mereka. "Bibi Carla!"Tumbuh di bawah lingkungan yang sehat membuat Greta tumbuh men
"Anda bisa masuk ke dalam, Nona Greta."Setelah Greta menggunakan koneksinya untuk pergi ke wilayah Alodie, gadis itu akhirnya diijinkan menemui Marquis Curtis setelah Greta menyinggung bahwa dia membawa berita tentang Ariana. Oleh kepala pelayan di kediaman Alodie, Greta di bawa masuk ke kediaman pribadi Marquis Curtis. Kepala pelayan itu mengantarnya ke ruang tamu, di mana Marquis Curtis telah menunggu kedatangan gadis itu di sana. Begitu Marquis Curtis melihat Greta, senyum lembut muncul di wajah pria itu. Marquis Curtis mempersilahkan Greta untuk duduk. Gaya pria tersebut dari awal sampai akhir tetap sopan, sekalipun Greta yakin Marquis Curtis tahu bahwa dia merupakan seorang penduduk biasa yang tidak pantas mendapatkan rasa hormat dari pria tersebut. "Aku mendengar kamu memiliki kabar tentang Ariana. Jika aku boleh tahu, bagaimana kamu bisa mengenal Ariana?"Walaupun Marquis Curtis tetap mempertahankan kesopanannya, pria itu pasti tidak bisa menahan rasa curiganya ketika seseor
Tidak ada yang tahu secara pasti kapan rumor itu dimulai. Namun dengan cepat, kabar bahwa Raja Emilio merupakan pria berdarah dingin yang akan membunuh siapa pun yang menghalanginya menyebar di masyarakat. Mengaitkan dengan Emilio yang memang membuat ibu kota menjadi neraka di bawah kepemimpinannya ketika dia masih seorang pangeran, orang-orang mulai ragu memiliki Emilio sebagai raja mereka merupakan pilihan yang tepat.Walaupun pendapat orang-orang sebenarnya tidak akan merubah fakta bahwa Emilio tetap menjadi raja mereka, seorang raja tetap akan kehilangan kekuasaannya jika rakyat saja sudah tidak mendukung pemerintahan lagi. Kabar itu berkembang semakin jauh, sampai nama Pangeran Raoul yang sudah jarang disebut kembali naik ke permukaan. Ketika orang-orang mengingat bagaimana sikap Raja Emilio, beberapa orang mulai merasa bahwa kabar bahwa Pangeran Raoul mengkhianati kerajaannya juga bukan berita yang benar. Lagipula, dibandingkan Raja Emilio yang tidak pernah turun ke jalan atau
Di lain tempat, situasi mendesak membuat perjalanan kelompok Pangeran Raoul bergerak tanpa banyak beristirahat. Hanya dalam waktu beberapa minggu, mereka akhirnya di ibu kota Kerajaan Orvel. Melihat tempat yang akrab, Putri Elle merasakan matanya mulai merasa panas. Tidak ada yang bisa menggambarkan serindu apa gadis tersebut terhadap tanah airnya. Bertahun-tahun tidak bisa melihat ibu kota yang merupakan tempat dia tumbuh besar, Putri Elle melihat bahwa sudah ada banyak hal yang berubah dari tempat itu. "Yang Mulia, saya telah menyampaikan kedatangan Anda pada Baginda Raja. Saat ini, Baginda mungkin tengah menunggu di depan istana untuk menyambut Anda."Putri Elle mengusap air matanya lalu mengangguk. Tentu saja, lebih dari apa pun, Putri Elle paling merindukan pelukan ayahnya yang hangat. "Ayo kita segera kembali," bisik Putri Elle kecil. Mereka semua segera mengenakan tudung besar yang akan menutupi seluruh wajah mereka, sebelum kelompok itu mulai memasuki wilayah Ibu Kota Keraj
"Ana, apa kamu bisa lihat? Bunga-bunga yang kamu sukai sudah mekar. Aku menanam mereka sendiri kali ini. Aku sebenarnya tidak percaya, bahwa dengan melihatmu saja aku akhirnya bisa menumbuhkan taman bungaku sendiri."Pada hari yang cerah, Emilio merasa bahwa itu merupakan waktu yang tepat untuk membawa Ariana keluar untuk berjalan-jalan. Pria itu menggendong Ariana, dan mendudukkannya di gazebo kecil yang ada di taman milik Emilio. Wajah pria itu diliputi dengan perasaan sedih, ketika dia tidak mendapatkan reaksi apa pun dari Ariana. "Karena aku telah menyingkirkan semua orang yang membencimu, kini kamu bebas bermain di istana sesukamu, Ana. Aku juga akan menemanimu kapan pun mulai sekarang. Mulai sekarang, anggaplah bahwa hanya kita yang masih tersisa di dunia ini."Ekspresi Emilio sedikit pecah ketika dia melihat tangan Ariana terluka begitu saja ketika dia memegangnya. Bahkan jika Emilio sudah mencoba untuk merawatnya dengan hati-hati, tubuh Ariana tetap saja terus berubah seiring
Raja Bernard bekerja sangat cepat untuk mempersiapkan pasukannya yang akan ikut kembali bersama Pangeran Raoul ke Ibu Kota Kerajaan Sigmund. Hanya dalam waktu tiga hari, Pangeran Raoul akhirnya siap untuk kembali ke kerajaannya sendiri. Pria tersebut melihat barisan pasukan yang ada di depannya, sebelum berbalik untuk menatap Raja Bernard dan Putri Elle yang mengantar kepergiannya. "Kebaikan Anda hari ini tidak akan pernah saya lupakan. Setelah saya berhasil mengambil alih kerajaan, saya harap dua kerajaan bisa memiliki hubungan yang baik kembali."Raja Bernard tersenyum setelah mendengar ucapan Pangeran Raoul. "Tentu saja. Hubungan kita mungkin pernah buruk karena perang. Nyawa yang hilang juga tidak akan pernah kembali. Namun dari kesalahan ini, aku ingin belajar untuk berpikir lebih kritis sebagai seorang pemimpin. Pangeran Raoul, aku akan menunggu saat di mana kedua kerajaan bisa saling membantu lagi seperti dahulu," ujarnya. "Berhati-hatilah di jalan. Aku harap semuanya berjala
Selesai selesai menemui Melisa, Raoul tidak langsung kembali ke istana ketika dia malah membawa Ariana ke taman kerajaan yang indah. Setelah lama tidak bertemu, Raoul pikir dia memiliki banyak hal untuk dikatakan pada Ariana. Gadis itu tidak tahu betapa Raoul sangat menantikan pertemuan mereka. Walaupun pertemuan mereka tidak seindah yang Raoul bayangkan, tetapi pria itu tetap senang ketika dia melihat Ariana lagi. Sekarang setelah mereka akhirnya memiliki waktu untuk diri mereka sendiri, Raoul ingin bicara berdua dengan Ariana. Pria itu sama sekali tidak ragu saat dia menggandeng tangan Ariana. Jantungnya semakin berdebar keras, ketika pria tersebut tidak melihat penolakan apa pun dari Ariana. Setelah Raoul meminta Ariana duduk di tempat beristirahat yang ada di taman istana, pangeran tersebut menyusul untuk duduk di sebelah Ariana setelah itu. Namun ketika Raoul melihat wajah murung Ariana, pria tersebut tiba-tiba saja kehilangan kata-katanya. Ariana memang telah berubah menjadi w
Dari kastilnya, Melisa mendengar terompet yang menandakan bahwa perang telah usai. Emilio telah mati, dan Kerajaan Sigmund telah berhasil kembali pada pewaris sahnya. Suara bahagia dia luar kastil berhasil menghancurkan semua harapan Melisa. Wanita itu sempat terpaku, sebelum air matanya mengalir tanpa henti dari kedua matanya. Dengan kematian Emilio, semangat Melisa untuk melarikan diri segera jatuh ke titik nol. Wanita tersebut menatap perang yang telah selesai dari jendela kamarnya, lalu berbalik untuk menatap Teresa yang masih setia untuk menemaninya. Bahkan jika status mereka telah berubah, kesetiaan Teresa tetap sama sampai saat-saat terakhir. Melisa telah menyeret Teresa ke dalam balas dendam dan penderitaan ini. Namun bahkan sekarang, Teresa sama sekali tidak mengeluh ketika dia hanya terus berdiri di belakang Melisa untuk menemani wanita itu. Melihat kegigihan Teresa untuk tetap bersamanya sampai akhir, membuat Melisa kembali sedih. Senyum retak muncul di wajahnya, ketika
Ketika Ariana sudah bisa melihat gerbang istana kerajaan, gadis itu melihat bahwa pertarungan antara pasukan Pangeran Raoul dan pasukan masih berlanjut di halaman istana. Ariana baru saja hendak turun dari kudanya untuk membantu, ketika Jimmy yang melihat keberadaan Ariana langsung berteriak pada gadis itu. "Nona Aria, Pangeran Raoul telah memasuki istana bersama dengan yang lain! Kami bisa mengendalikan situasinya di sini. Jadi tolong bantu Pangeran Raoul untuk menemukan Raja Emilio!"Mendengar bahwa Pangeran Raoul telah masuk ke istana terlebih dahulu untuk mencari Emilio, Ariana merasa dia tidak memiliki banyak waktu lagi. Gadis itu hanya bisa mengangguk pada Jimmy, sebelum memacu kudanya untuk pergi ke istana kerajaan. Semakin dia masuk ke dalam istana, Ariana melihat semakin banyak orang terpaksa berhenti mengikuti Pangeran Raoul untuk melawan musuh yang ada di istana. Ariana berlari cepat ke dalam istana, dan melihat bahwa Pangeran Raoul tengah bertarung melawan Emilio. Di ru
Ketika Emilio bangun kembali, dia merasa bahwa ribuan batu telah menindih badanya yang rapuh. Pria tersebut tidak bisa menahan batuk ketika dia mencoba untuk bangun secara tiba-tiba. Pandangannya sedikit kabur. Emilio hanya bisa mendengar seseorang samar-samar memanggil namanya, sebelum dia akhirnya cukup sadar untuk melihat ke sekeliling. Begitu Emilio melirik ke arah suara berdengung yang sejak tadi terus mengganggunua, pria itu menemukan sang Ibu yang selama ini dia kurung di kastil terpencil tengah menatapnya dengan mata berkaca-kaca. "Emilio, syukurlah kamu telah bangun Nak. Tenang saja, sebentar lagi kita akan pergi dari tempat ini. Ibu telah memikirkannya dengan baik. Tidak ada balas dendam atau kejahatan lain. Ibu hanya ingin hidup bahagia denganmu mulai saat ini."Alis Emilio bekerut ketika dia tidak mengerti apa maksud ucapan sang Ibu. Walaupun badan Emilio masih lemas dan sedikit bergetar ketika dia paksakan untuk bangun, pria itu tetap bangun dari posisi tidurnya untuk m
Sekitar tiga puluh menit telah terlewat sejak Ariana awal berlari. Selama waktu itu, gerbang yang seharusnya terbuka masih belum dibuka oleh Carla. Ariana menatap ke arah gerbang dengan tatapan khawatir. Walaupun gadis itu tahu dia seharusnya percaya pada Carla, Ariana tetap saja tidak bisa menahan pikiran buruk yang mulai bermunculan di pikirannya. Sejak awal, membuka gerbang dari dalam dengan kerja sama dari dua orang saja memang terdengar mustahil dilakukan. Ariana baru saja hendak berbalik untuk mencapai gerbang, ketika gerbang berat yang mustahil diangkat sebelumnya perlahan mulai naik ke atas. "Si, siapa yang membuka gerbang itu?! Ke mana orang-orang yang diminta menjaga gerbang itu pergi?!"Dari kejauhan, Ariana bisa mendengar para tentara berteriak panik. Kekacauan semakin parah ketika dari dalam ibu kota saja, Ariana bisa mendengar suara langkah kuda yang melaju dengan cepat. Tatapan di mata Ariana sedikit melembut, ketika dia akhirnya bisa melihat Pangeran Raoul memimpin p
Pangeran Raoul menatap gerbang ibu kota dengan tatapan nostalgia begitu dia berhasil melihat tempat tersebut dari kejauhan. Dengan masalah yang terus-menerus menimpanya sejak Raoul pergi dari ibu kota, rasanya sudah lama sekali sejak pangeran tersebut bisa kembali ke kampung halamannya. Di dalam gerbang itu, ada Ariana dan ribuan warga ibu kota yang perlu dia selamatkan. Pertarungannya di tempat itu, akan menjadi penentu kemenangannya dalam memperebutkan takhta. Pangeran Raoul menarik napas dalam-dalam untuk menenangkan dirinya sendiri. Pangeran tersebut telah melewati banyak pertarungan untuk sampai ke titik ini. Namun dari semua pertarungan, dia tidak pernah merasa sampai segugup ini. Raoul hanya bisa berdoa semoga semuanya berjalan dengan lancar. Ariana telah berhasil diselamatkan dari istana kerajaan, sementara Emilio tidak ada kabarnya setelah diracun. Untuk saat ini, Raoul hanya perlu fokus menerobos masuk ke istana dan mengambil kembali apa yang menjadi miliknya selama ini. "
Ketika Ariana sadar kembali, dia sudah berada di ruangan sederhana yang tidak dikenal. Di sekelilingnya, Ariana mendengar suara ramai yang bercampur menjadi satu. Suara anak-anak mendominasi indra pendengaran Ariana. Gadis itu perlahan bangkit dari posisi tidurnya, lalu menatap ke sekeliling untuk mengenali lingkungan di sekitarnya. Hal yang terakhir Ariana ingat merupakan saat di mana dia memaksa untuk menyusul Cornell dan tiba-tiba merasakan perasaan sakit di bagian tengkuknya. Tampaknya untuk menghentikan perlawanannya, Carla telah memukul titik lemahnya hingga dia akhirnya pingsan. Ariana tidak tahu dia ada di mana. Namun satu hal yang pasti, Ariana tidak bisa menemukan keberadaan Carla di tempat asing itu. Setelah kesadarannya kembali, Ariana turun dari tempat tidurnya untuk keluar dari ruangan itu. Gadis tersebut membuka pintu ruangan itu dengan hati-hati, dan langsung disambut oleh anak-anak yang tengah bermain kejar-kejaran di lorong tempat tersebut. "Anak-anak, jangan berl
Saat itu Raja Emilio tengah berada di ruang kerjanya, ketika seseorang datang dengan terburu-buru untuk memberikan tahu kabar yang paling dia takuti selama ini. "Baginda, seorang penyusup telah masuk dan membawa pergi Duchess Alison!"Mengabaikan semua hal, Raja Emilio langsung berlari untuk kembali ke istana kerajaannya saat itu juga. Emilio pikir, Ariana akan aman di istananya karena dia menugaskan hampir setengah kesatria kerajaan untuk berjaga hanya di tempat itu. Ariana juga telah berperilaku dengan sangat baik akhir-akhir ini. Gadis itu bahkan mengijinkan Emilio untuk bermalam di kamarnya, lalu tersenyum kecil di berbagai kesempatan. Emilio pikir mereka bisa kembali ke titik awal yang dia inginkan sebentar lagi. Kebahagiaan yang dia dambakan ada di depan mata, ketika Ariana sudah mulai membuka hatinya lagi. Namun pemandangan yang pria itu dapatkan ketika kembali ke istananya, telah menghancurkan semua harapan Emilio. Pria itu hanya bisa melihat puluhan kesatria kerajaan yang t
Raja Bernard bekerja sangat cepat untuk mempersiapkan pasukannya yang akan ikut kembali bersama Pangeran Raoul ke Ibu Kota Kerajaan Sigmund. Hanya dalam waktu tiga hari, Pangeran Raoul akhirnya siap untuk kembali ke kerajaannya sendiri. Pria tersebut melihat barisan pasukan yang ada di depannya, sebelum berbalik untuk menatap Raja Bernard dan Putri Elle yang mengantar kepergiannya. "Kebaikan Anda hari ini tidak akan pernah saya lupakan. Setelah saya berhasil mengambil alih kerajaan, saya harap dua kerajaan bisa memiliki hubungan yang baik kembali."Raja Bernard tersenyum setelah mendengar ucapan Pangeran Raoul. "Tentu saja. Hubungan kita mungkin pernah buruk karena perang. Nyawa yang hilang juga tidak akan pernah kembali. Namun dari kesalahan ini, aku ingin belajar untuk berpikir lebih kritis sebagai seorang pemimpin. Pangeran Raoul, aku akan menunggu saat di mana kedua kerajaan bisa saling membantu lagi seperti dahulu," ujarnya. "Berhati-hatilah di jalan. Aku harap semuanya berjala