Share

30. Ada Sebab, Ada Akibat

Penulis: Aurora
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Begitu Ariana keluar dari ruangan, gadis itu melihat Pangeran Raoul yang masih terduduk dengan kepala menunduk di salah satu kursi yang tersedia di tempat itu. Sebelum Raja Alexius bicara dengannya, pria tersebut tampaknya telah bicara pada Pangeran Raoul terlebih dahulu. Bagi Ariana yang hanya pengamat dalam tragedi ini saja, kisah hidup Raja Alexius dan Pangeran Raoul terlalu menyedihkan. Ariana tidak bisa membayangkan, betapa hancur hati Pangeran Raoul pada saat ini.

"Nona Aria ...."

Albert tampak khawatir ketika Ariana keluar dengan ekspresi sedikit linglung. Walaupun semua orang di kediaman Alison sudah mengakui kehebatan gadis itu, Ariana tetap seorang gadis muda yang seharusnya tidak terlalu ikut campur dalam masalah politik di usianya yang masih terlalu muda. Apalagi Ariana juga masih di bawah umur. Albert menatap Ariana dengan sedih, berharap dia bisa berbuat sesuatu untuk nona mudanya tersebut.

"Apa Baginda Raja telah pergi?" tanya Ariana pelan. Albert segera mengangguk. "
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Kesempatan Kedua Duchess Tidak Berguna   31. Raja Yang Baik

    Setelah mereka selesai bicara, baik Ariana maupun Raoul segera kembali ke perkemahan untuk menyaksikan proses penilaian hasil buruan. Di kemah yang mulai berlumpur karena hujan, Ariana melihat bahwa Raja Alexius telah tiba lebih dahulu dan tengah mengawasi proses penilaian yang dilakukan oleh orang-orang. Ketika Raja Alexius melihat kedatangan Ariana dan Raoul, raja tersebut diam-diam tersenyum kecil pada keduanya. Namun tampilannya segera berubah dingin lagi, saat Ratu Melisa melirik ke arah suaminya dengan tatapan curiga. Sama seperti Raja Alexius, Ariana sendiri berpura-pura tidak melihat ke arah keduanya ketika dia turun dari kudanya lalu ikut menyaksikan hasil buruan yang didapatkan oleh peserta lain. Sesuai perhitungannya, dia berada di posisi lima teratas dari seluruh bangsawan. Ariana bisa melihat anak-anak bangsawan lain mengiriminya tatapan menuduh. Tentu saja karena Albert ikut bersamanya sebagai pengawal, banyak orang berpikir Ariana hanya meminta kesatrianya untuk mencar

  • Kesempatan Kedua Duchess Tidak Berguna   32. Jadilah Perubahan Yang Kita Inginkan

    Sesampainya di rumah, Ariana bisa tahu bahwa kakeknya belum kembali ketika dia tidak melihat kereta kuda milik keluarganya. Ketika para pelayan melihat bahwa Ariana dan Albert kembali dengan pakaian yang basah kuyup, mereka segera menyiapkan air panas untuk keduanya. Ariana segera berendam ketika para pelayan selesai menyiapkan bak mandinya. Dengan masalah baru yang kini muncul, Ariana merasa dia harus mengistirahatkan otaknya sejenak sebelum dia berpikir keras kembali. Ariana tidak tahu berapa lama dia berendam. Hanya ketika air yang dia gunakan telah dingin, gadis itu akhirnya keluar dan mengenakan pakaian rumahannya. Ketika Ariana keluar, James sudah ada di depan pintunya sambil tersenyum. Ariana sudah memberi pesan pada James sebelumnya, untuk memberi tahu dia jika sang Kakek sudah pulang dari urusannya. "Duke Andrew sudah menunggu di ruang kerjanya, Nona Aria.""Baik. Terima kasih karena telah memberi tahuku, James."Ariana segera pergi untuk menemui kakeknya setelah itu. Kebe

  • Kesempatan Kedua Duchess Tidak Berguna   33. Menikmati Festival (Part 1)

    Sejak pagi-pagi sekali, Raoul telah bangun dan bersiap sambil menunggu kedatangan Ariana. Walaupun banyak hal telah terjadi kemarin, tidak dapat dipungkiri bahwa Raoul masih menantikan perjalanan pertamanya dengan Ariana. Membayangkan bahwa akan ada masa di mana dia bisa keluar dari tembok istana membuat Raoul sangat bersemangat. Raoul tahu dalam tiga hari pun dia akan keluar untuk pergi ke perbatasan utara. Namun perjalanan dengan Ariana pasti akan berbeda, karena perjalanan ini akan menjadi kencan pertamanya dengan Ariana. Ya, kencan. Karena dari buku-buku yang Raoul baca, ketika seorang perempuan dan laki-laki berjalan bersama untuk menikmati sesuatu, perjalanan itu bisa disebut sebagai kencan. Ketika Raoul tengah menunggu kedatangan Ariana di teras kastilnya, pendengarannya yang tajam mendengar suara gemerisik dari jalan yang biasa dilalui oleh Ariana dan Valencia. Raoul segera berdiri untuk menyambut kedatangan Ariana. Namun wajahnya berubah waspada, saat yang dia lihat malah d

  • Kesempatan Kedua Duchess Tidak Berguna   34. Menikmati Festival (Part 2)

    Selesai membeli selimut untuk para pengemis, Ariana segera membagikan selimut-selimut itu sambil dibantu oleh Valencia dan juga Pangeran Raoul. Awalnya, Ariana benar-benar takut mereka akan menolak pemberiannya. Namun ketika orang-orang itu berterima kasih padanya sambil tersenyum, hati Ariana akhirnya tenang saat dia balas tersenyum pada mereka. Tidak lupa, Ariana juga memberikan mereka beberapa potong pakaian dan makanan secara adil pada para pengemis itu. Suasana di gang sempit itu mendadak meriah, kebahagiaannya bisa dibandingkan dengan suasana meriah di jalanan tempat diadakannya festival berburu. "Kakak, untukmu!"Ariana terkejut saat seseorang gadis kecil menyentuh pakaiannya dan menunjukan bunga kecil yang ada di tangannya. Ariana ingat gadis kecil itu merupakan salah satu anak yang mendapatkan barang-barang pemberiannya. Ariana pikir gadis kecil itu hanya ingin berterima kasih, jadi dia segera menerima pemberian bunga itu lalu tersenyum. "Terima kasih banyak."Untuk pertama

  • Kesempatan Kedua Duchess Tidak Berguna   35. Menikmati Festival (Part 3)

    Ketika mereka tengah berjalan-jalan, Raoul tanpa sadar berhenti ketika dia melihat toko senjata yang menjual pedang dan berbagai senjata lain yang terlihat sangat cantik. Pandangannya terfokus pada pedang ramping dengan bilah yang terlihat sangat tajam. Walaupun pedang yang Ariana berikan untuknya tidak kalah cantik dan tajam, pedang tersebut sudah mulai terlalu kecil untuk Raoul yang berada dalam masa pertumbuhan. Raoul sudah diajari bagaimana cara menilai kualitas pedang oleh Valencia. Dan dia tahu, pedang yang terlihat cantik itu memiliki kualitas yang sangat baik. Karena Ariana selalu memerhatikan Pangeran Raoul, gadis itu juga ikut melirik ke arah pedang yang dikagumi oleh pangeran tersebut. Entah mengapa, dia merasa pedang itu dengan pedang pemberian kakeknya memiliki kesamaan dengan pedang tersebut di berbagai tempat. Ariana menghampiri Raoul, lalu mengajaknya untuk masuk ke toko tersebut dan melihat pedang yang pria itu inginkan dari jarak dekat. "Tidak perlu. Pedangku masih

  • Kesempatan Kedua Duchess Tidak Berguna   36. Datang ke Pesta Dansa (Part 1)

    Ketika malam pesta dansa tiba, Ariana sudah siap beberapa jam sebelum acara dimulai. Walaupun wilayah Alison berada tepat di sebelah ibu kota, perjalanannya bisa saja terlambat karena adanya festival. Karena pesta dansa itu bukan acara yang terlalu penting, kali ini Ariana tidak datang bersama kakeknya. Andrew merasa dia sudah terlalu tua untuk menikmati acara semacam itu. Ditambah lagi, pria itu merasa ini sudah waktunya bagi Ariana untuk mulai menangani urusan Dukedom seorang diri. Dengan kereta kuda keluarganya, Ariana pergi bersama dengan Valencia. Indetitas Valencia sebagai anak kepala kesatria membuatnya bisa ikut menghadiri pesta sebagai tamu undangan. Keduanya mengenakan pakaian indah. Tentu saja, karena Vaelencia merupakan teman terdekat Ariana, gadis itu juga tidak kalah menawan dengan pakaiannya. Karena pesta dansa di akhir festival berburu merupakan peristiwa yang hanya terjadi tiga tahun sekali, pesta dansa tersebut selalu diadakan di istana utama milik raja dan juga rat

  • Kesempatan Kedua Duchess Tidak Berguna   37. Datang ke Pesta Dansa (Part 2)

    Setelah Valencia pergi, kedua kakak gadis itu benar-benar berjalan untuk menghampiri Ariana. Mereka benar-benar tampan sampai sekalipun keluarga Alison banyak dimusuhi oleh keluarga lain saat ini, pesona keduanya tetap saja tidak bisa menghentikan banyak gadis itu mendekati keduanya secara terang-terangan. "Nona Aria."Ketika mereka tiba di hadapan Ariana, keduanya sedikit menunduk untuk menyapa Ariana. Ariana membalas sapaan itu dengan mengangguk lalu tersenyum. Tidak seperti ayah dan adiknya, Ariana tahu bahwa keduanya sedikit lebih santai dan senang bercanda dengan orang lain. "Apa Nona Aria datang sendiri ke pesta ini?" tanya Luke sebagai kakak tertua. Ariana tersenyum kecil. Kepada dua kesatria ini, dia tidak bisa berbohong terlalu banyak demi kebaikan Valencia sendiri. "Valencia ikut bersamaku. Namun dia memiliki urusannya sendiri di pesta ini jadi aku membiarkannya pergi," jawab Ariana. "Ah ... Dia pasti melihat kita dan berusaha untuk kabur lagi! Ini tidak bisa dibiarkan Ka

  • Kesempatan Kedua Duchess Tidak Berguna   38. Datang ke Pesta Dansa (Part 3)

    Ketika musik mulai berganti, pasangan yang lain mulai maju ke tengah aula untuk berdansa bersama. Curtis berbalik untuk menatap Ariana yang duduk santai menikmati pemandangan itu, lalu mengulurkan tangannya di depan gadis tersebut. "Bisakah aku mendapat kehormatan untuk mengajakmu berdansa, Ariana?" tanya Curtis dengan sopan. Ariana baru saja hendak menerima tawaran itu, ketika tangan lain segera menahan pergelangan tangannya. "Maaf, tetapi Ariana akan berdansa bersamaku."Entah muncul dari mana, Pangeran Raoul tiba-tiba saja sudah berada di samping Ariana sambil memegangi tangan gadis itu. Curtis sedikit terkejut dengan kemunculan Raoul yang tiba-tiba. Belum lagi ketika menatapnya, Curtis bisa merasakan hawa permusuhan dari pangeran tersebut. Namun karena pria itu memang pada dasarnya orang yang lembut, Curtis hanya tersenyum lalu membiarkan Raoul mengajak Ariana untuk berdansa. "Seperti yang Anda inginkan, Yang Mulia. Kalau begitu, sampai nanti Ariana."Ariana mengangguk. "Sampai

Bab terbaru

  • Kesempatan Kedua Duchess Tidak Berguna   115. Menjadi Seorang Raja

    Selesai selesai menemui Melisa, Raoul tidak langsung kembali ke istana ketika dia malah membawa Ariana ke taman kerajaan yang indah. Setelah lama tidak bertemu, Raoul pikir dia memiliki banyak hal untuk dikatakan pada Ariana. Gadis itu tidak tahu betapa Raoul sangat menantikan pertemuan mereka. Walaupun pertemuan mereka tidak seindah yang Raoul bayangkan, tetapi pria itu tetap senang ketika dia melihat Ariana lagi. Sekarang setelah mereka akhirnya memiliki waktu untuk diri mereka sendiri, Raoul ingin bicara berdua dengan Ariana. Pria itu sama sekali tidak ragu saat dia menggandeng tangan Ariana. Jantungnya semakin berdebar keras, ketika pria tersebut tidak melihat penolakan apa pun dari Ariana. Setelah Raoul meminta Ariana duduk di tempat beristirahat yang ada di taman istana, pangeran tersebut menyusul untuk duduk di sebelah Ariana setelah itu. Namun ketika Raoul melihat wajah murung Ariana, pria tersebut tiba-tiba saja kehilangan kata-katanya. Ariana memang telah berubah menjadi w

  • Kesempatan Kedua Duchess Tidak Berguna   114. Perang Telah Selesai

    Dari kastilnya, Melisa mendengar terompet yang menandakan bahwa perang telah usai. Emilio telah mati, dan Kerajaan Sigmund telah berhasil kembali pada pewaris sahnya. Suara bahagia dia luar kastil berhasil menghancurkan semua harapan Melisa. Wanita itu sempat terpaku, sebelum air matanya mengalir tanpa henti dari kedua matanya. Dengan kematian Emilio, semangat Melisa untuk melarikan diri segera jatuh ke titik nol. Wanita tersebut menatap perang yang telah selesai dari jendela kamarnya, lalu berbalik untuk menatap Teresa yang masih setia untuk menemaninya. Bahkan jika status mereka telah berubah, kesetiaan Teresa tetap sama sampai saat-saat terakhir. Melisa telah menyeret Teresa ke dalam balas dendam dan penderitaan ini. Namun bahkan sekarang, Teresa sama sekali tidak mengeluh ketika dia hanya terus berdiri di belakang Melisa untuk menemani wanita itu. Melihat kegigihan Teresa untuk tetap bersamanya sampai akhir, membuat Melisa kembali sedih. Senyum retak muncul di wajahnya, ketika

  • Kesempatan Kedua Duchess Tidak Berguna   113. Kematian Emilio

    Ketika Ariana sudah bisa melihat gerbang istana kerajaan, gadis itu melihat bahwa pertarungan antara pasukan Pangeran Raoul dan pasukan masih berlanjut di halaman istana. Ariana baru saja hendak turun dari kudanya untuk membantu, ketika Jimmy yang melihat keberadaan Ariana langsung berteriak pada gadis itu. "Nona Aria, Pangeran Raoul telah memasuki istana bersama dengan yang lain! Kami bisa mengendalikan situasinya di sini. Jadi tolong bantu Pangeran Raoul untuk menemukan Raja Emilio!"Mendengar bahwa Pangeran Raoul telah masuk ke istana terlebih dahulu untuk mencari Emilio, Ariana merasa dia tidak memiliki banyak waktu lagi. Gadis itu hanya bisa mengangguk pada Jimmy, sebelum memacu kudanya untuk pergi ke istana kerajaan. Semakin dia masuk ke dalam istana, Ariana melihat semakin banyak orang terpaksa berhenti mengikuti Pangeran Raoul untuk melawan musuh yang ada di istana. Ariana berlari cepat ke dalam istana, dan melihat bahwa Pangeran Raoul tengah bertarung melawan Emilio. Di ru

  • Kesempatan Kedua Duchess Tidak Berguna   112. Pertarungan Terakhir

    Ketika Emilio bangun kembali, dia merasa bahwa ribuan batu telah menindih badanya yang rapuh. Pria tersebut tidak bisa menahan batuk ketika dia mencoba untuk bangun secara tiba-tiba. Pandangannya sedikit kabur. Emilio hanya bisa mendengar seseorang samar-samar memanggil namanya, sebelum dia akhirnya cukup sadar untuk melihat ke sekeliling. Begitu Emilio melirik ke arah suara berdengung yang sejak tadi terus mengganggunua, pria itu menemukan sang Ibu yang selama ini dia kurung di kastil terpencil tengah menatapnya dengan mata berkaca-kaca. "Emilio, syukurlah kamu telah bangun Nak. Tenang saja, sebentar lagi kita akan pergi dari tempat ini. Ibu telah memikirkannya dengan baik. Tidak ada balas dendam atau kejahatan lain. Ibu hanya ingin hidup bahagia denganmu mulai saat ini."Alis Emilio bekerut ketika dia tidak mengerti apa maksud ucapan sang Ibu. Walaupun badan Emilio masih lemas dan sedikit bergetar ketika dia paksakan untuk bangun, pria itu tetap bangun dari posisi tidurnya untuk m

  • Kesempatan Kedua Duchess Tidak Berguna   111. Gerbangnya Telah Terbuka

    Sekitar tiga puluh menit telah terlewat sejak Ariana awal berlari. Selama waktu itu, gerbang yang seharusnya terbuka masih belum dibuka oleh Carla. Ariana menatap ke arah gerbang dengan tatapan khawatir. Walaupun gadis itu tahu dia seharusnya percaya pada Carla, Ariana tetap saja tidak bisa menahan pikiran buruk yang mulai bermunculan di pikirannya. Sejak awal, membuka gerbang dari dalam dengan kerja sama dari dua orang saja memang terdengar mustahil dilakukan. Ariana baru saja hendak berbalik untuk mencapai gerbang, ketika gerbang berat yang mustahil diangkat sebelumnya perlahan mulai naik ke atas. "Si, siapa yang membuka gerbang itu?! Ke mana orang-orang yang diminta menjaga gerbang itu pergi?!"Dari kejauhan, Ariana bisa mendengar para tentara berteriak panik. Kekacauan semakin parah ketika dari dalam ibu kota saja, Ariana bisa mendengar suara langkah kuda yang melaju dengan cepat. Tatapan di mata Ariana sedikit melembut, ketika dia akhirnya bisa melihat Pangeran Raoul memimpin p

  • Kesempatan Kedua Duchess Tidak Berguna   110. Menyusup ke Gerbang Ibu Kota

    Pangeran Raoul menatap gerbang ibu kota dengan tatapan nostalgia begitu dia berhasil melihat tempat tersebut dari kejauhan. Dengan masalah yang terus-menerus menimpanya sejak Raoul pergi dari ibu kota, rasanya sudah lama sekali sejak pangeran tersebut bisa kembali ke kampung halamannya. Di dalam gerbang itu, ada Ariana dan ribuan warga ibu kota yang perlu dia selamatkan. Pertarungannya di tempat itu, akan menjadi penentu kemenangannya dalam memperebutkan takhta. Pangeran Raoul menarik napas dalam-dalam untuk menenangkan dirinya sendiri. Pangeran tersebut telah melewati banyak pertarungan untuk sampai ke titik ini. Namun dari semua pertarungan, dia tidak pernah merasa sampai segugup ini. Raoul hanya bisa berdoa semoga semuanya berjalan dengan lancar. Ariana telah berhasil diselamatkan dari istana kerajaan, sementara Emilio tidak ada kabarnya setelah diracun. Untuk saat ini, Raoul hanya perlu fokus menerobos masuk ke istana dan mengambil kembali apa yang menjadi miliknya selama ini. "

  • Kesempatan Kedua Duchess Tidak Berguna   109. Menuju Ibu Kota

    Ketika Ariana sadar kembali, dia sudah berada di ruangan sederhana yang tidak dikenal. Di sekelilingnya, Ariana mendengar suara ramai yang bercampur menjadi satu. Suara anak-anak mendominasi indra pendengaran Ariana. Gadis itu perlahan bangkit dari posisi tidurnya, lalu menatap ke sekeliling untuk mengenali lingkungan di sekitarnya. Hal yang terakhir Ariana ingat merupakan saat di mana dia memaksa untuk menyusul Cornell dan tiba-tiba merasakan perasaan sakit di bagian tengkuknya. Tampaknya untuk menghentikan perlawanannya, Carla telah memukul titik lemahnya hingga dia akhirnya pingsan. Ariana tidak tahu dia ada di mana. Namun satu hal yang pasti, Ariana tidak bisa menemukan keberadaan Carla di tempat asing itu. Setelah kesadarannya kembali, Ariana turun dari tempat tidurnya untuk keluar dari ruangan itu. Gadis tersebut membuka pintu ruangan itu dengan hati-hati, dan langsung disambut oleh anak-anak yang tengah bermain kejar-kejaran di lorong tempat tersebut. "Anak-anak, jangan berl

  • Kesempatan Kedua Duchess Tidak Berguna   108. Emilio dan Cornell

    Saat itu Raja Emilio tengah berada di ruang kerjanya, ketika seseorang datang dengan terburu-buru untuk memberikan tahu kabar yang paling dia takuti selama ini. "Baginda, seorang penyusup telah masuk dan membawa pergi Duchess Alison!"Mengabaikan semua hal, Raja Emilio langsung berlari untuk kembali ke istana kerajaannya saat itu juga. Emilio pikir, Ariana akan aman di istananya karena dia menugaskan hampir setengah kesatria kerajaan untuk berjaga hanya di tempat itu. Ariana juga telah berperilaku dengan sangat baik akhir-akhir ini. Gadis itu bahkan mengijinkan Emilio untuk bermalam di kamarnya, lalu tersenyum kecil di berbagai kesempatan. Emilio pikir mereka bisa kembali ke titik awal yang dia inginkan sebentar lagi. Kebahagiaan yang dia dambakan ada di depan mata, ketika Ariana sudah mulai membuka hatinya lagi. Namun pemandangan yang pria itu dapatkan ketika kembali ke istananya, telah menghancurkan semua harapan Emilio. Pria itu hanya bisa melihat puluhan kesatria kerajaan yang t

  • Kesempatan Kedua Duchess Tidak Berguna   107. Kabur dari Istana

    Raja Bernard bekerja sangat cepat untuk mempersiapkan pasukannya yang akan ikut kembali bersama Pangeran Raoul ke Ibu Kota Kerajaan Sigmund. Hanya dalam waktu tiga hari, Pangeran Raoul akhirnya siap untuk kembali ke kerajaannya sendiri. Pria tersebut melihat barisan pasukan yang ada di depannya, sebelum berbalik untuk menatap Raja Bernard dan Putri Elle yang mengantar kepergiannya. "Kebaikan Anda hari ini tidak akan pernah saya lupakan. Setelah saya berhasil mengambil alih kerajaan, saya harap dua kerajaan bisa memiliki hubungan yang baik kembali."Raja Bernard tersenyum setelah mendengar ucapan Pangeran Raoul. "Tentu saja. Hubungan kita mungkin pernah buruk karena perang. Nyawa yang hilang juga tidak akan pernah kembali. Namun dari kesalahan ini, aku ingin belajar untuk berpikir lebih kritis sebagai seorang pemimpin. Pangeran Raoul, aku akan menunggu saat di mana kedua kerajaan bisa saling membantu lagi seperti dahulu," ujarnya. "Berhati-hatilah di jalan. Aku harap semuanya berjala

DMCA.com Protection Status