Beranda / CEO / Kesayangan Sang Duda / Lamaran Di Terima

Share

Lamaran Di Terima

Penulis: ZeeHyung
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

"Terima kasih karena sudah datang di rumah saya ini, untuk lamaran bisa langsung di tanyakan oleh anak kami. Tolong panggilkan, Anne," ucap salah satu kerabat Bibi Mela yang menjadi wakil keluarga Anne.

Bibi Mela segera bangun dan mendekati pintu kamar. Kenop pintu terbuka Bibi Mela tersenyum ke arah Marlin dan Anne yang saat ini terlihat sangat cantik.

"Aduh ... Aduh ... Cantik sekali ponakan Bibi, ayo sayang kita keluar Tuan Tanah sudah menunggu kamu di luar," ucap Bibi Mela yang meminta Anne untuk keluar.

"Baik, Bibi," jawab Anne yang segera bangun dari tempat duduknya.

Marlin membawa Anne keluar dengan perlahan. Darren benar-benar mempersiapkan semuanya tidak ada yang kurang dari pakaian dan segala sesuatunya hingga Anne terlihat cantik. Anne sempat bingung dari mana pria ini tahu ukuran pakaiannya.

Darren yang melihat Anne keluar dari kamar takjub dia tidak menyangka jika Anne sangat cantik bajunya juga pas. Danda yang melihat Anne segera berdiri dan menghampiri Anne.

"Ma
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Kesayangan Sang Duda   Ada Apa Ini

    "Tadi, ada wartawan gadungan ke sini. Dia mengatakan kalau lamaran ini dadakan karena calon elu hamil duluan. Sempat ramai tadi mereka meminta penjelasan dan gue sudah jelaskan. Beruntung acara ini tidak gagal, gue tidak tahu kalau ini sampai gagal dan berita ini sampai booming, tapi elu tenang saja gue sudah bawa ke markas itu wartawan gadungan." Komo menjelaskan apa yang terjadi tadi sebelum Darren tiba di sini. "Kenapa elu tidak kasih tahu gue kalau terjadi sesuatu dan elu sudah cari tahu siapa orangnya yang sudah fitnah calon istri gue" tanya Darren yang tidak terima dengan fitnah yang ditujukan ke Anne. "Gue tidak tahu, karena gue buru-buru minta anak buah gue bawa tuh orang ke sana. Jadi, mana sempat bertanya. Kalau elu mau kita bisa ke sana, habis acara ini. Sekarang elu nikmati dulu lamaran elu ini, setelah itu baru kita habisi," jawab Komo yang mengatakan tidak tahu siapa yang memerintah kedua pria itu. "Baiklah, kalau seperti itu kita tunggu sampai selesai. Lagian tadi j

  • Kesayangan Sang Duda   Diserang

    Komo berlari dengan kencang ke arah ruangan di mana tempat anak buahnya menyembunyikan pelaku fitnah. Brakkk! "Akhhhh, sial kemana mereka. Hei, kalian kemana kalian saat ini hahh? Keluar dan akhhhhh! Siapa yang melakukan ini! Awas kalian aku akan buat perhitungan dengan kalian semua!" pekik Komo yang marah dan kesal karena anak buahnya terluka dan sudah dipastikan meninggal. Darren ikut masuk dan melihat anak buah Komo sudah tidak bisa lagi ditanyakan siapa yang menyerang mereka. "Kita diserang, aku yakin kali ini kita akan buat perhitungan dengan yang menyerang markas kita. Aku tidak percaya jika mereka tahu di mana markas kita. Aku sudah katakan mereka harus hati-hati tapi lihat lah. Kita tidak tahu siapa yang melakukan ini, awas kalian!" geram Komo yang mengepalkan tangannya dengan erat. "Jangan gegabah, aku yakin kali ini ada yang ingin menjebak kita dan bisa saja ini ada hubungannya dengan wanita itu. Jika bukan dia siapa lagi yang melakukan ini, tapi aku heran kenapa dia b

  • Kesayangan Sang Duda   Jangan Dipikirkan Bestie

    Dalam perjalanan pulang, Darren masih memikirkan siapa yang melakukan ini. Apa benar ini perbuatan dari Dinda. Kalau iya, kenapa sekarang dia kejam seperti itu. Komo melirik ke arah Darren yang melamun. "Ehmm, jangan pikirkan itu. Sekarang elu harus fokus dengan pernikahan dan siapkan semuanya, dari surat menyurat dan kalau perlu di percepat agar yang ingin menghacurkan elu tidak bisa. Siapapun orangnya pasti iri dengan kebahagiaan elu. Kebanyakan orang seperti itu, iri dengan kebahagiaan orang lain itu karena dirinya tidak bisa sebahagia kita. Itu lumrah dalam kehidupan jadi jangan dipikirkan bestie," ucap Komo yang menyemangati Darren agar sang sahabat tidak memikirkan hal yang negatif. "Terima kasih Komo, gue bisa sampai di titik ini berkat elu dan gue bertemu Anne berkat Danda. Dialah yang membujuk Anne untuk bisa menerima guejika tidak, bisa saja ini gue sibuk pekerjaan tanpa peduli anak gue yang butuh kasih sayang seorang ibu walaupun gue dan Mama sudah memberikan semuanya ta

  • Kesayangan Sang Duda   Teror

    "Mama tidak tahu, tadi kata satpam yang antar toko bunga yang waktu itu kamu pesan. Kalau tidak salah toko bunga tempat Anne kerja." Nyonya Dini mengatakan jika pengirim barang itu dari toko bunga Anne. Ya, Darren mendapatkan karangan bunga dari toko Anne. Dan karangan bunga yang di dapat berisi selamat atas kematianmu. Kata itu yang membuat Darren marah dan keluarga besarnya marah besar karena ucapan di karangan bunga itu. "Tidak mungkin, toko bunga mereka tutup. Mama lihat bukan, sahabat Anne ada di sana dan Anne juga di sana. Toko itu hanya dia orang saja yang mengelola tidak ada yang lain, jadi tidak mungkin. Mana Danda?" tanya Darren yang khawatir kalau anaknya akan takut."Danda di kamar, sedari tadi dia tidak keluar kamar, kamu lihat sana dan ini biar Mama minta satpam buang," jawab Nyonya Dini yang mengatakan Dinda di kamar dan akan membuang rangkaian bunga tersebut. "Jangan aku akan menyelidiki dulu, jangan sentuh minta satpam yang menerimanya temui aku. Aku mau melihat D

  • Kesayangan Sang Duda   Kamu Licik

    Darren yang berlari dengan kencang dan saat berada di tempat di man Nyonya Dini berada terkejut karena ada kotak yang isinya bangkai binatang. "Bagaimana bisa sampai di sini? Siapa yang membawa masuk benda ini di dalam rumahku!" teriak Darren dengan kencang karena dia benar-benar emosi dan marah. "Tadi, ada yang antar dari toko bunga yang waktu itu. Kami sudah menolaknya dan dia katakan ini dari Nona Anne. Makanya kami bawa dan kami tidak tahu jika ini yang terjadi," ucap pelayan yang ketakutan karena melihat majikan mereka marah besar. "Ren, sudah jangan teriak seperti itu. Anakmu nanti takut. Sudah, kita selesaikan ini nanti. Kalian bawa ini dan buang. Mulai sekarang apapun yang datang ke sini jangan terima dan jika tidak ada konfirmasi dari majikan kalian jangan dibawa masuk. Paham tidak?" tanya Paman Boni. Pelayan segera membawa kotak dan membuangnya keluar semua benda yang menjadi keributan di rumah mereka akhirnya segera mereka singkirkan. Darren menghela nafas dan memijit k

  • Kesayangan Sang Duda   Aku Bahagia

    Tamu yang datang adalah Raya. Raya benar-benar menjadi mata-mata Dinda. Karena dia tahu jika Dinda pasti membuat Darren menderita seperti saat ini. Saat anak buah Raya mematai rumah Darren dan terlihat kegaduhan di sana dan dari sana lah anak buah Raya memberitahukannya dan Raya yang mengetahuinya langsung ke rumah Dinda dan di sini lah dia saat ini. "Pergi dari hadapanku jangan menganggu aku, lagian jangan fitnah itu tidak baik. Urus diri kamu jangan jadi manusia yang suka mencari tahu kehidupan orang lain, itu tidak baik," sindir Dinda yang membuat Raya mengepalkan tangannya. "Aku akan mencari tahu, jika itu benar kamu yang melakukan hal itu maka bersiaplah Darren membencimu seumur hidup dan jangan bermimpi untuk mendapatkan Danda dan ayahnya," ucap Raya yang pergi dari hadapan Dinda. Raya meninggalkan kediaman Dinda. Raya benar-benar kesal dengan Dinda yang ingin mencelakai Darren. Raya hanya mau mencelakai Anne bukan Darren. ****Komo yang mendapatkan pesan dan foto dari Darre

  • Kesayangan Sang Duda   Aku Ada Untuk Mu

    "Elu terlihat bahagia, sangat bahagia, sampai-sampai gue tidak bisa berkata-kata. Pancaran wajah elu itu membuat elu makin cantik. Sudah, ayo kita lihat mau apa si Komodo itu." Marlin jujur mengatakan jika Anne terlihat bahagia malah lebih bahagia sekarang dari dulu. "Terima kasih sahabatku yang tersayang, cepatlah kamu mencari pria yang bisa membuat kamu bahagia." "Iya, nanti aku cari. Kamu jangan khawatir," jawab Marlin yang tersenyum dan mencubit pipi sahabatnya itu. Keduanya yang sudah berada di luar tersenyum melihat Komo berdiri di depan pintu sambil melambaikan tangan ke arah mereka berdua. "Ada angin apa ini ke sini? Apa ada yang ketinggalan sesuatu?" tanya Marlin. "Gue mau ajak Anne keluar dan elu ikut juga. Ayo cepat bersiap gue tunggu di sini. Gue kasih waktu 5 menit." Komo memerintahkan Anne dan Marlin bersiap untuk ikut dengan dirinya. "Elu mau bawa gue dan Anne ke mana?" tanya Marlin yang heran dengan ajakan Komo. "Sudah ikut saja, gue nggak bakalan bawa elu berdu

  • Kesayangan Sang Duda   Kamu Yakin, Nak

    "Apa tidak salah kamu katakan itu, kita belum siapkan surat menyurat dan tidak mungkin kita ...." Anne menghentikan ucapannya dan menatap Darren dengan lekat. "Kamu yakin, Nak? Nikah bukan berdasarkan nafsu maksud Paman, kamu jangan nikah karena teror ini, hingga kamu menikahi dia, dia wanita jadi pikirkan lagi," ucap Paman Boni yang meminta kepada Darren untuk memikirkan apakah dirinya benar-benar menikahi wanita ini dari hati atau hanya karena ingin menghindari teror yang terjadi. "Teror apa maksudnya, bisa jelaskan kepada aku?" tanya Anne yang menatap seluruh keluarga dan Darren yang berdiri di depannya. Darren menjelaskan semuanya dan tentu saja penjelasan Darren membuat Anne terkejut. Anne menutup mulutnya. "Kita harus laporkan ke polisi, ini tidak bisa dibiarkan. Karena tidak mungkin kita biarkan mereka terus meneror kita dan apa rumah ini ada cctv?" tanya Komo yang melihat ke sekeliling rumah Darren."Ada, gue pasang CCTV dan itu elu yang pasang waktu itu. Tapi, aku jujur

Bab terbaru

  • Kesayangan Sang Duda   Epilog

    Raya tidak menjawabnya, dia membuang wajahnya. Mustafa pasrah, dia akhirnya pergi dari ruangan tersebut. Tidak akan memaksa wanita jika tidak mau menikah dengan dirinya. Lebih baik dirinya pergi dan menjauh. Sejak kejadian tersebut Mustafa tidak lagi bertemu dengan Raya. Dia bekerja di tempat penjual bunga milik Marlin. Toko bunga yang dia kelola sangat ramai karena wajah rupawan Mustafa membuat toko bunganya ramai di datangi oleh pelanggan terutama pelanggan wanita. Anne dinyatakan hamil, Danda dn Darren juga Nyonya Dini ikut bahagia, begitu juga dengan Komo juga mendapat kabar jika Marlin hamil. Bulan berganti bulan, baik Darren dan Komo sudah mendapatkan buah hati mereka. Tepat satu tahun, anak kedua Darren berjenis kelamin laki-laki di beri nama Dafa Putra Stockholm berulang tahun."Mama, adik tidak mau pakai pakaiannya!" teriak Danda mengatakan jika adiknya Dafa tidak mau memakai pakaiannya.Darren dan Anne yang mendengar teriakkan Danda menggelengkan kepala. "Lihat anakmu itu,

  • Kesayangan Sang Duda   Dia Mama Kamu

    Darren menggelengkan kepala dia tidak tahu apa yang terjadi. Baginya anak dan istrinya sudah selamat itu yang terpenting. Tidak berapa lama mobil polisi tiba. "Itu mobil polisi, ayo kita keluar dan lihat apakah dia selamat atau tidak." Darren mengajak Anne dan anaknya turun. Komo yang sudah menghubungi Surya bisa bernapas lega, Surya sudah sampai di lokasi dan sudah membawa ambulan untuk mengevakuasi kecelakaan. "Aku harap Darren dan keluarga kecilnya selamat." Komo memarkirkan mobil sedikit jauh dari lokasi kecelakaan. Jalanan yang tadinya sepi mulai ramai. Warga sekitar mendengar terjadinya kecelakaan berbondong-bondong ke lokasi kejadian. Garis polisi terpasang. Komo berlari mencari Darren dan saat melewati kerumunan warga akhirnya Komo bisa bertemu dengan Darren serta anak dan istrinya. "Syukur lah, elu bisa selamat. Gue pikir elu yang kenapa-napa. Apa yang terjadi sebenarnya, kenapa elu bisa diserang oleh si rubah itu. Dan kenapa si rubah itu yang kecelakaan?" tanya Komo pe

  • Kesayangan Sang Duda   Kecelakaan

    Mustafa, pria tersebut sudah berubah menjadi pria pada umumnya. Dia tidak lagi berbicara seperti biasanya. Dia jatuh cinta dengan Raya pada pandang pertama. Tentu saja itu membuat Mustafa senang karena gaya bicaranya yang semula seperti pria gemulai sekarang dia menjadi pria sejati. "Aku yakin dia pasti bertemu dengan Dinda, si rubah itu. Aku tidak mau Raya terpengaruh lagi. Aku harus selamatkan Raya," ucap Mustafa yang segera mengikuti Raya. Raya yang tahu di mana sekolah Danda segera ke sana. Raya melajukan mobil dengan kecepatan tinggi, dia ingin segera bertemu dengan Dinda dan tentunya dia ingin membantu Dinda karena sedari awal dia membantu Dinda. "Sayang, bawa mobilnya pelan saja, jangan ngebut. Lagi pula masuk sekolah juga masih lama, tapi tumben ya tidak macet," ucap Anne meminta ke Darren untuk tidak terburu-buru. "Ini standar saja, Sayang. Tidak ngebut juga. Kamu tenang saja. Jalan masih lenggang karena besok hari libur, jadi banyak yang malas kerja," jawab Darren. "Ck

  • Kesayangan Sang Duda   Habisi Kamu

    Paman Boni segera menjawab panggilan telpon yang masuk. Panggilan tersebut dari anak buahnya yang mengikuti Dinda. "Hmm, ada apa?" tanya Paman Boni. "Dia baru membunuh satu orang lain. Kami tidak tahu dia siapa dan mayatnya dibuang di jurang," jawab anak buah paman Boni mengatakan jika Dinda membunuh orang. Paman Boni mendengar apa yang dikatakan oleh anak buahnya terkejut. "Apa? B~bunuh orang? Apa tidak salah?" tanya Paman Boni yang tidak percaya dengan apa yang dikatakan oleh anak buahnya. "Iya, kami tidak salah sama sekali. Kami ada di sana saat dia membuangnya. Kami juga ada rekaman saat dia membuang mayat itu. Segera kami kirim, Tuan," jawab anak buah Paman Boni. Paman Boni tidak pernah menyangka jika Dinda lagi-lagi membunuh orang. Entah yang ada di pikiran wanita itu. Dia benar-benar sudah kehilangan akal sehatnya. "Baiklah, sekarang kalian awasi dia. Jangan sampai ketahuan. Nanti saya hubungi lagi," ucap Paman Boni mengakhiri panggilan dengan anak buahnya. Darren dan Ko

  • Kesayangan Sang Duda   Bukti Baru

    "Ini tidak salah? Benar ini suara dia dan dia mengatakan hal itu?" tanya Darren lagi memastikan apa yang terjadi dengan suara rekaman tersebut. "Benar, itu suara dia. Gue juga dengar sendiri dia mengatakan itu. Jadi, apa rencana lu?" tanya Mona. "Sebentar dulu, suara elu kenapa berat gitu. Apa ketelan balok lu saat di dekat Raya? Atau suara lu baru di cor?" tanya Komo yang sedikit curiga kenapa suara sahabat istrinya berubah seperti itu. "Bener bos, suaranya berubah. Apa tadi ke sini elu. . Makan biji kedongdong ya, makanya nyangkut di tenggorokan elu. Bos, ini tidak bisa dibiarkan, dia harus di operasi. Kalau tidak suaranya tidak pulih," ucap Paijo meminta ke Komo membawa Mustafa atau Mona untuk operasi suara. Mona menghela nafas, dia tidak mengerti kenapa keduanya mempermasalahkan suarnya yang seperti itu. Mona menatap ke arah Darren yang masih terus mengulang suara dari Dinda terlihat juga wajahnya mengetat saat suara Dinda yang meminta menghabisi kesayangannya itu. "Jadi, apa

  • Kesayangan Sang Duda   Pengakuan

    Raya akhirnya mengikuti apa yang Mustafa katakan. Dia menjawab panggilan dari seseorang yang tidak lain adalah Dinda. Raya mengaktifkan speaker dan berjalan menuju Mustafa. Raya duduk di sebelah Mustafa. Dia melihat ke arah Mustafa dengan wajah ketakutan. Mustafa memberikan kode kepada Raya untuk tidak khawatir dan takut kepadanya. Raya pun memberanikan diri untuk menjawabnya. "H~halo, ada apa?" tanya Raya dengan suara terbata-bata. "Wah, kamu senang sekali aku tidak menghubungi kamu. Apa selama ini kamu tidak tahu aku menunggu hasil kerjamu. Jangan katakan kalau kamu sedang bersama pria dan bermain di ranjang. Ck, dasar perempuan murahan!" hina Dinda yang membuat Mustafa mengetatkan rahangnya mendengar perkataan dari Dinda. Raya yang tidak terima di hina segera angkat bicara. "Aku perempuan murahan. Kamu yang murahan, aku tidak pernah sedikitpun mengejar suami orang. Dan aku juga tidak mengakui jika suami orang itu suamiku, tidak sepertimu. Sudah selingkuh tapi masih mengakui suam

  • Kesayangan Sang Duda   Pengakuan Raya

    Anak buah Paman Boni mengikuti Dinda mereka ingin tau kemana Dinda pergi dan mereka ingin mencari tahu apa yang Dinda lakukan. Dinda terus melaju menuju tempat yang akan dia tuju. Walaupun menempuh perjalanan yang cukup jauh Dinda tidak peduli. "Aku harap tidak ada yang menemukanmu, aku akan buat kamu di tempat yang jauh dan ini balasan atas apa yang terjadi. Aku pastikan kamu akan membusuk di sana," gumam Dinda yang terus menerus mengomel sepanjang perjalanan. Perjalanan yang cukup jauh akhirnya membawa Dinda sampai di tujuannya. Suasana sudah gelap gulita saat sampai di tepi jurang. Dinda melihat suasana yang cukup sepi. 'Baiklah, saatnya aku membuang ini semuanya. Aku akan membuangnya di sana. Semoga tidak ada yang tahu apa yang aku lakukan.' bathin Dinda yang turun dari mobil dan berjalan ke arah bagasi mobil. Dari kejauhan anak buah Paman Boni sudah merekam semua yang di lakukan Dinda. Mereka terkejut melihat apa yang dikeluarkan oleh Dinda. "Lihatlah, dia bawa apa itu. Apa

  • Kesayangan Sang Duda   Aku Bukan Pembunuh

    "Kita tunggu kabar dari Mona sahabatmu itu dan paman Boni karena saat ini Paman Boni mengumpulkan data. Sekarang sudah jangan kamu pikirkan itu. Kita harus berjaga-jaga, jangan sampai kita lengah," jawab Darren memeluk Anne. Anne balas memeluk Darren dia percaya suaminya akan melindunginya. Keduanya berada di kamar mandi dan tentu saja saat ini, Darren ingin bermain panas di kamar mandi. "Baby, mandikan aku boleh?" tanya Darren dengan senyum mengembang. "Kalau mandi saja aku mau, tapi kalau mandi keringat aku tidak mau, Sayang. Kasihan Danda dia pasti menunggu kita di bawah, nanti saja," jawab Anne yang berjalan ke arah kamar mandi. Anne bukan menolak suaminya, tapi saat ini dia sudah mandi dan anaknya juga pasti menunggu mereka. Jika terlalu lama yang ada Danda akan mencarinya terlebih lagi dengan mertuanya. "Baby, ayo dunk. Udah tegang ini, lihatlah, kamu tidak kasihan. Masa aku harus main solo. Nggak enak, Baby," rengek Darren yang mengikuti ke Anne kemana saja. Anne menghel

  • Kesayangan Sang Duda   Masih Suci

    Mendengar perkataan Raya, Mona atau Mustafa langsung melumat bibir Raya. Tidak peduli dengan jawaban dari Raya. Baginya sudah terlanjur gairahnya keluar jadi dia harus menuntaskannya. "Jangan menyalahkan aku jika nanti kamu kehilangan sesuatu dari dirimu, Baby," ucap Mustafa yang memperingati jika dia akan mengambil sesuatu dari Raya. Mustafa mengira jika Raya sudah tidak virgin lagi. Jadi, dia berkata seperti itu untuk membuat Raya mencegahnya tapi nyatanya Raya tidak melakukannya dia ikut dalam gairahnya alhasil keduanya melanjutkan tanpa lgi peduli apa yang terjadi nanti. "Euhmm, aku ingin lebih," racau Raya. "Aku akan memberikannya lebih padamu, Sayang. Tunggulah dulu," jawab Mustafa. Mustafa merobek pakaian Raya begitu saja dan membuangnya di sembarangan tempat. Mata Mustafa membola saat melihat lekuk tubuh Raya. Walaupun masih tertutup segitiga dan penghalang gunungnya tapi kemolekan tubuh Raya benar-benar menggoda. "Sangat cantik, tubuh yang aku sukai, ayo kita lakukan s

DMCA.com Protection Status