Share

Bagian 64

Penulis: Puziyuuri
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

"Anda benar-benar kesatria suci, Ratu. Jika bukan kesatria suci, Anda tidak akan bisa menyentuh pedang suci, seperti halnya tetangga kami yang hendak mencuri pedang itu," jawab Tetua Avyan.

"Tapi, kenapa saya bisa terkena sihir hitam?"

"Tunggu sebentar ...."

Tetua Avyan memejamkan mata. Tubuhnya bersinar terang untuk sesaat. Darah tiba-tiba menetes dari lubang hidungnya.

"Kakek! Kakek!" seru Ava. Dia hampir menggendong sang kakek.

"Aku baik-baik saja, Ava," sergah Tetua Avyan.

"Tapi, hidung Kakek ...."

Tetua Avyan mengangkat tangan, memberi isyarat agar sang cucu bersikap tenang. Selanjutnya, dia menatap Gulzar Heer dengan sorot mata iba. Helaan napas beratnya terdengar samar-samar.

"Apa Anda pernah terkena sihir hitam sebelum usia 7 tahun?"

"Beberapa saat setelah saya lahir, peri yang bersekutu dengan iblis mengutuk saya akan membunuh ayah sendiri ...," Gulzar Heer mengepalkan tangan dengan kuat hingga terlihat b
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Kesatria Mawar   Bagian 65

    Pangeran Heydar merasa sedikit kecewa. Sebenarnya, dia datang ke kamar Ghumaysa karena ingin bermesraan dengan sang kekasih. Sejak mereka membebaskan pedang hitam dari segel, sikap gadis itu perlahan berubah. Hangatnya pelukan dan lembutnya bibir Ghumaysa sudah sangat jarang dirasakan. Pangeran Heydar sangat haus kasih sayang.“Heydar, apa yang membuat wajahmu menjadi semuram ini?” tanya Ghumaysa dengan sorot mata iba. “Seseorang menganggumu?”Pangeran Heydar mendekap erat Ghumaysa. Dia terus mendorongnya, hingga mereka terguling ke kasur. Tangan yang kokoh menyentuh lembut wajah cantik sang kekasih. Namun, saat bibir mereka hampir tak berjarak, Ghumaysa mendorong Pangeran Heydar menjauh.“Sudah kubilang untuk bersabar, kan, Heydar?”“Sampai kapan, Ghumaysa? Dulu, kita tak bisa bebas karena statusmu sebagai pelayan Kak Arezha. Sekarang, kita berkuasa. Tapi, kau bahkan menolak untuk dinikahi!”Napas Pa

  • Kesatria Mawar   Bagian 66

    Sejak suara-suara misterius yang terasa tak asing sering menggema di telinganya, Pangeran Heydar benar-benar bimbang. Dia mulai meragukan semua rencana bersama Ghumaysa. Kadang, tidurnya pun dihantui wajah-wajah korban ritual. Sudah terhitung delapan orang persembahan dikorbankan setelah gadis yang mereka culik seminggu lalu. Berarti, ritual akan lengkap dengan satu korban lagi.Menurut Ghumaysa, ritual akan dilakukan dalam tiga kali purnama. Pangeran Heydar duduk di altar dan dimandikan dengan darah para korban persembahan. Energi akan mengisi tubuhnya dan pedang hitam, sehingga akan menjadi petarung tak terkalahkan.Kini, Pangeran Heydar bahkan tak yakin sanggup melakukan ritual yang terdengar mengerikan dan menjijikkan itu. Entah kenapa Ghumaysa menjadi sedikit menyeramkan di matanya. Dia juga takut dengan diri sendiri saat teringat pernah mengayunkan pedang membunuh orang-orang tak berdosa.“Ada apa denganku? Kenapa aku bahkan merasa asing dengan diri

  • Kesatria Mawar   Bagian 67

    Pangeran Heydar tiba di ruang persembahan tepat saat matahari terbenam. Ghumaysa menyambutnya dengan senyum semringah. Dia meminta sang pangeran untuk duduk di atas altar, lalu memutar rubi yang menempel di dinding batu. Atap ruang persembahan berderak dan membuka perlahan. Purnama terlihat bersinar indah di hamparan hitam penuh kerlipan bintang.“Kau siap, Heydar?” tanya Ghumaysa.Dia telah memegang cawan berisi darah para korban. Pangeran Heydar mengangguk pelan meskipun hatinya digayuti keraguan. Aroma amis yang tercium dari cawan seolah meneriakkan kesakitan para korban persembahan.“Baiklah, ritual pertama akan kumulai. Rasanya, mungkin sangat sakit, bertahanlah hingga purnama merah kembali menjadi putih.”Pangeran Heydar mengerutkan kening. “Purnama merah?”“Iya, Heydar. Ketika aku membaca mantra purnama di atas sana akan menjadi merah, dan nanti kembali putih jika ritual telah selesai.”

  • Kesatria Mawar   Bagian 68

    Tepat sebelum kabut hitam mencapai Gulzar Heer, panah api menghadang dan membakarnya. Ledakan terjadi, menyebakan goncangan kecil. Gulzar Heer memang selamat dari serangan sihir kegelapan, tetapi tubuhnya oleng, lalu meluncur menuju kawah.“Tidak, Gulzar!”Pangeran Fayruza refleks berlari. Namun, kakinya tersandung sesuatu dan jatuh terguling-guling, baru berhenti saat terantuk akar pepohonan. Tak peduli dengan tangan yang masih meneteskan darah, juga tubuh penuh memar, dia langsung bangkit dan kembali menuju kawah.“Gulzar! Gulzar!” panggilnya dengan putus asa.Dia mengedarkan pandangan ke seluruh bagian kawah. Tak ada tanda-tanda Gulzar Heer, hanya letupan lava yang mengerikan. Pangeran Fayruza menggeram marah. Tangannya mencengkeram tanah berbatu, membuat lukanya semakin menganga.“Tenanglah, Hai Pemuda, dia sudah saya selamatkan!”Seruan dari arah belakang membuat Pangeran Fayruz tersentak. Dia c

  • Kesatria Mawar   Bagian 69

    Alizeh melesat cepat di antara pepohonan. Dengan kemampuan pengendalian anginnya, dia terlihat seperti terbang. Hanya dalam waktu singkat, gadis itu telah tiba di Kerajaan Arion. Dia langsung menuju ruang persembahan. Ghumaysa sudah menunggunya dengan tak sabar. Sementara itu, Pangeran Heydar berbaring di altar dengan mata terpejam. Begitu tiba di hadapan Ghumaysa, Alizeh langsung bersimpuh dan melakukan salam pernghormatan. Kepalanya menunduk takzim. Ghumaysa mengangkat tangan, memberi isyarat agar gadis pengendali angin itu kembali berdiri. “Bagaimana dengan tugas yang kuberikan? Aku tidak mau mendengar kegagalan lagi.” Alizeh membungkukkan badan sejenak, lalu berkata dengan takzim, “Anda tenang saja, Nona Ghumaysa. Tugas yang Anda berikan sudah saya lakukan. Kesatria suci bodoh itu sedang terluka. Manna di tubuhnya mengalami kekacauan dan akan merusak dari dalam. Hanya keajaiban yang bisa membuatnya bertahan.” “Bagus, kau memang orangku ya

  • Kesatria Mawar   Bagian 70

    Saat membuka mata, hanya lorong gelap yang tertangkap pandangan Pangeran Heydar. Dia mencoba bangun. Aneh, tidak ada lagi rasa sakit, padahal sebelumnya dadanya di tusuk dengan sadis.“Kemarilah, Anakku!”Suara familiar itu terus menggema. Bisikan misterius yang selalu mencoba menghentikan tindakan-tindakan kejam Pangeran Heydar. Asal suara berada lurus di depan. Pangeran Heydar mendongak. Dia seketika tersentak. Ada cahaya berkerlipan di ujung lorong, padahal tadinya hanya diisi kegelapan.“Ikuti jalan yang kuberikan, Anakku,” bisik suara lembut itu lagi.Kunang-kunang mendadak muncul di sekeliling Pangeran Heydar. Mereka tampak ingin mengajaknya pergi. Mengingat bisikan misterius itu selalu berlawanan dengan kehendak Ghumaysa, Pangeran Heydar pun memutuskan untuk mengikutinya. Lawan Ghumaysa berarti kawan untuknya.Pangeran Heydar mengatur napas sejenak. Kunang-kunang berdatangan semakin banyak. Lorong gelap kini menjadi t

  • Kesatria Mawar   Bagian 71

    Kepanikan Ratu Azanie memang beralasan. Balai pengobatan terasa sangat mencekam. Para tabib hilir mudik dengan wajah pucat dan sorot mata ketakutan. Mereka berusaha keras menyelamatkan nyawa Putri Kheva yang terus mengerang dengan tubuh bersimbah darah.Tekanan mental usai melahirkan, begitulah yang dialami sang putri. Ditambah lagi dengan penanganan seadanya saat kelahiran putranya di hutan dahulu. Putri Kheva sudah berkali-kali mengalami pendarahan meskipun berbulan-bulan telah berlalu.“Biar kulihat,” tutur Pangeran Fayruza.Dia sudah berada di sisi tempat tidur. Para tabib menghela napas lega. Mereka mundur hampir bersamaan, memberi tempat yang lebih leluasa untuk sang pangeran melakukan teknik penyembuhan. Sementara itu erangan Putri Kheva semakin melemah.Ratu Azanie yang masih berdiri di depan pintu terus berdoa, “Selamatkan menantuku, selamatkan menantuku.”Pangeran Fayruza meletakkan tangan di kening Putri Kheva. Di

  • Kesatria Mawar   Bagian 72

    Jemari mungil dan berisi mengenggam kuat gaun Putri Kheva. Wajah imut sekaligus tampan si bayi terlihat seperti sedang bersedih. Dia terus bergerak-gerak gelisah. Pelayan sedikit kesusahan untuk mengambil alih bayi itu dari sang ibu.Mungkin itulah yang disebut dengan ikatan batin. Pangeran kecil calon penerus Kerajaan Arion bisa merasakan niat sang ibu meninggalkannya. Ya, sesuai hasil pertemuan dengan Tuan Kayvan dan Raja Faryzan, hari ini Putri Kheva akan dikembalikan ke Kerajaan Khaz. Pengantaran sang putri akan dipimpin sendiri oleh Farzam dengan bantuan kemampuan Delaram. Sebagai tambahan untuk keamanan, mereka juga akan membawa Ava, Kyra, dan gadis pengendali air.Sebenarnya, Ratu Azanie sempat memohon kepada Pangeran Fayruza agar ikut serta. Namun, Pangeran Fayruza tentu menolak. Dia tak mungkin mau meninggalkan Gulzar Heer dengan kondisi rawan. Hanya kemampuannya yang mampu mempertahankan fungsi organ tubuh sang kekasih agar teta

Bab terbaru

  • Kesatria Mawar   Bagian 98 (End)

    Pangeran Heydar memasuki pondok dengan wajah semringah. Nyanyian terlantun merdu dari bibirnya. Shirin yang tengah mengelus perut seketika mengalihkan pandangan."Kau tampak senang, Sayang. Ada apa?"Pangeran Heydar menghampiri Shirin, mendekap dari belakang. Lengan kekarnya melingkar erat di pinggang sang istri. Dia meletakkan dagu di bahu Shirin, lalu memejamkan mata sejenak."Ya, Sayang. Ada kabar yang sangat membahagiakan."Shirin melepaskan pelukan Pangeran Heydar. Dia berbalik dengan cepat dan menatap antusias. Wanita itu memang paling tak tahan dengan rasa penasaran."Kabar gembira apa, Sayang? Jangan membuatku penasaran!" cecarnya.Pangeran Heydar menyengir lebar, lalu mengecup perut istrinya yang mulai membukit. "Aku mendapat pesan dari Gulzar""Apa? Cepat bacakan! Cepat bacakan!" desak Shirin. Dia hampir saja menjambak rambut sang suami."Tenanglah, Sayang. Pesannya tidak akan hilang jika kamu sedikit bersabar.""Jangan membuatku tambah kesal, Heydar! Kau tahu aku sangat mer

  • Kesatria Mawar   Bagian 97

    Pangeran Fayruza tersentak, lalu menatap lekat Delaram yang masih tersengal-sengal. Delaram mengatur napas sejenak. Pakaiannya tampak basah oleh keringat. Wajah cantik dan tegas itu sampai memerah."Anda harus ikut saya untuk menyelamatkan Pangeran Heydar!" seru Delaram setelah napasnya lebih teratur.Kecemasan Delaram menular kepada Pangeran Fayruza. "Ada apa dengan Kak Heydar, Bi?" desaknya. Pangeran Fayruza terus menatap lekat meminta penjelasan. Delaram hendak menyahut. Namun, udara tiba-tiba terasa menyesakkan. Aroma mawar menyeruak diikuti kerlipan-kerlipan cahaya keemasan yang semakin lama memperjelas wujudnya, belasan kupu-kupu.Houri langsung melakukan salam penghormatan. Kupu-kupu yang paling indah perlahan menjelma menjadi wanita cantik dengan tiara indah di kepala. Dialah ratu peri kupu-kupu emas. Sang ratu menghampiri Ghumaysa dan menusukkan tongkatnya ke perut wanita itu."Argggh!" Erangan memilukan terasa memekakkan telinga. "Tidak! Tidak! Tidaaak!"Teriakan Ghumaysa m

  • Kesatria Mawar   Bagian 96

    "Arghhh!" Erangan Ayzard memenuhi udara.Dia langsung melompat ke belakang menghindari serangan Gulzar Heer. Pedang suci menghantam sebongkah batu dan membuatnya hancur berkeping. Ayzard tampak mencengkeram dada kiri dengan napas tersengal. Dia terbatuk, lalu memuntahkan darah. Kabut hitam yang semula memberikan tambahan energi secara terus-menerus tak bisa lagi mengalir ke tubuh Ayzard seperti terhalang sesuatu.Gulzar Heer tak ingin membuang kesempatan. Dia memusatkan kekuatan. Pedang suci berpendar. Kilat putih melesat mengincar Ayzard. Ghumaysa melihat ada yang tak beres pada Ayzard seketika membuat perisai dari kabut hitam.Ledakan besar memekakkan telinga. Kilat putih pedang suci berbelok ke segala arah. Beberapa siluman jahat terbakar olehnya. Sementara itu, Ayzard kembali muntah darah. Ghumaysa mendecakkan lidah.“Si bodoh Heydar pasti melakukan sesuatu yang konyol!” umpatnya, lalu menggertakkan gigi.“Lawanmu adalah kami, Wanita Iblis!” bentak Kyra seraya melesatkan panah-pan

  • Kesatria Mawar   Bagian 95

    "Ayo kemarilah, Putriku," panggil Ayzard lagi.Ghumaysa yang menyamar menjadi Daria tak ingin ketinggalan. Dia juga menampakkan diri, lalu meracuni pikiran Gulzar Heer dengan ucapan manis. Tak ketinggalan, sihir hitam dalam bentuk kabut tipis diembuskan untuk semakin melemahkan mental."Anakku yang cantik, kami sangat rindu kemarilah," bujuk Ghumaysa."Baik, Ayah, Ibu."Jarak yang memisahkan Gulzar Heer dengan Ayzard dan Ghumaysa semakin sempit. Ayzard diam-diam menyeringai. Tangannya menggenggam erat gagang pedang hitam."Berhenti, Farah! Ayah dan Ibu ada di sini, Anakku!" seruan dari suara yang tak asing menghentikan langkah Gulzar Heer.Dia berbalik. Atashanoush dan Daria berdiri di sana. Kekuatan kasih sayang terhadap anak semata wayang membuat mereka bisa menembus dimensi yang dibuat Ghumaysa dan menampakkan diri."Dasar adik durhaka! Berani kamu menyamar menjadi aku!" bentak Ghumaysa berusaha mengacaukan pikiran Gulzar Heer."Kaulah yang menyamar, Ghumaysa!" sergah Daria yang as

  • Kesatria Mawar   Bagian 94

    Sudah sepuluh kali Kayvan menghela napas berat. Dia juga terus memandangi langit malam dari jendela menara sihir. Lelaki tua itu mendecakkan lidah, lalu mulai mondar-mandir memutari bejana sihir sambil memijat-mijat kening.Bruk!Kayvan terduduk. Akibat mondar-mandir tak jelas, dia bertabrakan dengan Kaili yang baru memasuki ruangan sambil membawa beberapa alat sihir. Untunglah, pemuda itu berhasil menangkap semua barang bawaannya sebelum membentur lantai. Kalau tidak, bisa-bisa ruangan utama menara sihir akan meledak. "Maafkan saya, Guru," tutur Kaili takzim sembari membantu sang guru berdiri. Tentu saja, dia meletakkan alat-alat sihir dengan hati-hati terlebih dulu."Akulah yang salah sudah menabrakmu."Hening. Kaili diam-diam melirik wajah Kayvan. Mereka menjadi guru dan murid bertahun-tahun. Dia bisa merasakan keresahan hanya dari sorot mata atau bahkan sedikit kernyitan di dahi gurunya."Ada apa, Guru? Apa Anda mencemaskan Nona Shirin?" celetuk Kaili setelah terdiam cukup lama.

  • Kesatria Mawar   Bagian 93

    Rombongan Gulzar Heer telah tiba di Kerajaan Asytar. Gelembung yang dibuat Pangeran Fayruza perlahan menyembul dari kolam istana. Putri Arezha, Raja Faryzan, Kaili telah menunggu dengan wajah cemas. Mereka kompak menghela napas lega begitu rombongan penyelamat Shirin dan Pangeran Heydar kembali tanpa terluka.Pangeran Heydar langsung berlutut di hadapan ayah dan kakaknya. Meskipun di bawah kendali sihir hitam, ingatan pernah hampir membunuh Raja Faryzan masih terekam. Pangeran Heydar terus menggumamkan kata maaf dengan suara bergetar hebat. Raja Faryzan menepuk bahu sang putra dengan lembut.“Bangunlah, Nak. Kejadian itu sudah terlanjur terjadi, Heydar. Sekarang, lebih baik mencoba menebus kesalahanmu dengan menyelamatkan lebih banyak nyawa.”Pangeran Heydar masih enggan bangun meskipun lututnya tampak terluka. Putri Arezha mendecakkan lidah.“Kenapa kita kembali ke istana? Harusnya kita langsung ke kuil suci!” protes Gulzar Heer.“Tubuhmu baru pulih, istirahatlah dulu,” pinta Pangera

  • Kesatria Mawar   Bagian 92

    Meskipun sudah melarikan diri sekuat tenaga, para siluman tetap berhasil memblokade jalan. Kini, Shirin dan Pangeran Heydar sudah terkepung. Sekeliling mereka telah dipenuhi siluman dengan seringaian jahat. Gigi-gigi tajam yang meneteskan air liur berbau bangkai meremangkan bulu kuduk."Percuma saja kalian kabur," desis siluman ular dengan lidah menjulur-julur."Heydar, aku akan menarik pedang siluman paling depan itu, bersiaplah untuk menangkapnya," bisik Shirin.Pangeran Heydar mengangguk kecil. Shirin mulai memusatkan manna di telapak tangan kanan, hingga membentuk benang yang sangat tipis. Dengan gerakan cepat, dia melesatkan pisau angin menggunakan tangan kiri ke arah siluman kadal untuk mengalihkan perhatian.Berhasil, siluman kadal terpancing dan mulai menebaskan pedang. Saat itulah, Shirin menggerakkan benang tipis dari manna untuk mengikat gagang pedang si siluman. Meskipun tipis, benang itu memiliki ketahanan dan kekuatan

  • Kesatria Mawar   Bagian 91

    Ghumaysa dan pasukannya bergerak semakin cepat. Mereka telah berada di perbatasan hutan dengan desa terdekat. Namun, hawa keberadaan Shirin dan Pangeran Heydar malah terbagi ke dalam tiga arah.Arah pertama berbelok ke kanan menuju pedesaan. Arah kedua lurus ke depan melewati pegunungan. Arah ketiga justru terasa kuat di sepanjang Sungai Lispen berbalik ke pusat kota.Ghumaysa mendengkus. Dia sadar bahwa Shirin lagi-lagi melakukannya pengecohan. Hanya ada satu arah yang benar. Ghumaysa memutuskan membagi pasukan menjadi dua kelompok. Satu pasukan ikut dengannya menyusuri pegunungan. Sisanya akan menggeledah desa-desa terdekat. Dia memberi bola kristal kecil yang bisa mendeteksi Pangeran Heydar. Selain itu juga, dia mengirimkan pesan kepada para penjaga untuk menghadang siapa pun yang mencoba memasuki pusat kota.Pengejaran dilanjutkan. Terjalnya jalan, hawa dingin pegunungan, dan gelapnya malam tidak menyurutkan langkah. Ketahanan siluman yang berbeda deng

  • Kesatria Mawar   Bagian 90

    Kaili memusatkan manna di telapak tangan. Meskipun mungkin tidak akan menyebabkan luka fatal, paling tidak dia bisa memberi kesempatan kepada Ava dan Kyra untuk melarikan diri. Kayvan pernah menceritakannya tentang pengorbanan beberapa pengendali hebat di masa lalu. “Mungkin kali ini adalah giliranku,” gumam Kaili dalam hati. "Kenapa kau bisa ada di sini, Kaili?" Suara merdu yang terdengar tegas dan sedikit ketus membuyarkan konsentrasi Kaili. Bola manna di tangannya seketika terpecah. Serpihannya terlempar ke sembarang arah, membekukan sebagaian rerumputan. Meskipun begitu, ketegangan dan ketakutan sudah raib. Kaili mengenal suara itu. Dia cepat berbalik. Benar saja, wajah cantik Houri sudah menyambutnya. Kaili mengenggam tangan sang peri dan menatap dengan sorot mata memelas. Ava dan Kyra hanya bisa terbengong-bengong menyaksikan hal itu. Mereka memang belum pernah bertemu Houri. "Peri Houri, tolong kami!" pinta Ka

DMCA.com Protection Status