Share

1. Tidak Curiga

Penulis: Queenazalea
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Sandarra Faradita, seorang gadis dua puluh empat tahun yang akrab dipanggil Dara bekerja di salah satu toko bangunan yang memiliki beberapa cabang di antaranya Bali, Lombok, seluruh Sumatera dan Surabaya yang merupakan toko bangunan besar milik Arga yang merupakan omnya Sandarra.

Dia telah bekerja cukup lama di sana, setelah lulus dari sekolah menengah atas. Dia bekerja di sana dan enggan melanjutkan pendidikannya. Namun yang keras kepala menginginkan dia agar tetap kuliah tentu saja bukan orangtuanya sendiri. Dara diberikan fasilitas berupa apartemen yang dia tempati sejak pertama kali dia bekerja. Berbeda dengan kakaknya Leta yang enggan sekali masuk di perusahaan itu lantaran sang adik dari papa mereka berdua ini cukup cerewet juga.

Dia bekerja di sini sebagai tangan kanan Arga untuk mengurus semua yang dilakukan pria itu. Kalau dia tidak ada, maka yang akan melakukan tanda tangan beserta melakukan pengecekan berkas tentu saja adalah Dara. Ia yang dilatih untuk bekerja keras sejak usianya masih belasan tahun. Sampai usianya belum genap dua puluh lima tahun dia telah dipercaya untuk memegang kendali oleh Arga sendiri.

Baru saja dia selesai dengan pekerjaan mengecek email dari salah satu perusahaan yang mengajak bekerja sama yang dia terima ke emailnya langsung. Seharusnya ke email sang sekretaris. “Om, aku tadi dapat email dari salah satu kontraktor, katanya minta kalau bahannya dia pakai dulu bayarnya belakangan. Tapi aku jelasin kalau kita nggak nerima utang.”

Ekspresi Arga yang tidak menanggapi lebih karena sudah tahu bahwa keponakannya pasti akan bekerja dengan sangat cekatan. “Ya, jangan kasih siapa pun utang. Kamu sendiri tahu kalau sekarang ini banyak sekali orang yang udah bawa barang terus kabur gitu aja. Iming-iming bayaran tinggi tapi hasilnya nihil. Lebih baik jangan, Dara,” pria itu meletakkan kopi di atas mejanya. “Kamu nanti ke rumah makan malam sama Tante juga, ya. Soalnya Tante kamu ngundang makan malam. Pulangnya sama Om nanti,” beritahu pria itu kepada Dara yang sedang mengikat rambutnya.

Gadis itu mengangguk cepat, dia mengeluarkan ponselnya yang sudah dia pakai selama bertahun-tahun. “Kamu nggak minat ganti HP?”

“Nanti aja, Om. Sebenarnya mau, tapi sekarang lagi nabung buat nikah sama, Gio. Kami berdua sepakat untuk nabung aja, Om.”

Arga duduk di kursinya sembari bersandar, memutar kursinya ke arah Dara kemudian dia berkata. “Entah kenapa Om kurang sreg sama si Gio itu, Dara. Bukannya karena dia usianya lebih tua dari kamu. Tapi nggak tahu deh pokoknya. Om cuman nggak bisa ngerasain dia tulus aja kalau kamu sama dia.”

“Apa karena aku yang nabung?”

Pria itu menggeleng. “Bukan soal itu. Tapi Om cuman nggak bisa nebak gimana perasaan dia ke kamu. cowok kalau udah niat nikah ngapain minta ceweknya nabung segala?”

“Gio juga kan lagi beli rumah, Om. Jadi aku maklumi.”

“Gaji kamu nggak sedikit ya di sini. Om kasih kamu banyak biar kamu mandiri aja, Dara. Om juga nggak pernah kasih tahu Papa atau Mama kamu soal gaji kamu. Apartemen juga udah jadi milik kamu. Walaupun kita sebutnya sewa, tapi itu atas nama kamu. Kata sewa hanya untuk mengelabui mereka biar mereka juga nggak seenak jidat minta uang sama kamu. Dari dulu banget pokoknya Om nggak suka kamu sama, Gio.”

Bagi Dara, kekasihnya itu adalah pria paling baik yang pernah dia temui di muka bumi ini yang tidak pernah menyakiti hatinya. Apa yang Dara mau akan langsung dituruti oleh Gio. Kapan pun Dara butuh maka pria itu akan langsung datang pada Dara. Tidak perlu menunggu lama untuk bisa bertemu dengan Dara.

Arga tidak akan berkomentar panjang lagi setelah Dara diam dengan pendapatnya barusan. “Kamu nanti pulang dijemput sama Robi, ya. Sepertinya Om ada urusan bentar,” kilah pria itu yang sebenarnya tidak mau melihat kedatangan Gio nanti yang ke kantor menjemput Dara. Robi merupakan anak pertamanya Arga yang kini memiliki kantor konsultan sendiri dan sibuk dengan pekerjaanya. Anak itu juga yang mendorong perusahaan Arga menjadi lebih maju lagi lalu memercayakan perihal orang kedua di perusahaannya itu keponakan sendiri karena sangat bisa dipercaya.

Sewaktu jam kerja telah tiba. Dia menghubungi anaknya untuk bisa menjemput Dara.

“Kalau saja kamu dan Robi itu nggak saudara dekat, Om udah pasti nikahkan kalian berdua,” bisiknya dengan pelan lalu saat itu Dara menoleh.

Gadis itu tersenyum ke arahnya. “Om tadi bilang, apa?”

“Nggak apa-apa. Om cuman nungguin si Robi ini lama sekali.”

Sandarra sudah terbiasa jalan bersama dengan Robi karena mereka ini adalah sepupu yang paling dekat. Dia menunggu beberapa menit sampai pria itu datang menjemputnya dengan mobil mewah miliknya dengan warna abu-abu. Pria itu gagah mengenakan mobil tersebut lalu menghampiri Dara. “Aku kalau jemput kamu rasanya sedang kencan.”

Dara tertawa lalu memukul pundaknya Robi. “Tapi aku nggak ngerasa. Ohya tadi aku hubungi Gio, dia bilang nggak bisa ke sini.”

“Nggak usah lah, biar kita aja yang kencan. Kamu mau ke mana?”

Dara masuk ke mobilnya Robi usai dibukakan pintu oleh kakak sepupunya. Pria itu membuka dasinya lalu melempar ke arah Dara. “Kebiasaan banget lempar sana sini.”

“Biarin, daripada nanti ditinggal nikah. Nggak bisa gini terus sama kamu.”

“Kakak mau nikah?”

“Papa bilang kamu yang mau nikah. Katanya kamu udah nabung bareng, Gio.”

Dara tertawa lalu mengakui itu. “Tiap bulan kami nabung lima juta, Kak.”

“Gaji kamu di atas dua puluh juta dikasih Papa aku lho. Kamu nggak usah pamer-pamer gaji ke dia. Aku nggak mau nanti karena gaji kamu tinggi dia jadi lirik kamu terus.”

Dara juga tidak mau kalau Gio tahu gaji dia yang sebenarnya. “Aku tadi kebetulan ketemu sama Leta, tapi dia lagi sendirian di depan toko bunga gitu.”

“Toko bunga?”

Sembari meninggalkan kantor tempatnya Dara bekerja mereka berdua bercerita usai Dara menghubungi Gio.

Waktu itu mereka melewati lagi toko bunga yang dimaksud. Waktu baru saja mereka mau menghampiri Leta di sana. Tiba-tiba mobilnya Gio berhenti di sana dan membukakan pintu untuk Leta. “Lho dia bilang tadi sibuk,” sambar Robi yang langsung dibalas dengan anggukan oleh Dara.

Gadis itu mengeluarkan ponsel dari dalam tas lalu menghubungi Gio. Tidak lama kemudian pria itu menjawab. “Halo, Sayang. Kenapa?”

“Kamu di mana?”

“Aku barusan aja pulang, ketemu sama Leta di depan toko bunga dia nunggu kendaraan mungkin. Aku sama dia.”

Dara menganggukkan kepalanya waktu itu berusaha percaya. “Oh gitu, ya udah kalian hati-hati. Aku lagi sama Kak Robi soalnya.”

“Ya udah kamu hati-hati, ya. Nanti malam aku mau lanjut kerja soalnya. Ada pertemuan sama klien aku.”

Telepon diputus oleh Dara sendiri. “Dia ngakunya baru pulang terus ketemu sama Kak Leta.”

Robi yang kemudian melanjutkan perjalanan. “Ya udahlah, tinggal percaya aja sama dia. Nggak usah mikir aneh-aneh segala, kan?”

Robi mengajaknya untuk pulang ke rumah untuk makan malam. “Kenapa ya Papa Kak Robi kayaknya nggak suka banget sama Papa aku?” ucap Dara tiba-tiba yang merasa kalau orangtuanya dijauhi oleh Arga.

Mereka berdua masuk dengan mesra sekali. “Ya aku sendiri nggak tahu. Tapi kan mereka itu saudara, ya nggak mungkin dong kalau mereka itu saling jauhi?”

“Bukan mereka yang saling jauhi. Tapi Papa Kakak yang nggak suka ke Papa aku. Entah kenapa dari dulu Papa nggak pernah akur juga kan. Dari dulu Om Arga selalu bilang kalau Dara tinggal aja di sini. Mau kuliah ke luar negeri? Gitu terus tawarannya.”

Robi mengibaskan tangannya di depan dadanya. “Sudahlah jangan dipikirkan soal itu. Nanti keburu tua mikirin masalah mereka.”

Bab terkait

  • Kencan Buta CEO Tampan   2. Posesif

    Dara duduk di ruang tamunya ketika dia baru saja selesai mandi di kediaman Arga, hanya di sana dia bisa bersantai dengan menjadi nyonya di sini. Om dan tante selalu mengharapkan dia ada di sini. Andai saja dia dan Robi bukan sepupu, sudah pasti mereka berdua akan diminta untuk menikah saja, dibandingkan harus menjadi sepupu seperti ini. Apalagi keluarga besarnya Arga tahu seluk beluknya Dara.Sewaktu dirinya mendapatkan pesan dari Gio, dia langsung membukanya. “Kapan pulang?”“Abis ini pulang.”“Pulang sekarang juga! Aku nggak suka kamu keluyuran!”Salah satu yang akan membuat Dara tersadar bahwa dirinya harus tetap menjaga hati sang kekasih. Begitu diminta untuk pulang, maka dia akan pulang. Sampai sekang pria itu malah menjadi orang yang keras kepala. Bertahun-tahun mereka pacaran, sikapnya Gio masih tetap sama. Yaitu dia akan menjadi orang yang pertama kali mengekang hidupnya Dara.Tapi dengan cara seperti itu Dara suka. Karena menganggap bahwa Gio adalah pria yang sangat perhatian

  • Kencan Buta CEO Tampan   3. Selalu Salah

    Dara selalu berusaha untuk menghindar dari Gio, berulang kali pria itu mencoba mendekati Dara dengan caranya sendiri. Tapi selalu kena tolak oleh Dara.Wajahnya sangat muram sekali mendengar penolakan dari Dara beberapa kali. Walaupun sebenarnya Gio ingin menyentuh Dara, dia bertanggung jawab sekali, kan? Dia sudah pacaran sangat lama dengan Dara tapi merasa rugi kalau tidak bisa menyentuh Dara sama sekali. Lagi pula dia akan menikah dengan gadis itu sebentar lagi.Untuk apa juga Dara sudah lama dengannya tapi masih berlagak sangat mahal di depannya. Berciuman, itu sudah sering mereka lakukan. Tapi Dara tidak mau melakukan hal lebih dengannya layaknya orang yang tidak pernah tersentuh sama sekali. Padahal kalau urusan ciuman, bibirnya sudah sering digigit pula oleh Dara dengan nafsu yang kian menjadi.Namun untuk satu hal yang berkaitan dengan ranjang, Dara akan menolak. Berkali-kali akan berusaha untuk menolak Gio dengan berbagai alasan. Salah satunya adalah tentang Gio yang ditolak

  • Kencan Buta CEO Tampan   4. Meminta Jatah

    Belum resmi menikah, sudah seperti ini sifatnya Gio kepada Dara. Dia tidak mendapatkan respons baik dari pria yang dia pertahankan selama ini. Gio memang pria yang sangat dia sayangi lebih dari apa pun. Meski banyak yang berusaha untuk mendekati dia di perusahaan Arga. Tapi perasaan Dara hanya tertuju pada Gio semata.Robi beberapa kali mengatakan juga bahwa seharusnya Dara mencari pria lain saja dibandingkan dengan Gio yang seperti anak kecil. Memutuskan hubungan sepihak, kadang membuat Dara menangis seperti orang bodoh.Ah, itu memang tidak seharusnya dilakukan oleh seorang pria yang akan menjadi calon pemimpin rumah tangga. Tapi bagi Robi, sifat kekanakan Gio memang tidak akan pernah bisa bersikap dewasa sebentar saja pada Dara.Buktinya sekarang, buru-buru dia mengantarkan sepupunya ini.Tapi begitu Dara memberitahu bahwa Gio telah membatalkan janji temu mereka. Rasanya itu sakit sekali.“Kapan putus sama, Gio?”Dara menoleh menghapus pesan yang baru saja dikirimkan oleh Gio rasan

  • Kencan Buta CEO Tampan   5. Dikenalkan

    Kencan?Oh sialnya Dara yang sudah beberapa kali diberikan harapan palsu oleh Gio baru kali ini bisa berkencan dengan kekasihnya. Setelah kejadian beberapa waktu lalu saat Gio meminta izin untuk menyentuhnya. Mereka tidak lagi berkomunikasi. Dara yang enggan untuk mengalah pada kekasihnya. Lagi pula hubungan seperti itu hanya akan membuat hari sakit sekali. Jadi dia tidak bisa menolak ajakan pria ini kalau memang akan pergi nanti.Dara baru saja siap-siap dan Gio langsung memasukkan ponselnya. Dengan tatapan curiganya Dara kepada kekasih yang telah dia pacari beberapa tahun terakhir. Menampakkan kecurigaan yang tidak ingin diketahui oleh Dara.Ada apa?Permainan apa yang sedang dilakukan oleh Gio.Apa sekarang pria itu sedang bermain api dengannya?“Atasanku yang menghubungi.”Pria itu langsung berkata demikian tanpa ditanyakan oleh Dara. Menghilangkan kecurigaan yang terjadi antara dirinya dan Dara. Sebenarnya yang menghubunginya adalah Leta. Mereka memang sering berkomunikasi.Peras

  • Kencan Buta CEO Tampan   6. Pertengkaran

    Dara sudah cukup lelah sekali bekerja hari ini. Robi yang mengantarkan dia untuk pulang ke apartemen istirahat dan tidak diperbolehkan ke mana pun usai dia pergi ke Bandung dengan sepupunya.Jadi pulang dari sana pria itu meminta dia untuk fokus istirahat saja dibandingkan harus mengurus kehidupan asmaranya. Gio juga menghubungi sedari mereka ada di Bandung, pria itu agak posesif dengan Robi. Padahal tidak ada hubungan apa pun yang harus dicemburui. Juga karena Gio memang tipikal yang ingin memiliki dengan sangat.Tapi Dara tidak suka dengan pria semacam itu yang bisa membuat mentalnya tidak baik-baik saja.Sudah sekian lama dia menjalin hubungan tapi jika ada alasan di mana Dara dengan Robi, pasti mereka berdua bertengkar.Jadi, ini yang akan jadi suaminya?Sungguh Dara juga sering sekali tertekan dengan pria semacam ini. Tapi dia mencintai Gio, kapan pun dia butuh, pria itu akan cepat datang kalau Dara butuh. Itu adalah kelebihannya Gio akan selalu ada setiap kali Dara membutuhkan s

  • Kencan Buta CEO Tampan   7. Dilamar

    “Cieee yang dilamar.”Robi menghampiri Dara yang saat itu sedang bertamu ke rumahnya. Gadis itu memegangi cincin yang diberikan oleh Gio kepadanya. Ekspresi Robi juga tidak bisa berbohong setelah lihat sepupunya akan menikah sebentar lagi. Mereka memang sudah lama sekali pacaran, sudah waktunya untuk mengikat hubungan itu bukan?Robi hanya bisa mendukung apa pun yang jadi keputusannya Dara setelah memilih Gio yang akan jadi suaminya. Hingga dia tidak bisa menolak lagi kalau yang akan jadi suaminya Dara ternyata pria yang sangat menyebalkan selama ini yang sudah berusaha membuat Dara mati rasa dengan pria lain.Banyak pria tampan dan kaya yang menginginkan Dara, tapi entah kenapa Gio yang selalu berhasil meluluhkan hatinya Dara apa pun yang terjadi. Hanya bisa mendukung tanpa mau menghakimi Gio itu seperti apa.Tatapan Dara tidak bisa dibohongi lagi, kalau dia sangat bahagia pulang dari kantor, dijemput oleh Gio untuk makan malam bersama. Lalu pulang ke rumah Robi dengan cincin berteng

  • Kencan Buta CEO Tampan   8. Dikhianati

    Dara melotot sempurna mendengar kalau kakaknya menikah dengan Gio—kekasihnya Dara sendiri yang sudah dipacarinya lima tahun ini. Rasanya, dia mati kutu ketika pulang dari apartemennya. Dara tinggal di apartemen karena lebih dekat ke kampus dan juga ke kantor. Tapi begitu dia pulang, justru kabar buruk yang menyambutnya. Lalu apa yang bisa dia maklumi, ketika pulang dengan perasaan hancur saat melihat kakaknya dengan perut besar tanpa pemberitahuan apa pun untuk Dara mengenai kakaknya yang telah menikah dengan Gio.Hatinya juga hancur saat dia dan Gio yang selama ini baik-baik saja menyembunyikan bara api yang langsung menyentuh hatinya hingga melepuh. Gio duduk di dekat Leta—kakak perempuan satu-satunya yang Dara punya. Tapi tidak harus mengambil Gio yang sangat Dara cintai. Mereka telah menghabiskan waktu yang cukup lama juga untuk menjalin hubungan.Matanya panas, lidahnya kelu tidak bisa bertanya banyak hal. Orangtuanya hanya terdiam juga begitu Dara pulang. Dara yang selama ini be

  • Kencan Buta CEO Tampan   9. Menenangkan Hati

    Satu Minggu sudah Dara tidak masuk kerja lantaran sakit hati dengan ulah dari kakak juga kekasihnya. Yang Arga sayangkan adalah perilaku orangtuanya Dara yang tidak membela anak kedua mereka sama sekali. Dara dan Leta itu adalah darah daging mereka berdua. Ingat pertama kali Dara mengadu padanya saat itu, ketika Dara mengatakan kalau dia tidak akan kuliah lagi. Melanjutkan pendidikan itu penting. Tapi orangtuanya Dara tidak pernah setuju soal itu. Sampai Arga yang memberikan pekerjaan untuk keponakannya sambil kuliah.Tapi lihatlah sekarang ini keponakannya telah hancur oleh pengkhianatan satu keluarga ditambah lagi satu orang dari luar keluarga—yaitu Gio yang dari awal tidak pernah disetujui oleh Arga.Sewaktu dia hendak berangkat bekerja, dia mengambil tasnya di atas meja. “Ma, nanti kalau sudah selesai beres-beres meja makan. Mama ke kamar, ya! Ajak Dara ngobrol. Ngurung diri terus.”Istrinya juga sayang sekali pada Dara karena mereka tidak punya anak perempuan di keluarga ini. Han

Bab terbaru

  • Kencan Buta CEO Tampan   28. Malam Pertama

    Tidak meleset yang dikatakan oleh Arvin mengenai acara malam ini. Beberapa karyawan meminta untuk foto bersama. Selesai itu akan langsung makan-makan dan salah seorang mengambil mikrofon setelah ada instrumen musik yang diputar.Pria itu berjoget di depan Arvin sampai Dara tertawa lepas bahkan Khadafi yang tertawa melihat kelakuan anak buahnya.Lagu dangdut sambil berjoget sampai Arvin malah tertawa melihat kelakuan orang yang menyanyikan lagu untuknya. Tidak sedikit juga yang datang untuk menyawer si pria sampai Arvin juga malah merasa lucu dengan pernikahannya.Arvin mau menyangkal kalau ini bukan konsep yang diinginkan, tapi inilah yang terjadi. Pernikahan dengan segala keseruan dari orang kantornya. Khadafi malah ikut mendekat dan ikut berjoget di sana. Jatuh sudah wibawa seorang bos besar yang malah berjoget di depan banyaknya karyawan yang lain sambil mengeluarkan uangnya dan berjoget di sana.“Papa malah ikutan juga,” kata Arvin yang terus tertawa melihat beberapa orang yang ma

  • Kencan Buta CEO Tampan   27. Pemenang Di Hati

    Dara sudah mendengar keputusan dari Sabrina, bahwa ia positif tidak diperbolehkan bekerja oleh mertuanya. Meskipun keinginan itu sangat besar, tapi benar-benar diperlakukan seperti anak kandung. “Itu muka kenapa cemberut, sih?” Arvin menghampiri sembari mengunyah makanan.Dara menatap suaminya yang terus makan. “Kamu kenapa sih makan terus?”“Namanya juga lapar. Kamu datang bulan? Emosian amat sih,”Arvin menyindirnya dan pria itu duduk di sofa menaikkan sebelah kakinya. “Mama nggak bolehin aku kerja.”“Ya nggak masalah kalau nggak dibolehin.”Dara malah tidak dibela oleh suaminya. “Kamu setuju aku nggak kerja?”“Ya gimana, kalau Mama sudah bilang begitu aku nggak bisa komentar. Aku sudah pernah bilang kalau ada pilihan antara kamu sama Mama. Aku nggak bakalan pilih keduanya.”“Jadi, aku nggak boleh kerja?”Arvin masih mengunyah makanannya. “Emang Mama bilang apa sama kamu?” tanya Arvin masih santai menanggapi istrinya.Dara masih sedikit kesal lalu kemudian menjawab. “Mama bilang kal

  • Kencan Buta CEO Tampan   26. Harapan Memiliki Anak

    Pagi-pagi Dara sudah bangun dan mendapati suaminya masih dalam keadaan tidur. Waktu dia melihat suaminya yang tertidur sangat lelap sekali di dekatnya, Dara mengusap pipi Arvin yang bahkan begadang semalam lantaran teman-temannya yang datang dan mengajak mengobrol sampai larut.“Ayo tidur, ngapain coba?” Arvin malah terbangun tapi malah Dara yang tersenyum karena suaminya.Arvin ikut bangun dari tidurnya. “Mas, bangun!”“Aku bangun nggak mau lepasin kamu ntar. Lanjut tidur aja.”Dara tidak mau tidur lagi tapi malah mengganggu suaminya, dia menarik hidung Arvin. Sampai pria itu benar-benar membuka matanya dan menarik Dara ke dalam pelukan. “Sayang, ayo tidur! Aku ngantuk lho.”Dara melepaskan pelukan dan mengambil ponselnya, sudah jam sebelas. “Mas ini jam sebelas lho.”“Masih pagi.”“Pagi apanya, kita yang tidurnya kelamaan. Itu juga gorden nggak dibuka ya kita mikirnya pagi.”“Tidur kenapa sih?”Dara tidak mau tapi Arvin malah terus memeluknya. “Jalan-jalan yuk!”“Eh nanti malam acar

  • Kencan Buta CEO Tampan   25. Suasana Pengantin Baru

    Pengantin baru dengan gaun yang sangat indah di desain sendiri oleh Iriana yang dikhususkan untuk Dara. Tampak begitu cantik dengan balutan gaun indah serta make up yang sangat disukai oleh Dara.Apalagi ketika melihat penampilan Arvin mengenakan kemeja yang serasi dengannya. Pria itu sangat tampan, Dara tersenyum melihat suaminya yang juga sudah siap untuk keluar dari tempat make up mereka.Menikah, dulu pernah diinginkan dengan sangat oleh Dara. Begitu terwujud pun sekarang justru di luar nalarnya kalau ia akan jadi secantik ini di hari pernikahannya. Berterima kasih kepada sang mama yang telah mendesain gaun secantik ini.Dijadikan ratu oleh mertua sendiri di hari bahagianya. Dara berpikir ini akan jadi pesta yang paling bahagia seumur hidupnya. Tidak pernah dibahagiakan dengan cara seperti ini pada waktu yang lalu. Namun khusus untuk hari ini dia merasa sangat bahagia sekali.Arvin menatap istrinya sangat bahagia sekali di hari yang indah ini. “Apa hutangku sudah lunas, sayang?”“

  • Kencan Buta CEO Tampan   24. Gugup

    Arvin malah gugup malam harinya pasalnya besok malam adalah acara untuk pesta mereka. Menikah? Berkali-kali kamus di dalam hidupnya berusaha dibuka oleh Arvin untuk mencari itu. Namun tetap tidak ada. Akan tetapi setelah bertemu dengan Dara. Semua itu berbeda sekali dengan apa yang telah direncanakan oleh Arvin.Sewaktu ada di dalam kamar bersama sang istri. Wanita ini malah membaca novel yang ada di kamarnya Arvin. “Apa aku sedang diselingkuhi sama buku?”Dara menoleh ke arahnya. “Kenapa bilang begitu?”“Aku dari tadi ngomong sendirian.”Tapi wanita itu malah kembali fokus lagi terhadap bacaannya. Benar-benar mengabaikan apa yang sudah dikatakan oleh Arvin. Jujur saja kalau Dara terlihat malah makin dewasa setelah menikah. “Sayang, kapan ulang tahun?”Arvin tidur di paha istrinya lalu menyingkirkan buku itu karena tidak terima ditinggalkan oleh istrinya yang hanya fokus pada buku. “Kasih aku hadiah kalau aku ulang tahun.”Pria itu menaruh tangan istrinya di atas kepalanya sendiri. “Y

  • Kencan Buta CEO Tampan   23. Menjadi Ratu

    Dara baru saja keluar dari kamar, menghampiri mertuanya yang sudah ada di ruang tamu lantaran tadi suaminya meminta untuk bersiap-siap. Dan minuman juga sudah tersedia begitu Dara keluar. Dengan sopan dan ekspresi yang bahagia, Dara bersalaman pada Sabrina lalu diminta duduk di sebelah itu. “Maaf, Ma. Tadi abis mandi terus siap-siap.”“Ya sayang nggak apa-apa. Dua hari ke depan nginap di rumah, ya. Soalnya kan mau ada resepsi. Kalian juga nanti di sana istirahat yang baik. Biar kamu nggak usah beres-beres. Kamu juga harus siapkan tenaga, kalau tamu puluhan masih bisa Mama prediksi tenaga yang keluar. Tapi tamunya nggak sedikit. Di hari pertama saja sudah berapa? Kamu nggak bisa santai gitu aja.”Dara sudah bayangkan kalau dirinya pasti akan lelah sekali menghadapi tamunya, dia akan pamerkan gaun resepsi dari ibunya sendiri. Mertuanya sangat menghargai apa yang disiapkan oleh ibunya Dara bahkan dipakai di hari istimewa yaitu di hari pertama.Dara suka sekali dengan desain yang dibuat o

  • Kencan Buta CEO Tampan   22. Hubungan Hangat

    Dara baru saja keluar dari kamar mandi usai dibantai habis-habisan oleh Arvin di sofa saat dirinya sedang asyik menonton televisi tapi Arvin meminta jatahnya. Dara tidak bisa menolak, mencerminkan istri yang taat pada suami. Di mana pun Arvin mau selama tempat itu hanya ada mereka berdua.Memang menjadi pengantin baru rasanya sangat berbeda sekali dengan pacaran waktu itu. Dara merasakan semua tentang hubungan mereka berdua yang menghangat. Sikap Arvin yang juga berbeda saat mereka pacaran dan juga saat menikah.Dara keluar dengan mengeringkan rambutnya. Arvin mandi terlebih dahulu tadi dan kembali ke sofa. “Itu Tante baru abis mandi.”Dara mendekat. “Siapa?”“Xavier tanyain kamu, Siena juga. Katanya kenapa Tante nggak diajak ke rumah mereka.”Arvin memberikan ponsel itu untuk Dara melihat dua keponakannya yang langsung heboh melihat Dara. Arvin malah tertawa karena ulah Dara hari ini yang mencoba menghindarinya

  • Kencan Buta CEO Tampan   21. Pengantin Baru

    Dara sudah bersiap dan berdandan dengan sangat cantik untuk pergi ke rumah orangtuanya atas keinginan Arvin. Pria itu ingin melihat gaun yang dijanjikan oleh Iriana. Sebentar lagi akan ada resepsi besar-besaran yang sudah dijanjikan oleh mertuanya. Meski tidak akan dihadiri oleh kakaknya Arvin.Kakinya melangkah keluar dari kamar usai diajak oleh suaminya pergi. Dara mengenakan celana berbahan katun dengan kaus berwarna navi dipakai oleh Dara hari ini untuk pergi ke rumah sang orangtua.Waktu itu Dara mengenakan tas yang juga diberikan oleh orangtuanya Arvin.Waktu sedang mengunci pintu kamar. Ponselnya Arvin berdering beberapa kali sampai diangkat oleh Arvin. “Lagi di rumah,” Dara mendengar pembicaraan suaminya entah dengan siapa itu. “Hah, udah di jalan? Oh oke.”Dara yang baru saja berdiri di depan suaminya. Ekspresi Arvin berubah. “Maaf, Dara. Teman-temanku ke sini. Kali ini cukup banyak. Kamu pergi sendiri nggak apa-apa?”“Kita pergi lain kali aja. Biar aku telepon, Mama.”“Nggak

  • Kencan Buta CEO Tampan   20. Pernikahan

    Pernikahan yang dilangsungkan di kediaman Arvin sendiri. Tidak jadi dilaksanakan di rumah orangtuanya Arvin. Tamu juga sudah ramai sekali berdatangan. Acara dilangsungkan pagi hari atas permintaan kakeknya Arvin.Semua keluarga besar juga menyaksikan bagaimana proses pernikahan itu hingga selesai.Arvin duduk masih merasa tidak percaya kalau dia telah menjadi seorang suami. Pernikahan yang awalnya hanyalah sebuah angan-angan dari orangtuanya. Tapi justru ia sendiri yang meminta izin kepada orangtuanya untuk menikah dengan Dara.

DMCA.com Protection Status