Share

25. Ribut Terus

last update Terakhir Diperbarui: 2022-04-21 07:04:23

"Ayu, aku gak bawa sikat gigi nih, minta sikat gigi baru dong!" Teriak Mas Ramon dari dalam kamar mandi.

"Gak punya, adanya sikat WC!" Sahutku dengan ketus. Enak saja, sudah datang tak diundang kayak jelangkung, minta sikat gigi baru pula? Memangnya pakai duit siapa beli sikat giginya? Lagian aku memang kehabisan stok sikat gigi baru.

"Tolong belikan sikat di warung! Masa aku gak sikat gigi?"

"Bodo amat!" Aku berjalan dengan kesal masuk ke dalam kamar. Aku duduk di pinggir tempat tidur dengan gelisah. Suara gemericik air dari kamar mandi masih terdengar meriah.

Mas Ramon sedang mandi atau buang-buang air sih? Akhirnya kubuka lemari, lalu mengambil uang sepuluh ribu dari dalam dompet. Tidak tega juga dengan suami pesanan seperti Mas Ramon.

"Saya ke warung dulu, Mas. Biasa pakai sikat gigi seribuan atau sepuluh ribuan!" Teriakku di depan pintu kamar mandi.

Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (2)
goodnovel comment avatar
nur arifah RA mutiara hati hadir arifah
g suka aku...gila Ramon...semoga Puspa minta cerai....harus cerai thor
goodnovel comment avatar
Mom L_Dza
duh Ayu bakal di Unboxing nih sama Ramon
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Kenapa Bajuku Selalu Sama dengan Tetangga Baru?    26. Malam Pertama (21+)

    Pov Ramon Pusing dengan rumah tangga yang rumit antara aku, Ayu, dan juga Puspa, membuatku memutuskan untuk berkunjung ke rumah Hendro. Lelaki itu adalah teman dekatku sejak kami sama-sama duduk di bangku STM. Usianya sudah sama sepertiku, dua puluh sembilan tahun, tetapi ia belum juga menikah, masih ingin bersantai katanya. Hendro sedang memandikan kandang burungnya saat aku memarkirkan motor di depan rumahnya. "Eh, tumben lu, hari minggu main, bisanya kelonan terus sama Puspa," sapanya sambil mencolek bahuku. "Ya kali gue gak main-main, Hen, bosen juga. Mumpung cuaca cerah, itu, gue bawa baso," kataku pada Hendro sambil menunjukkan bungkusan di motor. "Wah, teman paling pengertian lu! Tunggu di sini ya, gue ambil mangkuk dulu." Hendro pun masuk ke dalam rumah. Aku memilih duduk sambil memperhatikan empat kandang burung yang sepertinya baru dibe

    Terakhir Diperbarui : 2022-04-23
  • Kenapa Bajuku Selalu Sama dengan Tetangga Baru?    27. Perubahan Sikap Ayu

    Pov RamonAku memesan online makanan favorit Ayu yaitu Coto Makassar. Hal itu sengaja kulakukan karena gadis itu terus saja mengunci rapat mulutnya sejak malam panas yang kami lewati bersama. Tepatnya aku saja yang merasa panas. Ayu walaupun tidak memberontak, tetapi ia tampak tidak ikhlas melakukannya bersamaku.Tentu saja ia merasa seperti itu karena selama ini aku selalu berbuat tidak baik padanya. Bingung harus bagaimana, kuputuskan hari ini tidak berangkat. Aku khawatir Ayu nekat dan melakukan hal buruk karena kecewa denganku."Bukannya ini makanan favorit kamu? Kenapa daritadi hanya diaduk-aduk saja nasinya?" tanyaku dengan suara lembut. Ayu mau menunduk tanpa mau menyahut. Tangannya masih sibuk memutar-mutar kuah soto dengan sesekali menarik air hidungnya."Aku suapi ya?" tanyaku lagi."Kenapa masih di sini?" tanya Ayu pelan."Saya sedang

    Terakhir Diperbarui : 2022-04-23
  • Kenapa Bajuku Selalu Sama dengan Tetangga Baru?    28. Puspa Mencurigai Ramon

    "Ma, makanya kalau makan itu jangan sembarangan lagi. Namanya udah umur, pasti lambungnya tidak kuat kalau terlalu pedas. Mama harus jaga kesehatan ya, Ma. Puspa kan lagi hamil, gak bisa sering bolak-balik ke rumah. Bang Ramon juga lagi sibuk-sibuknya," nasihatku pada mama yang hari ini sudah kembali ke rumah. Untunglah hanya empat hari saja sejak dirawat dan aku masih sempat mengurus beliau."Iya, Mama gak akan makan sembarangan lagi. Jadi kamu pulang hari ini?" tanya mamaku seakan tidak rela aku buru-buru pulang."Iya, Ma, nanti naik taksi online saja.""Sudah kamu beritahu, Ramon?""Belum, biar kejutan saja. Terakhir saya bilang masih tiga hari lagi baru pulang, pasti Bang Ramon kaget saya pulang tiba-tiba. Lagian, bayinya ingin manja sama papanya, Mas." Mamaku tersenyum mafhum. Ia mengangguk, kemudian memelukku dengan erat.Setelah membantu Bude Yati memasak sarapan, aku pun bersiap-siap kembali ke rumah. Tas pakaian sudah dib

    Terakhir Diperbarui : 2022-04-23
  • Kenapa Bajuku Selalu Sama dengan Tetangga Baru?    29. Ramon tidak Berani Jujur

    "Maaf, kamar ini adalah tempat pribadi saya!" Dengan cepat Ayu menahan tubuhku persis di depan kamarnya. Wajah ayunya mendadak serius dengan sorot mata seakan tidak mau mengalah. Baru kali ini kulihat ekspresi Ayu yang lain dari biasanya, kenapa ia bisa berani seperti ini menantang mataku?"Tidak perlu berlebihan pada saya dan Mas Ramon, Mbak gak perlu khawatir karena sampai kapan pun Mas Ramon itu suami Mbak Puspa. Udah, Mbak, saya mau istirahat, capek sekali hari ini. Saya minta Mbak pulang saja ya, balik lagi nanti kalau saya udah hilang lelahnya." Dengan langkah berat aku meninggalkan rumah Ayu. Gadis itu menutup pintu, lalu menguncinya.Pasti gadis itu menyembunyikan sesuatu di kamarnya, sehingga aku tidak boleh masuk dan pasti semua itu ada hubungannya dengan Bang Ramon. Apa ponsel yang rusak juga bagian dari akal-akalan suamiku saja?Memikirkan semua ini membuat kepalaku semakin panas. Saat pulang ke

    Terakhir Diperbarui : 2022-04-24
  • Kenapa Bajuku Selalu Sama dengan Tetangga Baru?    30. Semakin Curiga

    "Ayu, buka!" Teriakku sambil menggedor rumah Ayu dengan tidak sabar.Tok! Tok?!"Ayu, buka! Aku tahu suamiku ada di dalam sini, buka!" Suaraku yang menggelegar mengundang para tetangga keluar dari rumah mereka dan menontonku dengan terheran-heran. Namun aku tidak peduli, kesabaranku sudah habis, sikap mengalahku dipermainkan oleh Ayu dan juga Bang Ramon dan itu sangat melukai hatiku.Cklek!"Ya, Mbak, ada apa?" Ayu menatapku dengan tatapan terheran. Di tangannya memegang piring yang nasinya belum lagi habis. Ayu tengah makan dengan wajah terlihat menahan pedas."Mana Bang Ramon? Mana suamiku?""Gak tahu, memangnya ke mana?""Kamu jangan belaga bodoh Ayu, aku tahu suamiku bersembunyi di rumah kamu. Kalian pasti diam-diam berselingkuh di belakangku, kalian memang keterlaluan!""Puspa, ada apa ini?" Bang Ram

    Terakhir Diperbarui : 2022-04-24
  • Kenapa Bajuku Selalu Sama dengan Tetangga Baru?    31. Keputusan Ayu

    "Kenapa Abang diam? Kamu juga Ayu, puas kamu telah merebut hati suamiku? Apa ini sebenarnya yang kamu inginkan?! Merusak rumah tangga orang lain? Huh, kalian pintar sekali bersandiwara di depanku, padahal kalian berdua sudah saling jatuh cinta, iya'kan? Kamu egois, Bang! Kamu juga Ayu! Sampai kapanpun aku tidak akan mau dipoligami! Pilih aku atau Ayu, sekarang!" Suaraku yang melengking tinggi hingga membuat kami bertiga menjadi pusat perhatian."Maaf, ada apa ini, Bu, Pak?" tegur seorang lelaki yang mungkin adalah manager restoran."Jangan ikut campur! Lelaki ini dan wanita muda ini, kalian.... "Kepalaku terasa berputar, perutku juga terasa sakit, hingga tubuh ini harus bertumpu pada meja kosong yang ada di belakangku."Puspa, sudah, k-kamu gak papa?"Puk!Saat pandangan itu gelap, aku merasa tubuh ini melayang turun, tetapi ditahan oleh seseora

    Terakhir Diperbarui : 2022-04-26
  • Kenapa Bajuku Selalu Sama dengan Tetangga Baru?    32. Ke mana Ayu?

    Pov Ramon"Jadi, apakah pesan dari mama Ayu yang membuat Abang banyak diam beberapa hari ini? Kenapa Abang tidak jawab? Mereka pasti khawatir. Paling tidak Abang sekalian menegaskan bahwa Abang dan Ayu sudah tidak memiliki hubungan apapun. Mama dari Ayu pasti mengerti. Begini saja, kalau Abang tidak berani mengatakan yang sebenarnya, biar Puspa yang menelepon mama Ayu.""Jangan!" Kutahan tangan Puspa yang hendak merebut ponsel dari tanganku."Please, Sayang, masalah ini biar Abang yang selesaikan. Mau kamu sudah kesampaian'kan? Sekarang biar Abang yang mengurus masalah Ayu. Abang akan cari Ayu dan memulangkannya ke rumah orang tuanya. Abang menikahinya baik-baik, Abang juga akan memulangkannya dengan cara baik. Tolong pahami ini dan jangan cemburu. Jangan bikin Abang tambah semakin bersalah ya, kamu paham'kan, Puspa?" istriku tidak menjawab. Ia hanya membuang pandangan dengan raut wajah kesal.

    Terakhir Diperbarui : 2022-04-26
  • Kenapa Bajuku Selalu Sama dengan Tetangga Baru?    33. Berpelukan

    "Ayu, ayo!""Lepas! Gak mau! Pergi! Jangan ganggu saya! Bang Aldi, tolong.... " Terpaksa kubekap mulut Ayu saat gadis itu mencoba berteriak meminta pertolongan."Aku gak akan kasar kalau kamu nurut! Aku akan buat keributan di sini kalau kamu berani pergi!" Ancamku pada Ayu. Gadis itu terdiam. Ia membuang muka dengan marah ke arah Jerry."Kalian selesaikan dulu masalah kalian ya, gue mau ke depan sebentar." Jerry bangun dari duduknya, lalu pergi meninggalkan aku dan Ayu. Gadis itu masih membuang muka dengan tangan yang melipat di dada. Pahanya yang putih diumbar. Aku tidak suka dan sangat sedih melihat Ayu seperti ini.Kubuka baju kaus sweater yang aku pinjam dari Jerry, lalu segera aku tutupi kedua paha Ayu.Hap!Hampir saja kain itu dilemparkan oleh Ayu, untunglah aku dapat menahannya, lalu menutupkannya kembali ke paha Ayu.

    Terakhir Diperbarui : 2022-04-26

Bab terbaru

  • Kenapa Bajuku Selalu Sama dengan Tetangga Baru?    138. Ending

    Bu Suci belum benar-benar tidur saat anak menantunya pulang. Ia sengaja sedikit berbohong agar Ramon dan Dini mau segera pulang ke rumah. Bagaimanapun ini adalah malam pengantin putrinya, tidak lucu kalau malam pengantin dihabiskan dengan menemani nenek-nenek yang sedang sakit. Bu Suci mengambil ponsel, lalu ia mengirimkan pesan pada Puspa.Assalamualaykum, Puspa, Pak RT dan kepala keamanan komplek sudah kamu beritahu perihal pernikahan Dini belum?SendPesan itu tidak langsung dibalas oleh Puspa. Mungkin anaknya itu sudah tidur. Pikir Bu Suci. PuspaWa'alaykumussalam. Iya, Ma, Puspa sudah informasikan pada Pak RT dan kepala keamanan. Kertas bukti pernikahan siri Dini dan juga foto Dini tadi sudah saya kirimkan sekalian. Mama jangan khawatir. Istirahat ya, tidurnya jangan kemaleman.Oke, terima kasih sayang. Kamu juga istirahat. Jangan lupa besok kalau kemari bawakan Mama bubur candil ya.SendBu Suci tersenyum lega setelah membaca pesan Puspa. Akhirnya ia bisa tidur nyenyak malam

  • Kenapa Bajuku Selalu Sama dengan Tetangga Baru?    137. Hari Pernikahan

    Saya terima nikah dan kawinnya Andini binti fulan, dengan mas kawin seperangkat alat salat serta perhiasan emas lima belas gram, dibayar tunai. SahSemua orang yang ada di dalam ruangan kamar perawatan Bu Suci mengucap syukur atas sudah terlaksananya pernikahan siri yang dilakukan oleh Ramon dan juga Dini. Ada saudara dari pihak ibunya sebagai saksi, sedangkan dari pihak Ramon ada salah satu teman pria lelaki itu yang kebetulan sedang ikut pameran di Bandung. Lalu untuk Dini, dinikahkan oleh wali hakim karena memang tidak ada yang tahu ke mana dan di mana keluarga Dini yang asli. Dini yang siang ini diminta memakai baju panjang dan selendang panjang untuk menutupi kepalanya, terlihat semakin ayu dan mempesona. Make up tipis yang dibantu oleh Puspa berhasil membuat Ramon tidak bisa berkedip menatap istri kecilnya. Setelah ijab kabul, semuanya mengalami Dini dan juga Ramon, tidak lupa Dini mencium punggung tangan mamanya sebagai bentuk sungkem hormat pada wanita yang dengan sepenuh

  • Kenapa Bajuku Selalu Sama dengan Tetangga Baru?    136. Kasih Ibu Sepanjang Masa

    Setahun setelah kepergian suaminya, Bu Suci hanya berdua saja dengan Puspa. Putri semata wayang yang baru duduk di bangku kelas satu sekolah dasar. Kepergian suaminya yang sakit tiba-tiba tentu saja meninggalkan luka teramat dalam untuknya. Keluarga mereka sedang menikmati indahnya berumah tangga dengan satu anak yang cerdas. Namun, tidak ada yang dapat menebak umur, rejeki, dan jodoh manusia. Sang Suami dipanggil untuk selamanya menghadap Khalik. Bu Suci mencoba tegar sebagai istri dan juga ibu, walau tidak ada satu pun yang tahu bahwa hatinya benar-benar patah. Separuh jiwanya pergi. Ia yang sehari-hari menjadi ibu rumah tangga, harus berusaha lebih giat lagi untuk memenuhi kebutuhan hidup. Memang ada pensiun yang ia dapat dari kantor suaminya, karena suaminya adalah Pegawai Negeri Sipil di kantor pengadilan negeri, tetapi tetap saja berbeda saat ia masih memiliki suaminya tercinta. Sampai suatu hari, suara tangisan bayi berada begitu dekat di telinganya saat ia tengah salat tahaj

  • Kenapa Bajuku Selalu Sama dengan Tetangga Baru?    135. Sidang Pertama

    Seminggu sudah berlalu dan kondisi Bu Suci masih sama. Tidak ada pergerakan apapun atau perkembangan lainnya. Puspa dan Dini masih bergantian jaga, menunggui mamanya tanpa keluh kesah karena rasa sayang keduanya. Dokter sempat mengatakan bahwa jika mama mereka sadar, maka itu adalah sebuah mukjizat. Sama saja bukan dengan mengatakan bahwa mereka harus ikhlas jika hal buruk terjadi pada mamanya. Dini dan Puspa sempat syok saat dokter mengatakan hal itu, tetapi keduanya kembali saling menguatkan. Tentu saja dengan support pasangan masing-masing. Puspsa didukung oleh suaminya, sedangkan Dini didukung dan dikuatkan oleh Ramon. Dua lelaki yang selalu mendukung dan menyemangati dua beradik itu karena rasa sayang mereka. "Jam berapa sidang hari ini?" tanya Ramon pada Dini saat pria itu meneleponnya setelah salat subuh. "Jam delapan, Bang, doakan lancar ya. Dini sedikit takut, tapi kata Mas Galih dan pengacara, Dini gak boleh takut karena Dini gak salah. Dini akan ceritakan kejadian yang s

  • Kenapa Bajuku Selalu Sama dengan Tetangga Baru?    134. Puspa Pulang ke Rumah Mertua

    "Mana, Ramon?" tanya Puspa saat Dini muncul bersama Robi, keluar dari lift. "Bunda!" Robi memeluk bundanya yang sudah sangat ia rindukan. Puspa pun berjongkok untuk memeluk Robi yang baru tidak ia lihat satu minggu, sudah semakin montok badannya. Terutama di bagian perut dan pipi. "Aduh, anak Bunda, lucu banget sih. Ndut banget! Baru gak ketemu sebentar saja, rasanya kamu udah naik sekarung," kata Puspa yang diikuti tawa Robi dan juga Dini. "Belajaan apa itu?" tanya Puspa saat Dini berjalan ke arah sofa sambil meletakkan tiga bungkusan milik Robi. "Ini baju Robi tiga stel, mainan, sama makanan, Teh. Ini, Teteh mau? Makan saja. Saya dan Robi sudah makan tadi. Bang Ramon hanya antar sampai depan pintu lobi karena harus buru-buru pulang ke Jakarta. Bang Ramon salam untuk Teh Puspa dan Mas Galih." "Kalian pergi sama anaknya Ayu juga? Kamu gak papa, Dini? Jalan sama anak calon suami?" tanya Puspa sembari memperhatikan dengan jeli ekspresi yang ditunjukkan Dini. "Iya, Teh, sama Ana da

  • Kenapa Bajuku Selalu Sama dengan Tetangga Baru?    133. Sonya Bertemu Dini

    Ramon dan Dini sudah bersama dengan Ana, Mona, dan Robi di dalam sebuah mall. Acara dimulai dengan berbelanja aneka pakaian lucu untuk si Kembar, dilanjut dengan nonton film di bioskop, beli aksesoris, dan perlengkapan sekolah, lalu ditutup dengan makan sore. Ya, tidak terasa sudah pukul lima sore. Sejak pukul sepuluh pagi kelimanya bersenang-senang di mall. Dini dengan senang menemani Ramon berkeliling membawa putri kembarnya. Tidak ada protes ataupun rasa cemburu. Ia percaya sikap dan perasaan pria itu saat ini hanya ingin membahagiakan anak-anak yang tadinya hanya bisa ia temui lewat video call. Tidak mungkin ia cemburu pada bentuk kasih sayang ayah pada putrinya. Ia adalah anak yang lahir dan tumbuh tanpa kasih sayang seorang ayah, untuk itu ia tidak mau ada yang merasakan sama sepertinya, apalagi jelas-jelas ayah si Kembar ada dan berkecukupan. "Capek ya?" Ramon merangkul pundak Dini sambil mengusapnya pelan. "Nggak, seru tahu, jalan-jalan di mal. Sampai malam juga saya mau. S

  • Kenapa Bajuku Selalu Sama dengan Tetangga Baru?    132. Usaha Sonya

    "Kamu gak ke dokter memeriksakan kehamilan kamu?" tanya seorang wanita setengah baya pada putri semata wayangnya. "Males, Ma." Sonya menjawab tanpa semangat.. Ini adalah hari ketujuh ia menjauh dari Rian. Berharap pria ia menghubunginya, memberikan maaf untuknya. Wanita itu menyadari bahwa ia sudah jatuh cinta pada Rian yang awalnya ia setuju untuk dijodohkan dengan pria itu, hanya untuk menutupi kehamilannya saja. Bukan murni karena ia mau dijodohkan. Setelah melewati beberapa bulan bersama Rian dan menikah, dan hari itu juga gagal, barulah ia sadar bahwa dirinya benar mencintai Rian. "Masih memikirkan soal Rian?" tanya Bu Karina sambil menyentuh lembut rambut putrinya. Sonya mengangguk dengan air mata yang siap tumpah. "Sonya mencintai Rian, Ma. Benar-benar mencintai Rian. Sonya ingin semuanya balik lagi seperti awal. Sonya ingin Rian mau menerima Sonya lagi setelah anak ini lahir, tetapi Rian sepertinya begitu jijik dengan Sonya. Rian gak mau sedikit pun mendengarkan alasan da

  • Kenapa Bajuku Selalu Sama dengan Tetangga Baru?    131. Ciuman Mendebarkan

    Ia pria dewasa yang sudah makan asam garam kehidupan rumah tangga. Kenal dengan tidak banyak wanita dan menurutnya, Dini adalah wanita kedua paling polos setelah Ayu yang pernah ia temui. Jika dengan Ayu ia melakukan kesalahan yang sangat buruk, memanfaatkan kepolosan serta kebaikan keluarganya, maka dengan Dini, ia tidak akan berbuat hal yang seperti itu. Bibir Dini baginya terlalu manis sehingga ia tidak bisa segera melepas pagutannya. Namun, jika tidak dihentikan sekarang, maka akan ada setan membisikinya untuk hal yang lebih nekat lagi. Ciuman itu pun terlepas saat keduanya hampir kehabisan napas. Ramon mengusap bibir Dini yang merah merekah karena ulahnya. "Bibir kamu manis sekali, kayaknya saya bisa kena diabetes kalau sering-sering cium kamu," kata Ramon membuat rasa hangat di pipi Dini kembali terasa hingga ke telinganya. "Apaan sih?" Dini menunduk malu, tangannya mencoba melepas pelukan Ramon, tetapi tidak bisa. "Masih mau peluk, karena besok udah gak bisa dan saya harus

  • Kenapa Bajuku Selalu Sama dengan Tetangga Baru?    130. Apakah Dini Cemburu?

    Acara makan berdua dengan Ramon berganti dengan acara makan bersama anak-anak dan mantan istrinya. Bagi Dini yang terbiasa dengan anak kecil, tentu tidak sulit untuk berinteraksi. Lihat berapa jahatnya ia waktu itu pada Puspa, tetapi pada Robi ia tetap sayang dan juga perhatian. Mungkin karena ia tipe perempuan penyuka anak kecil, sehingga tidak masalah baginya harus berkenalan dengan dua anak lagi dari Ramon. "Apa kalian pacaran?" tanya Ayu pada Ramon, tetapi matanya juga beralih pada Dini. "Tidak pacaran. Kami hanya dekat saja, tetapi akan segera menikah." Suara pria itu begitu tenang dan terkendali. Seolah-olah menegaskan bahwa ia dan gadis di dekatnya sudah sangat serius. "Kelihatan seperti ayah dan anak. Apa kamu yakin memilih Mas Ramon sebagai suami?" tanya Ayu lagi kali ini diiringi gelak tawa. Namun, menurut Dini, hal ini tidak lucu, justru tengan mencemoohnya. Lalu apa ia harus marah? Tentu tidak, masalah hidupnya suda lebih banyak dan ia tidak berminat untuk mencari masal

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status