“Tuan Javier tertular virus varian baru,” balas Roger sembari menatapnya, “Virus jenis ini tidak ada masa inkubasinya. Bahkan penyebaran virusnya lebih cepat dari pada virus yang merebak pada 30 tahun silam.”Claire menggigit bibir bawahnya terdiam selama beberapa saat. “Kamu jaga dia dulu.”Setelah itu, Claire membalikkan tubuhnya meninggalkan ruang kamar.Saat berjalan ke depan mobil, tiba-tiba Claire menghentikan langkahnya, lalu menoleh untuk melihat jendela atas.Kemudian, Claire masuk ke dalam mobil. “Pulang.”Izza mengintip Claire dari kaca spion tengah, lalu mengendarai mobilnya.Sementara itu, lelaki yang sedang duduk di dalam mobil tak jauh dari sana tersenyum sinis ketika melihat mobil melaju pergi. “Akhirnya aku menemukanmu.”Beberapa hari kemudian.Claire mengajak Marco untuk ketemuan di restoran. Tampak senyuman di wajah Marco. “Bagaimana Nona Claire? Apa kamu sudah selesai mempertimbangkannya?”Tiba-tiba Claire mengangkat kepalanya, meletakkan ponsel di samping. “Kalau a
Marco mengangkat-angkat kedua tangannya. “Kalau kamu setuju, aku akan telepon untuk bubarkan anggotaku. Aku akan menepati janjiku.”“Kamu sudah menjebakku sekali.” Claire memasukkan ponsel ke dalam tasnya, lalu berdiri dengan perlahan. “Apa mungkin aku akan percaya untuk yang kedua kalinya?”“Kamu bisa percaya sama aku.” Marco menatapnya. “Aku hanya ingin mendapatkan satu suara saja. Asalkan kamu setuju, aku akan melepaskannya kali ini.”Claire tersenyum. “Oke, aku setuju."Menyadari Claire menyetujuinya, Marco mengeluarkan ponselnya untuk menelepon, “Kalian bubar saja.” Kemudian, Marco menatapnya. “Puas?”Claire kembali menatap Marco. “Tuan Marco, aku orangnya nggak suka dirugikan. Kamu sudah peralat aku sekali, aku akan mengingatnya.” Claire tersenyum padanya. Kemudian, lekas meninggalkan restoran.Izza menunggu di depan mobil. Ketika melihat Claire keluar dari restoran, dia pun bertanya, “Apa benar kamu memberikan suara Pak Wilson kepadanya?”Claire tersenyum. “Siasat tarik ulur. Te
Javier tertegun sejenak, lalu menunjukkan senyum lembut. “Kamu sudah datang?”Roger berdeham. “Aku … keluar dulu.” Dengan buru-buru, Roger berjalan keluar kamar. Tak lupa dia menutup pintu kamar.Claire berjalan ke hadapan Javier dengan wajah tak berekspresi. “Javier, apa kamu berencana merahasiakan masalah penyakitmu sampai kamu mati?”Javier hanya menatap Claire dan tidak berbicara.Claire mencondongkan tubuhnya untuk melihat Javier. Bibir delimanya bergerak. “Kalau kamu mati, tolong Tuan Javier tanda tangan surat cerainya dulu. Biar aku nggak susah untuk bisa menikah lagi.”Biasanya ketika Claire membahas masalah ingin menikah dengan lelaki lain, Javier pasti akan merasa sangat cemburu. Namun kali ini, Javier malah hanya tersenyum, lalu menatapnya. “Apa kamu sudah menemukan orang yang cocok?”Claire menegakkan tubuhnya, lalu mengangkat-angkat pundaknya. “Sekarang sih masih belum. Kalau calonnya, aku rasa Cahya lumayan juga. Dia juga suka sama anakku. Selama dia masih belum menikah,
David mengangguk. “Ternyata begini, pantas saja kamu mengenakan topeng.”Henry mengumumkan bahwa Alice adalah putri kandungnya. Hanya saja, wajah Alice sangatlah oriental, tidak tampak kebulean di wajahnya. Jika dia tidak memakai topeng, identitasnya pasti akan dicurigai.Tiba-tiba David kepikiran sesuatu, dia melihat mereka. “Jadi, kalian saling kenal?”Claire mengangkat-angkat bahunya dan Javier pun tersenyum getir.Beberapa saat kemudian, David duduk di sofa. Roger menjamunya dengan menuang segelas teh untuknya.Javier memalingkan kepala untuk melihat David. “David, ada urusan penting apa?”David bahkan tidak sempat minum teh lagi. Kondisi saat ini memang sangat mendesak. Hanya saja, dia berusaha untuk menjawab dengan tenang, "Memang ada masalah mendesak. Anggotaku mendengar kabar Pangeran Rega telah memajukan jadwal pemilu. Selain ayahku dan beberapa rekan ayahku, anggota pemerintahan yang lain sudah disuap oleh Rega.”Tatapan Javier menjadi muram. “Mereka beraksi dengan secepat it
“Javier, aku setuju untuk menemanimu, tapi bukan berarti aku sudah memaafkanmu.” Selesai berbicara, Claire mendorong Javier, lalu berdiri sembari menatapnya. “Kalau kamu ingin menebus kesalahanmu, kamu mesti bertahan hidup dulu.”Javier pun tersenyum.…Selama beberapa hari ini, Claire selalu tinggal di Vila Easton. Dia mengirim pesan kepada Izza, menyuruh Izza untuk tidak mengkhawatirkannya.Namun, Claire tidak tidur satu kamar dengan Javier. Meskipun demikian, ada lelaki yang akan datang ke kamar Claire dan menguasai ranjangnya. Hanya saja, mereka tidak melakukan apa-apa.Javier tidak berencana untuk menyentuh Claire juga karena tidak ingin Claire sampai tertular. Meskipun Claire tidak tertular, jika Claire mengandung lagi, tidak ada yang bisa menjamin janin di dalam kandungannya tidak akan tertular virus itu.Tingkat kematian bayi yang tertular akan lebih tinggi dibandingkan dengan orang dewasa.Waktu itu saat ibunya Claire mengandungnya, dia pernah menyuntik vaksin antibodi ke tub
Javier tertegun sejenak, lalu menunduk dan tersenyum. “Kamu masih ingat.”“Tentu saja aku nggak bakal melupakannya. Javier, aku nggak bakal lupa dengan semua yang pernah kamu ucapkan dulu. Kamu berutang banyak terhadapku. Mana mungkin aku akan membiarkanmu mati begitu saja?”Claire mengeluarkan tangannya dari genggaman Javier. Kemudian, dia mengirim pesan kepada Izza, baru berkata, “Marco bisa mendekatiku juga karena dia ingin orang-orang tahu aku dan dia itu adalah satu komplotan. Sepertinya jadwal pemilu bisa dimajukan juga karena mereka mengira aku telah mendukung mereka.”Selesai berkata, Claire pun mengangkat ponselnya. “Jadi, aku mesti menyelesaikan sandiwaraku.”Javier mengecup kening Claire. Senyumannya semakin lebar lagi. “Jadi, apa perlu aku bekerja sama denganmu?”Di dalam sebuah restoran mewah.Restoran ini sudah direservasi semuanya. Di luar dan di dalam restoran juga telah dijaga ketat oleh pengawal berpakaian hitam. Suasana di dalam restoran terasa sangat mencekam.Clair
“Tapi kalau semua orang tahu kamu adalah cucu dari Wilson sekaligus Alice dari Organisasi Dawn, apalagi berhubungan denganku. Menurutmu, apa mereka akan melepaskanmu?”Claire menatap Marco dengan ekspresi datar. “Jadi, aku harus bekerja sama denganmu?”“Nona Claire hanya perlu duduk dengan tenang saja. Sisanya, kami akan mengatasinya sendiri.” Marco merentangkan tangannya.Claire pun tersenyum, lalu mengangkat gelas anggurnya. Tidak terlihat sedikit pun senyuman di wajahnya. “Kalau begitu, semoga kerja sama kita menyenangkan.”Marco tidak bersulang. Dia seolah-olah menemukan seseorang. Tatapannya seketika menjadi tajam.Claire menoleh, lalu tampak Javier sedang duduk di kursi roda dengan didorong oleh Roger. Pengawal Javier pun mengadang pengawal Marco. Suasana di restoran menjadi sangat menegangkan, seolah-olah ada potensi pertempuran besar yang bisa meletus kapan saja.Claire spontan berdiri, lalu memalingkan kepalanya untuk memelototi Marco. “Apa kamu sengaja?”Marco mengangkat-angk
Claire melirik Marco sekilas, lalu bergegas meninggalkan restoran bersama anggotanya.Marco menghabiskan satu gelas anggurnya. Setelah gelas anggur diletakkan di atas meja, Marco berkata pada orang di belakangnya, “Selidiki masalah Javier dengannya.”Tak lama setelah Claire masuk ke dalam mobil, dia pun menerima panggilan dari Javier. Claire mengangkatnya dengan tersenyum. “Sandiwara Tuan Javier bagus juga.”Javier pun berkata, “Jangan makan bersamanya! Cepat pulang!”“Nggak, ah.” Claire mengangkat-angkat alisnya. “Aku akan pulang selesai makan nanti.”“Kamu ….”Belum sempat Javier menyelesaikan omongannya, Claire pun mengakhiri panggilan.Claire sengaja menyuruh Izza mengendarai mobil dengan perlahan. Setelah melewati perjalanan yang lama, akhirnya mereka baru tiba di Vila Easton. Sebenarnya Izza merasa aneh dengan Claire yang sering berkunjung ke Vila Easton. Hanya saja, dia tidak banyak bertanya.Saat Claire berjalan ke dalam vila, kebetulan dia bertemu dengan Roger. Roger pun terse