Si pencuri menggertakkan giginya, lalu hendak turun tangan terhadap Dessy.Dessy menghindar, lalu melayangkan pukulan kuat hingga membuat pria itu mundur berulang kali. Ketika menyadari dia tidak bisa mengalahkan wanita itu, si pencuri pun membalikkan tubuhnya hendak melarikan diri, tapi punggungnya malah ditendang. Si pencuri pun terjatuh kuat ke lantai. Dompet pun terempas jauh.Dessy menginjak punggungnya, lalu menarik kerah bajunya ke atas, dan berkata dengan dingin, “Besar sekali nyalimu! Kamu malah berani mencuri dompetku. Cari mati, ya?”Tanpa berbasa-basi lagi, Dessy langsung melayangkan pukulan ke wajah pria itu. Akhirnya Devin berhasil mengejar langkah Dessy. Ketika melihat gambaran seorang wanita sedang memberi pelajaran terhadap seorang pria dengan galaknya, Devin pun terpaku di tempat. Kesan indah di hati Devin langsung hancur.Di sisi lain, sebuah mobil berhenti di depan balai seni bela diri. Ariel membawa Jodhiva menuruni mobil, lalu berjalan ke dalam aula. Semua anggot
Saat di perjalanan, Ariel mendekati Jodhiva. “Tadi apa yang kamu obrolkan dengan Yogi?”Jodhiva melirik Ariel sekilas, lalu tersenyum. “Tentu saja mengundangnya untuk menghadiri resepsi pernikahan kita.”“Apa dia setuju?”“Emm, tentu saja.”Ariel bersandar di tempat duduknya, lalu spontan tersenyum. “Aku kira kalian akan bertengkar.”Jodhiva menggenggam punggung tangan Ariel, lalu menempelkannya di depan bibir. “Kamu khawatir kami akan bertengkar?”Ariel membalas dengan serius, “Sudah menjelang Hari Raya, nggak bagus kalau bertengkar. Lagi pula, kalau kalian bertengkar dengan dilihatin banyak orang, bukannya kalian akan merasa malu?”Jodhiva tertawa. “Sekarang Ariel semakin bijaksana saja.”Ariel tertegun sejenak, lalu menurunkan tangannya. “Jangan sindir aku. Awas nanti kuberi pelajaran sewaktu di rumah.”Tiba-tiba ponsel Jodhiva berdering. Dia menerima panggilan dari Bastian. “Ada apa?”“Kak Jody, malam Hari Raya kamu tidak berencana untuk main di luar? Aku ada kenalan banyak wanita
Apa wanita ini tidak enak badan kalau tidak minum alkohol?Yura tertegun sejenak, lalu berkata dengan perlahan, “Masalah waktu itu hanya kecelakaan saja. Kali ini, aku nggak bakal mabuk lagi.”Usai berbicara, tatapan Yura tertuju pada Bastian. “Sendirian?”“Aku bukan sendirian, tapi berdua. Oh, ya, kamu duduk di atas tubuh temanku.” Bastian berkata dengan asal-asalan.Yura melihat tempat yang diduduknya. “Aku duduk di tubuh temanmu?”Bastian menuang segelas anggur untuknya, lalu tersenyum. Dia kepikiran untuk mengejutkan Yura. “Iya, apa kamu ingin tahu? Tapi lebih baik kamu tidak usah tahu, deh, nanti kamu tidak bisa tidur.”Yura menyesap alkoholnya. “Aku akan semakin penasaran.”Bastian menyadari dirinya tidak berhasil masuk ke dalam jebakan. Dia pun berdecak. “Nyalimu besar juga, ya. Asal kamu tahu, temanku ini baru saja lompat dari atas gedung. Kepalanya hancur dan isinya berserakan di lantai. Temanku sangat kesal karena kamu duduk di atas tubuhnya. Jadi, kamu mesti hati-hati. Bisa
Ariel tertegun sejenak. “Kenapa kamu tiba-tiba tanya aku?”“Kalau kamu mau pulang, aku akan temani kamu untuk pulang.” Jodhiva menyandarkan dagunya di atas kepala Ariel.Ariel memalingkan kepalanya melihat ke sisi Jodhiva. “Bukannya kamu seharusnya bawa aku ke Negara Shawana?”Jodhiva terdiam beberapa saat. “Kamu mau ke sana?”“Kamu bilang sendiri mau perkenalkan aku ke teman-temanku. Seharusnya nggak keterlaluan kalau aku pergi menemui teman-temanmu?”Jodhiva menyipitkan matanya. “Apa kamu yakin cuma mau melihat temanku?”Ariel meletakkan kopi di depan meja, lalu melingkari leher Jodhiva. “Kamu kenal semua orang di Pulau Persia, tapi aku nggak kenal siapa pun dari anggota Hunter. Bukannya sudah sewajarnya aku sebagai istrimu mengenal mereka?”Jodhiva tertawa. Dia menyentil hidung Ariel. “Oke, yang penting kamu gembira.”Jodhiva menggendong Ariel, lalu membawanya ke atas ranjang.Waktu baru menunjukkan pukul sebelas siang. Jalanan sangat sepi. Toko-toko juga sudah tidak beroperasi. Han
Hiro terdiam.“Dari kemarin kamu gonta-ganti kekasih melulu. Sekarang kamu berpacaran dengan Jeska. Semua itu karena kamu merasa dia memiliki kesamaan dengan Jessie. Tapi, karena kesamaan itu, kamu sudah menghancurkan dirimu sendiri.”Kedua mata Yura memerah. Dia merasa hubungan sepuluh tahunnya sudah tidak berharga lagi. Waktu itu, Yura menyukai Hiro karena dia merasa Hiro adalah tipe pria setia. Buktinya, Hiro bisa diam-diam berkorban dengan Jessie yang dia sukai.Setelah mengetahui kabar Jessie sudah menikah, Hiro sempat merasa sedih selama beberapa saat. Namun, Yura tetap saja menemani Hiro tanpa merasa menyesal sama sekali. Dia ingin mencoba untuk mengobati luka hatinya. Meskipun sebenarnya Hiro tidak tahu dirinya menyukai Yura. Tapi?Apa yang didapatkan Yura? Dia melihat Hiro terus gonta-ganti kekasih. Alasan Hiro meminta putus juga hanya satu, yaitu tidak cocok.Kemudian, Hiro bersama dengan Jeska. Boleh dikatakan bahwa waktu kebersamaan mereka lebih lama dibanding dengan mantan
Sepertinya Merry juga merasa hubungan putranya dengan Yura tidak sebagus dulu lagi. Apalagi putranya sedang terpikat dengan siluman rubah itu, raut wajah Merry kelihatan semakin muram lagi. “Sekarang Hiro bahkan tidak pulang ke rumah. Setiap harinya selalu tinggal di luar. Haish, gara-gara seorang wanita, dia malah berubah menjadi seperti ini.”Ricky berkata dengan serius, “Baiklah, berhubung semua itu pilihannya, mulai sekarang kita juga tidak bisa ikut campur dengan pilihan hidupnya.”Merry hanya merasa disayangkan. “Aku kira Yura bisa menjadi menantu keluarga kita.”Cooper pun tersenyum. “Tidak masalah. Semua itu juga tidak berdampak terhadap hubungan keluarga kita.”…Di Vila Laguna, Negara Hyugana.Jessie berjalan ke taman bunga, lalu pergi menyiram bunga mawar. Dia sungguh berharap bunga hasil rawatannya bisa tumbuh dengan indah saat musim semi nanti.Jules berjalan ke belakang Jessie, lalu mengambil gembor dari tangan Jessie. “Bukannya aku suruh kamu istirahat?”Jessie mencember
Seorang pria berjalan ke samping Yura, lalu bertanya, “Apa benar dengan Nona Yura?”Yura mengangkat kepalanya. Tadinya dia mengira lawan kencan buta yang diatur ayahnya tidak akan datang lagi. Jadi, Yura berencana untuk pulang setelah makan. Siapa sangka dia akan datang.Yura pun tersenyum. “Iya, silakan duduk.”Si pria duduk, kemudian melihat makanan di atas meja.Yura berkata dengan tersenyum, “Maaf, aku kira kamu sudah terlambat setengah jam, nggak akan datang lagi.”Pria itu merasa canggung. Dia mengira Yura sedang marah karena dirinya telah datang terlambat. “Tadi aku ada sedikit urusan. Oh, ya, Nona Yura, dengar-dengar kamu itu penerjemah?”Yura tidak mengesampingkan sendok garpunya. “Iya, aku lagi berpikir mau bekerja lagi atau nggak.”Masih terlihat senyuman di wajah si pria. “Kamu masih mau ke luar negeri?”“Tergantung sikon.” Usai berbicara, Yura mengangkat kepalanya untuk menatap si pria. “Kalau mau menikah, mungkin ada perubahan dengan pekerjaanku. Bisa jadi aku akan beker
"Ugh ...."Claire Adhitama yang perlahan pulih kesadarannya merasakan sakit kepala yang menusuk. Tubuhnya terasa seperti digilas oleh mobil, ketidaknyamanan pada tubuhnya membuatnya mengernyit. Dia ingin mendorong tubuh yang menimpanya itu, tetapi tidak bertenaga sama sekali.Dalam kegelapan, dia tidak bisa melihat wajah pria itu dengan jelas. Claire hanya mencium wangi parfum Gucci yang khas dari tubuh pria itu.Pria itu tidak bersuara sama sekali. Dia hanya mencumbu leher Claire dengan perlahan ....Pagi harinya.Claire tiba-tiba terbangun.Dia terkejut saat menyadari dirinya sedang berbaring di tempat tidur tanpa sehelai kain pun yang menutupi tubuhnya. Di sampingnya, terbaring seorang pria asing yang membelakanginya.Wajah Claire pucat seketika. Adegan semalam makin jelas dalam benaknya. Ternyata semua itu bukan mimpi!Apa yang telah terjadi?Dia hanya ingat, malam sebelumnya adalah ulang tahunnya. Dia merayakannya bersama Kayla, kemudian setelah minum minuman yang diberikan oleh K
Seorang pria berjalan ke samping Yura, lalu bertanya, “Apa benar dengan Nona Yura?”Yura mengangkat kepalanya. Tadinya dia mengira lawan kencan buta yang diatur ayahnya tidak akan datang lagi. Jadi, Yura berencana untuk pulang setelah makan. Siapa sangka dia akan datang.Yura pun tersenyum. “Iya, silakan duduk.”Si pria duduk, kemudian melihat makanan di atas meja.Yura berkata dengan tersenyum, “Maaf, aku kira kamu sudah terlambat setengah jam, nggak akan datang lagi.”Pria itu merasa canggung. Dia mengira Yura sedang marah karena dirinya telah datang terlambat. “Tadi aku ada sedikit urusan. Oh, ya, Nona Yura, dengar-dengar kamu itu penerjemah?”Yura tidak mengesampingkan sendok garpunya. “Iya, aku lagi berpikir mau bekerja lagi atau nggak.”Masih terlihat senyuman di wajah si pria. “Kamu masih mau ke luar negeri?”“Tergantung sikon.” Usai berbicara, Yura mengangkat kepalanya untuk menatap si pria. “Kalau mau menikah, mungkin ada perubahan dengan pekerjaanku. Bisa jadi aku akan beker
Sepertinya Merry juga merasa hubungan putranya dengan Yura tidak sebagus dulu lagi. Apalagi putranya sedang terpikat dengan siluman rubah itu, raut wajah Merry kelihatan semakin muram lagi. “Sekarang Hiro bahkan tidak pulang ke rumah. Setiap harinya selalu tinggal di luar. Haish, gara-gara seorang wanita, dia malah berubah menjadi seperti ini.”Ricky berkata dengan serius, “Baiklah, berhubung semua itu pilihannya, mulai sekarang kita juga tidak bisa ikut campur dengan pilihan hidupnya.”Merry hanya merasa disayangkan. “Aku kira Yura bisa menjadi menantu keluarga kita.”Cooper pun tersenyum. “Tidak masalah. Semua itu juga tidak berdampak terhadap hubungan keluarga kita.”…Di Vila Laguna, Negara Hyugana.Jessie berjalan ke taman bunga, lalu pergi menyiram bunga mawar. Dia sungguh berharap bunga hasil rawatannya bisa tumbuh dengan indah saat musim semi nanti.Jules berjalan ke belakang Jessie, lalu mengambil gembor dari tangan Jessie. “Bukannya aku suruh kamu istirahat?”Jessie mencember
Hiro terdiam.“Dari kemarin kamu gonta-ganti kekasih melulu. Sekarang kamu berpacaran dengan Jeska. Semua itu karena kamu merasa dia memiliki kesamaan dengan Jessie. Tapi, karena kesamaan itu, kamu sudah menghancurkan dirimu sendiri.”Kedua mata Yura memerah. Dia merasa hubungan sepuluh tahunnya sudah tidak berharga lagi. Waktu itu, Yura menyukai Hiro karena dia merasa Hiro adalah tipe pria setia. Buktinya, Hiro bisa diam-diam berkorban dengan Jessie yang dia sukai.Setelah mengetahui kabar Jessie sudah menikah, Hiro sempat merasa sedih selama beberapa saat. Namun, Yura tetap saja menemani Hiro tanpa merasa menyesal sama sekali. Dia ingin mencoba untuk mengobati luka hatinya. Meskipun sebenarnya Hiro tidak tahu dirinya menyukai Yura. Tapi?Apa yang didapatkan Yura? Dia melihat Hiro terus gonta-ganti kekasih. Alasan Hiro meminta putus juga hanya satu, yaitu tidak cocok.Kemudian, Hiro bersama dengan Jeska. Boleh dikatakan bahwa waktu kebersamaan mereka lebih lama dibanding dengan mantan
Ariel tertegun sejenak. “Kenapa kamu tiba-tiba tanya aku?”“Kalau kamu mau pulang, aku akan temani kamu untuk pulang.” Jodhiva menyandarkan dagunya di atas kepala Ariel.Ariel memalingkan kepalanya melihat ke sisi Jodhiva. “Bukannya kamu seharusnya bawa aku ke Negara Shawana?”Jodhiva terdiam beberapa saat. “Kamu mau ke sana?”“Kamu bilang sendiri mau perkenalkan aku ke teman-temanku. Seharusnya nggak keterlaluan kalau aku pergi menemui teman-temanmu?”Jodhiva menyipitkan matanya. “Apa kamu yakin cuma mau melihat temanku?”Ariel meletakkan kopi di depan meja, lalu melingkari leher Jodhiva. “Kamu kenal semua orang di Pulau Persia, tapi aku nggak kenal siapa pun dari anggota Hunter. Bukannya sudah sewajarnya aku sebagai istrimu mengenal mereka?”Jodhiva tertawa. Dia menyentil hidung Ariel. “Oke, yang penting kamu gembira.”Jodhiva menggendong Ariel, lalu membawanya ke atas ranjang.Waktu baru menunjukkan pukul sebelas siang. Jalanan sangat sepi. Toko-toko juga sudah tidak beroperasi. Han
Apa wanita ini tidak enak badan kalau tidak minum alkohol?Yura tertegun sejenak, lalu berkata dengan perlahan, “Masalah waktu itu hanya kecelakaan saja. Kali ini, aku nggak bakal mabuk lagi.”Usai berbicara, tatapan Yura tertuju pada Bastian. “Sendirian?”“Aku bukan sendirian, tapi berdua. Oh, ya, kamu duduk di atas tubuh temanku.” Bastian berkata dengan asal-asalan.Yura melihat tempat yang diduduknya. “Aku duduk di tubuh temanmu?”Bastian menuang segelas anggur untuknya, lalu tersenyum. Dia kepikiran untuk mengejutkan Yura. “Iya, apa kamu ingin tahu? Tapi lebih baik kamu tidak usah tahu, deh, nanti kamu tidak bisa tidur.”Yura menyesap alkoholnya. “Aku akan semakin penasaran.”Bastian menyadari dirinya tidak berhasil masuk ke dalam jebakan. Dia pun berdecak. “Nyalimu besar juga, ya. Asal kamu tahu, temanku ini baru saja lompat dari atas gedung. Kepalanya hancur dan isinya berserakan di lantai. Temanku sangat kesal karena kamu duduk di atas tubuhnya. Jadi, kamu mesti hati-hati. Bisa
Saat di perjalanan, Ariel mendekati Jodhiva. “Tadi apa yang kamu obrolkan dengan Yogi?”Jodhiva melirik Ariel sekilas, lalu tersenyum. “Tentu saja mengundangnya untuk menghadiri resepsi pernikahan kita.”“Apa dia setuju?”“Emm, tentu saja.”Ariel bersandar di tempat duduknya, lalu spontan tersenyum. “Aku kira kalian akan bertengkar.”Jodhiva menggenggam punggung tangan Ariel, lalu menempelkannya di depan bibir. “Kamu khawatir kami akan bertengkar?”Ariel membalas dengan serius, “Sudah menjelang Hari Raya, nggak bagus kalau bertengkar. Lagi pula, kalau kalian bertengkar dengan dilihatin banyak orang, bukannya kalian akan merasa malu?”Jodhiva tertawa. “Sekarang Ariel semakin bijaksana saja.”Ariel tertegun sejenak, lalu menurunkan tangannya. “Jangan sindir aku. Awas nanti kuberi pelajaran sewaktu di rumah.”Tiba-tiba ponsel Jodhiva berdering. Dia menerima panggilan dari Bastian. “Ada apa?”“Kak Jody, malam Hari Raya kamu tidak berencana untuk main di luar? Aku ada kenalan banyak wanita
Si pencuri menggertakkan giginya, lalu hendak turun tangan terhadap Dessy.Dessy menghindar, lalu melayangkan pukulan kuat hingga membuat pria itu mundur berulang kali. Ketika menyadari dia tidak bisa mengalahkan wanita itu, si pencuri pun membalikkan tubuhnya hendak melarikan diri, tapi punggungnya malah ditendang. Si pencuri pun terjatuh kuat ke lantai. Dompet pun terempas jauh.Dessy menginjak punggungnya, lalu menarik kerah bajunya ke atas, dan berkata dengan dingin, “Besar sekali nyalimu! Kamu malah berani mencuri dompetku. Cari mati, ya?”Tanpa berbasa-basi lagi, Dessy langsung melayangkan pukulan ke wajah pria itu. Akhirnya Devin berhasil mengejar langkah Dessy. Ketika melihat gambaran seorang wanita sedang memberi pelajaran terhadap seorang pria dengan galaknya, Devin pun terpaku di tempat. Kesan indah di hati Devin langsung hancur.Di sisi lain, sebuah mobil berhenti di depan balai seni bela diri. Ariel membawa Jodhiva menuruni mobil, lalu berjalan ke dalam aula. Semua anggot
Akhirnya Jerremy merasakan bagaimana kehidupan pensiun ayahnya.“Sekarang kamu sudah kembali, itu berarti aku sudah dibebaskan.”“Kak.” Jerremy menatap Jodhiva. “Bisa tidak kamu bantu aku untuk beberapa waktu ini?”“Jangan mimpi.” Jodhiva langsung menolak.Jerremy menunduk sembari menggenggam tangan kecil Jennie. “Coba kamu lihat, pamanmu tidak izinkan ayahmu untuk istirahat, bukan ayahmu yang tidak ingin bermain bersamamu ….”Jerremy menatap Jessie yang kebingungan karena tidak mengerti omongannya. Tiba-tiba dia kepikiran sesuatu, lalu tersenyum.Keesokan harinya, Jerremy menggendong putrinya ke perusahaan. Gerakan Jerremy mengagetkan semua karyawan perusahaan. Bahkan saat membaca dokumen pun, salah satu tangannya sedang sibuk menggendong putrinya. Kalau Jennie menangis, dia segera menenangkannya dengan memberinya susu.Saat Jennie tidur, dia baru membaringkan Jennie di dalam stroller. Kemudian, dia meletakkan stroller di tempat yang bisa dijangkaunya. Jika ada karyawan yang melaporka
Bastian menyalakan mesin mobil, lalu menginjak pedal gas mobil. Mobil pun melaju pergi.Yura melihat mobil yang semakin menjauh, lalu menurunkan kelopak matanya. Pada akhirnya, pria itu telah membantunya lagi.Di dalam vila, Jeska memeluk Hiro dari belakang. “Aku sudah menyadari kesalahanku. Kak Hiro, kamu jangan marah lagi, ya. Aku akui aku sudah memfitnahnya, tapi aku hanya ingin dia menjauhimu saja ….”Hiro mendorong wanita di belakangnya. Jeska tidak sempat merespons. Pinggangnya menyenggol ujung meja, lalu jatuh duduk di lantai. Dia memegang bagian yang sakit dan wajahnya seketika memucat. “Kak Hiro?”“Jeska, apa kamu kira karena aku memanjakanmu, kamu boleh mempermainkanku?”Kedua mata Jeska berpapasan dengan tatapan sinis Hiro. Dia pun tertegun. “Aku … bukan, Kak Hiro, aku sudah menyadari kesalahanku.”Hiro membungkukkan tubuhnya, lalu mencubit dagu Jeska. “Kelak jangan dekati orang di sekitarku. Kalau sampai ketahuan sama aku, aku pasti tidak akan tinggal diam.” Hiro benar-bena