Share

Bab 813

Author: Imgnmln
last update Last Updated: 2025-01-01 23:49:47

“Nathan, bagaimana kalau kita kembali ke Saibu Care lagi?” Sienna akhirnya berbicara.

Karena di dalam Saibu Care, Herold dan beberapa tetua lainnya sudah mencapai tahap puncak penguasa Ingras, akan lebih aman bagi Nathan untuk tetap tinggal di sana.

Raut wajah Nathan menjadi muram, seolah-olah tidak mendengar perkataan Sienna dia berkata pada Reus dengan tenang. “Bawa aku pergi menjenguk Ryzen dan yang lainnya.”

“Tuan Nathan?” Reus sedikit terkejut, pihak lawan adalah dua orang puncak penguasa Ingras, kenapa Nathan tidak bergegas kabur?

“Nathan, kamu jangan terlalu gegabah!” Sienna juga membujuknya.

Namun mereka berdua tidak tahu, dalam waktu satu bulan ini kekuatan Nathan sudah tidak seperti dulu lagi.

“Aku bilang, antar aku untuk menjenguk Ryzen dan yang lainnya! Aku tidak mau mengulangi perkataanku lagi!” suara Nathan menjadi semakin dingin.

Suhu di dalam mobil juga turun hingga titik beku, Reus tidak punya pilihan lain selain menyalakan penghangat. Setelah melirik Nathan, Reus men
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 814

    Nathan maju dan memegang satu tangan Ryzen dan Nicole, sekumpulan energi spiritual mulai masuk ke dalam tubuh mereka berdua.Beberapa menit berlalu, raut wajah Nathan menjadi semakin kusam, tubuhnya mulai berkeringat.​ Sepertinya yang Reus katakan tidak salah, tulang-tulang di dalam tubuh mereka sudah patah, walau bisa disambung mereka juga akan menjadi lumpuh dan tidak mungkin bisa berlatih lagi.“Tuan Nathan, aku sudah menggunakan obat terbaik dari Unique Care, nyawa mereka berhasil dipertahankan, tapi kedepannya mereka hanya bisa duduk di kursi roda,” Steve melangkah maju dan berbisik.Nathan tidak mengatakan apapun, namun benaknya terus melintasi peninggalan sang Alkemis dan mencari tahu apakah ada obat yang bisa digunakan untuk menyembuhkan Ryzen dan yang lainnya.“Pil Vajra?”Segera, sebuah resep obat muncul di benak Nathan, Nathan melihatnya dan menemukan kalau bahan obat yang dibutuhkan untuk meramu obat ini tidaklah langka dan dapat ditemukan dengan sedikit usaha. Tapi, untuk

    Last Updated : 2025-01-01
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 815

    Nathan sudah membunuh muridnya yang paling berharga, dia sudah memperlakukan Fletch seperti putranya sendiri.“Benar, dia sudah membunuh putraku, membuat aku tidak bisa berkumpul dengannya saat acara festival bulan, kali ini aku pasti akan membuat hidupnya lebih buruk daripada kematian!” Vito berkata dengan menggertakkan giginya.Zayn dan Justin yang mendengar percakapan kedua pria itu dari samping seketika bergidik ngeri, mereka berharap saat ini Nathan berhasil kabur. Namun pada saat itu, terdengar suara langkah kaki di halaman luar rumah, dan kemudian sosok Nathan terlihat di ruang tamu.“Tuan Nathan?!” Zayn dan Justin tampak sangat kaget saat melihat Nathan.​Hudson dan Vito yang melihat Nathan bergegas bangkit berdiri dan terlihat sedikit terkejut. Mereka tidak menyangka Nathan berani langsung mendatangi mereka di sini.“Nathan, kamu masih berani menunjukkan dirimu?!” Sekarang, Nathan tidak memiliki bantuan beberapa tetua dari Saibu Care, jadi Vito tidak takut padanya, apalagi H

    Last Updated : 2025-01-02
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 816

    “Aarrghhh!”Semua orang tercengang melihat adegan ini, mereka sama sekali tidak menyangka, lengan seorang puncak penguasa Ingras akan dipatahkan oleh Nathan dalam satu pukulan, ini jelas-jelas sulit dipercaya.Hudson juga mengerutkan kening, dengan tatapan tidak percaya di matanya, dia tidak menyangka dalam waktu satu bulan kekuatan Nathan akan meningkat dengan pesat. Meskipun Vito hanyalah puncak penguasa Ingras tingkat dua, tapi dia tetaplah seorang puncak penguasa Ingras, tapi sekarang dia bahkan tidak bisa menahan satu pukulan dari Nathan.Kreeek!Saat semua orang masih terkejut, suara tulang patah kembali terdengar. Nathan meraih lengan Vito yang satu lagi dan langsung mematahkannya dengan kekuatannya.“Aaarrrggghhh~”Rasa sakit yang dahsyat membuat Vito berteriak kesakitan, dia menatap Nathan dengan ngeri. ‘Bocah ini …. bagaimana mungkin?!’ Di hadapan Nathan, dia menjadi tidak memiliki kekuatan untuk melawan.“Kamu mematahkan semua tulang bawahanku, hari ini aku akan membuatmu m

    Last Updated : 2025-01-02
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 817

    “Kalian awasi Vito, jangan sampai dia bunuh diri!” Setelah Nathan berpesan sosoknya juga menghilang.​Di saat bersamaan Nathan yang mengejarnya juga menyebarkan kesadaran spiritualnya dan menggunakannya untuk melacak lokasi Hudson. Hudson melarikan diri dari halaman belakang menuju ke sebuah hutan kecil, dia menoleh dan setelah melihat tidak ada yang mengejarnya dia akhirnya merasa lega.“Sialan, ternyata bocah ini benar-benar gila!” Hudson mengumpat, dia tidak pernah terlihat begitu menyedihkan.Tapi di saat Hudson baru selesai mengumpat, raut wajahnya tiba-tiba berubah, sepasang tangannya seketika bergerak dan mulai melafalkan mantra di udara, dan kabut hitam langsung menyelimuti tubuh Hudson. Hudson merasakan kesadaran spiritual Nathan dan tahu Nathan sudah menemukan dirinya, dia bergegas menggunakan tekniknya untuk menyembunyikan dirinya. Tapi sudah terlambat, saat ini sosok Nathan sudah muncul dan saat menemukan Hudson dia tanpa ragu-ragu melayangkan tinju ke arahnya.Hudson yang

    Last Updated : 2025-01-02
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 818

    “Ini .…” Melihat perubahan yang terjadi pada Nathan, tatapan Hudson membelalak dengan kaget.Brak! Brak! Brak!Tidak lama kemudian, pecahan-pecahan yang keras dan menghantam tubuh Nathan dengan kuat itu hancur dan berserakan, tapi tubuh Nathan sama sekali tidak terluka.Raut wajah Hudson menjadi sangat jelek, mulutnya terbuka lebar hingga sebutir telur bisa masuk ke dalam mulutnya. Golem itu jika diukur memiliki kekuatan tahap awal penguasa Ingras di tingkatan puncak, itu adalah trik dari Hudson. Kemudian, dia mengambil kesempatan untuk menyedot kekuatan dari beberapa orang. Perlu diketahui, tahap awal penguasa Ingras di tingkatan puncak memiliki tulang yang sekeras peluru, dan tapi saat ini dia bahkan tidak bisa melukai Nathan.“Nathan, bagaimana kalau kita akhiri saja pertarungan ini sekarang, kedepannya aku tidak akan mencari masalah denganmu lagi?” Hudson menatap Nathan dan berkata padanya.“Sudah terlambat untuk mengakhirinya, aku berencana mematahkan semua tulangmu lalu menyerap

    Last Updated : 2025-01-03
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 819

    Tubuh Nathan melesat mundur dengan cepat untuk menghindari serangan naga itu, sedangkan saat ini, tangan Nathan yang memegang pedang Aruna sedikit mati rasa. Sisik naga itu bagaikan baju besi, pedang Aruna tidak mampu melukai naga itu.“Nathan!” Saat ini, Sienna, Milan dan yang lainnya datang menyusul.Mereka merasakan aura yang menakutkan di tengah hutan ini, khawatir akan keselamatan Nathan mereka akhirnya menyusul. Tapi baru saja menyusul, mereka melihat seekorr naga dengan panjang lebih dari sepuluh meter, dengan tebal sebesar kerbau yang sedang berada di hadapan Nathan dan membuat mereka semua ketakutan.Perlu diingat, Kota Vale bukanlah daerah pegunungan, dan tidak ada hutan purba di tempat ini, bagaimana mungkin seekor naga sebesar itu bisa muncul di sini?​“Kalian jangan kemari, menjauhlah!” Nathan bergegas menghalangi Sienna dan yang lainnya untuk mendekat.Naga ini terlalu kuat, dengan kekuatan Sienna dan yang lainnya, sama sekali tidak bisa menahan satu pukulan pun dari nag

    Last Updated : 2025-01-03
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 820

    “Tidak!” Sienna bergegas merobek pakaiannya sendiri dan ingin membalut luka Nathan.“Minggir!” Nathan merasakan hembusan angin kencang yang datang ke arahnya dan bergegas mendorong Sienna ke samping, sementara dia dihantam dengan keras oleh ekor naga itu.BAAM!Tubuh Nathan terhempas puluhan meter dan mendarat dengan keras di tanah. Darah terus mengucur dari sudut mulut Nathan.“Tuan Nathan!”Milan dan Reus yang melihat ini bergegas mengeluarkan sengaja dan menyerang naga itu.BAAM!Nathan hendak berbicara, tapi sudah terlambat, kedua orang itu sudah menyerang dan disapu hingga terbang oleh ekor naga itu. Kali ini, baik Reus dan Milan sudah tidak bisa berdiri lagi, keduanya terluka parah.Nathan menggunakan pedang Aruna untuk membantunya berdiri dan menatap naga itu dengan marah, tubuh naga ini dipenuhi dengan sisik yang sangat keras, sama sekali tidak bisa dilukai. Jika terus bertarung seperti ini, cepat atau lambat, dia akan kalah.“Cepat serang, bunuh mereka!” Raut wajah Hudson sem

    Last Updated : 2025-01-03
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 821

    Nathan menyimpan pedang Aruna lalu berbalik untuk melihat Hudson yang terjatuh ke tanah, tatapan matanya yang dingin amat menakutkan. Melihat Nathan seperti itu, pupil mata Hudson menyusut tajam dan matanya ditutupi oleh kengerian.“T-tidak .… jangan bunuh aku! Kumohon, aku akan melakukan apapun yang kamu minta,” seluruh tubuh Hudson bergetar, dia sedang memohon ampun.Seorang puncak penguasa Ingras yang terhormat, Ketua organisasi Qahwa, sedang memohon ampun di hadapan Nathan.Sienna yang melihat pemandangan di depannya merasa terkejut dalam hati, perlu diketahui Hudson adalah salah satu sosok yang paling dihormati di seluruh wilayah Celestial, baik pemimpin Lumina, maupun Vito, mereka harus bersikap hormat saat bertemu dengan Hudson. Tapi saat ini, orang sehebat itu sedang memohon ampun di hadapan Nathan.Sosok Nathan menjadi semakin besar di dalam hati Sienna, sedangkan perasaan Sienna terhadap Nathan juga menjadi semakin dalam.BRAK!Nathan menekankan satu tangannya tepat di atas

    Last Updated : 2025-01-04

Latest chapter

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1081

    Nathan tersenyum tipis. Tapi senyuman itu tidak membawa kehangatan, itu adalah senyuman milik seseorang yang telah membuat keputusan. “Bukan gertakan,” bisiknya dingin. “Itu adalah nisan yang baru saja kau gali sendiri.”Gill menatap Nathan dengan pandangan tajam, senyum sinis masih menempel di wajahnya. “Kau terlalu percaya diri.”Swosshh~Dalam sekejap, tubuh Gill menghilang dari tempatnya, melesat seperti bayangan! Nathan tak bergerak, matanya hanya menyipit sepersekian detik sebelum serangan.Slashh!Sebuah pukulan meluncur dari arah kiri, cepat dan berat seperti meteor. Tapi Nathan memiringkan tubuhnya hanya setipis helai rambut, menghindari serangan itu tanpa panik. Bugh!Siku Nathan melesat balas ke arah dada Gill dengan kecepatan tak kasat mata. Gill mengebloknya dengan lengan kiri, suara benturan tulang beradu terdengar nyaring di udara malam.Bugh! Bugh! Bugh!Serangan demi serangan saling beradu, tinju, siku, tendangan, sapuan kaki. Setiap benturan menghasilkan gelombang u

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1080

    Nathan berdiri di depan menara kegelapan, jubahnya berkibar pelan tertiup angin malam. Matanya menatap lurus ke arah pria yang telah meretakkan formasi pembunuhnya.Di bawah sinar bulan yang dingin, aura mereka saling berbenturan meski belum ada yang bergerak.Gill berhenti menghantam, tangannya yang terluka mengepal pelan, namun ekspresinya tetap tenang. Matanya menyapu Nathan dari atas ke bawah. “Jadi, kau Nathan?” ujarnya, suaranya rendah tapi menggema seperti bergema dari dasar lembah.Nathan menatapnya datar. “Dan kau pasti Gill, Tuan Muda yang disembunyikan di balik bayangan nama Wilford.”Gill menyeringai tipis. “Kau lebih pintar dari yang kuduga.”Nathan menatap luka di tangan Gill. “Formasi pembunuhku membuatmu berdarah. Tidak buruk untuk seorang ‘tuan muda’, bukan?”Gill tertawa pelan, tatapan matanya sinis. “Kalau formasi sekelas itu saja sudah membuatku mundur, aku tidak pantas menyandang nama Wilford.”“Sayangnya,” Nathan menimpali, suaranya seperti mata pisau menggores b

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1079

    Formasi terpasang sempurna. Nathan menarik diri ke dalam bayang menara, menatap ke dalam kegelapan sambil menghela napas berat.Di luar, Hago memandang menara yang bergetar pelan, detak hatinya berpacu.“Sehebat ini?” satu prajurit bisik, suaranya hampir tak terdengar.Hago memutar wajah, mata redup menyala. "Nathan menghancurkan Ging dan melukai Kaidar, mereka seorang dengan kekuatan puncak penguasa Ingras tingkat akhir! Apa kita lebih hebat?"Gemuruh aktivitas di menara menggetarkan tanah. Kilatan cahaya ungu menelusup silang di balik jendela tinggi menara, seolah detak jantung yang siap meledak.Prajurit terhuyung, Hago mencibir pelan, sipi matanya menerawang ke cakrawala. "Tunggu Tuan Gill datang, aku akan melihat ke mana larinya Nathan kemudian."Dalam senyap menara, Nathan tenggelam kembali dalam kultivasi. teknik kijutsu berputar liar, menara bergetar hebat, merintih menahan badai energi yang menyedot setiap partikel energi spiritual di sekitarnya.“Apa?! Menara itu bergetar? P

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1078

    Di bawah bayang menara, sosok itu terbungkus gaun hitam, wajahnya masih membelakangi mereka. Nathan membuka mata, sebuah kilatan biru dan merah menari di tengah pupilnya.Hago menegakkan punggung, mencoba menutupi keterkejutannya. “Siapa kau?” tanyanya, tingkahnya tenang namun bergetar tipis.Nathan menoleh perlahan, bayangan luncur di pipinya. “Pemilik sah villa ini,” jawabnya dingin. “Jika ingin selamat, mundur sekarang.”Getaran energi spiritual mengepul di telapak Nathan, aura naga melingkari tubuhnya.“Kami wakil keluarga Wilford!” desak Hago, namun suaranya gemetar. “Ramos telat bayar hutang, villa ini jadi milik kami. Lalu kamu siapa?”Nathan mengangkat dagu, cahaya dingin menyorot wajahnya. “Ramos sudah tiada, tapi tanah dan menara ini kini di bawah kendaliku,” ujarnya tenang. “Akan kucabut nyawa kalian jika berani menentang.”Beberapa prajurit keluarga Wilford saling berpandangan, tangan mereka mengepal pada gagang pedang.Salah satu dari mereka terangkat suaranya. "Tuan Hago

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1077

    Debu dan serpihan porselen beterbangan, kristal lampu bergetar. Kaidar merasakan detik-detik terombang-ambing antara hidup dan mati, namun dia tetap tegap, mencatat setiap celah serangan Gill. Dengan satu teriakan rendah, Kaidar membalikkan formasi menjadi cincin pelindung, gelombang magis memantulkan serangan Gill, menimbulkan kilatan cahaya keunguan yang menari seperti naga kecil sebelum lenyap.Pertarungan singkat itu berakhir secepat kilat, tak ada korban luka baru, namun udara di antara mereka masih bergetar penuh ketegangan.Gill terdiam, matanya menatap kekaguman dan kewaspadaan. Dia menurunkan energi hitamnya, senyumnya merekah hangat namun penuh tipu daya. “Kaidar, rahasiamu pantas diperjuangkan. Menara Herton akan menjadi milik keluarga Wilford, dan kau, anak muda, pantas mendapatkan jatahmu.”“Aku akan mengirim pasukan ke sana, tidak akan ada siapapun yang bisa memasuki Villa itu!”Kaidar mengangguk pelan, rasa lega dan kemenangan berpadu di dadanya. “Tuan Gill, apakah Anda

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1076

    Di Kota Hulmer, di kediaman megah keluarga Wilford, cahaya senja menyusup melalui jendela kaca patri ruang tamu. Gill, tuan muda Wilford, bersandar di kursi berlapis kain emas, dahi berkerut memikirkan langkah Kaidar. Sinar matahari sore menari di lengkungan langit-langit, menciptakan bayangan bergerigi yang seolah berbisik rahasia kuno.“Hago,” panggil Gill pelan, matanya menatap jajaran lukisan leluhur yang terpajang di dinding. “Mengapa Kaidar memilih Kota Yundom untuk berlatih? Dan apa hubungan villa Ramos dengannya?”Hago, penghuni lorong panjang dengan napas teratur, menunduk hormat. “Tuan Muda, ada sesuatu ganjil pada menara tua dalam kompleks keluarga Herton—bangunan itu seolah menolak bayangan zaman. Semua sayap villa telah dipugar, kecuali menara itu yang tetap lapuk dan dingin.”Gill bangkit, tatapannya menyala, lingkaran kekuasaan keluarga Winaya tak berdaya menjangkau Yundom. “Rahasia apa yang tersembunyi di balik dinding usang itu, sampai Kaidar tega merenggut nyawa Ramo

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1075

    Cahaya lembut itu merambat ke rantai hitam yang menyekapnya, mengikis aura dingin kegelapan yang membekukan. Satu per satu rantai itu tergerus tenaga damai, lalu melingkup ke dalam tanah seperti akar yang kembali pulang. Suara raungan naga raksasa teredam, tubuh Nathan kembali bersih dari cengkraman gelap.Kaidar menegang, pandangannya melekat pada mutiara di tangan Nathan. Air mukanya memerah—rasa iri menyala di balik sorot matanya yang tajam. Baginya, harta Nathan adalah pusaka legendaris, pedang Aruna, cincin Ruang, Batu Mata Naga… dan kini cahaya Langit yang lebih agung lagi.“Nathan, semua itu akan jadi milikku, setelah kau mati!” desis Kaidar, suaranya bergema dingin.Cahaya hitam di atas kepalanya kembali memancar, menyembur seperti laser ganas, siap meremukkan segalanya.Namun Nathan hanya tersenyum tenang. Dia mengangkat kedua tangan, membiarkan kilau cahaya jatuh di telapak. Cahaya damai merembes ke pori-pori kulitnya, mengeras menjadi aura emas yang menyala-lenyap.Saat ali

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1074

    “Inikah kartu terakhirmu?” suara Nathan dalam bisik dingin.Sementara Kaidar terhuyung, mata mereka bertemu, rasa benci dan keinginan menang beradu tajam.Kaidar mengerang, lalu senyumnya memberi amaran. "Kau pikir ini sudah selesai? Saatnya kutunjukan kekuatan utamaku!”Dalam satu gerakan kilat, aura hitam di sekujur tubuhnya meroket, membentuk lingkaran manik-manik darah yang melayang di udara. Api malam menyala lebih pekat, memancarkan cahaya jingga dan ungu yang memutihkan langit. “Naga kegelapan!” teriaknya, sebuah ikatan darah naga yang membangkitkan roh kegelapan di dalamnya.Kegelapan pekat berdenyut di atas kepala Kaidar, merangkai diri menjadi lingkaran hitam pekat yang melayang. Dalam pusaran itu, udara bergetar, seperti permukaan danau yang berubah menjadi lautan gelombang badai. Cahaya sirna, hanya bayangan pekat yang menelan segalanya.Nathan menyipitkan mata, merasakan tekanan dalam rongga dada. “Apakah dia akan memanggil makhluk gelap lagi?” gumamnya pelan, ingatan ten

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1073

    Satu menjadi dua, dua menjadi tiga—hingga akhirnya, enam sosok Nathan berdiri sejajar, masing-masing memegang pedang Aruna yang berkobar.Mantra Kaidar berubah menjadi enam telapak tangan raksasa, turun dari langit seperti hukuman para dewa.BAAAAANG!Langit seolah runtuh oleh tekanan dari telapak-telapak tangan itu. Namun di tengah tekanan, Nathan mengangkat pedangnya dan berteriak. “Api spiritual, bangkit!”Keenam pedang Aruna menyala, api merah membubung lebih dari sepuluh meter. Dalam sekejap, kobaran itu menembus telapak-telapak raksasa, membakar mantra hingga menguap di udara.“AAARGHH!”Teriakan memilukan terdengar. Kaidar muncul dari balik api, tubuhnya terbungkus jilatan merah membara. Dia berteriak panik, berguling di tanah, mencoba memadamkan api yang melahap pakaiannya.Saat apinya padam dan dia baru merasa lega.Namun, sebuah tangan emas mencengkeram kerah bajunya. Tatapan Kaidar membeku saat dia melihat Nathan berdiri di hadapannya, mata bersinar, wajahnya keras dan mend

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status