“Kamu sudah membunuh beberapa anggota Klan Abyss, bagaimana mungkin aku tidak mengenalmu!? Tidak disangka, kamu berani datang ke Klan Abyss. Ada jalan menuju surga, tapi kamu memilih berbelok menuju neraka?!” aura di tubuh Sasinmyu tiba-tiba berkobar dan semua bawahannya langsung mengepung Nathan. Nama Nathan sudah menjadi musuh nomor satu di Klan Abyss. “Jangankan Klan Abyss yang sekecil ini, kalau aku benar-benar ingin pergi ke neraka, aku bisa pergi kapan saja!” Setelah berbicara, tiba-tiba yang tersisa hanyalah bayangan dari tubuh Nathan. Hwooossshhh! Para bawahan Klan Abyss yang mengepung Nathan, bahkan tidak bisa melihat sosok Nathan dengan jelas, dan mulai berjatuhan ke lantai. Sasinmyu tercengang, bahkan Witan yang sedang diinjak olehnya pun membuka matanya dengan lebar. Dia benar-benar tidak menyangka, Nathan seorang pemuda berusia dua puluh tahunan, memiliki kekuatan yang begitu menakutkan. Melihat kejadian di hadapan matanya, Sasinmyu ketakutan, raut wajahnya menjadi
“Tidak …." Sasinmyu mengangkat kedua tangannya. "Jangan bunuh aku, aku tahu dimana gadis-gadis yang ditangkap itu disekap, aku bisa melepaskan mereka semua. Kalau terlambat sedikit saja, mereka semua mungkin akan mati!” Nathan mengernyitkan keningnya dan mulai ragu, kalau membunuh Sasinmyu sekarang, bisa saja para gadis-gadis yang ditangkap itu kehilangan nyawa mereka. Melihat keraguannya, Sasinmyu tampak sedikit bahagia dan bergegas merangkak ke arah Ainsley. Ainsley yang melihat Sasinmyu merangkak mendekatinya seketika kaget setengah mati. Sementara Reus melindungi di depannya, dan menatap Sasinmyu dengan waspada. “Nona, kumohon bantu aku, aku juga dipaksa dan tidak berdaya, Dominic juga menggunakan laba-laba untuk mengontrol kami semua, kami tidak bisa melawan! Kalau tidak, aku tidak mungkin mengkhianati ayahmu!” Sasinmyu memohon kepada Ainsley, dia berharap Ainsley bisa membantunya memohon belas kasihan saat ini. “Mengkhianati ayahku?” Ainsley membelalak tidak percaya. “A-apa
“Bajingan!” Setelah melihat keadaan para gadis-gadis itu, Ainsley menggertakkan giginya dan memaki Klan Abyss. Segera, setelah ditenangkan oleh Ainsley, para gadis-gadis itu dibebaskan. Setelah berjalan keluar, mereka seperti orang gila yang mulai berlarian untuk melarikan diri, mereka takut akan ditangkap lagi, dan tidak memberikan waktu untuk Nathan dan yang lainnya merenung. Nathan awalnya ingin mengirim seseorang untuk mengawal gadis-gadis ini pulang, tapi karena mereka semua sudah kabur, lalu Nathan menatap ke arah Sasinmyu. “Sekarang bawa aku ke markas kalian!” Sasinmyu ragu-ragu sejenak lalu menggertakkan giginya dan menyetujuinya. “Kalau kamu berani macam-macam, aku akan membuat hidupmu jauh lebih buruk daripada kematian!” melihat Sasinmyu yang ragu-ragu sejenak Nathan mengira dia akan menggunakan trik. “T-ridak!, taku tidak berani!” Sasinmyu bergegas mengibaskan tangannya. “Hanya saja, ada sebuah laba-laba di dalam tubuhku, dan sekarang Dominic mengetahui keberadaanku de
Dan pada saat ini, tiba-tiba ada pergerakan di dalam sebuah guci di samping Dominic, dan laba-laba di dalamnya seperti ketakutan oleh sesuatu. Dominic tercengang dan bergegas membuka untuk memeriksa, dan raut wajahnya seketika berubah. “Tuan, apa yang terjadi?” tanya Sasimu. Dominic mengulurkan tangannya ke dalam dan mengeluarkan laba-laba dari dalam pot, dia mengernyitkan keningnya dan berkata. “Sasinmyu, dia sudah mati.” “Apa?!, Sasinmyu sudah mati?” raut wajah Sasimu terlihat tidak percaya. “Ini adalah laba-labanya, sekarang laba-labanya sudah mati, itu artinya Sasinmyu sudah mati, siapa yang membunuhnya?” Dominic berkata dengan murung. “Apakah mungkin anggota kepolisian Kota Moniyan? Belakangan ini, kita banyak membunuh anggota kepolisian, mungkin anggota kepolisian dari Kota Moniyan sudah datang!” Sasimu berpikir sejenak. “Mungkin!” Dominic mengangguk. “Kamu bawalah orang untuk memeriksa, kalau benar orang dari kepolisian Kota Moniyan datang, maka jangan langsung berkonf
“Dia?!” Tiga tetua itu seperti bertemu dengan musuh besar, dan aura membunuh tiba-tiba menguar dari dalam tubuh mereka. “Tunggu! Kalian diam, dengarkan penjelasanku dulu!” Sasinmyu bergegas menghalangi tiga orang itu, lalu menjelaskan. “Kak Sasimu, aku tidak mati, Tuan Nathan yang mengeluarkan laba-laba dari dalam tubuhku dengan paksa. Dan, laba-laba itu mati saat terkena sinar matahari! Oleh karena itu, laba-laba yang ada di dalam guci Dominic juga mati.” “Hah?! B-bagaimana mungkin? Laba-laba itu sudah lama menjadi satu dengan tubuh kita dan menghisap darah kita selama bertahun-tahun, bagaimana mungkin bisa dipaksa keluar?” Sasimu tidak mempercayainya sama sekali. “Kak Sasimu, bukankah sekarang aku masih hidup? Tentu saja benar! Kita tidak perlu lagi dikendalikan oleh Dominic, dan putri dari Tuan Cliff juga sudah datang!” Sasinmyu berkata sambil menunjuk Ainsley. Tiga tetua itu melihat ke arah Ainsley, dan ekspresi suram terlihat di wajah mereka, saat ini mereka tidak tahu harus
Sasinmyu bergegas memapah Sasinyu untuk berdiri. “Kalian, dengarkanlah aku, aku tidak membohongi kalian!” Sasimu melihat Nathan merenggangkan tangannya dan segera menyimpan kembali senjatanya, dia menatap Nathan dan berkata. “Baik, kami bersedia mendengarkanmu, aku harap, kamu bisa mengeluarkan laba-laba dari tubuh kami!” Sasimu akhirnya menyerah dan berkata dengan hormat kepada Nathan. “Ulurkan tanganmu,” Nathan berkata dengan ringan. Sasimu tercengang, dan Sasinmyu bergegas menjelaskan. “Kak Sasimu, Tuan Nathan akan mengeluarkan laba-laba dari tubuhmu!” Sasimu yang mendengar itu bergegas mengulurkan tangannya, Nathan menjentikkan jarinya dan sebuah cahaya keemasan kembali keluar dan memasuki tubuh Sasimu, diikuti dengan rasa sakit yang luar biasa. Pada akhirnya, Sasimu membuka mulut dan laba-laba kemudian keluar dari mulutnya. Setelah laba-laba itu jatuh ke tanah, dia bergegas lari ke tempat yang gelap, karena tidak ada sinar matahari yang masuk kemari, jadi dia tidak mati. Nat
“Kami melewati danau dengan cara mendayung untuk keluar masuk. Hanya saja, dengar-dengar ada pilar batu di dalam danau ini, dan bisa diinjak untuk melewatinya. Akan tetapi, tidak ada yang tahu dimana letak pilar batu itu kecuali Dominic!” Sasimu berkata dengan ragu. “Dominic, pria ini cukup waspada,” Nathan tersenyum ringan. Setelah rombongan itu tiba di dekat danau, suhu disini jauh lebih rendah, dan danau ini membagi lembah menjadi dua bagian, untuk dapat tiba ke sisi lain, mereka harus menyeberanginya. Danau itu mengeluarkan hawa yang sangat dingin, dan seluruh permukaan airnya berkabut, tidak ada yang bisa dilihat dengan jelas. Hanya ada beberapa perahu kecil yang mengambang di tepi danau. “Tuan Nathan, coba lihat!” Sasimu berkata sambil mengambil sebuah batu dan melemparkannya ke dalam danau. Air memercik dan kemudian diikuti dengan beberapa bayangan hitam yang muncul di air, lalu kemudian menghilang lagi dengan cepat. “Ini adalah sebuh ular air beracun yang dipelihara ol
Tuan Nathan, hati-hat! Jangan melawannya di atas danau!” Sasimu yang melihat itu bergegas memperingatkan Nathan. “Kalian para pengkhianat! Tunggu saja, setelah aku menghabisi bocah ini, aku akan mencabik-cabik mayat kalian!” Dominic meraung mengamuk. Dia tiba-tiba mendorong telapak tangannya dan tekanan besar menyapu air dari seluruh danau, ombak dahsyat menerjang ke arah Nathan. Dan ular-ular serta makhluk beracun dalam danau itu juga keluar dari air dan menuju ke arah mereka berempat dan Reus yang ada di tepi danau. “Mundur!” Sasimu yang melihat ini bergegas berteriak ketakutan dan segera mundur. Nathan yang melihatnya tiba-tiba tubuhnya terangkat dan kemudian dia melangkah mundur dengan cepat. Pada saat bersamaan, dia juga melambaikan tangannya dan tekanan besar langsung menekan gelombang yang mengerikan itu. Danau itu sudah kembali menjadi tenang, tapi pada saat ini di permukaan ranau muncul sebuah gelombang dan kemudian bergerak ke arah Dominic seperti anak panah yang melesa
Kekuatan Nelson seharusnya jauh lebih besar dibandingkan James, namun saat ini, dia terkulai lemah, energinya hampir habis terkuras. Tak ada cara baginya untuk menahan serangan mematikan dari James yang kini mengamuk.“Ayah!” teriak Abel, bergegas maju untuk memapah Nelson, matanya menyala dengan kemarahan yang membara, menatap James seolah ingin membalas setiap tetes darah yang telah tumpah.Tatapan mata Abel dipenuhi kebencian yang membara. Dia membenci dirinya sendiri yang merasa tak berguna, membenci masa lalunya yang hanya tahu minum-minum tanpa berlatih, dan membenci ketidakmampuannya untuk berkontribusi pada keluarga Calderon. Rasa frustrasi itu menggerogoti jiwanya, mengubahnya menjadi bara yang siap membara.“Aku akan mengantar kalian menuju kematian, lalu membunuh Nathan!” ancam James, suaranya penuh kebencian saat dia melayangkan pukulannya lagi.Namun, sebelum tangannya meluncur, Russel segera menghentikannya, menggelengkan kepala dengan tegas. “Kita harus menunggu Nathan
Keluarga Calderon.Udara dipenuhi bau besi menyengat dari darah yang menggenang, menyelimuti tanah bak kabut merah. Mayat-mayat berserakan seperti daun kering di musim gugur, wajah mereka membeku dalam ekspresi teror terakhir. Denting pedang dan jerit kematian masih bergema, sisa-sisa pertempuran yang mengubah kediaman megah Calderon menjadi neraka berdarah. Dua pasukan—Ransom dan Yaju—mengurung sisa keluarga Calderon dalam lingkaran besi. Nelson dan Abel, dengan luka menganga di tubuh, berdiri membelakangi satu sama lain. Dari ratusan anggota keluarga, hanya belasan yang tersisa. Napas mereka berat, mata berkaca-kaca, tapi tangan masih mencengkeram senjata dengan getaran kemarahan yang tak padam. Russel, pemimpin keluarga Ransom, melangkah maju. Pedangnya berkilat di bawah sinar bulan yang pucat, bayangannya seperti siluet maut. "Nelson!" suaranya menggelegar. "Kita pernah bertarung bahu-membahu di Perang Disaster! Tapi kau memilih jadi anjing peliharaan Nathan—bocah yang membant
“Ketua Sancho, kalau ada masalah bisa dibicarakan baik-baik. Kamu datang ke kepolisian dan menyerang Tuan Nathan. Kalau aku melaporkannya kepada Tuan Ryujin, apa kamu bisa menjelaskannya?” Milan melihat Nathan yang sudah tidak tahan dan segera mengancam Sancho.Mendengar Milan berkata seperti itu, Sancho menarik kembali auranya dan menatap Nathan dengan dingin. “Nathan, karena aku masih menghargai Tuan Ryujin, aku bisa mengampunimu kali ini. Tapi kamu harus menyerahkan lukisan yang kamu temukan di makam kuno itu kepadaku!”“Aku yang menemukannya. Atas dasar apa aku harus menyerahkannya kepadamu? Jika kamu punya kemampuan, bunuh saja aku hari ini. Aku tidak akan mungkin menyerahkan lukisan itu padamu,” Nathan menjawab tegas, menyadari betapa berharganya lukisan itu. Mana mungkin dia menyerahkannya kepada Sancho.“Hmm, orang sepertimu merasa layak memiliki lukisan itu? Barang itu di tanganmu sama saja dengan menyia-nyiakan benda pusaka!” Sancho berteriak marah. “Serahkan lukisan itu sek
“Apa yang satu lawan dua?” Nathan tampak bingung, tidak mengerti maksudnya.“Tuan Nathan, jangan berpura-pura! Kamu tidak tahu betapa banyak orang di kepolisian yang merasa iri padamu. Bahkan Kapten Milan juga merasa iri padamu!” Anggota kepolisian itu menatap Nathan dengan makna yang dalam sebelum pergi, meninggalkan Nathan dalam kebingungan.Melihat tatapan anggota kepolisian itu, Nathan tiba-tiba tersentak, seolah mengerti apa yang sedang dibicarakan. Dia menatap Sarah dan Beverly yang tampak puas, lalu berteriak kepada anggota kepolisian itu. “Woi, bukan seperti itu! Bukan seperti yang kamu pikirkan!”Namun, sosok anggota kepolisian itu sudah menghilang sejak tadi.“Kenapa kalian berdua bicara sembarangan!” Nathan merasa pusing.Sekarang dia baru menyadari bahwa perkataan Sarah dan Beverly barusan bisa dengan mudah disalahpahami. Pantas saja anggota kepolisian itu mengatakan hal seperti itu padanya.“Kami bicara sembarangan apa?” Sarah dan Beverly menatap Nathan dengan bingung.“A
Ging menerima dokumen itu dan membacanya. Raut wajahnya seketika berubah menjadi sangat jelek, seolah-olah dia baru saja menerima kabar buruk yang tak terduga.“Kamu sudah lihat, Tuan Ryujin kembali memperingatkan secara khusus mengenai masalah ini. Jika Nathan dibunuh oleh orang lain, apakah menurutmu Tuan Ryujin tidak akan mencurigaimu?” tanya Sancho, nada suaranya tegas.“Hmm, Nathan terlalu licik. Dia terlebih dahulu mencari Tuan Ryujin. Aku tidak percaya Tuan Ryujin bisa melindunginya seumur hidup!” Ging menggertakkan giginya dengan keras, amarahnya membara.“Sudahlah, akan ada kesempatan untuk menghadapi Nathan di kemudian hari. Kamu istirahat saja dulu!” Sancho berkata, berusaha menenangkan Ging sebelum meninggalkannya.Ging berjalan kembali, sementara Sancho melangkah menuju halaman belakang Martial Shrine. Halaman belakang itu sangat luas, di tengahnya terdapat sebuah bukit palsu setinggi belasan meter, dengan air mancur yang mengalir di atasnya. Sancho mendekati air terjun d
“Ini bukan mimpi. Kita berada di dalam lukisan ini, yang dipenuhi dengan energi spiritual. Ke depannya, kita bisa berkultivasi di dalam lukisan ini,” suara Nathan terdengar dari belakang mereka, menambah rasa penasaran.“Nathan, sebenarnya apa yang sedang terjadi?” Sarah segera bertanya, wajahnya penuh harap akan penjelasan.“Aku juga tidak tahu. Aku menemukan lukisan ini di dalam makam kuno. Saat itu, aku tersedot ke dalam lukisan dan baru menyadari ada dunia lain di dalamnya,” Nathan menjelaskan, ketidakpastian juga terlihat di wajahnya.“Bagus sekali! Kalau begitu, ayo kita mulai berlatih! Aku belum pernah menemukan energi spiritual yang begitu kaya sebelumnya!” Beverly sudah tidak sabar dan langsung duduk bersila, siap untuk menyerap energi.Udara dingin di didalam lukisan sama sekali tidak mengganggu mereka; semangat mereka membara.***Martial Shrine Kota Moniyan.BRAK!PRANG!Di tempat lain, Ging mengamuk, menghancurkan barang-barang di sekitarnya dengan marah. Sebagai Ketua Al
Mendengar perkataan Nathan, wajah Sarah dan Beverly semakin memerah. Sarah memutar matanya dan berkata. “Bagaimana kamu tahu kami berdua pasti akan menyukai benda jelek itu?”“Benar! Kami tidak suka benda jelek!” Beverly menimpali dengan semangat.Nathan tercengang. “Sama sekali tidak jelek! Kalian akan tahu setelah melihatnya, sangat indah dan akan membuat kalian terpukau!”Sarah dan Beverly masih ingin melanjutkan argumen, tetapi Nathan cepat-cepat maju, menutup mereka berdua dengan selimut, dan berkata. “Tidak boleh mengintip! Kalian baru boleh melihatnya setelah aku mengizinkan!”Wajah Sarah dan Beverly memerah karena malu, tetapi mereka hanya bisa mengangguk patuh. Saat itu, mereka hanya bisa mendengar detak jantung satu sama lain yang berdebar kencang. Bagi mereka, pengalaman ini sangat baru dan membuat mereka gugup.Setelah memastikan Sarah dan Beverly sudah tertutup selimut, Nathan mengeluarkan Lukisan Aliran sunyi di hamparan yang Abadi. Saat dia membuka lukisan itu, pemandan
Kepolisian Kota Moniyan.Nathan mengunci diri di dalam kamarnya, matanya terpaku pada Lukisan Aliran sunyi di hamparan yang Abadi yang terbuka di hadapannya. Dengan mengerahkan kesadaran spiritualnya, tubuhnya seolah tersedot ke dalam lukisan, melintasi batas antara dunia nyata dan dimensi lain. Teknik Kijutsu bekerja dengan sempurna, mengalirkan gelombang kekuatan spiritual yang tak terputus ke dalam diri Nathan. Di atas kepalanya, energi spiritual berkumpul, membentuk pusaran yang berkilau, seolah menandakan kekuatan yang sedang terbangun.Sementara itu, di luar, dua sosok memasuki kepolisian Kota Moniyan—Sarah dan Beverly, yang baru saja menyelesaikan proses penyembuhan di Saibu Care. Sienna dan Rebecca tetap di Saibu Care, menemani Zephir yang masih dalam pemulihan.Melihat kedatangan Sarah dan Beverly, Milan segera meminta seseorang untuk memanggil Nathan. Namun, saat merasakan aura kuat yang terpancar dari kedua gadis itu, hatinya bergetar. Dia menyadari bahwa kekuatan mereka ki
Tak lama kemudian, Nathan kembali tiba di Kota Moniyan dan langsung menuju ke kepolisian, yang merupakan tempat teraman baginya saat ini.Milan yang menyaksikan kepulangannya dengan cepat pun tercengang, karena biasanya setiap sesi pelatihan memakan waktu hingga satu minggu bahkan lebih. Kini, Nathan baru pergi selama satu hari, namun dia telah kembali dengan membawa kekayaan yang luar biasa. Di balik langkahnya yang cepat, Nathan menyimpan rahasia tentang harta karun yang dia peroleh, senjata ajaib yang akan mengantarkannya ke puncak kekuatan dalam kultivasi abadi. “Tuan Nathan, apakah terjadi sesuatu? Apakah pelatihanmu dihentikan?” Milan bertanya dengan nada cemas dan tergesa-gesa, matanya menyiratkan kekhawatiran yang mendalam.Nathan, yang baru kembali dengan langkah ringan, menggelengkan kepalanya. “Bukan, pelatihannya sudah berakhir!”Mendengar itu, Milan terbodoh di hadapan Nathan. “Sudah berakhir? Kenapa begitu cepat?” tanyanya dengan nada tercengang.Sambil meneguk seteguk