Nathan bersama Milan melangkah dengan tenang. Dalam sekejap, ribuan mata terpaku menyaksikan perubahan pada aura misterius yang menggulung di sekeliling Nathan menandakan kekuatan baru yang tak terduga, seakan semesta mengakui kehadirannya.Bisikan kagum pun terdengar. “Aura anak ini semakin bersinar!”Namun, tatapan Jazer pun langsung berubah, kerutan di wajahnya menunjukkan rasa tidak percaya dan ketakutan yang tersembunyi.Ging, dengan wajah keras yang dipenuhi dendam karena hinaan masa lalu, berkata dengan nada penuh kemarahan. “Aku sudah bilang, Nathan bukan sekadar manusia biasa. Kekuatan yang kau pikir bertambah hanyalah sebagian kecil dari misteri yang menyelimuti dirinya!”Dalam keheningan yang semakin tegang, Jazer menoleh kepada Ryuki dan bertanya. “Ryuki, apakah kamu benar-benar yakin?”Dengan senyum penuh keyakinan, Ryuki menjawab. “Ayah, tak peduli seberapa dahsyat kekuatan Nathan, senjata ajaib dari Keluarga Zellon di tanganku akan memastikan kekalahannya!”Ucapan itu m
Wajah Ging memerah mendengar tuduhan tersebut, amarahnya meluap seketika. Dia menarik kembali auranya dan melompat ke sisi Sancho, berusaha mengendalikan situasi.Di tengah kerumunan yang terhuyung antara kekaguman dan kebingungan, Bachira kembali berkata. “Hari ini, kami akan menegakkan keadilan. Tapi jika ada yang diam-diam mendukung Ryuki, aku takkan tinggal diam. Aku paling benci kepada mereka yang bermain licik!”Kata-katanya menggema, mengaduk emosi dan menyalakan semangat para pendukung keadilan.Di saat yang sama, Bachira memandang Nathan dengan tatapan penuh persahabatan dan dukungan. “Nathan, hadapilah dengan tenang dan berani. Di belakangmu, tidak akan ada yang berani berbuat curang!”Nathan pun melompat ke atas arena dengan senyum tipis yang menyiratkan tekad baja. Cahaya keemasan mulai menyelimuti tubuhnya, menandakan kekuatan yang baru bangkit. Dengan tatapan tajam yang dipenuhi dendam, dia menyatakan. “Datang dan hadapilah ajalmu!”Setiap kata yang diucapkannya mengiris
Jazer pun meledak dengan kemarahan. "Kau, bedebah! Kau hanya omong kosong belaka! Ryuki, jangan berbelas kasihan! Lumpuhkan dia, biarkan dia merasakan penderitaan yang jauh lebih parah dari kematian!"Dalam sekejap, situasi berubah menjadi medan perang emosi. Kata-kata Nathan dianggap sebagai penghinaan terbesar bagi Keluarga Zellon, dan Jazer tak mampu menahan amarahnya. Ryuki, kini diliputi kemarahan, merasakan setiap serat tubuhnya bergemuruh. Matanya menyala, bibirnya menggertakkan, dan aura di sekelilingnya meningkat dengan liar. Tanpa peringatan, bola cahaya berwarna merah muda berkumpul di kepalan tangannya."Pukulan tirani!" teriak Ryuki dengan penuh kemarahan, lalu melepaskan serangan yang meledak-ledak ke dada Nathan.Jurus itu, milik gurunya, Andez, dikenal mampu menghancurkan batu dan meretakkan gunung dalam satu pukulan.BAAAM!Suara dentuman yang menggelegar memenuhi udara, sementara penonton terpaku menyaksikan betapa pertarungan ini telah melampaui batas kemampuan manu
Sementara itu, pukulan dahsyat membuat Ryuki terbanting dengan keras, menciptakan lubang besar di tanah. Di tengah debu dan asap, Nathan perlahan naik dari reruntuhan, cahaya keemasannya tak hanya tetap bersinar, tapi semakin memukau. Penampilan Nathan yang mempesona seakan menyihir seluruh hadirin, hingga akhirnya mereka semua berlutut, terpana oleh keagungan dan kekuatan misterius yang terpancar dari dirinya.Sancho segera memandang ke arah Ging, yang langsung memberi isyarat. Dari empat penjuru ruangan, empat pancaran cahaya melesat cepat, menyusun sebuah perisai agung yang membungkus Nathan dan Ryuki secara sempurna. Momen itu membuat orang-orang yang tadinya berlutut dan menyembah terdiam, seolah tersadar akan bayang-bayang yang telah mereka ciptakan sendiri.“Lihatlah kekuatan fisik Nathan yang tidak hanya mengandalkan otot, tapi juga kesadaran spiritualnya yang brutal. Bahkan pikiran kita pun ikut terpengaruh,” ujar Kieran dengan nada takjub.Tak lama, sepasang mata Jazer menat
Di tengah keributan yang membara, Ryuki meraung dengan amarah yang menyala. "Nathan, dengarkan! Aku akan mengajarkan padamu akibat berani menghina Keluarga Zellon!” Aura di sekelilingnya kembali meningkat, dan tinju raksasa bercahaya merah tampak menggeliat lebih besar, menyimpan kekuatan yang seakan menyerap tenaga alam semesta.Menghadapi pukulan itu, raut wajah Nathan berubah serius. Setiap sisik di tubuhnya bersinar dengan cahaya keemasan, seolah kekuatan Naga Ilahi dalam dirinya bangkit. Dalam sekejap, dia tampak diselimuti oleh sosok naga emas yang megah.BAAM!Pukulan tirani Ryuki menghantam Nathan dengan kekuatan yang membuat kilatan cahaya bagaikan kembang api meletus di langit malam. Gelombang udara yang tak bertuan menyapu seluruh arena, perisai pelindung yang semula menyelimuti mereka hancur berkeping-keping. Hawa panas yang dihasilkan langsung menguasai udara, membuat para seniman bela diri yang berada di sekitar pun terhuyung-huyung oleh kekuatan itu.Tubuh Nathan terhem
“Aku masih belum mati,” terdengar suara yang mengungkapkan keheranan sekaligus kemarahan. "Pengumuman itu terlalu ceroboh dari Martial Shrine!”Saat sebagian besar penonton bersiap meninggalkan arena, tiba-tiba suara gemuruh seperti guntur pecah dari dalam lubang besar di tengah arena. Semua mata tertuju ke sumber suara itu, bahkan orang-orang yang telah melangkah pergi pun berhenti.Di antara asap dan debu, sosok Nathan perlahan muncul kembali. Pakaiannya compang-camping, cahaya keemasan di tubuhnya meredup, namun aura yang menyelimutinya tetap terpancar kuat, seolah tak terpengaruh sedikit pun oleh serangan mematikan sebelumnya. Suasana pun berubah drastis, tak seorang pun percaya bahwa sosok pemuda itu masih mampu berdiri.“Bagaimana ini bisa terjadi?” bisik para penonton yang terpana.“Seorang yang dikagumi sebagai puncak kekuatan Ingras, seharusnya sudah hancur lebur oleh pukulan tirani Ryuki!”Beberapa di antara mereka bertanya-tanya. "Apakah Nathan ini masih manusia?” Sementar
Melihat pemandangan itu, raut wajah Nathan berubah serius. Otot-ototnya menegang, dan dia segera menyempurnakan kekuatan Naga Ilahi dalam dirinya. Cahaya keemasan yang menyelimuti tubuhnya pun semakin menyala, menandakan kesiapan untuk menghadapi serangan maut.“Nathan, kamu terlalu meremehkanku!” seru Ryuki dengan nada penuh kemarahan.Ryuki mengendalikan kabut darah itu, hingga seketika berubah menjadi seutas kawat hidup yang menyerap petir dari awan gelap. Nathan mengernyit, menyadari bahwa Ryuki berusaha menggabungkan kekuatan petir dengan keperkasaan fisiknya.“Matilah!” teriak Ryuki sambil melambaikan kedua tangannya.Kabut darah itu pun melayang cepat, menyelimuti tubuh Nathan, diikuti oleh sambaran petir dari langit yang menakutkan. Petir itu, seolah kekuatan alam yang menindas, menghempas Nathan dengan kekuatan dahsyat.Dalam kepedihan yang mencekam, Nathan berteriak. “Aa-aahhh!” Cahaya keemasan di tubuhnya menyala semakin terang, dan seketika, sosok naga emas muncul menyatu
BAAM!Suara keras menggema, membuat Ryuki yang baru bangkit terhempas kembali ke dalam lubang. Asap dan debu beterbangan, menutupi sejenak arena dalam kekacauan.Jazer, yang menyaksikan dengan mata terbelalak, segera bangkit berdiri. Raut wajahnya berubah drastis, dilingkupi kekhawatiran dan amarah. Ryuki adalah putra tunggalnya, dia tidak akan membiarkan apapun terjadi pada anaknya, meski pertarungan ini telah melewati batas kewajaran."Kepala Keluarga," ujar Jazer, suara serak penuh emosi. Namun, Kieran dengan cepat mendekat, menahan lengan Jazer. "Tenanglah. Jika kamu turun tangan sekarang, Keluarga Zellon akan menjadi bahan tertawaan dunia bela diri. Tuan Muda belum mengeluarkan senjata ajaibnya; artinya, situasi belum kritis."Jazer terdiam, keringat dingin mengucur. Mereka pun tahu, Ryuki belum menggunakan kartu asnya, langkah gegabah tak akan membawa kebaikan bagi siapa pun.“Haaaaa!” Tiba-tiba, dari dalam lubang terdengar teriakan marah Ryuki yang menggema, disertai pancaran c
Kata-kata itu menusuk benak Nathan seperti panah yang melesat dari masa lalu. Dia memandangi naga emas yang mengelilinginya, meliuk seperti nyala api dari langit, namun tak satu pun gerakannya bisa dia kendalikan. Dia bahkan tak tahu kapan naga itu muncul.‘Apakah .... ayahku seekor naga?’ pikirnya, setengah cemas, setengah terpukau.Ingatannya terlempar ke Pulau Draken, saat naga Yin yang terkenal ganas justru menyerah tanpa perlawanan, memberikan batu mata naganya seolah tunduk. Saat itu, Nathan mengira dia hanya beruntung. Tapi sekarang ….“Mungkinkah darah mereka mengalir dalam tubuhku?” dia memandang pria tua itu, matanya dipenuhi gejolak. “Senior, apa maksudmu dengan Putra Naga? Siapa aku sebenarnya? Apakah aku anak dari seekor naga?”Untuk sesaat, kesunyian menggantung di antara mereka seperti kabut tebal.Pria tua itu menatapnya dan hanya tersenyum tipis, seakan tahu betapa hancurnya fondasi hidup Nathan saat ini diguncang oleh satu pertanyaan. “Kamu akan tahu,” katanya lembut
Tinju dilayangkan, dentuman maha dahsyat mengguncang dinding batu. Retakan halus menjalar seperti jaring laba-laba di sekeliling pintu. Ledakan suara menampar lorong, bergema seperti auman raksasa purba yang terbangun.Di luar menara, Gill berdiri di antara reruntuhan dan kabut gelap dengan wajah terperangah."Apa yang dia lakukan di dalam?! Seperti sedang merobohkan seluruh fondasi!""Tuanku," Hago menimpali, wajahnya pucat diterpa kilatan petir dari langit kelam. "Sepertinya Nathan ingin menghancurkan menara ini. Dia tidak bisa memilikinya, jadi takkan membiarkan kita menyentuhnya."Gill mengepalkan pedangnya, aura hitam mulai berputar di sekeliling tubuhnya. "Kalau begitu, kita masuk sekarang sebelum dia menghancurkan semuanya!"Di dalam menara, Nathan sudah melayangkan pukulan kedelapan. Nafasnya berat, telapak tangannya mulai berdarah. Namun pintu perunggu tetap berdiri abadi dan dingin seperti batu nisan zaman kuno."Apa ini semacam kunci jiwa?" gumamnya sambil menatap tinjunya
Sementara itu, di dalam.Klik~Bunyi halus terdengar dari dalam pintu perunggu. Simbol-simbol di permukaannya mulai menyala, satu per satu, seperti barisan bintang yang diaktifkan.Nathan membuka mata, apasnya tercekat. “Pintu itu .… merespon!”Bzzzzhh!Perlahan, pintu perunggu terbuka, bukan ke dalam atau ke luar, melainkan menghilang ke dalam cahaya seperti menguap ke dimensi lain. Di balik pintu itu, terdapat tangga spiral yang turun jauh ke dalam perut menara. Udara dari bawah terasa dingin, seperti embusan napas dari dunia lain.Nathan menggigit bibirnya, dia tahu ini satu-satunya harapannya untuk menyelamatkan menara atau memperoleh kekuatan baru untuk menghadapi Gill dan orang-orang keluarga Wilford. Tanpa ragu, Nathan melangkah masuk dan mulai menuruni tangga. Pandangan Nathan menyapu sekeliling ruang menara.“Menara ini bukan tempat biasa.”Bentuk dan ukurannya, pancaran energi spiritual yang terus mengalir terlalu misterius.“Mungkinkah ini sebenarnya senjata sihir? Atau, wa
Nathan tersenyum tipis. Tapi senyuman itu tidak membawa kehangatan, itu adalah senyuman milik seseorang yang telah membuat keputusan. “Bukan gertakan,” bisiknya dingin. “Itu adalah nisan yang baru saja kau gali sendiri.”Gill menatap Nathan dengan pandangan tajam, senyum sinis masih menempel di wajahnya. “Kau terlalu percaya diri.”Swosshh~Dalam sekejap, tubuh Gill menghilang dari tempatnya, melesat seperti bayangan! Nathan tak bergerak, matanya hanya menyipit sepersekian detik sebelum serangan.Slashh!Sebuah pukulan meluncur dari arah kiri, cepat dan berat seperti meteor. Tapi Nathan memiringkan tubuhnya hanya setipis helai rambut, menghindari serangan itu tanpa panik. Bugh!Siku Nathan melesat balas ke arah dada Gill dengan kecepatan tak kasat mata. Gill mengebloknya dengan lengan kiri, suara benturan tulang beradu terdengar nyaring di udara malam.Bugh! Bugh! Bugh!Serangan demi serangan saling beradu, tinju, siku, tendangan, sapuan kaki. Setiap benturan menghasilkan gelombang u
Nathan berdiri di depan menara kegelapan, jubahnya berkibar pelan tertiup angin malam. Matanya menatap lurus ke arah pria yang telah meretakkan formasi pembunuhnya.Di bawah sinar bulan yang dingin, aura mereka saling berbenturan meski belum ada yang bergerak.Gill berhenti menghantam, tangannya yang terluka mengepal pelan, namun ekspresinya tetap tenang. Matanya menyapu Nathan dari atas ke bawah. “Jadi, kau Nathan?” ujarnya, suaranya rendah tapi menggema seperti bergema dari dasar lembah.Nathan menatapnya datar. “Dan kau pasti Gill, Tuan Muda yang disembunyikan di balik bayangan nama Wilford.”Gill menyeringai tipis. “Kau lebih pintar dari yang kuduga.”Nathan menatap luka di tangan Gill. “Formasi pembunuhku membuatmu berdarah. Tidak buruk untuk seorang ‘tuan muda’, bukan?”Gill tertawa pelan, tatapan matanya sinis. “Kalau formasi sekelas itu saja sudah membuatku mundur, aku tidak pantas menyandang nama Wilford.”“Sayangnya,” Nathan menimpali, suaranya seperti mata pisau menggores b
Formasi terpasang sempurna. Nathan menarik diri ke dalam bayang menara, menatap ke dalam kegelapan sambil menghela napas berat.Di luar, Hago memandang menara yang bergetar pelan, detak hatinya berpacu.“Sehebat ini?” satu prajurit bisik, suaranya hampir tak terdengar.Hago memutar wajah, mata redup menyala. "Nathan menghancurkan Ging dan melukai Kaidar, mereka seorang dengan kekuatan puncak penguasa Ingras tingkat akhir! Apa kita lebih hebat?"Gemuruh aktivitas di menara menggetarkan tanah. Kilatan cahaya ungu menelusup silang di balik jendela tinggi menara, seolah detak jantung yang siap meledak.Prajurit terhuyung, Hago mencibir pelan, sipi matanya menerawang ke cakrawala. "Tunggu Tuan Gill datang, aku akan melihat ke mana larinya Nathan kemudian."Dalam senyap menara, Nathan tenggelam kembali dalam kultivasi. teknik kijutsu berputar liar, menara bergetar hebat, merintih menahan badai energi yang menyedot setiap partikel energi spiritual di sekitarnya.“Apa?! Menara itu bergetar? P
Di bawah bayang menara, sosok itu terbungkus gaun hitam, wajahnya masih membelakangi mereka. Nathan membuka mata, sebuah kilatan biru dan merah menari di tengah pupilnya.Hago menegakkan punggung, mencoba menutupi keterkejutannya. “Siapa kau?” tanyanya, tingkahnya tenang namun bergetar tipis.Nathan menoleh perlahan, bayangan luncur di pipinya. “Pemilik sah villa ini,” jawabnya dingin. “Jika ingin selamat, mundur sekarang.”Getaran energi spiritual mengepul di telapak Nathan, aura naga melingkari tubuhnya.“Kami wakil keluarga Wilford!” desak Hago, namun suaranya gemetar. “Ramos telat bayar hutang, villa ini jadi milik kami. Lalu kamu siapa?”Nathan mengangkat dagu, cahaya dingin menyorot wajahnya. “Ramos sudah tiada, tapi tanah dan menara ini kini di bawah kendaliku,” ujarnya tenang. “Akan kucabut nyawa kalian jika berani menentang.”Beberapa prajurit keluarga Wilford saling berpandangan, tangan mereka mengepal pada gagang pedang.Salah satu dari mereka terangkat suaranya. "Tuan Hago
Debu dan serpihan porselen beterbangan, kristal lampu bergetar. Kaidar merasakan detik-detik terombang-ambing antara hidup dan mati, namun dia tetap tegap, mencatat setiap celah serangan Gill. Dengan satu teriakan rendah, Kaidar membalikkan formasi menjadi cincin pelindung, gelombang magis memantulkan serangan Gill, menimbulkan kilatan cahaya keunguan yang menari seperti naga kecil sebelum lenyap.Pertarungan singkat itu berakhir secepat kilat, tak ada korban luka baru, namun udara di antara mereka masih bergetar penuh ketegangan.Gill terdiam, matanya menatap kekaguman dan kewaspadaan. Dia menurunkan energi hitamnya, senyumnya merekah hangat namun penuh tipu daya. “Kaidar, rahasiamu pantas diperjuangkan. Menara Herton akan menjadi milik keluarga Wilford, dan kau, anak muda, pantas mendapatkan jatahmu.”“Aku akan mengirim pasukan ke sana, tidak akan ada siapapun yang bisa memasuki Villa itu!”Kaidar mengangguk pelan, rasa lega dan kemenangan berpadu di dadanya. “Tuan Gill, apakah Anda
Di Kota Hulmer, di kediaman megah keluarga Wilford, cahaya senja menyusup melalui jendela kaca patri ruang tamu. Gill, tuan muda Wilford, bersandar di kursi berlapis kain emas, dahi berkerut memikirkan langkah Kaidar. Sinar matahari sore menari di lengkungan langit-langit, menciptakan bayangan bergerigi yang seolah berbisik rahasia kuno.“Hago,” panggil Gill pelan, matanya menatap jajaran lukisan leluhur yang terpajang di dinding. “Mengapa Kaidar memilih Kota Yundom untuk berlatih? Dan apa hubungan villa Ramos dengannya?”Hago, penghuni lorong panjang dengan napas teratur, menunduk hormat. “Tuan Muda, ada sesuatu ganjil pada menara tua dalam kompleks keluarga Herton—bangunan itu seolah menolak bayangan zaman. Semua sayap villa telah dipugar, kecuali menara itu yang tetap lapuk dan dingin.”Gill bangkit, tatapannya menyala, lingkaran kekuasaan keluarga Winaya tak berdaya menjangkau Yundom. “Rahasia apa yang tersembunyi di balik dinding usang itu, sampai Kaidar tega merenggut nyawa Ramo