Nayla berjalan menuju ruang pertemuan, disana Hyu berbicara dengan teman-teman satu angkatan. Terlihat beberapa gadis mendekati Hyu untuk mengungkapkan perasaan mereka.
Ini adalah hari kelulusan dan mungkin ini akan menjadi momen terakhir untuk mereka bertemu. Jadi mereka memberanikan diri untuk mengungkapkan perasaan mereka. Walaupun mereka tau bahwa mereka mungkin akan langsung di tolak. Tapi tak ada salahnya untuk mencoba. Lagipula ini bisa dikatakan sebagai kesempatan terakhir dan momen sekali seumur hidup.
Nayla hanya terdiam dan memberi kesempatan untuk para gadis untuk melakukan aksi mereka. Lagipula Nayla sama sekali tidak merasa terancam. Baginya Hyu akan selalu menatap ke satu arah, yaitu dirinya. Nayla Ayunda Barat.
Setelah itu ia melihat Hyu menunduk sambil meminta maaf, ia menolak semua pengakuan itu. Tapi terlihat bahwa para gadis itu merasa puas dan tidak ada yang tersinggung.
Hyu pun berbalik dan mendekat ke arah istrinya. Ia lalu me
Jingga masih kembali dengan keadaan linglung dan Ayahnya mulai jengah dengan tingkah putranya itu. Jingga adalah pewarisnya, orang yang akan menjadi raja selanjutnya dari semua kerajaan bisnis yang ia punya, dan sekarang anak itu menjadi linglung hanya karena satu orang gadis.Setelah sampai di rumah, Satya segera mengambil tongkat kayu dan memukul Jingga hingga anak laki-laki itu sadar dari kebodohannya."Bangun!!"Suara ayahnya begitu keras hingga membuat Dena yang bersembunyi tak bisa menahan diri untuk keluar. Hal itu membuat Tuan Satya kaget, ia sudah berbulan-bulan tidak pulang ke rumah dan hari ini ia melihat anaknya membawa pulang seorang gadis."Siapa kamu?" Ucap Tuan Satya marah.Dena yang gemetar hanya mampu terdiam. Ada banyak jejak memar di tubuhnya, Jingga telah menyiksanya untuk waktu yang lama di rumah ini. Ia ingin kabur tapi ia takut pada Jingga. Sekarang setelah melihat penampilan Jingga yang dipukuli oleh Ayahnya sendiri membuat
Jingga belum berdamai dengan semua yang ada. Ia masih merindukan Nayla, ia tidak tau hal apa yang membuatnya sulit untuk melupakan gadis itu. Tapi satu hal yang ia tau, ia harus memilikinya.Jingga mulai bangun dari tempat tidurnya dengan susah payah. Rasa sakit yang ada di sekujur tubuhnya segera ia abaikan. Sekarang Dena sudah tidak ada di sampingnya, jadi ia tidak memiliki ide brilian di otaknya saat ini. Satu-satunya hal yang ia miliki sekarang hanya satu, kegilaan.Kali ini Jingga hanya akan menjadi nekat dan bertindak tanpa rencana. Ia pergi secara diam-diam dari rumah dan berusaha menyelinap tanpa ketahuan oleh penjaga. Jingga pun segera pergi ke tempat dimana Hyu dan Nayla tinggal.Ia meletakkan mobil di luar komunitas dan meninggalkannya disana. Ia tak bisa masuk karena area ini begitu ketat. Dengan beberapa trik licik, Jingga berhasil masuk dan mencoba mencari Villa tempat tinggal Hyu dan Nayla. Te
Suasana begitu tenang akhir-akhir ini dan Nayla menikmati itu. Untuk menghancurkan sesuatu semuanya tidak boleh begitu instan. Nayla pun menatap dokumen yang ada di tangannya. Ia tau bahwa beberapa hal tidak di tulis di sini dan ia perlu ke tempat itu untuk memastikan sesuatu.Nayla pun bangun dan membersihkan diri, ia menatap Hyu yang sedang bermain dengan kedua anaknya. Hal itu membuat Nayla lega dan merasa tak masalah untuk meninggalkan mereka untuk sementara waktu.Setelah sarapan, Nayla pun mencium pipi suaminya sambil tersenyum ringan."Aku akan berangkat." Ucap Nayla berpamitan.Hyu pun hanya mampu tersenyum maklum. Ia menggendong Emilio sambil menaikkan tangan Emilio seperti melambaikan tangan."Da-da Mama cantik. Jangan pulang terlalu larut ya~ nanti Emilio kangen."Hyu bertingkah seperti anak kecil dan itu membuat beban Nayla berkurang setengahnya. Hyu dan kedua anak mereka adalah penyemangat Nayla yang baru, jadi ia sangat menikma
Disepanjang jalan kembali, Nayla terus memikirkan kemungkinan terburuk. Ia mungkin akan benar-benar berurusan dengan Ayahnya jika wanita itu benar-benar orang yang ada di balik kematiannya.Nayla mulai menekan beberapa nomor dan menghubungi bawahannya."Kumpulkan semua informasi mengenai Nyonya Barat. Aku mau informasi sedetail mungkin."Nayla lalu menghembuskan nafas lelah. Ia tidak menyangka perjalanan singkat kali ini membawanya menuju bencana. Rasa kesal dan marah telah memenuhi perasaan Nayla saat ini, ia ingin mengeksekusi secara langsung tapi ia masih belum memiliki bukti yang nyata. Lagipula ia belum mengetahui alasan pasti kenapa ibu tirinya itu sangat rutin pergi ke klinik.Butuh waktu berjam-jam untuk Nayla sampai di rumahnya. Saat Nayla merasa lelah dan mengantuk, hal pertama yang ia lihat ketika membuka pintu adalah senyum Hyu dan kedua bayinya. Melihat pemandangan itu, enta
Nayla mengalami sakit selama beberapa hari dan selama itu juga Hyu tak mengizinkannya untuk menyentuh pekerjaan apapun. Hyu menjadi lebih protektif dan sering mengomel. Semakin hari Hyu semakin terlihat seperti ibu-ibu yang cerewet dan bawel. Terkadang Nayla menikmati perawatan semacam itu, namun lama-kelamaan ia menjadi jengah.Sekarang Nayla menjadi sehat, dan ia bisa melanjutkan penyelidikannya. Sekarang ia hanya perlu tau apa yang disembunyikan oleh ibu tirinya dan apa motivasi dari wanita itu untuk membunuhnya.Nayla membuka komputer miliknya, di sana terdapat banyak dokumen rahasia milik klinik. Saat mengeceknya lebih dalam ternyata Ibu tirinya telah rutin ke klinik selama 3 tahun terakhir. Dulu wanita itu berkunjung hampir setiap hari dan terkadang menginap. Tapi sekarang wanita itu hanya menyempatkan diri selama sekali dalam tiga bulan.Nyonya Barat datang ke klinik hanya untuk mengunjungi satu ruangan di bagian paling belakang klinik. Ruangan itu begitu
Seseorang sedang di gantung di atas besi dengan pakaian basah dan ditambah dengan lampu yang begitu menyengat. Orang itu adalah seorang pengacara yang telah lama Nayla buru. Setelah lama menghilang, pengacara itu memilih kabur ke Rusia dengan uang yang berhasil ia peroleh dari Nyonya Barat. Sekarang ia telah tertangkap dan jatuh ke tangan Nayla.Laki-laki itu ketakutan dan menangis dengan cara yang menyedihkan, tapi itu tidak membuat orang-orang di sekitarnya merasa kasihan atau bersimpati padanya.Laki-laki itu adalah seorang pengacara handal yang memilih membelot dan berbuat curang. Setelah kabur ke Rusia, Nayla harus mengeluarkan uang lebih untuk menyeretnya kembali. Hanya saja laki-laki itu terlalu merepotkan hingga terpaksa harus mengeksekusinya di China.Nayla menatap layar komputer dengan ekspresi acuh tak acuh. Jika ia berada di tempat yang sama dengan pengacara itu, mungkin Nayla akan menendangnya b
Pertemuan Nayla dan pengacara almarhum ibunya telah mengguncang Keluarga Barat. Banyak petinggi Barat berasal dari keluarga pihak wanita. Mereka masuk karena rekomendasi dari Nyonya Barat, jadi mereka mendukung secara penuh pergantian ahli waris. Tapi siapa yang menyangka Nayla akan membuat langkah besar dan melakukan tindakan di luar perkiraan.Semua petinggi Barat yang condong ke Nyonya Barat sekarang mulai takut. Nayla berdiri bukan tanpa dukungan. Walaupun ibunya telah meninggal, tapi pengaruh wanita itu masih sangat besar. Apalagi dibelakang Nayla ada keluarga Sinarta. Jika Nayla memanfaatkan semua itu, maka semuanya akan habis.Mereka mulai panik dan mencoba menghubungi Nyonya Barat. Tapi sepertinya panggilan mereka sengaja diabaikan. Semua orang di rumah Barat telah gempar oleh kedatangan polisi."Lepaskan! Kalian tidak bisa menangkap ku tanpa surat perintah resmi."Polisi yang me
Heri Barat merasa panik, ia menelpon Nayla berkali-kali tapi anak itu mengabaikannya. Tak lama ada pemberitahuan melalui email dari perusahaan bahwa perusahaan akan mengadakan rapat pemegang saham. Hal itu membuat Heri Barat semakin frustasi.Masalah datang bertubi-tubi dan ia belum menyelesaikan nya satu persatu. Nayla sepertinya sangat marah dan tidak lagi memandangnya sebagai seorang ayah.Saat Heri Barat sampai di bandara, ia langsung masuk ke dalam mobil dan mengarahkan supir untuk menuju ke Villa Nayla."Langsung ke Villa Nayla."Supir segera menganggukkan kepala dan mereka pun berangkat ke Villa Nayla dengan perasaan cemas. Tapi sepertinya hari ini Heri Barat mengalami kesialan, Nayla dan Hyu sedang tidak ada di Villa. Mereka pergi entah kemana dan tidak mengizinkan siapapun untuk datang selama mereka tidak ada di Villa.Heri pun harus pulang dengan tangan kosong. Di rumah besarnya, suasana berubah menjadi lebih sepi. Tak ada sambutan