"Hentikan! Aku tidak akan kamu membiarkan keadaan kakek semakin memburuk!!" Hua Ge berniat untuk mendekati Fu Yishui, namun Hua Shu langsung menghadangnya."Hua Ge, kakek sudah sangat kritis. Mengapa kamu malah mengajak berdebat seperti ini? Kita sudah tidak bisa berbuat apa-apa untuk kakek. Sedangkan tuan ini memiliki sebuah cara. Aku mohon sekali padamu. Tolong biarkan dia mengobati kakek ..." "Tapi, Shu'er ...""Selama ini hanya kakek yang kita miliki. Aku tidak mau kakek juga pergi meninggalkan kita ... aku tidak mau ..." lirih Hua Shu dengan air mata yang kembali membasahi pipi pucatnya.Hua Ge mengeraskan rahangnya dan menatap nanar sang adik. Akhirnya dia memutuskan sesuatu, meskipun dengan berat hati."Baiklah! Tapi jika dia malah semakin memperburuk keadaan kakek, maka aku tak akan pernah melepaskannya!!" tandasnya sembari menatap tajam Fu Yishui.Fu Yishui hanya menghela nafas malas menatap pemuda itu."Tuan, kamu bisa memulainya ..." ucap Hua Shu menatap Fu Yishui penuh ha
"Yishui'er, mengapa begitu lama mengangkat panggilan? Apakah ada masalah?"Tepat sebelum Fu Yishui memasuki ruangan dimana sang ibu berada, An Jiu malah keluar meninggalkan ruangan tersebut."Yishui'er? Apa yang terjadi? Mengapa kamu terlihat pucat dan kelelahan? Apa kamu sakit?" Belum sempat Fu Yishui menjawabnya, An Jiu kembali berkata khawatir sembari menyentuh kening sang putra. Namun tubuh Fu Yishui tidak sedang demam."Aku baik-baik saja, Ibu. Apakah ibu sudah selesai mengunjungi teman ibu?""Hhm. Ibu sudah selesai. Ayo kita kembali pulang. Ayahmu sudah meminta kita untuk segera kembali." sahut An Jiu mengajak sang putra untuk meninggalkan rumah sakit."Ibu, kamu pulanglah bersama sopir keluarga. Aku akan pergi untuk melakukan sesuatu.""Melakukan sesuatu? Apa itu?""Uhm ... aku ...""An Jiu? Kaukah itu?"Belum sempat Fu Yishui menjawab sang ibu, kini seorang pria berusia sekitar 40 tahun dengan pakaian yang cukup rapi menghampiri mereka berdua. Pandangannya begitu penuh haru da
Distrik Pidu, prefektur Chengdu, Sichuan.Setelah beberapa jam melakukan perjalanan panjang membuntuti mobil sang pria asing, akhirnya mobil pria itu mulai memasuki sebuah gang kecil yang berada Distrik Pidu.Meskipun cukup penat, namun Fu Yishui masih saja terlihat segar bugar dan terus saja mengamati mobil tersebut karena tak ingin kehilangan jejak. Dan sangat beruntung, kini kesabarannya membuahkan hasil. Karena pria asing itu tak menyadari jika dia sedang diikuti, dan kini dia berhasil menemukan markas rahasia mereka.Terlihat struktur kota tua ini dengan lingkungan sekitarnya yang masih begitu segar dengan pemandangan klasik. Beberapa bangunan tradisional China di kawasan ini terlihat sangat indah. Ada juga beberapa becak sepeda khas China yang terlihat di sepanjang jalan yang dilalui.Beberapa bangunan toko kuno terlihat berderet rapi dan teratur yang menjual cinderamata dan souvenir menarik seperti boneka suku dan marga China, buku-buku kuno, batu giok, emas, barang-barang temb
BUAGHH ...BUGHH ...Belum sempat kedua pria penjaga itu bangkit kembali dan membalas perbuatan Fu Yishui, dua bogem mentah kembali dilayangkan oleh Fu Yishui hingga membuat kedua pria penjaga itu tak sadarkan diri.Usai mengakhiri kedua pria penjaga itu, Fu Yishui membenarkan posisi mereka berdua dengan keadaan terduduk, seolah-olah seperti orang yang sedang tertidur. Lalu Fu Yishui memasuki markas tersebut. Sebuah pintu tembaga dia buka dengan sangat hati-hati. Dan pemandangan pertama yang dia lihat adalah sebuah koridor sempit dan gelap dengan sebuah tangga yang menghubungkan dengan lantai bawah. Dia menuruni sebuah anak tangga tersebut.Di ujung koridor dia menemukan dua jalan. Sesuai instingnya, dia memilih jalan sebelah kanan dan kembali menyususri sebuah koridor gelap. Hingga akhirnya samar-samar Fu Yishui mendengar sesuatu dari ruangan ujung....BRAKK!!"Nenek tua! Jangan menguji kesabaranku! Aku baru saja kembali setelah melakukan perjalanan panjang! Dan aku sudah sangat
Kedatangan Fu Han cukup mengejutkan Meng Yillin. Tentu saja dia merasa sangat khawatir jika suaminya telah mendengarkan cukup banyak perbincangannya dengan anak buahnya beberapa saat yang lalu. Namun dia segera menggunakan jurus pamungkasnya untuk menghadapi situasi saat ini."Hanya ada sedikit masalah di kantor kok. Ugh ... perutku mendadak terasa sangat sakit. Penyakit lamaku sepertinya kambuh ... karena aku terlambat untuk makan malam." Meng Yillin meringis kesakitan dan memegangi perut ratanya."Sudah tau memiliki pencernaan yang kurang bagus, mengapa selalu makan sembarangan dan tidak tepat waktu?" dengan hangat Fu Han berkata sembari mendekati sang istri dan membantunya untuk beristirahat di atas pembaringan.Fu Han juga segera mengambil sebuah botol obat yang berada di laci nakas, dimana biasanya sang istri menyimpan obatnya."Minumlah dulu ..." ucap pria itu memberikan obat serta segelas air putih untuk sang istri.Dengan patuh Me
Tepat disaat An Jiu meninggalkan ruang keluarga Fu, Gao Han sang pengawal pribadi putranya datang menghadapnya."Gao Han, bagaimana? Apa kamu sudah mendapatkan kabar dari putraku Yishui'er? Apa kamu bisa melacak keberadaannya?" tanya An Jiu masih panik dan khawatir. Dan selama ini yang mengetahui Yishui menghilang selama 3 hari hanya dirinya dan Gao Han saja."Nyonya, aku sudah mendapatkan kabar dari tuan muda Fu Yishui. Saat ini dia sedang sibuk untuk mengerjakan tugas kuliahnya dan melakukan beberapa kegiatan di luar kota bersama temannya Huang Yunxi. Tuan muda juga belum bisa menghubungi nyonya karena ponselnya hilang. Tapi dia akan segera nyonya. Nyonya tidak perlu khawatir." sahut Gao Han sukses membuat An Jiu kembali bernafas lega."Hhm. Baiklah. Jika sudah tidak sibuk dan sudah memiliki ponsel baru, tolong katakan padanya untuk segera pulang atau menghubungiku.""Baik, Nyonya ..."**Keesokan harinya ...Baru saja mendatangi kampusnya setelah beberapa hari tidak masuk, Fu Yishu
An Jiu hanya terdiam dan melamun di sepanjang perjalanan. Sungguh, pikirannya sedang sangat kacau dan penuh kekhawatiran memikirkan ibunya yang entah berada dimana dan bagaimana keadaannya saat ini."Ibu, kita sudah sampai. Ayo turun ..."Ucapan Fu Yishui membuyarkan angan An Jiu dari lamunannya. Wanita itu turun dari mobil tanpa berkata-kata dan mengikuti kemana sang putra membawanya. Namun tiba-tiba langkahnya terhenti dan pandangannya menatap rumit bangunan megah dan luas di hadapannya."Kita mau pergi kemana? Rumah siapa ini?" tanya An Jiu menatap rumit sang putra."Ke rumah baru kita, Ibu.""Apa? Rumah besar dan megah ini milik kita Kamu punya rumah, Yishui'er? Apakah diam-diam ayahmu memberikannya untukmu?" tanya An Jiu dengan senyum hangat penuh harap, karena mengira jika suaminya masih mempedulikan putranya.Namun harapannya pupus dan senyumnya memudar ketika An Jiu melihat Fu Yishui menggeleng samar."Pria tua i
Cukup lama An Jiu mematung memandangi wanita tua yang duduk di atas kursi roda itu.Fu Yishui mengambil alih kursi roda dan mendorongnya mendekati An Jiu."Ini tidak mimpi, Ibu. Ini adalah nyata." ucap Fi Yishui membuyarkan angan An Jiu.Tubuh An Jiu yang sempat mematung, kini gemetaran. Sepasang matanya terlihat berkaca-kaca."Ibu ... benarkah ini kamu, Ibu ..." An Jiu yang sudah menangis haru kini duduk bersimpuh di depan wanita tua itu dan menatapnya penuh haru.Wanita tua itu tersenyum hangat dan membingkai wajah An Jiu, "Putriku, Jiu'er ... kamu masih selalu sama. Terlihat cantik dan sangat mirip dengan ayahmu ...""Ibu ..."Tak sanggup untuk berkata-kata lagi, akhirnya An Jiu memeluk wanita tua penuh haru. Belasan tahun terpisah dan tidak pernah bertemu, kini pasangan ibu dan anak itu bertemu kembali. Jiwa Xiao Yuhao yang melihat semua itu juga merasakan perasaan haru. Entah karena raga Fu Yishui yang sudah bersatu dengan jiwanya, ataukah karena dia yang kembali mengingat mendi
Hanya dalam waktu satu hari An Yishui sudah mendapatkan bukti-bukti kecurangan yang dilakukan oleh Fu Hongjun. Dia memerintahkan Gao Han untuk memanggil Wang Yuzi beserta seluruh anak buahnya, termasuk termasuk Huang Yunxi. Sebenarnya Huang Yunxi sempat keheranan, mengapa An Yishui ada di perusahaan tempatnya bekerja dengan penampilan formal dan super rapi. Bahkan An Yishui juga duduk di kursi bos. "Penggelapan dana yang terjadi di perusahaan ini tidak bisa dibiarkan begitu saja. Hukum akan tetap ditegakkan! Apakah salah satu dari kalian tidak ada yang ingin mengakuinya? Aku akan memberikan keringanan hukuman jika kalian mengakuinya!" An Yishui berkata dan menatap mereka semua penuh intimidasi. "Sebelumnya properti Imperial Mansion tidak pernah mengalami masalah seperti ini. Namun semenjak anak baru bernama Huang Yunxi bergabung, entah mengapa masalah seperti ini tiba-tiba saja terjadi." sahut seorang pria seolah-olah mencurigai Huang Yunxi. "Y-Yishui, aku tidak akan mungkin bera
An Yishui menghela nafas berat dan berjalan mendekati jendela kamarnya. Gorden yang masih terbuka itu membuatnya bisa melihat panorama indah yang ada di kota Dunhuang. "Aku adalah An Yishui. Manusia biasa biasa sepertimu. Tapi ... apakah kamu ingat ... disaat kita berada di Pagoda Enam Harmoni saat itu, kita telah mendapatkan sebuah energi murni yang sangat langka? Dan semenjak saat itu aku bisa menggunakan beberapa teknik luar biasa. Salah satunya adalah teknik teleportasi yang baru saja aku gunakan." ucap An Yishui tidak sepenuhnya berbohong. Guo Jia Yu terdiam mencerna ucapan An Yishui, dia juga berusaha untuk mengingat-ingat sesuatu. "Benar, semenjak mendapatkan energi murni itu, aku juga mulai melihat sesuatu melalui mimpi. Bahkan ketiga cincin perak kuno itu ... aku juga melihatnya melalui mimpi-mimpiku." ucap Guo Jia Yu menatap kedua jemarinya rumit. "An Yishui, aku percaya padamu ..." imbuhnya menengadahkan wajah menatap An Yishui. "Aku akan kembali untuk beristirahat
Guo Jia Yu mengamati dinding itu dan berusaha untuk mengingat-ingat sesuatu. Jemari lentiknya juga mengusap ukiran-ukiran dinding itu."Yishui ... aku pernah melihat ini ... aku mengingat ukiran naga yang mengitari pagoda kembar ini." lirih Guo Jia Yu. "Ya! Aku pernah melihatnya di dalam mimpi-mimpiku sebelumnya." imbuhnya yakin dan menengadahkan wajahnya menatap An Yishui.Mereka saling menatap dan mengangguk samar, seakan saling memahami apa yang akan dilakukan selanjutnya."Baik, menjauhlah sedikit ..." ucap An Yishui.Guo Jia Yu segera mundur, sementara An Yishui kembali mengeluarkan kekuatan spiritualnya. Sebuah aura berwarna jingga tercipta dan menghantam dinding tersebut hingga roboh.BUUMMM ...DUARR ...An Yishui melihat ada sesuatu yang berkilauan ketika terkena pencahayaan ponselnya. Benda tersebut masih terselip diantara dinding yang belum roboh. Dia segera memeriksa lebih dekat hingga melihat sebuah simbol n
Siang harinya An Yishui dan Guo Jia Yu melakukan penerbangan untuk pergi ke kota Dunhuan. Pada awalnya An Yishui menyarankan untuk pergi lusa, namun rupanya Guo Jia Yu sudah sangat tidak sabar dan ingin segera mendatangi kota Dunhuan.An Yishui kembali menolak untuk menggunakan jasa pemandu wisata. Dia memutuskan untuk pergi menyisiri Goa Magao bersama Guo Jia Yu saja agar lebih leluasa.Mereka memasuki Goa Magao yang membentuk kuil-kuil dan menyusuri lorong goa yang dipenuhi dengan ukiran-ukiran itu dan Patung Budha yang cukup termasyur di Negeri Tirai Bambu ini. Dimana terdapat sekitar 735 pahatan, 450 ribu gambar relief dan lebih dari 2000 patung Budha yang terbuat dari tanah liat.Tubuh Guo Jia Yu kembali terhuyung, dan seorang pengunjung tidak sengaja menyenggolnya. An Yishui yang berada disampingnya dengan sigap menahannya sebelum terjatuh."Maaf ..." ucap pengunjung itu sebelum dia berlalu."Kita beristirahat dulu ..." ajak An Yish
"Guo Jia Yu, apa yang terjadi?"An Yishui cukup keheranan karena tiba-tiba saja gadis itu mendatangi kamarnya di tengah malam dan terlihat sedang terburu-buru. Bahkan Guo Jia Yu terlihat panik dengan keringat yang membasahi pelipisnya. Padahal cuaca saat ini cukup dingin."Yishui ... Zhu'er dan Xing'er masih hidup ... mereka ... mereka sedang membutuhkanku ... aku harus menyelamatkan mereka ... aku harus menemui mereka ..." ucap Guo Jia Yu sangat panik dengan bulir-bulir bening yang sudah membasahi wajah putih tanpa riasan itu."Yishui ... kita harus segera menemukan kedua cincin lainnya. Ayoo kita bergegas ... aku tidak boleh menunda-nunda dan bersantai di dunia ini. Tidak boleh ..." imbuh Guo Jia Yu berniat untuk bergegas pergi kembali.Namun An Yishui segera meraih tangannya dan menahannya."Yishui, aku tidak boleh bersantai. Aku harus bergegas dan menyelamatkan mereka ..." ucap Guo Jia Yu kembali."Kamu tenanglah dulu, Jia Yu! Ayo masuk ..." An Yishui betkata dan menggiring gadia
An Yishui mendekati patung prajurit itu dan mulai mengalirkan qi di tangannya. Sebuah aura berwarna jingga yang hanya terlihat olehnya tercipta. Namun kedua gadis itu bisa merasakan kehadiran kekuatan yang kuat dan tangguh milik An Yishui.BLARRR ...KRAAKK ...Setelah mengarahkan kekuatannya pada patung prajurit itu, telapak tangan patung itu hancur berkeping-keping dan terjatuh di atas lantai.Guo Jia Yu segera duduk bersimpuh untuk mencari sesuatu diantara kepingan-kepingan itu. Sementara Hai Lanzhu masih saja tercekat menyaksikan semua itu."Nona Hai Lanzhu, aku akan membayar ganti rugi untuk kerusakan patung ini. Jangan khawatir ..." ucap An Yishui mengartikan keterkejutan Hai Lanzhu sebagai bentuk dari perasaan takut dan khawatir."Hah? Tidak perlu. Patung ini hanya rusak sedikit saja. Aku akan meminta pengrajin handal untuk segera memperbaikinya." sahut Hai Lanzhu cepat."Maaf sudah merepotkan.""Hanya masalah kecil saja kok. Tuan An tidak perlu merasa sungkan." Hai Lanzhu meny
"Maaf ..."Keduanya mengucapkan kata maaf bersamaan hingga membuat mereka berdua saling melempar senyum gemas. Guo Jia Yu yang sudah berdiri kini mengulurkan tangannya untuk membantu gadis itu berdiri."Terima kasih ... dan maaf karena berjalan terburu-buru, aku malah menabrakmu." ucap gadis berwajah manis dengan sepasang mata kebiruan yang berbinar indah."Tidak masalah. Aku juga salah karena tidak melihat sekitar dan malah berjalan cepat begitu saja." sahut Guo Jia Yu ramah. "Biasanya semua orang akan minggir dan memberikan jalan untukku. Aku melupakan hal itu ...." imbuhnya lirih hingga gadis di hadapannya tak bisa mendengarnya dengan baik."Jadi ... kamu adalah benar seorang wanita??"Suara jernih seorang pria sukses mengalihkan pandangan 2 gadis cantik itu. Dan rupanya An Yishui sudah berdiri tak jauh dari mereka."Yishui, apa maksudmu?" tanya Guo Jia Yu dengan sepasang alis berkerut.An Yishui masih mengamati gadis asing itu untuk memastikan sesuatu."Saat itu aku bertemu dengan
"Nona Guo? Cincin kuno perak seperti apa itu? Aku belum pernah mendengar benda seperti itu sebelumnya di tempat ini." Gao Han kembali bertanya sembari melihat di sekitarnya."Uhm ... it-itu ..." ucap Guo Jia Yu terlihat kebingungan untuk menjawab pertanyaan Gao Han.An Yishui berdehem dan berkata, "Di tempat ini ada begitu banyak peninggalan dan warisan kuno yang sangat berharga. Bukan hanya patung prajurit dan senjata ... kami ingin melihat-lihat benda kuno lainnya. Kamu bisa beristirahat sejenak dan menunggu kami di luar jika kamu mau, Gao Han. Jika tidak ... kamu bisa mengunjungi kedua orang tuamu dulu? Bukankah mereka juga tinggal di kota Xi'an ini? Ambillah cuti dan tinggallah beberapa hari bersama mereka ...""Benarkah aku boleh mengambil cuti dan mengunjungi mereka?" ucap Gao Han seakan tidak mempercayai ucapan An Yishui."Tentu saja. Selama ini kamu selalu saja menemaniku dan jarang mengambil cuti. Pergilah, Gao Han ..." Mendenga
PRANG ..."Ma-maaf ..." An Jiu berkata lirih dan terlihat bersikap kikuk ketika beberapa saat yang lalu menyadari kehadiran salah satu tamu yang tak lain adalah Fu Han, mantan suaminya.Terlihat Fu Han sedang berada diantara para tamu undangan dengan tatapan penuh luka menatap dirinya. Hal itu membuat An Jiu seketika dipenuhi dengan perasaan bersalah dan merasa aneh.Yan Shouyue juga menyadari semua ini, namun dia segera berkata lembut dan berniat untuk melanjutkan upacara pernikahan."Kamu tidak terluka kan, Jiu'er?" Yan Shouyue meraih jemari An Jiu untuk memastikan jika wanita itu tidak terluka."Aku baik-baik saja ..." lirih An Jiu menatap Yan Shouyue penuh rasa bersalah karena menjatuhkan sevmcangkir teh hitam itu. "Maaf ...""Tidak masalah. Aku akan mengambilkan teh hitam lagi untukmu agar ritual pernikahan bisa segera diselesaikan." ucapnya dengan seulas senyum hangat.An Jiu hanya mengangguk samar. Sementara itu An Yishui yang menyadari apa yang telah terjadi, dia melenggang me