Home / Fantasi / Kembalinya Sang Pendekar Rajawali Dari Andalas / Bab 149. Mengutus Dan Menyelidiki

Share

Bab 149. Mengutus Dan Menyelidiki

Author: Andy Lorenza
last update Last Updated: 2025-03-02 01:38:39

“Baru saja putri bungsuku saya minta menghadap perihal dia pergi secara diam-diam menuju penjara Kerajaan, dia mengatakan tidak membebaskan pemberontak itu melainkan ada seseorang yang datang hendak membunuhnya hingga ia terbebas dari sana. Menurut Pendeta benarkah apa yang di katakan putriku itu?” Sang Prabu balik bertanya.

“Maafkan saya sebelumnya Baginda, menurut saya semua yang dikatakan Raden Ayu Dewi Sasanti memang benar adanya. Saya juga telah memberi saran pada Baginda untuk menyelidiki,” paras Sang Prabu kembali terlihat merah bukan karena menahan amarah melainkan merasa malu Pendeta Durpala tahu juga jika apa yang disarankan beberapa waktu yang lalu itu tidak ia kerjakan.

“Baiklah saya akan mengutus mata-mata Kerajaan untuk menyelidiki kebenaran dari yang dikatakan putriku itu, apakah ada hal lain yang hendak Pendeta beritahu kepada saya?” Pendeta Durpala hanya menggelengkan kepalanya pertanda tidak ada yang hendak ia sampaikan lagi.

“Baiklah jika memang tidak ada keterangan
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Kembalinya Sang Pendekar Rajawali Dari Andalas   Bab 150. Ide Cemerlang Arya

    Lebih kurang 3 jam perjalanan tibalah penunggang kuda utusan dari Padepokan Gagak Timur itu di depan istana kecil di perbatasan Demak, seorang penjaga memberi laporan dulu pada Adipati Seto Wirya tentang datangnya salah seorang utusan padepokan itu. Setelah mengetahui jika utusan itu hendak menyampaikan surat yang ditujukan pada Pawala dari Welung Pati, Adipati Seto Wirya meminta penjaga itu untuk menerima suratnya.Surat dari Welung Pati yang ditujukan untuk Pawala itu pun di terima salah seorang penjaga, setelah utusan Padepokan Gagak Timur itu mohon diri kembali ke padepokannya barulah penjaga itu kembali menemui Adipati Seto Wirya menyerahkan surat itu di ruangannya.“Isi surat dari Welung Pati ini memberi perintah pada Pawala agar besok pagi seluruh pasukan berkumpul di istana kecil kediaman Adipati Gadra, bagaimana menurutmu Arya apa yang sebaiknya kita lakukan?” tutur Adipati Seto Wirya setelah membaca surat dari Welung Pati itu.Arya tak segera menjawab, dia terlihat tengah be

    Last Updated : 2025-03-02
  • Kembalinya Sang Pendekar Rajawali Dari Andalas   Bab 151. Sang Prabu Merinding

    Petir diiringi hujan lebat menguyur kawasan istana Kerajaan Kediri, pertanda tak nyaman kembali dirasakan oleh para Pendeta yang saat itu berada di sebuah ruangan. Bedanya jika beberapa waktu yang lalu petir keras menggelegar itu terjadi tengah hari, namun saat ini ketika malam baru saja menjelang.Hal yang sama dirasakan oleh Patih Samba Dirga begitu pula dengan Panglima Suta Soma yang tengah berada bersama Sang Prabu di ruangan kebesaran istana Kerajaan Kediri itu, melihat raut muka gelisah mereka Sang Prabu pun membuka suara.“Mamanda Patih dan Panglima, ada apa? Sepertinya raut wajah kalian menunjukan kegelisahan. Jika ada yang hendak kalian sampaikan katakanlah,” ujar Sang Prabu.“Maafkan saya Baginda, petir yang baru saja terdengar sangat keras mengingatkan kejadian beberapa hari yang lalu saat kita berada di candi. Entah kenapa perasaan menjadi tidak enak seperti akan terjadi sesuatu di Kerajaan kita ini,” tutur Samba Dirga.Sang Prabu hanya tersenyum karena masih menganggap se

    Last Updated : 2025-03-03
  • Kembalinya Sang Pendekar Rajawali Dari Andalas   Bab 152. Bergerak Ke Kerajaan Kediri

    Dua buah perahu dan belasan rakit tampak menyeberang Sungai Berantas yang air serta arusnya sangat keruh dan cukup deras, setelah semalaman di guyur hujan lebat serta kilat dan petir yang berkejar-kejaran di langit.Di atas perahu dan rakit itu terdapat sekitar 250 orang berpakaian serba hitam, mereka tidak lain adalah anggota Padepokan Gagak Timur yang di pimpin oleh Welung Pati. Rupanya pagi-pagi sekali Welung Pati dan para anak buahnya itu bergerak ke istana kecil tempat kediaman Adipati Gadra, mereka bersemangat sekali karena merasa apa yang telah direncanakan jauh-jauh hari akan tercapai.Setelah menyeberang Sungai Berantas, Welung Pati dan pasukannya melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki ke istana kecil. Sekitar 1 jam kemudian tibalah mereka di depan pintu gerbang istana kecil itu, para prajurit yang mengenal akan sosok Welung Pati dan Danar yang kembali menyamar sebagai Adipati Seto Wirya langsung diterima dengan sangat baik.“Selamat datang saudaraku Adipati Seto Wirya d

    Last Updated : 2025-03-03
  • Kembalinya Sang Pendekar Rajawali Dari Andalas   Bab 153. Detik Yang Menegangkan

    Suta Soma terkejut ia memerintahkan seluruh prajurit berkumpul dan bersiap menghadapi pasukan yang dilaporkan tengah menuju ke istana Kerajaan itu, seiring dengan para prajurit merapatkan barisan Panglima Kerajaan itu menemui Patih kemudian menemui Sang Prabu di ruangannya.“Mohon ampun Baginda, kami datang menghadap secara tiba-tiba karena hendak memberikan laporan,” ujar Suta Soma yang di dampingi Patih Samba Dirga sembari menjura sembah dihadapan Sang Prabu.“Apakah yang hendak Panglima sampaikan? Sepertinya sangat penting.”“Benar Baginda hal ini sangat penting dan berbahaya karena para penjaga di depan istana melihat ada pasukan yang bergerak ke sini, mereka belum mengetahui pasukan itu dari mana.”“Apa..?! Ada pasukan yang tengah menuju ke istana ini? Cepat perintahkan seluruh prajurit untuk bersiap-siap di depan pintu gerbang..!” Sang Prabu terkejut dan langsung memberi perintah.“Saya sudah memerintahkan mereka Baginda sebelum saya dan Patih menghadap,” ujar Suta Soma.“Bagus,

    Last Updated : 2025-03-04
  • Kembalinya Sang Pendekar Rajawali Dari Andalas   Bab 154. Ambisi Welung Pati

    Angin pukulan menderu ke wajah Arya, kalau saja murid Nyi Konde Perak itu terlambat mengerakan kepalanya ke samping, mungkin kepalan tinju Welung Pati akan merontokan seluruh giginya. Menyadari hujaman tangan kosongnya hanya menerpa angin, Welung Pati kembali menyerang kali ini hentakan kakinya mengarah ke rusuk lawan.Arya yang tak ingin terus-terusan menghindar sambil melompat ke udara memutarkan kedua kakinya, dengan cepat pula Welung Pati menangkis dengan kedua tangannya meskipun hal itu membuatnya terjajar beberapa langkah ke belakang.“Saya bersumpah kali ini kau takan lolos! Saya akan bertarung nyawa denganmu Arya..!” seru Welung Pati bersiap mencabut goloknya yang tersarung di pinggang, sementara Arya hanya cengengesan saja berdiri di depan berjarak 2 tombak sambil garuk-garuk leher.“Kau boleh jumawa karena berhasil membuatku terluka beberapa waktu yang lalu, tapi kali ini Kau harus mati di tanganku! Dendam kematian Kakak seperguruanku harus terbayar hari ini..! Bersiaplah me

    Last Updated : 2025-03-04
  • Kembalinya Sang Pendekar Rajawali Dari Andalas   Bab 155. Dua Ajian Dahsyat Arya

    Gumpalan cahaya kuning ke emas-emasan itu bergulung cepat ke arah Arya, menyadari serangan lawan kali ini lebih dahsyat murid Nyi Konde Perak itu segera lepaskan ajian Topan Gunung Sumbing tingkat tinggi.“Blaaaaaaam...! Bruuuuuk...!” tubuh Arya terpental beberapa langkah ke belakang terguling di tanah.Gumpalan cahaya yang menyerupai pusaran angin tornado itu seperti tak bergeming sedikitpun, bahkan saat ini semakin dekat dengan tubuh Arya yang masih tertelentang di tanah.“Celaka..! Ajianku tadi sama sekali tak mempan untuk membendung laju pusaran cahaya yang berasal dari keris Narasinga itu,” lirih Arya dalam hati, dengan cepat ia berguling-guling ke samping hingga beberapa langkah menghindari pusaran cahaya yang hendak menggulungnya itu.“Ha.. ha.. ha..! Ternyata hanya segitu kemampuanmu Arya? Julukanmu ternyata tak sebesar yang kemampuanmu..!” Welung Pati tertawa merasa senang meskipun pusaran cahaya dari keris di tangannya itu belum berhasil menggulung tubuh Arya dan sekarang te

    Last Updated : 2025-03-05
  • Kembalinya Sang Pendekar Rajawali Dari Andalas   Bab 156. Tawarkan Hadiah Besar

    “Tidak apa-apa Kakang, sebuah kehormatan bagi saya bertemu dan pernah di tolong oleh sosok yang ternyata seorang pendekar kesohor di Negeri Nusantara ini,” puji Dewi Sasanti.“Sudahlah Raden Ayu jangan terlalu berlebihan begitu memuji, saya bukanlah siapa-siapa kalaupun diberi kelebihan itu semata-mata dari Gusti Allah,” ucap Arya.Sementara Sang Prabu tampak berbisik dengan Patih dan Panglima di depan barisan prajurit Kerajaan, sepertinya ada sesuatu hal penting yang tengah mereka bicarakan. Tak beberapa lama Sang Prabu melangkah menuju ke istana Kerajaan Kediri itu diiringi oleh beberapa orang pengawal, sedangkan Suta Soma dan Samba Dirga berjalan menghampiri Arya yang di sana ada Dewi Sasanti dan Adipati Seto Wirya.“Sebelumnya kami berdua minta maaf, Sri Baginda memerintahkan kami agar saudara Arya, Adipati Seto Wirya untuk ikut kami menghadap beliau di dalam istana. Sementara seluruh prajurit baik dari istana kecil di perbatasan Demak maupun di kawasan Sungai Berantas di minta be

    Last Updated : 2025-03-05
  • Kembalinya Sang Pendekar Rajawali Dari Andalas   Bab 157. Permintaan Sang Pendekar

    “Baguslah jika kau sadar telah ditipu dan hampir dimanfaatkan orang untuk melakukan pemberontakan kepadaku, akan tetapi tetap saja kau akan saya jatuhkan hukuman berat!” seru Sang Prabu.“Dan kau Adipati Seto Wirya, karena berani membawa keris pusaka Kerajaan secara diam-diam juga akan mendapatkan hukuman yang berat pula!” sambung Raja Kerajaan Kediri itu.“Raden Ayu..” panggil Arya dengan suara pelan.“Ya, ada apa Kakang?”“Hukuman berat yang dikatakan Baginda Prabu itu seperti apa?”“Seberat-beratnya akan dihukum mati Kakang, atau di penjara berpuluh tahun.”Arya hampir saja terperanjat dari berseru saking terkejutnya kalau saja dia tak menyadari saat itu tengah duduk tidak jauh dari Sang Prabu, dengan segera ia merapatkan kedua tangannya di depan dada memberi sembah hormat kepada Raja Kerajaan Kediri itu.“Maaf Baginda Prabu, izinkan saya untuk menyampaikan sesuatu,”pinta Arya.“Oh, tentu saja saudara Arya silahkan.”“Tadi Baginda Prabu mengatakan kalau saya akan diberi hadiah atau

    Last Updated : 2025-03-06

Latest chapter

  • Kembalinya Sang Pendekar Rajawali Dari Andalas   Bab 187. Guru Dan Murid Bejad

    “Jangan takut manis, kami berdua tidak akan menyakiti kalian,” ujar pria berpakaian merah seraya mencolek dagu salah seorang dari beberapa wanita yang sedang ketakutan itu.“Benar kami hanya ingin mengajak kalian untuk bersenang-senang, kalian mau kan? He.. he.. he..!” tambah pria berbaju coklat sembari tertawa.“Jangan Tuan..! Kami ingin pulang,” salah seorang dari para wanita itu memohon.“Tidak akan lama, hanya sebentar saja,” pria berpakaian merah membujuk, semua wanita itu menggelengkan kepala.Melihat hal itu pria berbaju coklat memberi isyarat pada temannya untuk segera berbuat sesuatu, pria berpakaian merah itu pun mengerti dan langsung menangkap salah seorang dari mereka, begitu pula dengan pria berbaju coklat menarik salah satu dari beberapa wanita itu.“Tolong...! Tolong...!” teriak dua orang wanita yang saat itu ditarik paksa oleh pria berpakaian merah dan coklat, begitu pula dengan para wanita lainnya.“Jika kalian teriak lagi akan kami bunuh mereka...!” gertak pria berpa

  • Kembalinya Sang Pendekar Rajawali Dari Andalas   Bab 186. Mencaritahu Lebih Jauh

    “Pangeran Durjana memang sosok yang kurang ajar dan selalu membuat keonaran di mana-mana, makanya kami datang ingin bertanya banyak tentangnya kepada Baginda yang tentu saja sangat mengenalnya,” tutur Arya.“Ya, saya tentu saja sangat mengenalnya karena Kerajaan ini di bawah kendalinya. Saya dan seluruh prajurit Kerajaan tak berdaya saat dia dan pasukannya menyerang secara tiba-tiba beberapa tahun yang lalu, memang dia tak mengambil alih tahta Kerajaan Mandalu ini tapi saya merasa sama saja karena saya dan seluruh rakyat Kerajaan Mandalu tersiksa dengan upeti yang sangat tinggi yang harus kami bayar setiap bulannya,” Satrio Mandalu hentikan sejenak ceritanya sambil menarik napas dalam-dalam.“Pangeran Durjana memiliki pasukan yang sangat besar saat ini mencapai 2.000 orang, dan dia juga memiliki sebuah padepokan yang besar setara dengan istana Kerajaan besar di Pulau Jawa ini. Padepokan itu bernama Padepokan Neraka yang bertempat tidak jauh dari Gunung Merapi tepat di sebelah timur le

  • Kembalinya Sang Pendekar Rajawali Dari Andalas   Bab 185. Satrio Mandalu

    “Maafkan saya yang mulia, saya datang menghadap karena hendak menyampaikan sesuatu,” ucap penjaga itu setelah sebelumnya memberi sembah hormat.“Oh, silahkan penjaga apa yang hendak kau sampaikan,” ujar Sang Raja yang bernama Satrio Mandalu itu.“Di depan ada tiga orang ingin bertemu dengan yang mulia, mereka mengatakan dari istana Kerajaan Demak.”“Hah? Ada utusan dari Kanjeng Sultan Demak? Kenapa tidak dipersilahkan saja masuk?”“Maaf yang mulia, kami tentunya harus memberi laporan terlebih dahulu seperti yang mulia perintahkan,” jawab penjaga itu.“Hemmm, ya sekarang kau bawa mereka masuk menghadap saya di sini.”“Baik yang mulia,” penjaga itu memberi sembah hormat lalu meninggalkan ruangan itu.Beberapa saat kemudian penjaga itu datang kembali beserta ketiga orang yang mengaku dari istana Kerajaan Demak, setelah mengantar ketiga tamu itu penjaga itupun kembali ke depan pintu gerbang.“Sebuah kehormatan atas kedatangan kalian bertiga yang merupakan utusan dari Kanjeng Sultan Demak,

  • Kembalinya Sang Pendekar Rajawali Dari Andalas   Bab 184. Persyaratan Bejad

    “Dasar bocah bejad, masih saja tak percaya..!”Habis berkata pria berpakaian coklat itu berubah menjadi sosok bertubuh besar empat kali lipat besar dan tingginya dari tubuh ia sebelumnya, sosok itu sangat menyeramkan memiliki satu mata di tengah-tengah wajahnya dan bertanduk di bagian belakang kepalanya.“Sudah Guru..! Cepat Guru menyamar kembali, nanti ada yang melihat,” seru Pangeran Durjana yang terkejut sekaligus yakin jika sosok itu memang Gurunya.Sosok bertubuh besar bertanduk di bagian belakang kepalanya yang tidak lain adalah Setan Tanduk Neraka kembali merubah wujudnya menjadi seorang pria berpakaian coklat, beberapa kali ia menyentil-nyentil kuping Pangeran Durjana karena dari awal muridnya itu tak percaya padanya.“Luar biasa..! Saya tak menyangka Guru juga memiliki ilmu bisa merubah bentuk tubuh seperti ini, makanya saya tadi tidak percaya karena memang Guru tidak pernah mengatakan dapat berubah wujud,” puji Pangeran Durjana.“Hemmm, tapi ilmu ini tak bisa diwariskan kepa

  • Kembalinya Sang Pendekar Rajawali Dari Andalas   Bab 183. Pria Berpakaian Coklat

    Seorang pria berbadan kekar berparas cukup tampan mengenakan pakaian coklat berjalan santai menuju Lembah Neraka, pria itu datang dari arah selatan dan mulai memasuki kawasan yang saat ini diawasi oleh para mata-mata dan para anggota yang dipilih Padepokan Neraka yang di pimpin Pangeran Durjana itu.Baru saja menjejakan kaki masuk di kawasan itu, seorang mata-mata padepokan datang menghadang yang diikuti beberapa orang bersenjata golok dan tombak.“Berhenti..! Kau memasuki kawasan padepokan kami, kau siapa dan ada keperluan apa masuk ke sini?” tanya mata-mata padepokan.“Hemmm, saya hendak bertemu dengan Ketua kalian Pangeran Durjana,” jawab pria berpakaian coklat itu.“Katakan dulu kau siapa dan ada perlu apa menemui Ketua kami..!”“Kalau berkenaan dengan keperluan apanya saya menemui Ketua kalian itu rahasia dan tak perlu juga kalian ketahui, jika saya tidak diperbolehkan ke padepokan kalian tidak apa saya tunggu saja di sini. Yang pasti katakan pada Ketua kalian itu bahwa saya Seta

  • Kembalinya Sang Pendekar Rajawali Dari Andalas   Bab 182. Menuju Kerajaan Mandalu

    Sembari menunggu matahari agak condong ke barat, tengah hari itu mereka manfaatkan untuk beristirahat dan makan siang bersama. Dari arah barat tampak pula 3 orang yang tengah berjalan santai meniti pematang sawah menuju dangau tempat beberapa petani sedang makan siang bersama itu, mereka terdiri dari satu orang wanita dan dua orang pria.Para petani di dangau sempat arahkan pandangan ke arah ketiga orang yang tengah meniti pematang itu, mereka saling pandang seperti bertanya apakah ada di antara mereka yang mengenal tiga orang yang berjalan di pematang sawah menuju ke arah dangau mereka itu.Keseluruh para petani itu menampakan raut wajah yang bingung pertanda tak ada satupun di antara mereka yang mengenali tiga orang yang saat itu telah dekat dengan dangau tempat mereka duduk makan siang bersama, dua orang di antara petani itu hentikan makan lalu berdiri dari duduknya berjalan menghampiri ketiga orang yang telah tiba di depan dangau itu.“Maaf, jika kehadiran kami telah mengganggu is

  • Kembalinya Sang Pendekar Rajawali Dari Andalas   Bab 181. Raja Setan Segajad

    Bayangan hitam yang sangat besar tiba-tiba saja muncul tepat di depan Setan Tanduk Neraka duduk bersila melakukan semedi, saking besarnya puncak kepalanya menyentuh langit-langit goa padahal dia juga memposisikan tubuhnya duduk di atas batu besar di depan Guru Pangeran Durjana itu.Makin lama bayangan itu semakin jelas wujudnya yang tak kalah menyeramkan dengan wujud Setan Tanduk Neraka, kehadirannya di sana membuat dinding-dinding goa bergetar hebat seakan mau runtuh.“Ha.. ha.. ha..! Ada gerangan apa kau memanggilku ke sini, Setan Tanduk Neraka..?!” kembali dinding-dinding goa itu bergetar hebat, Setan Tanduk Neraka membuka matanya.“Terimalah sembahku yang mulia Raja Setan Sejagad,” ucap Setan Tanduk Neraka memberi sembah, sosok raksasa di depannya itu hanya anggukan kepala.“Maafkan saya yang mulia jika saya lancang memanggil yang mulia Raja datang ke sini, adapun tujuannya hendak meminta bantuan menyempurnakan ilmu tanduk neraka yang mulia sematkan di kepala saya. Yang mulia berk

  • Kembalinya Sang Pendekar Rajawali Dari Andalas   Bab 180. Pangeran Durjana Cemas

    Para anggota atau anak buah Pangeran Durjana yang mendiami padepokan itu telah mencapai 2.000 orang, itu semua karena Padepokan Neraka memang memiliki daya tarik kuat untuk bergabung menjadi anggota sebab merasa terjamin kehidupan mereka di sana dengan berlimpah ruahnya upeti yang mereka terima dari berbagai Kerajaan dan padepokan yang telah mereka taklukan.Namun begitu Pangeran Durjana yang serakah itu masih belum puas dengan menguasai kawasan timur Pulau Jawa itu saja, ia ingin dapat menguasai seluruh Pulau Jawa dari timur hingga kawasan barat seperti yang dikehendaki Gurunya Si Setan Tanduk Neraka itu.Kedatangan Pangeran Durjana di halaman padepokan di sambut oleh Dipo Geni sebagai tangan kanannya atau di Kerajaan sebagai Panglima, melihat raut wajah junjungannya tidak terlihat gembira Dipo Geni tak berani bertanya selain mengiringi junjungannya itu hingga ke dalam ruangan kebesaran Padepokan Neraka itu.“Dipo Geni, selama saya pergi meninggalkan padepokan ini apakah ada Kerajaan

  • Kembalinya Sang Pendekar Rajawali Dari Andalas   Bab 179. Roh Sura Brambang

    Tanpa menunggu waktu lama lagi Pangeran Durjana segera meninggalkan goa itu, ia menuju ke arah timur itu artinya di akan kembali ke padepokannya di Lembah Neraka di kawasan Gunung Merapi.Setan Tanduk Neraka sebenarnya sosok mahkluk astral sejenis jin yang sebelum dimasuki roh Sura Brambang sosok bertubuh empat kali lipat manusia biasa itu tidak pernah bisa dilihat dan dia pun tak bisa juga menunjukan dirinya setiap saat kepada manusia.Roh Sura Brambang yang selalu gentayangan berupa arwah penasaran itu, takan pernah merasa senang jika Tanah Jawa belum mengalami kehancuran karena memang semasa hidupnya dulu merupakan dedengkot tokoh golongan hitam. Melalui raga halus mahkluk astral yang mengerikan itulah, ia dapat berkomunikasi dan bisa dilihat oleh Pangeran Durjana sebagai murid sekaligus jalan mewujudkan keinginan jahatnya itu yang ingin melihat kehancuran di muka bumi terutama Pulau Jawa.Sosok Setan Tanduk Neraka bukan saja berwujud mengerikan tapi juga memiliki ilmu yang luar bia

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status