Michael berdiri di depan pintu dan memperhatikan semua dekorasi di dalam kamar. Tiba-tiba ada perasaan hangat mengalir di dalam hatinya. Semua perabotan di dalam kamar itu sama persis dengan yang di rumahnya. Warna spreinya sama, gordennya juga sama. Bahkan warna karpetnya juga sama persis. Hanya saja, ada beberapa barang tambahan yang tidak ada di rumahnya. Tidur di kamar tidur ini seharusnya tidak membuatnya merasa asing sampai tidak bisa tidur.Hal ini juga cukup untuk menunjukkan kalau keluarga Tanjaya benar-benar memikirkan Michael. Oleh karena itu, Ronald sebenarnya sangat peduli padanya dan Michelle.Michael mengangkat wajahnya dan berkata, “Terima kasih, Kak Eddy.”Eddy tersenyum, “Aku kakakmu. Mulai sekarang kamu nggak perlu bilang terima kasih lagi padaku. Ayo, kita tidurkan Michelle dulu.Keempat anak berada di dalam kamar Michelle dan membaca cerita sebelum tidur. Suasana begitu harmonis dan tenang. Sedangkan di kamar tidur utama juga sudah sunyi senyap.Rachel minum sedik
Tidak lama kemudian, terdengar suara gemericik air dari dalam kamar mandi. Sementara itu, Rachel menggaruk kepalanya. Bukankah pria itu baru saja mandi? Mengapa dia mandi lagi?Rachel pun menoleh dan melihat kaca buram di kamar mandi. Tidak ada uap dari air panas di kaca bagian atas. Yang berarti pria itu sedang mandi air dingin.Padahal saat ini sudah tengah malam, udara terasa begitu dingin. Pria itu malah mandi dengan air dingin?Rachel tiba-tiba seperti menyadari sesuatu. Dia spontan menundukkan kepalanya. Setelah itu, dia hanya tersenyum kecut ketika melihat dirinya yang sedang mengenakan kemeja pria itu. Bukankah tadi Rachel ingin menguji pria itu? Sekarang dia sudah bisa melihat hasilnya.Pria itu lebih memilih mandi dengan air dingin malam-malam begini daripada melakukan sesuatu yang di luar batas. Hal itu menunjukkan kalau Ronald memang sedang belajar untuk menghormatinya.Rachel mengancingkan kancing kemeja yang paling atas. Kemudian, dia menarik selimut dan baring di tempat
Rachel menata suasana hatinya sebentar. Setelah merasa cukup tenang, dia baru turun ke bawah. Namun, di ruang tamu tidak ada siapa-siapa. Hanya ada suara tawa yang terdengar dari ruang makan yang tidak jauh dari sana.Rachel berjalan ke sana pelan-pelan. Setelah berdiri di depan pintu, dia pun melihat pemandangan yang sangat hangat dan harmonis.Michelle sedang duduk di pangkuan Ronald. Kedua pipinya menggembung, entah sedang mengunyah apa. Darren dan Eddy sedang menyuapi gadis kecil itu tanpa henti. Sedangkan Ronald sedang berusaha mengepang rambut gadis kecil itu.Ronald seorang pria dewasa, gerakan tangannya begitu kasar. Kepangannya benar-benar tidak terlalu bagus. Rachel belum sempat berkomentar, Michael yang sudah tidak tahan lagi langsung berkata sambil mengerutkan kening, “Michelle jadi jelek dengan gaya rambut ini.”Begitu kata-kata itu keluar dari mulut Michael, senyum di wajah Michelle langsung menghilang. Dia pun mengatupkan bibirnya dengan kesal.Ronald berdehem dan berkat
Keluarga Tanjaya memiliki lebih dari sepuluh pelayan. Beberapa di antaranya khusus mengurus Eddy dan Darren, ada yang khusus membersihkan rumah, khusus mengurus kebun dan khusus memasak. Sekarang ditambah ada Michael dan Michelle, Hilmi pun merekrut beberapa pengasuh lagi. Oleh karena itu, ada pelayan yang menyelesaikan semua pekerjaan di rumah ini. Keempat anak ada orang yang jaga. Rachel sama sekali tidak perlu khawatir. Sebenarnya, anak-anak tinggal di rumah keluarga Tanjaya jauh lebih bahagia daripada bersama Rachel saja. Setidaknya, ada orang yang akan membantu mengurus banyak hal dalam hidup mereka. Rachel menundukkan kepala, berusaha menyembunyikan emosi komplek yang terpancar dari matanya. Selesai makan siang, Ronald mengantarnya ke tempat perjamuan. Dia awalnya ingin menyetir sendiri ke sana. Akan tetapi, keempat ban mobilnya kempes gara-gara ulah Darren semalam. Hari ini Hilmi membawa mobilnya ke bengkel untuk diperbaiki.Setengah jam kemudian, mobil yang membawa mereka ber
Ronald bergumam pelan, “Kamu harus banget hadir di perjamuan malam ini?”Rachel menatapnya dari samping, “Kenapa?”Perjamuan ini diadakan oleh Yelitos Group. Orang-orang yang menghadiri perjamuan malam ini adalah mitra bisnis yang akan kerja sama dengan Yelitos Group di masa depan. Rachel dapat menggunakan kesempatan ini untuk memperluas koneksinya. Kalau bisa berpartisipasi, tentu saja dia akan berpartisipasi.Ronald terdiam karena tatapan Rachel. Apakah dia harus mengatakan kalau dia tidak berharap Rachel pergi ke perjamuan itu karena tidak ingin pria lain melihat Rachel yang cantik? Ronald tidak akan pernah mengucapkan kata-kata itu.Ronald menelan kembali apa yang dia ingin katakan tadi. Setelah itu, dia berkata dengan acuh tak acuh, “Darren lebih manja sama kamu. Aku hanya ingin tahu kapan kamu bisa pulang?”Rachel merapikan rambutnya dan menjawab, “Kira-kira jam sembilan.”“Oke, kalau begitu aku akan jemput kamu nanti,” kata Ronald.Rachel awalnya ingin mengatakan tidak usah. Nam
Pukul 07.30 malam, perjamuan resmi dimulai. Di bawah sorotan lampu, seorang pria yang mengenakan topeng berwarna perak melangkah ke atas panggung.Pria itu berdiri di bawah lampu. Topeng peraknya memantulkan cahaya putih. Orang-orang yang menghadiri perjamuan spontan berhenti bicara. Ruang perjamuan seketika menjadi hening.“Sekarang, aku akan umumkan perusahaan yang akan menjadi mitra kerja sama Yelitos Group yang berikutnya.”Reihan berdiri di atas panggung. Suaranya yang berat bergema di dalam ruangan, memberikan kesan yang suram.“Dia CEO Yelitos Group di Indonesia, Reihan Sanjaya.” Yohanes memelankan suaranya dan berkata pada Rachel, “Baru dua atau tiga tahun yang lalu, dia tiba-tiba bergabung dengan eksekutif Yelitos Group. Sama sekali nggak ada informasi latar belakangnya. Orang ini sangat misterius.”Christopher ikut menimpali, “Semua eksekutif Yelitos Group adalah orang Eropa. Tapi Reihan orang Asia. Selain informasi latar belakangnya yang masih jadi misteri, dia juga selalu m
“Bu Sharon masih sangat muda, ya. Masih sama persis seperti ketika dia pertama kali jadi CEO Adijaya Group. Setiap gerakannya membuat orang merasa iri padanya.”“Perempuan seperti kita nggak akan pernah bisa mempelajari taktik kejam Bu Sharon. Tapi, untuk apa dia datang ke sini sekarang?”“Oh ya, sepertinya Adijaya Group bukan mitra kerja sama Yelitos Group, kan?”“Apa mungkin ....”Mata semua orang tertuju pada Sharon dan Rachel secara bergantian. Reihan yang berdiri di atas panggung adalah orang yang menyelenggarakan perjamuan ini.Pria itu turun dari panggung, lalu berkata dengan suara tenang, “Sungguh kehormatan bagi Yelitos Group, Bu Sharon dapat meluangkan waktu di sela-sela jadwalnya yang padat untuk menghadiri perjamuan ini. Pelayan, ambilkan minuman untuk Bu Sharon.”Sorot mata Sharon tampak dingin, “Nggak usah berbelit-belit. Hari ini aku datang hanya ingin bertanya pada Pak Reihan. Apakah Yelitos Group benar-benar menunjuk Bu Rachel ini sebagai kepala perancang chip?”“Yelit
Semua mata kini tertuju pada Rachel. Pada dasarnya dia sudah sangat cantik. Gaun merah muda yang dipakainya membuatnya tampak lebih bersinar di antara semua orang.Dengan gelas sampanye di tangannya, perempuan itu mengangkat alis dan bertanya, “Proposal Bu Sharon hilang, kenapa ada hubungannya denganku?”“Bu Rachel ingin melemparkan semua tanggung jawab?” Sharon menyeringai sinis, “Kalau begitu Bu Rachel silakan berbagi, bagaimana caranya menyelesaikan proposal desain chip tingkat sulit itu dalam satu hari?”“Tingkat sulit?” Rachel mengerutkan kening, “Di mata Bu Sharon, proposal desain chip itu sangat sulit?”Raut wajah Sharon seketika berubah. Dia sudah hidup selama 40 tahun. Tidak ada yang berani bicara dengannya dengan nada seperti itu. Perempuan itu tidak hanya mencuri proposal desainnya, tapi juga berani berdebat dengannya di depan umum. Apakah Rachel mengira dia tidak bisa apa-apa?Sharon tertawa sinis dan berkata, “Bu Rachel tinggal salin, sudah pasti nggak sulit.”Satu kalimat