Nana tahu kalau keluarganya tahu hal ini, kemungkinan sikap mereka akan berubah. Sekarang kakaknya yang paling lembut dan berpikiran terbuka sudah menolak hubungan mereka. Bagaimana jika ketiga kakaknya yang lain juga tahu?Seharusnya Kevin juga mengkhawatirkan hal ini, kan?Teringat dengan respons lelaki itu ketika di mobil tadi membuat mata Nana memanas. Ternyata perasaannya yang paling besar saat ini adalah rasa iba dan kasihan. Terlihat jelas perempuan itu sudah terjebak dalam perasaannya dan tidak ingin keluar dari hubungan ini.“Kak, aku nggak peduli dengan kondisi dia. Aku akan memilih untuk menghadapinya bersama dia,” ujar Nana penuh keyakinan.“Kamu gila?!” balas Michelle dengan gusar.“Kak, Kakak tahu sifatku. Sejak kecil aku selalu berpegang teguh pada keputusan yang sudah kuambil,” kata Nana dengan pelan.“Nana! Kenapa kamu berubah jadi pemberontak!?”“Kak ….” Nana merasa sedih dan kasihan melihat Michelle yang marah karena ulahnya. Dengan suara pelan dia berkata, “Kak, aku
“Ka-kak Darren ….” Suara Michelle terlihat gemetar ketakutan.Dia tidak menyangka kalau Darren sudah berdiri di belakangnya. Dia juga tidak tahu sejak kapan lelaki itu berdiri di sana dan sudah mendengar apa saja. Meski Michelle tidak ingin membantu adiknya menutupinya dari para kakaknya yang lain, dia juga tidak ingin hubungan adiknya dan Kevin diketahui keluarganya di saat seperti ini.Hasilnya sudah bisa dia tebak dan pasti akan mengundang badai besar. Selain itu Nana juga akan sedih.“Kak ….”“Kevin itu siapa?” tanya Darren dengan wajah dingin.“Sejak kapan Anggun pacaran dengan dia? Bagaimana cara anak itu membohongi Anggun?”Mendadak Michelle merasa lidahnya kelu dan tidak tahu harus menjawab apa.“Michelle, tadi kamu bilang dia itu dari keluarga Orlando? Berarti mereka masih menyembunyi satu orang anak?” tanya Darren sambil maju. Tubuh tinggi lelaki itu membuat Michelle merasa terintimidasi.“Seingat Kakak, tiga tahun yang lalu yang menolong Anggun adalah tuan muda keluarga Orla
Darren tampak ragu dan bingung, sedangkan Michelle memperhatikan perubahan ekspresi lelaki itu dan menebak apa yang dipikirkan oleh Darren.“Setengah bulan. Kak Darren kita buat batas waktu. Semoga dalam waktu setengah bulan kita bisa menyelesaikannya, tapi kalau nggak bisa, berarti kita kasih tahu Kak Eddy dan Kak Michael. Bagaimana menurut Kakak?”“Ok, ikutin saran kamu,” sahut Darren.Michelle menghela napas lega. Dia mengirimkan semua informasi yang sudah dicari tahu sebelumnya pada Darren. Lelaki itu membacanya sekilas dan ekspresinya seketika menggelap. Kening lelaki itu semakin berkerut ketika membaca hal yang menimpa Jason.Darren mengetahui tentang Jason yang mengganggu adiknya. Dia bahkan juga memberikan pelajaran pada keluarga Artanto. Dia pikir semua sudah selesai, ternyata Kevin diam-diam juga turun tangan dengan cara yang lebih keji.Darren tidak merasa kasihan dengan keadaan Jason, dia hanya terkejut dengan cara kerja Kevin dalam memberikan Jason pelajaran serta ancaman
Waktu berlalu dengan perlahan, proses syuting juga sudah sampai tahap akhir. Para karyawan dan artis juga tampak dengan giat mempercepat proses syuting mereka. Meski di awal mereka mengganti tokoh utama wanita serta kejadian Jason yang membuat proses pengambilan gambar menjadi lambat, untungnya para artis yang lain merupakan orang-orang hebat.Kendala tersebut dikejar oleh mereka dalam waktu yang tidak lama.“Nana, bagianmu seharusnya sekitar sepuluh hari lagi sudah bisa berakhir. Kak Fanny minta aku tanya untuk selanjutnya kamu mau ambil iklan nggak? Atau mau acara varietas?” tanya Laura sambil memegang beberapa dokumen.“Iklan atau acara varietas?” gumam Nana sambil berpikir sejenak. Dengan wajah polos dia berkata, “Bagaimana? Aku nggak begitu mengerti. Aku jawab nanti setelah nanya Kevin dulu, ya?” lanjut perempuan itu“Sepertinya hanya Kevin yang tahu semuanya. Aku yang sebagai asistenmu nggak ada gunanya,” kata Laura dengan wajah terpukul.“Bagaimana mungkin? Kamu itu kesayanganku
“Apakah Anda Bu Nana? Tolong terima bunga-bunga ini,” ujar seorang karyawan toko bunga sambil menyerahkan kartu ucapan pada Nana dengan wajah berbinar.“Eum … ini bunga dari siapa?” tanya Nana dengan bingung.“Katanya, kalau Anda tanya, bilang saja bunga-bunga ini dari malaikat pelindungmu.”“Kalau begitu aku bisa menolak untuk menerimanya?”Sungguh terlihat sangat menarik perhatian sekali jika diletakkan di sana. Sekarang dia harus bersikap jaga diri. Dengan adanya bunga-bunga ini, semua orang akan semakin ingin tahu dan bertanya-tanya. Bahkan ada banyak orang yang mengambil fotonya dan menyebarkannya di media. Bukankah keluarganya akan langsung mengetahui keadaannya sekarang?Yang paling penting, Kevin masih syuting di lokasi! Kalau sampai Kevin tahu, maka bisa semakin gawat!“Tolong bawa kembali semuanya, bisa? Kalau diletakkan di sini sangat mengganggu pekerjaan semua orang.”“Maaf, Bu. Katanya Anda harus menerima bunga ini. Kalau nggak, letakkan saja di sini sampai nanti malam aka
“Eum ….” Nana mencoba menjelaskan ketika melihat ekspresi Kevin. Namun lelaki itu tidak menatapnya dan hanya melihat ke arah karyawan toko.Saat ini karyawan toko bunga tersebut melongo dan dengan tergagap berkata, “Be-benarkah? Beneran sepuluh kali lipat?”Kening Kevin berkerut dan wajahnya tampak sangat dingin. Lelaki itu berkata, “Dua puluh kali lipat kalau dibersihkan dalam lima menit! Kurang satu detik saja, kurang satu kali lipat!”Karyawan toko langsung bergerak dengan semangat dan mulai membersihkan semua bunga itu dalam waktu singkat.“Tunggu!” kata Kevin.Wajah karyawan tersebut menegang karena khawatir lelaki itu akan berubah pikiran.“Buang semua bunga ke tempat sampah! Buang yang jauh!” kata Kevin.Para karyawan toko mendesah napas lega dan menepuk dada menjamin, “Tenang saja! Saya pasti akan melenyapkan mereka semua!”Hanya dalam waktu lima menit saja, semua bunga-bunga tersebut sudah tersapu bersih! Bahkan tidak tersisa satu helai daun pun. Yoko mengutus asistennya untuk
“Kalau kamu mengabaikan aku lagi, aku akan duduk di pahamu! Kevin sayang,” ujar Nana sambil menyengir lebar. Ketukan jarinya berhenti dan tangannya berubah kaku. Melihat Kevin yang masih bersikap tenang, Nana tersenyum dalam hati. Dia mengerjapkan matanya dan dengan santai duduk di pangkuan lelaki itu.Tubuh lelaki itu berubah kaku. Nana memeluk leher Kevin dan mengerjapkan matanya sambil berkata, “Masih mau mengabaikanku? Kalau nggak bicara, aku cium kamu.”Bibir Kevin menipis, tetapi dia tidak bergerak sama sekali. Akan tetapi jakunnya bergerak naik turun. Pemandangan itu tak luput dari tatapan Nana yang membuat matanya berbinar.“Kan! Kamu sengaja mengabaikan aku, kan?! Kamu tunggu aku peluk kamu dan cium kamu, kan?! Cih! Aku nggak akan mengabulkannya!” kata Nana sambil berpura-pura bangkit berdiri.Detik itu juga Kevin bereaksi. Dia langsung menahan pinggang perempuan itu agar tidak pergi. Nana terkekeh dan menatap mata Kevin sambil berkata, “Sudah kuduga kalau kamu sengaja!”Akhir
Kening Nana ikut berkerut dan berkata, “Kalau tahu ingat bilang sama aku.”“Kenapa? Kamu mau lihat malaikat pelindungmu itu?” tanya Kevin dengan mata memicing.“Mana mungkin?! Aku mau pukul kepala dia!” jawab Nana sambil terbahak.Apa yang dilakukan lelaki itu hampir mencelakainya.“Oh iya, Sayang, kamu bantu aku lihat komentar di internet. Jangan sampai masalah ini diketahui keluargaku,” kata Nana. Kevin mengangguk dan kemudian gerakannya terhenti. Matanya memicing dan perubahan tersebut dirasakan oleh Nana.“Kenapa?” tanya perempuan itu.“Ada yang aneh. Semua gosip yang ada hubungannya denganmu sudah ditahan dan nggak akan masuk berita utama,” ujar Kevin.“Memangnya kenapa? Bukannya ini lebih bagus? Berarti artinya untuk sementara aku aman?” kata Nana dengan raut bingung.“Takutnya ini terlalu aman. Seharusnya ini kerjaan Darren. Aku tebak, sepertinya kakak keduamu itu sudah tahu keberadaanku,” terang Kevin.Wajah Nana seketika berubah. Dia mencengkeram baju lelaki itu dan bertanya,