Share

34. Bayi Kecil

Author: Henny Djayadi
last update Last Updated: 2024-10-01 11:38:57

Sean tertidur dengan gelisah tampaknya dia sedang bermimpi. Sean melihat sosok bayi kecil yang duduk di atas selimut putih lembut, tertawa pelan dengan mata yang bersinar. Bayi itu terlihat begitu damai, dengan senyum manis yang memancar dari wajahnya.

Sean berhenti di kejauhan, memperhatikan anak itu. Rasa penasaran mulai merayapi hatinya.

"Hai Baby, siapa kamu?" bisiknya perlahan, namun bayi itu hanya menatapnya sambil tertawa, suara tawanya begitu jernih, seakan memenuhi ruangan yang kosong.

Hati Sean meleleh seketika. Ia melangkah mendekat, perlahan, takut mengganggu ketenangan yang mengelilingi bayi itu.

"Kamu cowok apa cewek?" tanya Sean lagi dengan suara lembut terlihat begitu penasaran, tetapi bayi itu tidak menjawab. Hanya tawa kecil yang kembali terdengar, membuat Sean gemas dan semakin ingin mendekat.

Langkah Sean semakin cepat. Dia ingin menggendong bayi itu, merasakan kehangatan di pelukannya. Setiap langkah yang dia ambil, jarak antara mereka tampak memendek, namu
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App
Comments (3)
goodnovel comment avatar
Isnia Tun
Lila hamil kayaknya dan bayi diperutnya mendatangi Sean lewat mimipi
goodnovel comment avatar
Adonia Ashar
kayaknya lila hamil deh
goodnovel comment avatar
Michellyn
up byk thor, semangat
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Kembalilah Nyonya! Tuan Presdir Sangat Menyesal   35. Diagnosa Awal

    Lila duduk di kursi kerjanya, membuka laci, dan mengambil botol multivitamin yang selalu ia simpan. Dengan cepat, dia mengambil sebutir dan menelannya bersama seteguk air. Lila berharap vitamin itu akan membantunya mengatasi rasa lelah yang semakin hari terasa semakin mengganggu aktifitasnya. Pekerjaan yang menumpuk akhir-akhir ini memang menuntut banyak tenaga dan konsentrasi. Kondisi tubuh yang dirasa kurang bersahabat itu, dipupusnya hanya sebagai efek dari kelelahan biasa. “Aku harus bisa mengalahkan rasa lelah ini,” gumam Lila pelan, seolah menyemangati diri sendiri. Dia berusaha menepis semua ketakutan yang sedikit demi sedikit mengusik benaknya. Namun, hari ini sangat berbeda. Rasa lelah yang Lila rasakan terasa semakin tidak terkendali. Matanya terasa berat, kepalanya berdenyut nyeri, dan tubuhnya seakan tidak berdaya sama sekali. Sambil memijit pelipisnya, Lila memutuskan untuk ke kamar mandi sejenak. Entah apa tujuan Lila sebenarnya, mungkin dia sekedar ingin menenangkan

    Last Updated : 2024-10-02
  • Kembalilah Nyonya! Tuan Presdir Sangat Menyesal   36. Sangat Terlambat

    Dokter Arman berdiri di dekat sofa tempat Lila berada, mengamati pasiennya yang masih terbaring lemah. Ryan duduk di sisi lain, menunggu dengan gelisah. Dokter Arman terdiam sejenak menatap Ryan yang menunjukkan kekhawatirannya terhadap Lila. Sesuatu yang selama ini hanya Dokter Arman lihat saat Ryan Bersama ibunya. Dokter Arman bersiap menyampaikan apa yang sebenarnya terjadi pada Lila. Namun, ada sedikit keraguan yang tampaknya menyergap hatinya. Sebelum dia membuka mulut, terdengar suara lembut Lila yang tampaknya mulai tersadar. Dengan perlahan Lila membuka matanya dan memandang sekeliling dengan bingung, tetapi setelah beberapa saat dia mulai mengenali tempatnya berada saat ini. Rina yang sejak tadi sudah berada di dekat Lila, segera mendekat ke arah Lila untuk membantunya duduk. “Syukurlah, kamu sudah sadar,” ucap Rina terdengar tulus, suaranya penuh rasa lega. Lila mengernyitkan dahi, mencoba mengingat apa yang terjadi. “Apa yang terjadi kepadaku? Kenapa aku merasa sangat

    Last Updated : 2024-10-03
  • Kembalilah Nyonya! Tuan Presdir Sangat Menyesal   37. Mau Jajan

    Sean memasuki rumah besar milik keluarganya dengan langkah berat. Pikirannya masih dipenuhi oleh banyak hal, terutama percakapannya dengan Miranda beberapa hari yang lalu. Setiap kali ia berusaha melupakan, percakapan tentang pernikahan dan anak selalu kembali menghantuinya. Memasuki ruang tamu, Sekar sudah menunggunya dengan anggun, seperti biasa. Wanita paruh baya itu tersenyum tipis ketika melihat putranya masuk. “Akhirnya kau datang juga,” ucap Sekar sambil menepuk sofa di sebelahnya, seolah memberi kode kepada Sean untuk duduk di sampingnya. “Kita harus bicara,” sambung Sekar dengan seulas senyum untuk merayu putranya. Sean tahu apa yang akan dibicarakan oleh sang mama. Sekar tidak pernah setengah-setengah jika sudah berbicara tentang masa depan keluarganya, dan dalam hal ini, tentang hubungannya dengan Miranda. “Kapan kamu akan mengumumkan hubunganmu dengan Miranda di depan publik?” Sekar memulai dengan nada lembut, namun penuh tekanan. “Sudah waktunya, Sean. Semua orang su

    Last Updated : 2024-10-04
  • Kembalilah Nyonya! Tuan Presdir Sangat Menyesal   38. Skenario Keji

    “Bagaimana perkembangan hubunganmu dengan Sean?” tanya Andreas, papa Miranda, dengan wajah yang terlihat penuh kecemasan. Apalagi setelah putrinya menggelengkan kepala. Ruang kerja yang menjadi tempat pembicaraan yang sangat pribadi antara ayah dan anak itu terasa begitu menegangkan. Sedari tadi Miranda duduk dengan tatap mata cemas ke arah sang papa yang berjalan mondar-mandir di hadapannya. Andreas adalah seorang pengusaha tambang yang sepertinya saat ini sedang menghadapi masalah serius. Gurat kecemasan terlihat jelas di wajahnya yang sudah dipenuhi kerutan itu. "Masalah ini tidak bisa dibiarkan berlarut-larut lagi," ucap Andreas yang tidak bisa menutupi ketegangan dan kecemasan yang akhir-akhir menderanya. "Perusahaan kita sedang dalam masalah besar. Papa berharap, pernikahanmu dengan Sean akan membantu kita keluar dari masalah ini." Miranda menghela napas dalam-dalam. "Hubungan kami sebenarnya sudah banyak kemajuan, apalagi dengan dukungan Tante Sekar. Tetapi ... kalau untuk

    Last Updated : 2024-10-05
  • Kembalilah Nyonya! Tuan Presdir Sangat Menyesal   39. Tokcer

    Rasa penasaran menuntun Ryan sampai di poli tempat praktek Dokter Arman. Ryan duduk dengan gelisah di ruang tunggu. Jemarinya saling bertautan dengan erat, menunjukkan rasa khawatir yang tidak bisa lenyap dari benaknya begitu saja. Dia harus memastikan jika Lila dalam keadaan baik-baik saja. Dokter Arman baru saja selesai dengan pasien terakhirnya hari itu. Dan kini, mereka bisa duduk berhadapan, berbicara secara pribadi. "Saya ingin tahu keadaan Lila yang sebenarnya," ujar Ryan dengan suara rendah yang menyiratkan rasa penasaran. "Saya merasa ada yang lebih dari sekadar kelelahan. Saya khawatir kalau ini ... penyakit yang serius. Mungkin mematikan." Dokter Arman mengangkat alisnya sedikit, menatap Ryan dengan tatap mata tajam penuh tanya. Sebagai dokter keluarga yang sudah lama saling mengenal, Dokter Arman merasa pernah melihat tatap mata penuh kekhawatiran di mata Ryan, dan itu terjadi hanya saat menyangkut keadaan ibu kandungnya. “Ryan, sebelum kita membicarakan hal ini le

    Last Updated : 2024-10-06
  • Kembalilah Nyonya! Tuan Presdir Sangat Menyesal   40. Obat Perangsang

    Sebagai seorang model sebenarnya Miranda cukup mahir memoles wajahnya sendiri, tetapi untuk acara gala dinner malam ini dia ingin tampil sempurna di hadapan Sean. Sehingga dia rela mengeluarkan budget lebih dengan memanggil perias professional. Tangan lincah perias professional itu mempertegas garis wajah Miranda yang sudah cantik alami. Gaun warna merah anggunnya tergantung rapi di dekat ranjang, menanti dikenakan untuk gala dinner yang akan segera dimulai. Miranda menatap cermin, mengamati setiap sentuhan pada wajahnya. Ketika dandanan hampir selesai, pintu kamar terbuka perlahan. Andreas melangkah masuk dengan tatap mata langsung tertuju kepada putrinya yang tengah berdandan. "Kau terlihat luar biasa, Miranda," puji Andreas sambil berjalan mendekat. "Papa harap kau tidak gagal malam ini.” Miranda menatap perias yang baru saja melakukan sapuan terakhir di wajahnya, dia memberi kode agar perias itu keluar sebentar karena ada hal penting yang harus dia bicarakan dengan sang papa.

    Last Updated : 2024-10-07
  • Kembalilah Nyonya! Tuan Presdir Sangat Menyesal   41. Dua Pasangan

    Untuk kali ini tampaknya Lila tidak bisa menolak semua kebaikan yang berikan oleh Ryan. Dari membayar semua belanjaan, membawakannya sampai ke apartemen, hingga membuat Lila akhirnya membalasnya dengan memasak makan malam untuk mereka berdua.Sambil menikmati makan malam, Lila dan Ryan terlibat obrolan ringan penuh basa basi tentang pekerjaan. Setelah sendok diletakkan menyilang di atas piring obrolan berubah menjadi serius dan begitu pribadi.“Apa rencanamu dengan bayi itu?” tanya Ryan tiba-tiba. Suaranya lembut, tetapi bernada menginterogasi seolah ingin mengetahui lebih jauh apa yang akan Lila lakukan. “Aku sudah tahu soal kehamilanmu dari Dokter Arman.”Lila terdiam sejenak, menatap Ryan dengan tatapan penuh keraguan. Dia sudah tahu? Lalu, mengapa tidak mengatakannya lebih awal?Lila menghela napas dalam sebelum menjawab, “Saya akan melahirkannya, merawatnya, dan mendidiknya.”Ryan menatap Lila dalam-dalam. "Meski tanpa ayah?"Lila tersenyum getir, terasa seperti sebuah kepahitan

    Last Updated : 2024-10-08
  • Kembalilah Nyonya! Tuan Presdir Sangat Menyesal   42. Sebuah Keputusan

    Detik demi detik berlalu, dan untuk sesaat, Sean merasa dia bisa melepaskan semua kekhawatirannya. Bibir yang bersatu itu saling berbalas kuluman penuh Hasrat, bahkan tangan Sean mulai bergerilya menapaki inci demi inci lekuk tubuh Miranda.Sejenak keduanya hanyut dalam sentuhan yang memabukkan. Sean yang sudah lama puasa sejak perceraiannya dengan Lila, dan Miranda yang sejak dahulu begitu mendambakan Sean, seolah mencapai titik temu yang penuh gairah.Namun semua tidak berlangsung lama. Tiba-tiba, ingatan tentang mimpi itu melintas di benak Sean. Bayi kecil yang tersenyum kepadanya kembali mengganggu pikirannya.Sean terhuyung mundur dari ciuman itu, napasnya tersengal-sengal. Dia memejamkan matanya, menyadari bahwa dia sedang berada di ambang batas yang berbahaya. Jika dia tidak bisa mengendalikan dirinya, segalanya bisa berakhir dengan konsekuensi yang tidak dia inginkan."Maaf." Sean membuka matanya, menatap Miranda dengan rasa bersalah yang mendalam. "Seharusnya kita tidak melak

    Last Updated : 2024-10-09

Latest chapter

  • Kembalilah Nyonya! Tuan Presdir Sangat Menyesal   316. Jawaban yang tak Kunjung Datang

    Setelah makan malam, mereka duduk santai di ruang keluarga. Sekar duduk di sofa dengan nyaman, sementara Lila menyandarkan kepalanya di bahu Sean yang duduk di sampingnya. Brilian sudah tertidur pulas di kamarnya, membuat malam terasa lebih tenang.Sekar menyesap teh hangatnya, lalu melirik ke arah Sean. “Sean, apartemen kamu di Regal Hight itu sampai sekarang masih kosong, ya?” tanya Sekar santai.Sean menoleh ke ibunya, lalu mengangkat bahu. “Iya, Ma. Kenapa?”Sekar menatapnya dengan tajam. “Apa rencanamu dengan apartemen itu?”Sean menghela napas, melirik sekilas ke arah Lila yang tampak mendengarkan obrolan mereka dengan tenang. “Belum ada rencana, Ma,” jawab Sean akhirnya.Sekar langsung bersuara dengan nada tegas, “Kalau begitu lebih baik disewakan saja. Daripada dibiarkan kosong, hanya menghabiskan biaya perawatan.”Sean kembali melirik Lila, kali ini lebih lama. Sebenarnya, dia punya rencana sendiri untuk apartemen itu. Sesekali, dia ingin mengajak istrinya ke sana, menghabisk

  • Kembalilah Nyonya! Tuan Presdir Sangat Menyesal   315. Kena Marah Semua

    Setelah kelahiran Brilian, ada rasa kurang nyaman saat mereka menikmati kebersamaan. Beberapa kali Brilian terbangun di saat yang tidak tepat, hingga membuat Sean dan Lila terpaksa menyelesaikan dengan cepat, bahkan pernah akhirnya tidak dilanjutkan.Tidak menyia-nyiakan kesempatan yang ada, Sean dan Lila menikmati kesempatan yang diberikan oleh Sekar. Terasa seperti bulan madu saat menikmati kebersamaan penuh gairah tanpa ada gangguan.Tidak harus terburu-buru untuk saling memberikan kenikmatan. Bahkan Sean tidak perlu membekap mulut Lila agar suara desah dan jeritannya membangun Brilian.Setelah berburu kenikmatan bersama dalam berbagai gaya diiringi dengan erangan dan desahan, akhirnya Sean dan Lila bisa mencapai puncak bersama. Sean melabuhkan kecupan lembut di bibir Lila sebelum menjatuhkan tubuhnya tepat di samping Lila dan memeluknya dengan erat. Sementara itu Lila berusaha menormalkan kembali deru napasnya yang tidak beraturan.“Apa motif mama melakukan ini semua?” Lirih suara

  • Kembalilah Nyonya! Tuan Presdir Sangat Menyesal   314. Hadiah dari Sekar

    Sean mendekati mamanya dengan hati-hati. Ia tahu Sekar tidak suka ditentang, tetapi ia juga tidak bisa diam melihat istrinya terluka.Dengan nada lembut berharap tidak menyinggung perasaan sang mama, Sean melontarkan pertanyaan, “Ma, kenapa Lila menangis? Apa ada sesuatu yang terjadi?”Sekar menoleh ke arah Sean, dia terlihat santai sambil tetap bermain dengan Brilian.“Ah, cuma masalah kecil, Sean. Aku hanya bilang ingin tidur dengan Brilian malam ini. Sepertinya Lila tidak terima.”Sean menarik napas panjang, mencoba meredam emosinya. “Ma, aku tahu Mama sangat menyayangi Brili. Tapi Lila sudah seharian di kantor. Dia hanya ingin memeluk anaknya malam ini. Tidak bisakah Mama memberikan waktu untuk Lila dan Brili bersama? Besok, Mama bisa bermain sepuasnya dengan Brili saat kami bekerja.”Sekar menatap tajam ke arah Sean, matanya seolah ingin menembus akal sehat putra semata wayangnya.“Mama tidak ingin mengajakmu hitung-hitungan. Mama tidak pernah meminta imbalan untuk merawat Brili,

  • Kembalilah Nyonya! Tuan Presdir Sangat Menyesal   313. Memonopoli Cucu

    Inayah memijit pelipisnya dengan kesal setelah mendengar keluh kesah Delisa melalui telepon. Kata demi kata yang terlontar dari bibir putri bungsunya masih terngiang-ngiang di telinganya."Bu, Mbak Lila sekarang sombong. Dia nggak peduli lagi sama aku setelah jadi bos. Apa dia lupa kalau aku adiknya?" Nada bicara Delisa terdengar penuh keluhan, membuat hati Inayah ingin segera bertindak.Yang ada dalam benak Inayah, saudara itu harus selalu rukun dan saling menolong. Tidak ada salahnya Lila yang sudah memiliki kehidupan yang baik menolong adiknya yang sedang merintis karir.Tanpa berpikir panjang, Inayah meraih ponselnya dan bersiap menghubungi Lila. Namun, sebelum ia sempat menekan nomor, Waluya menghentikannya."Tunggu dulu, Bu. Jangan bertindak gegabah. Masalah Lila dan Lisa kali ini tentang pekerjaan, bukan urusan keluarga," ucap Waluya dengan tenang."Tapi, Pak, masa Lila begitu sama Lisa? Mereka kan saudara! Lila harusnya lebih perhatian sama adiknya," sahut Inayah dengan nada t

  • Kembalilah Nyonya! Tuan Presdir Sangat Menyesal   312. Sikap Lila di Hadapan Delisa

    Setelah acara pengumuman berakhir, suasana di Mahendra Securitas mulai kembali tenang. Sekar terlihat tenang tetapi penuh perhatian ketika menggendong Brilian yang tertidur pulas di pelukannya.Langkahnya mantap menuju mobil, sementara Lila berjalan di sampingnya dengan raut wajah yang terlihat berat melepas kepergian putranya. Untuk pertama kalinya dia akan terpisah dalam waktu yang lama dengan putranya.Sekar tersenyum lembut, menatap menantunya dengan penuh pengertian. “Lila, Brilian akan baik-baik saja. Aku akan merawatnya dengan baik, seperti dulu waktu merawat Sean. Kamu fokus saja pada tugasmu di sini. Percayalah, ini juga untuk kebaikan Brilian.”Meskipun hatinya masih ragu, Lila akhirnya mengangguk. Dia tahu Sekar memiliki pengalaman dan kasih sayang yang luar biasa. Saat Sekar bersiap memasuki mobil bersama Brilian, Lila dan Sean mendekat untuk memberikan kecupan perpisahan kepada putra kecil mereka.Lila mencium kening Brilian dengan lembut, air mata hampir jatuh dari sudut

  • Kembalilah Nyonya! Tuan Presdir Sangat Menyesal   311. Pengumuman Pemilik Baru

    Mahendra Securitas sedang dipenuhi kasak-kusuk. Di sudut-sudut kantor, pembicaraan tentang pengganti Sekar menjadi topik utama.Beberapa karyawan menduga Andika dan Ryan, dua nama lama yang pernah menjadi bagian perusahaan, akan kembali memimpin. Namun, Nadya, yang dikenal sebagai tangan kanan Sekar, menepis rumor tersebut.Dengan senyuman penuh rahasia, Nadya hanya berkata, “Tunggu saja, kalian akan tercengang.”Di salah satu ruangan, Delisa mendengar percakapan itu. Rasa ingin tahunya memuncak, dan dengan hati-hati, ia mendekati Nadya. Dalam hati Delisa merasa senang saat mendengar jika Sekar akan digantikan. Gadis mud aitu sudah merasa tidak betah dengan sikap keras Sekar kepadanya.“Kak Nadya,” katanya dengan nada penuh harap, “apa benar akan ada pemimpin baru? Siapa dia?”Nadya menatap Delisa, senyumnya penuh teka-teki. “Kamu akan tahu nanti, Delisa. Ini kejutan besar,” jawabnya singkat, meninggalkan Delisa semakin penasaran.Semua karyawan diminta berkumpul di aula perusahaan se

  • Kembalilah Nyonya! Tuan Presdir Sangat Menyesal   310. Aku Bukan Lelaki Seperti Itu

    Akhir pekan itu, suasana cerah menyambut kedatangan Sean dan Lila di rumah Sekar. Mobil berhenti perlahan di depan rumah dengan halaman luas yang dikelilingi pohon-pohon rindang.Sekar yang sejak tadi menunggu di teras langsung bangkit dengan senyum mengembang, begitu melihat Lila turun dari mobil sambil menggendong Brilian, cucunya yang baru berusia enam bulan.“Cucu oma sudah datang!” seru Sekar dengan penuh semangat.Lila menyerahkan Brilian pada ibu mertuanya, dan Sekar langsung memeluk bayi itu erat, mengajak bicara dengan nada lembut penuh kasih sayang.“Gantengnya oma. Sudah besar ya sekarang? Lihat, kamu makin gemuk!” ucapnya sambil mencium pipi Brilian yang montok.Meski Brilian belum mampu memberi jawaban, tetapi Sekar terus berbicara sendiri dengan penuh antusias. Sean dan Lila hanya tersenyum, mengikuti di belakangnya sambil membawa tas perlengkapan bayi.Kebahagiaan terpancar jelas di wajah mereka saat melihat Sekar begitu ceria bersama cucunya.Dan kini, mereka duduk di

  • Kembalilah Nyonya! Tuan Presdir Sangat Menyesal   309. Menikahlah Denganku!

    Motor Ryan berhenti perlahan di depan tempat kos Rina. Udara dingin menusuk kulit, aroma aspal basah tercium kuat. Rina turun dengan hati-hati, melepas helm yang masih melekat di kepalanya, dan menyerahkannya kembali pada Ryan.“Terima kasih,” ucap Rina pelan dan terdengar tulus.Ryan mengangguk kecil, tapi sebelum sempat menjawab, hujan tiba-tiba kembali turun dengan deras, menampar jalanan tanpa ampun.“Sh*t!” Tanpa sadar Ryan mengeluarkan umpatan kasar yang langsung membuatnya tampak sedikit kikuk.Rina cukup terkejut mendengar Ryan mengumpat. Selama bekerja bersama di Mahendra Securitas mantan atasannya itu selalu terlihat kalem dengan gaya bahasa yang santun, tetapi mungkin situasi hari ini cukup membuatnya tidak nyaman.Tetapi Rina mencoba mengabaikannya, dia segera membuka gerbang kos memberi jalan masuk untuk Ryan.“Masuk saja, berteduh dulu. Hujannya deras banget,” katanya, suaranya sedikit mengalahkan suara hujan.Ryan menatapnya ragu, tapi akhirnya memarkirkan motor di depa

  • Kembalilah Nyonya! Tuan Presdir Sangat Menyesal   308. Kala Hujan

    Suara rintik hujan menenggelamkan desah dan erang di dalam kamar mewah. Di atas ranjang king size Sean dan Lila memburu kenikmatan bersama, sebelum putra mereka terbangun nanti.Setelah hampir satu jam, akhirnya keduanya terkapar setelah mencapai puncak bersama. Sean dan Lila tidak langsung tidur, tapi melanjutkan dengan berbincang ringan tentang rencana ke depan untuk rumah tangga mereka.Lila bersandar di dada Sean, tubuh polos mereka terbungkus selimut hangat. Aroma hujan yang samar tercium dari jendela yang sedikit terbuka.“Lila.” Sean memulai dengan suara pelan, nyaris berbisik, seolah takut mengganggu keheningan. “Aku tahu, mungkin kamu kadang tidak setuju dengan keinginanku supaya kamu lebih banyak di rumah, fokus sama anak-anak.”Lila mengangkat wajahnya sedikit, menatap Sean yang terlihat menerawang ke langit-langit. “Aku hanya ingin memastikan Brilian tumbuh dalam keluarga yang utuh, tidak seperti aku dulu.”Sean mengeratkan pelukannya, menghela napas panjang sebelum melanj

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status