Share

BAB 66: Sakit

Penulis: Asayake
last update Terakhir Diperbarui: 2023-05-17 19:14:04

Olivia sudah berusaha sebisa mungkin menyelesaikan laporan terakhirnya untuk dikirimkan kepada Oxfo setelah dua bulan lebih lamanya dia mengirimkan sedikit demi sedikit informasi.

Suara batuk Olivia terdengar berat, Olivia berhenti menulis di kertas khusus yang dikirim, dengan sisa-sisa tenganya dia menggulung semua kertas yang telah dia tulis dan memasukannya ke dalam sebuah kotak.

Suara Olivia kasar tersenggal, Olivia masih tidak berhenti batuk, wanita itu mulai menutup mulutnya yang kini kembali mengeluarkan darah, keringat dingin mulai membasahi Olivia, pandangannya berkunang-kunang, wanita itu terlihat kesulitan untuk berpindah duduk ke kursi rodanya karena keadaan tubuhnya yang semakin lemah.

Olivia harus mengambil obat dan meminta bantuan, dia tidak boleh terjatuh pingsan dan ditemukan oleh Leary.

Tubuh Olivia gemetar, dia merintih mencoba memutar kursi roda yang didudukinya agar bergerak ke kamar, rasa sakit di dada tidak mampu diredakan hanya dengan tekanan dan usapan s
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Kembali bersama Putri yang Kau Buang   BAB 67: Kekhawatiran

    “Ibu.. apa yang harus aku lakukan? Ibu mau minum obat?” tanya Leary mengusap dada Olivia karena sejak tadi Olivia gemetar merasakan sakit dan sesak di dada. Olivia menggeleng tanpa suara. “Kita harus pergi ke dokter, kenapa Ibu tidak pernah mau pergi ke dokter? Aku akan mendorong kursi roda Ibu sampai ke klinik.” “Besok ibu akan sembuh, jangan khawatir,” jawab Olivia seraya menggenggam tangan kecil Leary di dadanya. “Terima kasih,” ucapnya lagi nyaris tidak terdengar. Leary menarik napasnya dalam-dalam, anak itu mengusap kening Olivia untuk merasakan suhu tubuhhnya yang kini sedikit menurun setelah setengah jam mendapatkan kompresan. Perlahan Olivia kembali tertidur, sementara Leary masih terjaga dan hanya duduk memperhatikan ibunya dengan lekat. Wajah cantik Olivia sudah berubah, dia tinggal kulit dan tulang, suaranya semakin hari semakin dalam, dia lebih banyak duduk di kursi roda. Leary takut.. Dia takut ibunya masih lama sembuh. Leary menatap ke sekitar dengan sendu, mata

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-18
  • Kembali bersama Putri yang Kau Buang   BAB 68: Hujan

    Terlalu banyak melakukan pekerjaan di rumah pada akhirnya Leary terlambat datang ke toko, kedatangannya langsung disambut cemberutan marah Willis yang kini berdiri bersedekap di depan pintu. Willis kesal karena dia tidak memiliki kunci cadangan toko sehingga dia harus menunggu lama kedatangan Leary. “Kau kemana saja? Aku baru dua hari memberimu kunci, tapi kau sudah berani datang terlambat setengah jam.” Leary mengusap peluh keringat di keningnya, dia sudah cukup berlari untuk ke toko, namun karena harus mendorong sepeda, dia menjadi terlambat, seharian kemarin Leary sudah belajar mengendarai sepeda dengan Lohan, tetapi dia masih belum lancar memakainya. “Maaf Bibi, saya harus membantu ibu karena kembali sakit.” Kening Willis mengerut samar, sudah lebih dari satu minggu dia tidak menemui Olivia, jadi dia tidak tahu keadaan Olivia sekarang seperti apa. “Ibumu bisa bangun?” Leary menggeleng pelan, anak itu menyembunyikan kesedihan di matanya teringat jika sebelum dia berangkat per

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-18
  • Kembali bersama Putri yang Kau Buang   BAB 69: Tamu yang Datang

    “Paman pasti marah dan kecewa kepadaku,” bisik Leary di antara suara hujan yang turun. Leary kecewa kepada dirinya sendiri karena dia tidak bisa menjaga hadiah pemberian ibunya, dia juga tidak bisa menjaga barang milik Lohan yang selama ini selalu bersikap baik kepadanya. Leary menghembuskan napasnya dengan berat, dia sudah lelah seharian ini di toko Willis karena harus belajar dan merapikan semua buku baru, Leary sangat ingin pulang ke rumah dan makan susu hangat, tapi entah mengapa semakin hari dia mengharapkan sesuatu yang sederhana, semuanya menjadi semakin sulit. “Sepatuku ke mana?” tanya Leary dengan satu kaki kanan terangkat. “Makananku!” Leary terperanjat, anak itu melepaskan jas hujannya dan berlari di selokan, berlari mengambil satu sepatunya yang terlepas kini hanyut bersama dengan kantong makanan pemberian Willis. Kondisi air yang mengalir cukup deras membuat Leary terseok-seok berusaha menjangkau sepatu dan kantong makanannya. Leary hanya berhasil menyelamatkan kant

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-19
  • Kembali bersama Putri yang Kau Buang   BAB 70: Harapan Semu

    “Ada apa?” tanya Olivia pada Mesyan. Mesyan menutup pintu rumah Olivia dengan rapat, pria itu memberi isyarat jika dia akan menceritakannya sambil duduk dan tidak berisik. Mesyan melepaskan tudung pakaiannya, pria itu beberapa kali kedapatan tengah mengatur napas seperti sedang mempersiapkna suatu hal yang sulit untuk diungkapkan. Tatapan tajam Mesyan bergerak menelisik, pria itu terlihat terkejut karena kini Olivia sudah sangat berbeda dengan Olivia yang dia temui terakhir kali di malam itu. “Mesyan,” panggil Olivia menyentak keterdiaman Mesyan. Mesyan membuang napasnya dengan berat. “Aish koma setelah mendapat serangan dalam perjalanan ke Neydish, surat yang kau buat telah direbut dan diteliti oleh Thomas dan Jason Giedon. Karena hal itulah aku datang padamu malam ini.” Pupil mata Olivia bergetar, wanita itu tidak dapat menyembunyikan keterkejutannya mendengar kabar jika Aish yang beberapa hari lalu terlibat percakapan kini keadaanya sangat memprihatinkan. “Apa semua yang ter

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-19
  • Kembali bersama Putri yang Kau Buang   BAB 71: Kata-Kata Buruk

    Pagi-pagi sekali Leary sudah datang ke toko dengan membawa resep obat Olivia, anak itu sangat berharap jika Willis datang hari ini karena daia ingin meminta bantuannya. Benar saja, ketika Leary mengepel lantai, Willis datang pagi-pagi, namun kali ini wanita itu terlihat berantakan dan bau alcohol. Sejak sore hingga pagi buta dia pergi berpesta dan ikut berjudi, berkat tokonya yang lumayan laku dan Delano yang tidak menerornya selama dua bulan lebih ini, Willis menjadi lebih lengah dan mulai menjadi kecanduan berjudi lagi. Malam ini dia kehilangan cukup banyak uang, karena itulah dia terlihat sumraut karena modal untuk membeli buku sudah habis. Willis langsung duduk di kursinya dan meletakan roti di atas meja untuk Leary. Leary menyelesaikan pekerjaannya sebelum menemui Willis. “Bibi,” panggil Leary seraya membawa kantung besar yang dia bawa dari rumah. Kening Willis mengerut samar, wanita itu memperhatikan Leary yang mengeluarkan beberapa resep obat dan dan tabung oksigen yang

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-20
  • Kembali bersama Putri yang Kau Buang   BAB 72: Rencana Willis

    Matahari sudah mulai menurun ke arah barat, hari ini sudah ada tiga pembeli buku yang datang. Leary tengah menikmati makan siangnya dengan memakan roti pemberian Willis. Suara langkah seseorang terdengar, seorang pria masuk ke dalam toko, pria paruh baya itu melihat ke sekitar dan berakhir melihat Leary. “Di mana Willis?” tanya pria asing itu. Leary segera beranjak dan mengusap bibirnya dan ditempeli remahan roti kering. “Bibi Willis sedang pergi, ada yang bisa saya bantu, Paman?” Sejenak pria asing itu terdiam, namun matanya yang berwarna brown itu bergerak memperhatikan Leary dari atas sampai bawah. “Kau siapanya Willis? Aku baru pertama kali melihatmu.” “Saya saudara bibi Willis,” jawab Leary polos. Pria asing itu tersenyum menyeringai, langkahnya yang pelan secara perlahan mendekat dan menjangkau Leary, lalu mengusap kepalanya. “Kau lebih cantik dari Willis.” “Anda mau membeli buku apa? Saya bisa membantu.” “Aku tidak mau membeli buku, tapi ingin bertemu Willis,” jawabnya

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-20
  • Kembali bersama Putri yang Kau Buang   BAB 73: Ibu Membaik

    “Aku tidak bisa pulang bersamamu, pergilah dengan cepat sebelum kemalaman, kau mengerti?” Tanya Willis yang hanya mengantar Leary pulang sampai persimpangan jalan dan dari tempat itu menuju toko masih jauh. Willis memilih menghentikan sebuah bus dan meminta sopir untuk menurunkan Leary di depan tokonya. “Saya mengerti Bibi, terima kasih banyak.” Willis mengangguk, wanita itu langsung pergi karena tujuan selanjutnya adalah tempat club sirkus Alven yang bisa mengantarnya pergi ke London. Bibir merah Willis mengukir senyuman, wanita itu terlihat menggenggam beberapa helai rambut perak leary dan memasukannya ke dalam kantong. Untuk orang-orang kaya seperti keluarga suami Olivia, Willis tidak boleh datang secara omong kosong. Untuk saat ini dia hanya akan mengaku jika dia tahu keberadaan Olivia dan memberitahukan jika anak mereka masih hidup. Besar kemungkinan akan terjadi keraguan pada Darrel, karena hal itulah Willis akan meminta melakukan tes DNA untuk membuktikan bahwa dia tidak b

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-20
  • Kembali bersama Putri yang Kau Buang   BAB 74: Harapan Besar

    Pagi telah datang dengan cepat, Leary terlihat sudah berpakaian rapi karena hari ini dia akan pergi ke toko, lalu membeli kue. Leary membawa rebusan kentang yang dia buat bersama segelas air putih dan susu kotak pemberian Willis yang selama ini tidak pernah dia minum karena Leary ingin Olivia meminumnya, Leary berpikir jika Olivia banyak minum susu, itu akan membantunya untuk tetap kuat. Leary meninggalkan sarapan yang dibuatnya di sisi ranjang Olivia yang kini masih terbaring tidur meski matahari sudah mulai muncul. Leary duduk di sisi ranjang, mengusap wajah Olivia yang tertidur tenang sejak semalam. “Ibu, bangunlah,” panggil Leary. Bulu mata Olivia bergetar, tidak berapa lama Olivia membuka matanya dan menatap Leary dengan hangat, bibirnya yang pucat tersenyum. Tangan dingin Olivia mengenggam tangan kecil Leary yang kini berada di wajahnya. Olivia tidak berbicara, namun ketenangan di wajahnya membuat Leary tersenyum merasakan jika kini keadaan ibunya membaik. “Ibu, aku suda

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-21

Bab terbaru

  • Kembali bersama Putri yang Kau Buang   SELESAI

    Langit terlihat memerah, dalam waktu beberapa menit lagi akan benar-benar tenggelam. Leary duduk di rerumputan melihat banyaknya daun semanggi yang tumbuh subur.Gadis kecil itu terlihat merenung teringat Petri yang pernah dia beri daun semanggi.Petri, entah mengapa Leary ingin lebih dekat dengannya dan terus memikirkannya. Leary gelisah melihat Petri yang terlihat bersedih.“Apa yang kau lakukan di sini? Masuklah,” titah Chaning yang datang menyusul, sekilas pria itu melihat jauh keberadaan Ferez yang masih menunggangi kudanya di pacuan.Wajah Leary terangkat, menatap lekat Chaning yang kini disinari sinar matahari sore. Pria itu terlihat kuat, indah dan hangat, sehangat matahari sore.Leary tidak bersuara, namun anak itu terus menatap Chaning dalam diam, Leary bergumul dalam pikirannya mencoba untuk merangkai sesuatu untuk diungkapkan.“Kenapa?” tanya Chaning yang menyadari sesuatu.Leary segera berdiri. “Paman, apa boleh saya berteman baik dengan Petri?” tanya Leary terdengar seper

  • Kembali bersama Putri yang Kau Buang   Ekstra Part 6

    Ferez berjalan sendirian keluar dari kantin sekolah, beberapa saat yang lalu dia sempat pergi ke kelas Leary untuk memastikan keadaannya karena ingin tahu keadaannya. Ferez tidak menemukan keberadaannya, dia sempat berpikir Leary pergi ke kantin sekolah, namun ternyata Leary juga tidak ada.Cukup jauh Ferez melangkah akhirnya dia sampai di taman sekolah, tidak membutuhkan waktu lama untuknya mencari Leary karena kini perhatiannya langsung tertuju pada gadis kecil itu yang kini tersenyum melambaikan tangannya pada Petri yang beranjak pergi meninggalkannya.Ferez juga melihat Duke yang kini tengah berdiri di bawah pohon, Ferez tidak habis pikir dengan keputusan ayahnya yang mengirim Duke dibandingkan pengawal lainnya. Padahal Duke memiliki fisik yang mencolok dibandingkan dengan Romero.Tanpa pikir panjang Ferez segera pergi menghampiri Leary.“Ferez,” sapa Leary dengan senyuman lebar terlihat senang.“Bagaimana kelas pertamamu?” tanya Ferez seraya duduk, namun tatapannya yang tajam it

  • Kembali bersama Putri yang Kau Buang   Ekstra Part 5

    “Apa boleh saya duduk di sini?” tanya Leary memberanikan diri.Sekali lagi Petri menarik napasnya dalam-dalam, dan berkata, “Duduklah.”Leary memutuskan untuk duduk di samping Petri, sementara Duke berdiri menunggu di bawah pohon sambil berbicara dengan seorang anak laki-laki yang meminta tolong kepadanya karena bolanya menyangkut di dahan pohon.Leary dan Petri duduk berdampingan, keduanya terlihat terjebak dalam kecanggungan meski hatinya saling memiliki rasa penasaran dan bertanya-tanya ingin tahu kabar masing-masing.Petri melirik Leary yang kini membuka bekal makanannya di atas pangkuannya. “Kau mulai sekolah hari ini?”Leary mengangguk dengan senyuman.“Bagaimana perasaanmu?” tanya Petri lagi.“Luar biasa, saya sangat senang.”Petri ikut tersenyum meski jauh di dalam lubuk hatinya dia merasa sedikit iri karena tidak bisa pergi bersama ke sekolah dengan adiknya, malahan kini mereka berdua tampak seperti dua orang asing yang sedang mengobrol.Leary mengambil roti isi yang dibuat o

  • Kembali bersama Putri yang Kau Buang   Ekstra Part 4

    Noah menopang dagunya memperhatikan gurunya tengah berbicara di depan, perhatiannya sempat teralihkan pada Petri yang tengah membaca buku. Sejak kejadian hari itu, Petri menjadi jarang sekolah, dia harus menanggung banyak tanggung jawab dan lebih mementingkan untuk belajar khusus bisnis dibandingkan dengan sekolah umum untuk anak-anak seusianya.Keadaan Darrel tidak kunjung membaik dan dia terus mendapatkan perhatian khusus, bisa dikatakan mungkin kini keadaan jauh lebih buruk. Beruntung Adelle sering datang membantu Petri dikala dia kesulitan. Kini kediaman keluarga McCwin sudah kosong tidak berpenghuni, Petri lebih memilih tinggal bersama Andrew yang sampai saat ini masih setia kepadanya meski sudah mengundurkan diri.Karena kejadian di hari itu, Petri sempat tidak sekolah selama satu bulan, dia harus mendapatkan banyak bimbingan agar bisa melewati masa traumanya.Kini, Petri yang cerdas dan selalu kompetitif dalam belajar sudah berubah, dia lebih banyak diam dan menyendiri, menja

  • Kembali bersama Putri yang Kau Buang   Esktra Part 3

    Chaning dan Liebert duduk dalam ketegangan, kehadiran kedua pria itu membuat seseorang guru yang mengurus administrasi pendaftaran sekolah sempat dibuat diam dan tersenyum canggung.Hari kemarin seseorang bertubuh tinggi besar dangan wajah bertato yang datang memberikan semua berkas keperluan, dan kini yang datang menjadi wali adalah dua pria bertubuh besar.Chaning dan Liebert berpenampilan rapi, namun aura mematikan mereka tetap saja tidak bisa dihindarkan. Terlebih, sebelumnya Russel pernah bertemu dengan Chaning yang pernah mendaftarkan Ferez.Nama Benvolio sangat begitu jarang digunakan, dan nama itu dikenal sebagai nama klan besar keluarga mafia.“Kita pernah bertemu sebelumnya, Anda orang tuanya Ferez?” ucap Russel berbasa-basi, padahal sebelumnya dia sudah dihubungi secara khusus oleh petinggi sekolah bahwa akan ada tamu penting yang akan medaftar anaknya sekolah.Chaning mengangguk samar.Russel berdeham pelan sambil menyeka keringat dingin di keningnya. “Jadi, anak atas nama

  • Kembali bersama Putri yang Kau Buang   Ekstra Part 2

    “Aku paman kandungnya, aku akan menjadi walinya,” Liebert angkat bicara ditengah-tengah sarapan pagi yang akan dimulai.Pagi ini Chaning dan Liebert tengah berdiskusi mengenai sekolah pertama Leary, nampaknya diskusi itu sedikit terganggu karena Chaning dan Liebert sama-sama ingin menjadi wali Leary.Chaning menengok seketika, pria itu mendorong piring makanan untuk Ferez. “Apa kau sudah lupa? Sekarang aku menjadi ayah angkatnya secara sah, secara garis besar aku lebih berhak menjadi walinya.”Kening Liebert mengerut samar, pria itu tampak tidak setuju dengan apa yang telah Chaning katakan kepadanya. “Ayah angkat di atas kertas, Leary masih memanggilmu paman.”“Memangnya kenapa? Saat kecil, Ferez juga memanggilku Chaning dibandingkan dengan sebutan ayah. Lagi pula, Leary lebih dekat denganku.”Liebert tersenyum miring, pria langsung bersedekap sombong. “Oh ya? Jika kalian sangat dekat, apa kau tahu keahilannya?”“Apa maksudmu? Aku lebih tahu tentang dia dibandingkan denganmu,” debat C

  • Kembali bersama Putri yang Kau Buang   Ekstra Part 1

    Empat bulan kemudian..Leary terbaring dalam kegelisahan, gadis kecil itu terlihat beberapa kali melihat baju seragam sekolahnya yang digantung di depan lemari. Besok adalah hari pertama dia akan sekolah, Leary sangat gugup dan berdebar hebat tidak bisa membayangkan apa yang akan terjadi besok.Keadaan Leary sudah pulih sejak tiga bulan yang lalu, namun karena dia masih kesulitan berbicara dan takut dengan orang asing, butuh waktu lama untuknya bisa pulih seperti sekarang.Kini, Leary telah kembali menjadi anak yang penuh semangat dan selalu ceria. Sejak tinggal di rumah Chaning, secara perlahan Leary mendapatkan lebih banyak keberaniannya berkat dorongan semua orang.Chaning maupun Liebert, mereka berdua memang tidak begitu bisa bersikap manis dan lembut seperti orang lain. Namun, mereka berdua mampu memberikan banyak kenyamanan dan rasa aman untuk Leary, mereka berdua selalu menumbuhkan rasa percaya diri Leary agar dia berhenti berpikiran buruk lagi dengan orang-orang yang ada di se

  • Kembali bersama Putri yang Kau Buang   END

    Desa Bibury, tempat yang telah Leary tinggalkan, tempat kenangan terakhir Olivia hidup, kini berada di depan mata. Leary berdiri terpaku, berdiri di tengah-tengah rumah kecil sederhana dan kumuh. Pandangannya mengedar melihat ke penjuru tempat, merasakan kembali kenangan indah dirinya bersama ibunya dulu.Leary mengusap dadanya, merasakan sesuatu perasaan yang kosong kini terasa kembali penuh hanya dengan membayangkan wajah Olivia, mencium sisa-sisa aromanya yang masih tertinggal.Di tempat ini, Leary melewati masa indah terakhirnya bersama ibunya. Leary melangkah pelan dalam tuntunan Chaning, mendekati sebuah tungku perapian. Di tempat itu, Olivia menghembuskan napas terakhirnya dalam pelukan Leary. Leary masih ingat, dia memeluk tubuh Olivia yang semula hangat berubah dingin, Leary yang sudah berjanji untuk menjadi anak yang kuat menahan air matanya hingga hembusan napas terakhir Olivia, hingga detak jantung terakhirnya, Leary menangis tanpa suara agar Olivia tidak mendengarnya.

  • Kembali bersama Putri yang Kau Buang   BAB 108: Perdamaian

    Leary terduduk di kursi rodanya dengan sebuah pakaian yang tebal, gadis kecil itu tidak berhenti memandangi Liebert yang sejak tadi menyisir rambutnya, membantu mengenakan pakaian tebal hingga membantu mempersiapkan kepergian mereka karena pulang dari rumah sakit.Suara ketukan di pintu terdengar, tidak terduga Petri berdiri di ambang pintu. Ini untuk pertama kalinya Petri keluar usai kejadian itu, kini konisi Petri sudah mulai stabil berkat bantuan dokter. Petri berdiri tertunduk terlihat ragu untuk menatap.“Apa aku dibolehkan masuk?” Tanya Petri terdengar pelan nyaris tidak terdengar.Liebert sempat terdiam, pria itu lebih dulu melihat reaksi Leary. Jika Leary ketakutan, maka Liebert akan menolak.Melihat Leary yang terlihat tenang, Liebert akhirnya segera berdiri. “Masuklah,” jawab Liebert memberi izin.Petri mencoba memberanikan diri untuk mengangkat wajahnya dan menatap Liebert, orang sudah menembak kaki ayahnya dengan kejam. Namun entah mengapa, tidak ada kebencian di dalam ha

DMCA.com Protection Status