Hari ini Darrel pulang lebih awal dari biasanya, Darrel pulang lebih cepat karena mendapatkan undangan pesta dari kakaknya, Adelle McCwin. Kakak Darrel membuat pesta perayaan ulang tahun pernikahannya dengan suaminya.Darrel memiliki hubungan yang baik dengan Adelle, mereka jarang bertemu karena kesibukan mereka masing-masing, karena itu dia harus datang ke pesta. “Saya sudah memberitahu nona Ellis dan tuan Petri untuk bersiap-siap,” kata Andrew.Darrel mengangguk mengerti, pria itu terus melangkah melanjutkan perjalanannya menuju kamar.“Anu, Tuan,” panggil Andrew. Darrel berhenti melangkah dan kembali berbalik menghadap Andrew. “Ada apa?”“Nyonya Adelle sudah tahu kabar nona Leary. Apa sebaiknya Anda juga membawanya agar nyonya Adelle tidak bertanya jika nanti dia menanyakan nona Leary?”Darrel sempat terdiam cukup lama, menimang-nimang keputusan apa yang harus dia ambil. “Bawa saja anak itu,” putus Darrel.Andrew mengangguk dengan senyuman, secepatnya dia pergi menemui Burka dan m
“Anu, Tuan” sapa Leary dengan senyuman.Pelayan itu membalasnya dengan senyuman hangat dan anggun formal.“Apa saya boleh mengambil makanan di meja?” tanya Leary terbata.Pelayan itu sempat dibuat terkejut mendengar pertanyaan Leary, dengan cepat dia kembali bersikap normal dan menampilkan senyumannya lagi. “Tentu saja, Nona. Anda boleh memakan semua kue dan minuman di meja sebelah kanan itu. Tapi Anda harus ingat, Anda tidak boleh mengambil makanan yang ada di meja sebelah kiri, takutnya ada alcohol karena khusus orang dewasa,” jelasnya dengan seksama.Leary menatap takjub, anak itu mengangguk cepat dengan senyuman lebarnya. “Terima kasih, Tuan.”“Tentu, Nona. Dengan senang hati.”Leary langsung berlari pergi menuju meja-meja sebelah kanan dan melihat setiap kue dan makanan lain yang tersedia disana. “Anak yang sopan,” pelayan itu berdecak kagum melihat sikap Leary yang jarang dia temukan dari anak-anak seusianya.“Dia siapa? Tadi aku melihatnya datang bersamamu” tanya Jandis, teman
“Jika bukan pelayan, lalu apa?”Leary langsung tertunduk sedih kebingungan harus menjawab apa. Leary sendiri mempertanyakan apa arti dirinya di dalam rumah keluarga McCwin.“Paman Darrel” panggil Jandis dengan keras, semua orang yang berada di pesta sampai melihat Darrel.Darrel yang baru menuruni tangga langsung melihat Jandis, memperhatikan ketegangan di antara Jandis dan Leary yang kini tertunduk gemetar.“Paman, anak ini siapa? Ellis bilang dia anak pelayan, tapi dia bilang dia bukan pelayan, yang benar yang mana?” tanya Jandis dengan berani.Ellis yang sejak tadi duduk senang langsung dibuat tertunduk ketakutan, begitu pula dengan Petri yang langsung khawatir akan terjadi sebuah keributan lagi akibat ulah Ellis.Darrel terdiam cukup lama seolah sangat berat untuk dia mengakui Leary anaknya di hadapan semua orang. Apalagi kini suasana hati Darrel tengah tidak baik karena ucapan Adelle. “Acaranya akan segera di mulai, Petri, Ellis, ayo ke atas,” jawab Darrel tidak menanggapi pertany
Petri terdiam dalam keramaian, anak itu melihat ke penjuru arah tersadar jika Leary sudah tidak ada lagi di sekitarnya, padahal pesta utama sedang berlangsung. Leary berjalan melewati setiap sudut ruangan mencari-cari Leary yang benar-benar tidak ada di ruanan pesta.Ellis sedang bersenang-senang dengan semua orang, anak itu tengah menari bersama. sementara Darrel, sejak berbicara secara khusus dengan Adelle, kini dia terlihat menjauh dari keramaian dan sibuk berbicara dengan satu dua orang rekan bisnisnya saja.“Mencari siapa?” tanya Adelle yang tahu-tahu sudah berada di sisi Petri.Petri mengangkat wajahnya, melihat Adelle yang tersenyum lembut kepadanya. Petri tidak menjawab karena dia tidak ingin menunjukan ketertarikn sedikitpun dengan urusan Leary.Jauh di lubuk hati Petri dia sangat khawatir, ada sesuatu yang mengganjal di dalam hatinya bila teringat tindakan Darrel beberapa saat yang lalu.Petri memang tidak suka Leary, dia juga tidak ingin berurusan dengan Leary. Namun sikap
Petri segera masuk dan memasang sabuk pengaman. “Ayah, bibi Adelle bilang jika Leary menunggu di depan gerbang, kita harus menunggunya di sana.”Darrel tidak menyahut, pria itu lebih sibuk dengan pikirannya sendiri yang teringat perkataan Adelle mengenai keterlibatan Wony, sahabat Darrel. Adelle menuduh sahabat Darrel sudah menciptakan penderitaan kepada Darrel, Olivia dan juga Leary bersama Petri.Mobil yang mereka tumpangi perlahan bergerak, Petri tidak berhenti melihat ke sekitar mencari keberadaan leary yang berada di antara keramaian orang-orang yang sama-sama hendak pulang.“Kakak ada apa? Memikirkan Leary?” tanya Ellis terdengar tidak suka.“Memangnya kenapa?” tanya Petri terdengar dingin.Ellis menggaruk pipinya yang tidak gatal. “Bukan seperti itu maksuku, siapa tahu saja kan Leary pulang lebih dulu karena ini sudah lama.”Petri tidak menggubris perkataan Ellis, anak itu segera menurunkan jendela mencari-cari keberadaan Leary.Malam yang gelap mulai di hiasi hujan yang turun,
Tidak berapa lama setelah Liebert masuk ke dalam, sekelebat bayangan terlihat, dua orang berseragam hitam mengenakan masker dan bersenjata tajam langsung menghabisi anak buah Liebert tanpa suara.Begitu anak buah Liebert ditumbangkan, kedua orang itu langsung berdiri di depan pintu, menunggu Libert keluar karena kini giliran Liebert yang akan di habisi.Leary menutup mulutnya rapat-rapat, tangannya gemetar ketakutan di serang panik begitu melihat ada orang-orang jahat di depannya.Pintu bangunan kembali di buka, Liebert keluar.“Paman awas!” Teriak Leary sekencang mungkin, gadis kecil itu tidak dapat menahan teriakannya karena takut Liebert terluka.Liebert melihat ke sisi, melihat beberapa orang yang datang akan menyerangnya, tanpa pikir panjang pria itu langsung menghajar mereka dan tidak segan menghunuskan pisaunya untuk melumpuhkan mereka satu persatu, bahkan ketika pisaunya terjatuh, pria itu menarik senjata dari saju pakaiannya.Tanpa ragu Liebert menarik pelatuk dan menembak me
Petri berlari menyusuri jalan, melihat ke penjuru arah dengan kekhawatiran yang mulai dia rasakan. Leary yang dia cari tidak ditemukan, entah ke mana perginya Leary sekarang.Petri tidak dapat menutupi ketakutannya jika Leary akan terluka. Petri tidak mengindahkan kendaraan Darrel yang mengejar di belakang, Darrel tidak mungkin kembali putar balik jika Petri tidak turun dan pergi.Petri bernapas dengan kasar, ada rasa bersalah dan kecewa yang kini harus dirasakan di dalam hatinya.Petri tidak pernah memiliki kepedulian sebesar ini sebelumnya, namun setelah mendengar ucapan Adelle yang mengingatkan dirinya akan sesuatu, Petri mulai tersadar bahwa kemungkinan ada banyak kesalahan yang terjadi pada keluarganya.Petri kecewa dengan keputusan ayahnya yang tidak tegas. Jika Darrel tidak menyukai Leary, akan lebih baik untuk Leary tidak ikut pesta.Petri juga kecewa karena selama ini Darrel sangat lamban dalam mencaritahu kebenaran, jika memang Darrel benar-benar peduli kepada keluarganya, d
“Kenapa kau berkeliaran di tempat ini?” tanya Chaning berbasa-basi.Leary mendongkak menatap Chaning dengan senyuman lebarnya. “Saya ditinggal keluarga saya.”Kening Chaning mengerut samar, jawaban Leary terdengar cukup mustahil dan tidak masuk akal. Bagaimana bisa anak seusia dia bisa berkata sesuatu yang seperti itu?“Pulanglah,” titah Chaning.Leary terdiam tidak mampu menjawab, anak itu mengerjap bingung dan hanya bisa menatap lekat sepasang mata Chaning. Leary tidak tahu arah jalan pulang harus kemana, namun dia juga tidak ingin meminta tolong kepada Chaning yang malam ini terlihat cukup sibuk.Leary tidak inign membuat Chaning marah.“Kau tidak dengar aku? Aku bilang, ya pulang.” “Sialan” maki Chaning tampak kesal. Pria itu menegakan tubuhnya, mengeluarkan dompet dan mengambil dua lembar senilai lima puluh pousterling dan memberikan lembaran uang itu pada Leary. “Ambilah dan pergi.”Leary terdiam, menatap uang itu dengan bingung. “Tapi, saya sedang tidak butuh uang.”“Pergi ke