Share

4. Pernikahan

Author: Kennie Re
last update Last Updated: 2023-09-13 20:36:44

Shienna mengetukkan heels-nya di atas lantai marmer yang ia pijak. Sudah hampir setengah jam ia menunggu di lobi, tetapi belum juga pria itu muncul. Ia dengan sengaja datang ke kantor milik pria yang telah menghabiskan malam dengannya di Palmerston, Cook Island.

Pegawai resepsionis sudah memintanya menunggu, tetapi, ia merasa usahanya sia-sia. Shienna lantas mengambil ponsel dan menghubungi nomor yang tertera di kartu nama yang pria itu berikan.

“Sialan! Apakah dia sedang berusaha menghindariku?” gumamnya, kesal. Ia bangkit, mengentak kaki menerobos beberapa pria yang bertugas menjaga keamanan, berdiri di depan elevator, memastikan tidak ada sembarang orang yang mengakses kotak besi itu untuk menuju ke ruang direksi.

“Maaf, Nona. Anda mau ke mana?” tanya penjaga, ketika Shienna menekan tombol lift menuju ke lantai 21, di mana ruangan pria yang ia cari berada.

“Aku akan ke atas untuk bertemu pemilik perusahaan.”

“Apakah anda sudah membuat janji?”

“Sudah, beberapa menit lalu.”

“Kalau begitu tunjukkan kartu pass-nya.”

“Kartu pass?”

“Ya. Jika kau telah mendapat persetujuan, kau akan menerima kartu pass dari resepsionis.”

“Oh, aku tidak memilikinya. Tapi, tidakkah kau mengenalku? Aku adalah—“

“Kami mengenalmu dengan sangat baik. Siapa yang tidak mengenal Shienna Miller, sang Diva multi talenta? Namun, aturannya tetap sama. Kau harus mendapat izin dari Bos untuk bisa masuk ke ruang pribadinya.”

“Tunggu, tunggu! Aku bukan ingin ke ruang pribadi, melainkan kantornya, karena aku ingin membahas masalah yang bukan merupakan urusan pribadi.”

Pria itu tidak memberikan respon, melainkan mengambil ponsel dan menghubungi seseorang. Tak berapa lama, ia kembali memusatkan perhatian pada Shienna yang masih berdiri menunggu.

“Tuan Sanders mengizinkanmu masuk, Nona. Silakan.”

Shienna masuk ke dalam lift yang rupanya tidak kosong. Ada satu orang perempuan dengan pakaian rapi dan sebuah bros dengan lambang perusahaan tersemat di dadanya. Lift mulai bergerak menuju ke lantai dua puluh satu dan perempuan itu menemani Shienna hingga tiba di depan sebuah pintu yang tidak tampak seperti ruangan kantor.

“Kita sudah tiba di ruangan Tuan Sanders, Nona Miller. Ia sudah menunggumu. Silakan tekan tombol yang akan menghubungkanmu dengannya. Aku permisi.”

Shienna membenarkan pakaian, kemudian menekan tombol yang terhubung dengan interkom. Belum sempat Shienna bicara, terdengar suara nyaring disusul pintu yang terbuka.

Seorang pria paruh baya membungkuk memberi hormat dan mempersilakan Shienna masuk.

“Akhirnya kau datang,” sapa sebuah suara bariton dalam dan berat. Shienna tahu siapa yang sudah menunggunya. “Mari masuk. Aku tak punya banyak waktu.”

Shienna tak sempat menilik seluruh ruangan tempatnya berada kini. Perkataan Bryan membuatnya bereaksi, memutar bola mata dan mendengkus. Tatapannya tertuju pada pria bertubuh tinggi tegap dengan penampilan perlente yang memandu untuk ikuti langkahnya.

Bryan, diikuti Shienna, masuk ke sebuah ruangan. Ia mempersilakan Shienna duduk, lantas menuangkan vodka ke dua buah gelas dan meletakkan di hadapannya.

“Minumlah. Kurasa kau kemari bukan untuk pekerjaan. Apakah bayaran penampilanmu kemarin kurang memuaskan?”

“Aku tidak minum dan kau sudah tahu kalau ini bukan tentang pekerjaan, mengapa membahas masalah uang?” sergah Shienna terdengar kesal. Pria itu duduk tak jauh darinya.

“Kalau begitu katakan.”

“Aku hamil, Bray. Dan aku yakin, kau tahu siapa yang seharusnya bertanggung jawab.”

Lama keduanya terdiam, hening. Shienna menanti reaksi Bryan, sementara pria itu hanya menunjukkan ekspresi tak terbaca olehnya.

“Kau hanya diam? Katakan sesuatu!” Shienna mulai tak sabar.

Pria itu mengedikkan bahu menanggapi pernyataan bernada kesal dari mantan kekasihnya itu. “Apa yang harus kukatakan? Kau sendiri yakin kalau kita tidak melakukannya malam itu, kan? Sekarang, mengapa kau meminta tanggung jawab?”

“Karena—“

Shienna seketika tak mampu melanjutkan kalimat. Ia tak tahu jawaban apa yang harus ia katakan untuk membuat Bryan paham mengenai tujuan kedatangannya.

“Kenapa? Kau tidak punya jawaban untuk pertanyaanku? Apakah itu artinya kau hanya datang untuk meminta tanggung jawabku? Kenyataannya bukan aku yang menghamilimu.”

“Jaga bicaramu, bajingan! Sudah jelas kau berada di atas ranjangku dalam keadaan telanjang malam itu.”

“Tapi kau tak percaya saat kukatakan demikian dan menolak tawaranku.” Bryan menyeringai, puas, merasa berhasil mengaduk-aduk perasaan Shienna. “Bukankah aku sudah katakan kalau aku tidak akan memberikan penawaran dua kali? Lagi pula, bisa jadi bayi itu adalah milik pria lain. Berapa bulan setelah malam itu? Tiga bulan, kalau aku tak salah ingat.”

“Jangan sembarangan bicara, Bryan Sanders! Aku bukan pelacur yang akan tidur dengan sembarang pria. Kau yang pertama, kalau kau ingin tahu.”

“Ho ho ... rupanya aku baru saja mendapat jackpot!” timpalnya dengan tawa membahana bernada ejekan. “Tetap tak menjamin apa pun, Nona Shienna Miller, sang diva.”

Shienna mengepalkan tangan mendengar jawaban enteng Bryan. Ia lantas bangkit, meraih gelas berisi vodka dan menyiramkan isinya ke atas kepala pria itu.

“Baik. Tak masalah kalau kau tidak ingin bertanggung jawab. Aku hanya ingin mengatakan padamu. Jika suatu saat nanti kau bertemu dengan anak ini, jangan pernah menolaknya karena dia tidak bersalah. Permisi.”

Shienna mengayun langkah enteng meninggalkan ruangan Bryan. Dadanya sesak, memang. Namun, merendah bukanlah gayanya. Ia tak pernah mengemis pria untuk menjadi kekasih melainkan justru sebaliknya. Maka, untuk kali ini, ia juga tidak akan meminta. Terlebih setelah melihat reaksi pria itu.

Sayangnya, Shienna tidak tahu apa yang tengah Bryan pikirkan saat ini. Pria itu tengah menimbang-nimbang, dari berbagai sudut pandang yang menguntungkan baginya jika ia bersedia bertanggung jawab atas kehamilan Shienna.

***

“Shie, ada seseorang yang ingin menemuimu,” ujar sang asisten, tampak ragu. Ia tahu siapa yang datang, tetapi tidak mengatakan apa pun pada Shienna yang tengah berlatih Cello di ruang musik miliknya.

“Sepagi ini? Siapa?”

“Ehm, seseorang. Ia tidak ingin aku mengatakannya padamu. Cepatlah! Sepertinya dia orang sibuk dan tampak tergesa.”

Shienna bangkit dan bergegas menemui pria yang sudah menunggu di ruang utama dengan beberapa orang membawa nampan di tangan.

Shienna mengerutkan kening, tak yakin apakah ia mengenal sosok yang tengah membelakanginya.

“Maaf, apakah kau ingin bertemu denganku?” tanya Shienna dan langsung membekap mulut seketika saat pria itu berbalik.

“Apakah aku mengejutkanmu?” tanya pria itu saat melihat Shienna dengan mata membola dan mulut menganga tertutup dua telapak tangannya. “Apakah kau sudah siap?”

“S-siap? Untuk apa?”

“Oh, iya. Aku lupa mengatakan padamu beberapa hari lalu saat kau datang. Kau tergesa pergi sebelum aku sempat berpikir. Aku sudah menyiapkan hall dan segalanya untuk pernikahan kita. Terpaksa aku langsung menjemputmu di sini, khawatir kalau kau melarikan diri jika aku menghubungi terlebih dahulu,” ucap pria itu, masih dengan pembawaan tenang, tetapi dingin. Tak sedikit pun ia menyunggingkan senyum. Sangat berbeda dibanding dirinya yang dulu yang Shienna kenal.

“Kau pasti bercanda. Kau bilang—“

“Bantu Nona Miller untuk segera menuju ke mobil. Bawa dia ke tempat yang sudah kupersiapkan. Dandani dengan cantik, lalu segera menuju ke Gladiola Palace gedung W10. Kalian mengerti?” titah pria itu, memotong perkataan Shienna.

Lainnya mengangguk merespon perkataan pria yang sejak tadi tak alihkan pandangannya dari Shienna yang tampak gugup sekarang. Beberapa orang lantas memandu Shienna, sementara pria itu bergegas mengekor langkah lainnya.

Akan tetapi, Shienna menghentikan langkah dan berbalik, berhadapan dengan pria yang terpaksa berhenti juga. “Apa maksudmu melakukan ini semua? Dan apa yang akan kau lakukan padaku?”

“Menikahimu. Aku tak perlu meminta, tidak membutuhkan pendapatmu, dan bukan pula untuk bertanggung jawab atasmu. Perhatianku hanya pada bayi itu—jika memang dia adalah darah dagingku. Jadi, jangan berpikir kalau aku sedang berusaha mengejarmu. Karena jangka waktuku untuk bersabar dan mengemis padamu sudah berakhir,” ucapnya. Ia lalu melangkah melewati tubuh Shienna, tetapi tak berapa lama, ia berhenti. “Lakukan apa yang harus kita lakukan. Setelah bayi itu lahir, kau boleh putuskan, bertahan atau pergi. Yang pasti, jika bayi itu milikku, maka ia akan berada dalam pengasuhanku.”

Related chapters

  • Kemakan Sumpah Mantan (INDONESIA)   5. Kontrak Pernikahan

    Prosesi berjalan lancar dan khidmat. Baru kali ini, Shienna melihat perhelatan pernikahan secara langsung karena dialah mempelai wanitanya. Sementara itu, raut wajah Bryan tidak menunjukkan semringah kebahagiaan, tidak juga tampak sedih. Bisa saja ia sengaja menyembunyikan perasaan karena ia sedang berusaha menjaga image. Pastilah pernikahan ini bukanlah sesuatu yang mereka harapkan. Beberapa pemburu berita mulai berdesakan di halaman hall Gladiola Palace, memastikan jalannya prosesi pernikahan Sang Diva dan pengusaha terkaya yang tak pernah terlihat bersama wanita mana pun. Artinya, rumor itu benar, bahwa mereka memang telah menghabiskan malam panas di Palmerston. Kini para wartawan hanya menantikan klarifikasi dari yang pihak Shienna dan Bryan mengenai berita tersebut. “Aku sudah meminta beberapa orang untuk datang ke rumahmu dan mengambil semua barang yang kau butuhkan,” ucap Bryan, saat mereka sudah berada di kamar pengantin Gladiola Hotel. Mereka tidak ingin menghabiskan mala

    Last Updated : 2023-09-28
  • Kemakan Sumpah Mantan (INDONESIA)   6. Si Bajingan yang Aneh

    Tok tok tok! “Shie, maaf kalau mengganggu kalian. Aku hanya ingin menyampaikan sesuatu terkait jadwal untuk besok,” ucap asisten Shienna setelah mengetuk pintu larut malam. Bryan yang mengenal asisten sekaligus sahabat dari sang istri, hanya melirik sekilas, lantas kembali menyibukkan diri dengan pekerjaan di laptopnya. “Katakanlah, J.” “Sejak kau menjadi Nyonya Sanders, wartawan sudah melakukan polling untuk mengetahui siapa saja yang tertarik mendengar klarifikasi darimu.” Jennifer menjeda kalimat demi memastikan reaksi sahabatnya. “Apakah kau bisa melakukan konferensi pers untuk besok?” “Um ... masalah itu ....” “Ahem ... jangan lupakan perjanjian antara kita,” timpal Bryan, tak tahan mendengar percakapan seolah dirinya tidak berada di sana. “Apakah kau ingin aku mengatakan di hadapan orang-orang bahwa kau mengandung bayi karena kesalahan?” Shienna menatap Bryan dengan sorot tajam, kemudian kembali memusatkan perhatian pada Jennifer yang menunggu respon darinya. “Jennie

    Last Updated : 2023-09-29
  • Kemakan Sumpah Mantan (INDONESIA)   7. Overprotective

    Shienna tiba di gedung yang tak asing baginya. Ia menoleh pada Bryan ketika mereka sudah tiba di lobi dan melangkah masuk ke gedung pencakar langit yang ia tahu merupakan kantor Bryan. Beberapa pegawai yang semula tengah sibuk bekerja, bangkit dan menghadap pada Bryan dan Shienna yang diikuti oleh asisten dan beberapa pengawal. “Selamat datang kembali Tuan dan Nyonya Sanders!” Salam sambutan mereka ucapkan, dan Shienna juga Bryan menerima kalimat yang sama setiap kali bertemu dengan pegawai lain bahkan ketika memasuki lift. “Tidak ke lantai 21, Bertha. Bawa kami ke lantai 21A,” titah Bryan saat perempuan berseragam rapi itu hendak menekan tombol yang biasa ia tekan setiap kali mengantar sang atasan menuju ke penthouse. Hari ini, untuk pertama kalinya, Bryan meminta perempuan bernama Bertha untuk membawanya ke lantas yang berada di atas ruang pribadinya. Perempuan itu mengangguk dan mengeluarkan kartu dari saku dan mendekatkan benda itu ke arah sensor yang terdapat pada dinding Lift.

    Last Updated : 2023-09-30
  • Kemakan Sumpah Mantan (INDONESIA)   8. Balasan Atas Rasa Sakit

    Shienna memandangi Ray yang melangkah keluar dari penthouse-nya dengan tatapan sedih. Ia tak rela melepaskan pengawal seandal Ray yang selama ini membuat Shienna merasa aman di mana pun ia berada. Akan tetapi, satu hal yang ia tegaskan pada Ray, bahwa pria itu harus terus mengabari keadaannya dan jika sewaktu-waktu membutuhkan bantuan, maka Shienna akan bisa membantunya. Ditambah sebuah janji bahwa Shienna akan memakai jasanya kembali jika urusannya dengan Bryan sudah selesai. Kali ini giliran Jennifer yang sudah duduk tak jauh dari tempat Shienna yang tampak ragu untuk memulai perbincangan. “Shie, apakah kau yakin akan setuju dengan keputusannya? Kau akan memberhentikanku? Apakah ini akhir persahabatan kita?” “Ck! Tentu saja tidak, bodoh! Aku hanya tak ingin membuat masalah dengan pria psiko itu. Kau tidak dengar apa yang ia katakan malam tadi? Keberadaanmu di sini hanyalah sebagai sahabat, bukan asistenku lagi. Artinya, kau boleh tinggal di sini sampai kapan pun.” Jennifer memut

    Last Updated : 2023-10-01
  • Kemakan Sumpah Mantan (INDONESIA)   9. Wanita Lain

    Shienna tersenyum senang saat melihat paket yang datang dan ia buka pembungkusnya. Piano dan alat musik lainnya benar-benar Jennifer kirimkan ke penthouse dan hal itu membuatnya meneteskan air mata tiba-tiba.“Oh, lihatlah si bodoh itu! Dia sangat perhatian padaku,” gumamnya sembari mengusap air mata dan menekan nomor yang tertera pada layar ponselnya. “J ... apakah kau sedang luang? Aku ingin bertemu dan mengucapkan terima kasih atas perhatianmu.”“Apa? Untuk apa, Shie? Sudahlah ... aku melakukan itu ketika masih menjadi asistenmu, jadi anggaplah itu adalah tugasku dan kau sudah membayar dengan nominal yang bagus. Suamimu juga telah menambah bonus pesangon untukku,” jawabnya.“Apa? Ia menambah pesangon untukmu? Kenapa ia lakukan itu?”“Aku tak tahu. Kau tanyakan saja padanya.”“Tidak. Aku ingin mendengarnya darimu. La Kafe, jam makan siang. Aku tidak mau ada kata penolakan. Ini adalah reuni sahabat, kau harus meluangkan waktu, oke?”Setelah mendapat jawaban setuju dari sang sahabat,

    Last Updated : 2023-10-02
  • Kemakan Sumpah Mantan (INDONESIA)   10. Rumor

    Shienna akhirnya berhasil kelua dari kerumunan dan tiba kembali di penthouse. Ia kini tengah mengurung diri di kamar, sama sekali tidak membuka pintu. Tak peduli siapa pun yang mengetuk dari luar.Ia tak mengerti siapa yang harus ia percaya. Bryan memang tidak mengatakan apa pun ketika mereka menikah, bahkan saat ia dan pria itu membicarakan tentang surat kontrak yang isi pasalnya bahkan lupa untuk ia pastikan kembali. Namun, pernikahan mereka pun tidak dilandasi cinta, pantaskah kalau dirinya meminta kejelasan dari sang suami mengenai masalah ini?Tok tok tok!“Shie, ini aku. Elea mengatakan kalau kau enggan keluar dari kamar sejak tadi. Apa yang terjadi?” tanya sebuah suara yang Shienna tahu betul itu pasti Bryan. Namun, ia enggan bertemu siapa pun untuk saat ini. Ia sungguh tertekan. Selama dirinya menjadi public figure, tak pernah sekali pun ia berurusan dengan masalah percintaan. Apalagi menjadi tersangka atas rusaknya hubungan seseorang.Ia selalu dikhianati, diselingkuhi, kini

    Last Updated : 2023-10-03
  • Kemakan Sumpah Mantan (INDONESIA)   11. Kencan Akhir Pekan

    Shienna terbangun dengan tubuh yang terasa pegal dan membuatnya enggan bangkit dari ranjang. Ia justru merapatkan selimut dan tetap berbaring sampai kemudian mendengar ketukan di pintu."Nyonya, apakah Anda sudah bangun? Aku sudah menyiapkan sarapan dan vitamin. Hari ini ada jadwal pemeriksaan di spesialis kandungan, dan ... Anda hari ini akan melakukan yoga di ruang gym dengan seorang pelatih meternity yoga, bersama Tuan Sanders," ucap seorang perempuan dari luar.Mendengar penjelasan sang asisten, Shienna terpaksa bangkit dan membuka pintu untuknya."Kenapa kau tidak langsung masuk saja, Elea?" tanya Shienna."Saya khawatir Anda belum bangun, Nyonya.""Aku sudah bangun sekarang," jawab Shienna sembari melangkah menuju meja makan di mana sarapan dan semua yang ia butuhkan telah tersaji. "Bisa kau ulangi jadwalku hari ini?"Elea mengangguk, kemudian mengulang apa yang sudah ia katakan sebelumnya. Shienna tampak tenang menikmati m

    Last Updated : 2023-10-04
  • Kemakan Sumpah Mantan (INDONESIA)   12. Para Pelacur Sang Casanova

    Sudah lewat pukul tujuh malam dan Shienna baru terbangun. Ia beringsut bangkit, memeriksa ruang tamu, tetapi tak menemukan Bryan di sana.“Kenapa aku bisa tertidur? Bagaimana janji dengan instruktur yoga-nya?” gumamnya, bergegas memakai sleeping robe dan hendak mendatangi Bryan, tetapi urung ia lakukan ketika ingat kejadian saat ia datang ke lantai 21 malam itu. “Ah, tidak! Biarkan saja. Lagi pula sudah malam. Tak mungkin aku melakukan senam kehamilan selarut ini.”Ia masih berdiri di depan lift bersamaan dengan pintu lift tiba-tiba terbuka dan seorang wanita dengan pakaian minim tanpa permisi, melangkah masuk ke ruangan dan duduk di sofa.“Bisakah kau panggilkan Bryan? Aku ada janji bertemu dengannya,” ujar wanita itu, memberi perintah kepada Shienna yang tampak amburadul karena baru saja bangun setelah tertidur sejak siang.“Kau siapa? Berani sekali memerintahku. Apa kau tidak tahu siapa aku?” tanya Shienna tampak kesal.“Aku adalah ... kau tidak sedang berpura-pura, bukan? Kau terl

    Last Updated : 2023-10-05

Latest chapter

  • Kemakan Sumpah Mantan (INDONESIA)   Bab 74

    “Apa yang terjadi padamu, Shie? Ayo kita kembali ke kamar, berpeganganlah.” Bryan menggendong sang istri yang tak lagi memiliki daya untuk melawan, bahkan untuk menghindar ketika sekali lagi aroma tubuh Bryan mengusiknya.Ia pasrah saja ketika Bryan membaringkannya di ranjang dan segera meraih ponsel untuk menghubungi Ryan Karl.“Ya, Bryan. Kawanku itu sudah dalam perjalanan. Ia mengabari beberapa menit lalu. Tunggulah.”Belum selesai pembicaraan keduanya, salah satu pelayan mengetuk pintu dan mengabarkan bahwa ada seorang dokter yang sudah menunggu di luar. Bryan meminta pelayan untuk mempersilakan dokter masuk dan segera melakukan pemeriksaan.“Apakah kau mengalami mual dan muntah hampir setiap hari?” tanya dokter sembari menempelkan stetoskop di dada Shienna dan memeriksa denyut nadinya.“Ya. Bahkan seperti setiap saat. Aku tidak menyukai aroma yang kusukai sebelumnya dan kurasa hasrat seksualku menurun sejak itu. Entahlah,” jawab Shienna sembari melemparkan tatapan pada sang suami

  • Kemakan Sumpah Mantan (INDONESIA)   Bab 73

    Bryan masih memikirkan nasib Amara setelah orang suruhan Edward mengepung dan menabrak mobil yang ia kemudian hingga terbakar. Namun, belum ada kabar lanjutan terkait peristiwa tersebut sehingga Edward mengambil kesimpulan kalau Amara pasti sudah tewas di tempat.Sementara itu, Shienna belum mengetahui apa pun mengenai hal itu. Bryan tak ingin sang istri menjadi gelisah dan berpikiran yang tidak-tidak terhadap Edward.“Mengapa kau tampak gelisah sejak tadi?” tanya Shienna sembari memeluk Bryan dari belakang. “Apakah Ed mengabarkan sesuatu yang buruk?”“Ya. Namun, aku tidak sedang memikirkan hal itu. Aku hanya membayangkan bagaimana jika kita memiliki bayi lagi?” tanya Bryan yang terus memandangi Shienna dengan tatapan penuh cinta.Shienna tak lagi takut untuk memiliki bayi, tetapi sanggupkah ia jika hanya anak mereka yang akhirnya menemaninya melewati masa tua?Bukankah itu ide bagus, memiliki sesuatu yang berasal dari Bryan agar ia bisa terus mengenang lelaki tercintanya jika ia perg

  • Kemakan Sumpah Mantan (INDONESIA)   Bab 72

    Dua bulan kemudian ... Shienna dan Bryan sudah pulih pasca menjalani operasi. Bryan tampak jauh lebih baik dan Ryan telah menyatakan kalau ia dalam kondisi yang prima. Banyak wejangan yang Ryan berikan untuknya, agar lebih menghargai apa yang ia miliki, termasuk kesehatan. Akan tetapi, ada hal yang tidak ia katakan pada Bryan melainkan hanya pada Shienna. “Mengenai kondisi ginjal dan organ lain, bisa kukatakan tak ada masalah. Namun, hasil tes menunjukkan kalau lupus yang ia derita masih aktif dan aku menyarankan agar ia tetap menjalani tritmen dengan obat-obatan.” “Apakah itu tidak akan mempengaruhi keadaan ginjalnya? Secara logika, ginjalnya tak lagi sama dengan miliknya yang sebenarnya, terlebih setelah menjalani operasi. Artinya, kondisinya akan memburuk sewaktu-waktu, kan?” Raut wajah Shienna mulai menegang. Terlebih setelah melihat respon dari Ryan, tubuhnya serasa tak bertulang. “Maksudmu, dia tetap akan pergi?” Keterdiaman Ryan membuat Shienna mengambil kesimpulan sendiri

  • Kemakan Sumpah Mantan (INDONESIA)   Bab 71

    Bryan akhirnya setuju dan segera menghubungi Edward dan pria itu datang bersama Jennifer. Di antara mereka tak ada satu pun yang bicara selama menunggu operasi Bryan dan Shienna berjalan lancar. Perawat keluar dari ruang operasi beberapa kali, saat itulah Edward menanyakan kabar Shienna dan Bryan.Beberapa jam berlalu, lampu di bagian atas pintu operasi menyala dengan warna hijau yang artinya operasi telah selesai. Edward bangkit dan segera menemui dokter yang baru saja keluar dari ruangan. Ryan dan beberapa dokter spesialis yang membantu jalannya operasi, tampak tergesa kemudian hanya Ryan yang akhirnya berhenti sejenak untuk menjawab kegelisahan sahabatnya.“Bagaimana kondisinya, Ryan?” tanya Edward dengan raut cemas yang tak bisa ia sembunyikan. Ini kali kedua Bryan melakukan operasi dan hal itu selalu sukses membuatnya begitu cemas.“Operasi berjalan lancar, kita tinggal menunggu Bryan dan Shienna siuman.”“Tolong tempatkan mereka di satu ruangan, itu akan mempercepat pemulihan k

  • Kemakan Sumpah Mantan (INDONESIA)   Bab 70

    Shienna berada di atas brankar yang bergerak cepat dalam kondisi setengah sadar. Ia sempat pingsan untuk beberapa waktu setelah dokter datang dan menemukannya bersimbah darah dengan sebilah pisau lipat menancap di pinggang sebelah kanan.Ia bisa melihat lampu terang menyorot dan membuat matanya merasakan silau. Ia memejamkan mata sejenak, tak kuasa menahan perih dan nyeri di pinggang serta mata yang terasa berat.“Shienna, buka matamu. Tetaplah sadar. Shienna!” Suara itu terus ia dengar memanggil namanya. Ia tak tahu di mana dirinya berada, tetapi sekilas, ia tahu kalau Ryan-lah yang ada di dekatnya.“Bryan ...” gumam Shienna dengan suara lirih. “Di mana suamiku?”“Aku akan segera mengabarinya.”Ryan hendak pergi, tetapi Shienna segera meraih lengan jasnya. “Tolong, jangan katakan apa pun padanya. Lakukan operasi pencangkokan sekarang tanpa memberi tahukan kondisiku padanya. Bisa, kan?”“Uhm, Shie—““Kumohon, kumohon ... aku akan bertahan. Aku janji. Tapi Bryan tak akan mendapat kesem

  • Kemakan Sumpah Mantan (INDONESIA)   Bab 69

    Bryan sudah meminta orang kepercayaannya untuk memeriksa loker sesuai yang Shienna informasikan dan menemukan banyak hal di sana. Namun, ia setuju untuk membiarkan semua file dan benda-benda milik Jun tetap aman dengan penjagaan tersembunyi. Ia harus memastikan terlebih dahulu kalau Jun akan membebaskan Edward dari tuntutannya.Jun pada akhirnya menarik tuntutan atas Edward dengan mengatakan bahwa ia telah salah menuduh Edward sementara yang terjadi padanya adalah murni sebuah kecelakaan. Ia juga membayar seorang petinggi polisi yang menangani kasus tersebut agar membebaskan Edward dari jerat hukum.Edward hari ini diputuskan untuk bebas bersyarat. Jennifer menjemput Edward, tetapi ia dan Bryan enggan pergi karena ada masalah lain yang harus mereka selesaikan. Meski Jun telah menarik tuntutannya, tetapi kasus yang akan mereka laporkan rupanya berhubungan dengan Jun.“Aku menemukan benda ini di penthouse Shienna dan di kamar ibuku. Aku tidak bisa memastikan ini milik siapa karena terl

  • Kemakan Sumpah Mantan (INDONESIA)   Bab 68

    Semua mata terbelalak dan tertuju pada wanita yang berdiri di hadapan Bryan. Tak ada luka yang terlihat, tetapi kemudian ia memegangi salah satu bagian tubuh yang mengucurkan darah segar.Nyaris limbung dan tersungkur, Bryan gegas meronta membebaskan diri dari pria yang memeganginya, lantas menghambur demi menopang tubuh sang istri.“Shienna!” Ia memanggil nama itu dengan perasaan cemas, memeriksa di mana bagian tubuh Shienna yang terkena tembakan, tetapi menemukan hanya lengan yang terluka. Ia melepaskan jaket dan membungkus luka tersebut. “Pegang ini kuat-kuat, oke?”Ia melepaskan Shienna yang bisa duduk dengan baik karena tak ada luka serius yang membuat Bryan bisa mengurus hal lain yang sudah seharusnya ia lakukan sejak tadi.Ia menghambur ke arah Jun, mencengkeram batang tenggorok lelaki itu dan membuatnya nyaris kehabisan napas.“Seharusnya aku menghabisimu sejak dulu, bajingan! Aku membiarkanmu hidup karena pelacurmu yang pandai berdusta itu. Ia tampaknya begitu memanjakanmu, s

  • Kemakan Sumpah Mantan (INDONESIA)   Bab 67

    Shienna tiba di rumah lamanya, karena ia meninggalkan Bryan pagi-pagi sekali dan saat ia masuk ke rumah, ia tak menemukan siapa pun selain beberapa wanita yang tengah melakukan pekerjaan di dapur basah yang ada di bangunan belakang.Ia memeriksa ruangan lain, tetapi nihil. Tak ada tanda-tanda keberadaan Bryan di mana pun.“Apa Anda mencari Tuan Sanders, Nyonya?” tanya salah satu pelayan yang memerhatikan Shienna mondar-mandir dengan wajah bingung sejak tiba di rumah.“Ya. Apakah kau tahu dia di mana? Apakah ia meninggalkan pesan untukku?”“Tuan Sanders hanya mengatakan kalau ia sedang ada keperluan dan meminta Anda untuk makan siang lebih dulu. Ia akan segera kembali jika semua urusan telah selesai.”Mendengar perkataan pelayan, Shienna justru semakin cemas. Masalah apa yang tengah Bryan hadapi sehingga ia sama sekali tidak mengabari. Bryan juga tidak menghubungi Shienna, padahal ia pasti panik saat tak menemukan Shienna di mana pun, tetapi mengapa ia tidak membombardirnya dengan pang

  • Kemakan Sumpah Mantan (INDONESIA)   Bab 66

    Mobil Bryan berhenti di halaman sebuah bangunan yang seharusnya tidak asing bagi Shienna. Namun, Bryan sengaja menutup mata Shienna sejak awal, karena tak ingin sang istri mengetahui ke mana tujuan mereka.Bryan membantu Shienna turun dan berjalan hingga tiba di sebuah pelataran yang sebelumnya hanyalah lahan kosong dan kini beberapa pegawai konstruksi tengah melakukan pembangunan gedung megah yang Bryan yakin akan membuat Shienna gembira jika mengetahuinya.Ia membuka penutup mata Shienna dan menunjukkan bangunan yang sudah mencapai 70% pembangunan dan tak lama lagi akan selesai. Bryan sudah meminta pekerja konstruksi untuk menyelesaikan dengan segera, karena ia tak bisa menjamin dirinya akan bertahan lebih lama.Shienna bungkam kala melihat apa yang ada di hadapannya. Bangunan lain yang pernah ia rencanakan akan ia bangun, meski tak yakin untuk tujuan apa, kini sudah hampir sepenuhnya berdiri.Ia menoleh pada Bryan yang masih menyunggingkan senyum, puas melihat mata sang istri berka

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status