Mengeluarkan pedang dari sarung kiri, menghunuskan ke Li xiao. “Berani menghina Pangeran yang agung, seluruh keluargamu mati. Tidak layak menjadi penghormatan.” Pria tua ini, tidak terima ucapan Li xiao. Di samping, ada seorang lelaki duduk di kursi roda. Memakai topeng, terlihat bibir, hidung dan bola mata.
“Maaf Tuan, Tuan muda ini bodoh dan masih muda. Tolong tidak mempermasalahkannya. Dia tidak tahu, mungkin dia bukan bagian dari dunia ini,” sarkas pelayan toko. Meminta ampun, tidak mau ada keributan. Bila pihak istana mendengar. Berani membicarakan keluarga istana, takutnya toko akan ditutup.
“Bukan bagian dari dunia ini? Apa dia hantu? Bedebah, orang-orang seperti kalian harus mati!” mengangkat pedang. Pelayan toko, segera bersujud. Memeluk lutut pria yang mengangkat peda
“Tentu saja, itu hanya teh biasa.”“Eigh!” kejut mereka berdua, semakin menuntut Li xiao menjelaskan lebih. Xia yu menarik-narik ujung kain pakaian. Jiu feng, menghinggap-hinggap di pundak. Sesekali terbang di depan Masternya. “Sudah-sudah, jangan ganggu aku. Biar dia mau minum sekali atau 10 kali, tidak ada efeknya. Itu hanya teh biasa. Dia minum, palingan hanya merilekskan tubuh. Ditambah, dirinya bersugesti akan sembuh. Haha, pasti dia percaya sekali khasiat teh itu. Entah, dia mau mencobanya berapa kali. Coba saja, teh bunga kemboja, rasanya sama seperti teh kalau diberi gula. Hanya sedikit wangi, tak percaya cobalah.”Sudah mengerti ocehan Li xiao, besok-besok tidak perlu mempercayainya. Mengeluarkan makanan
Tetap saja sama, racun tidak berkurang sedikitpun. Li xiao mempelajari medis tradisional. Kemampuan ini bisa mendiagnosa tubuh, cukup menyentuh nadi di tangan. Mempelajari struktur saraf, yang ada di dalam tubuh. Di saat menjalani misi, tidak mungkin membawa dokter. Jadi, mempelajari kemampuan medis tradisional. Ditambah, kacamata sensor, tidak ada duanya. Sekarang, kaca tidak ada, mengandalkan diagnosa sendiri. Menghafal tata letak organ tubuh, serta saraf dan sendi.Mata memicik, menarik jari di pergelangan, menggelengkan kepala. Di dalam hati sesak, ingin diluapkan. Mengambil bekas obat, membanting! Melampiaskan kekesalan di dalam hati.Prang!
Di cincin ruang, “Hebat sekali, baru di gosok masuk ke sini, ayo cari Tablet,” melangkah, memasuki halaman hendak membuka pintu. Belum terbuka, penghuni sistem keluar, Li xiao memanggilnya tablet. Memang bentuknya seperti itu.“Untuk apa kalian datang? Mau membayar hutang,” menagih langsung. Mau bayar pakai apa? Belum menyelesaikan misi atau naik level. Jangankan naik level, membuka kekuatan spiritual saja belum. Tertawa aneh, “Hehe, kami datang mau berlatih. Tenang saja, setelah aku bebas dari racun ini. Aku akan bayar dan melunasi hutangku.”Mengalihkan wajah, “Huh! Janji manis saja,” kembali memperhatikan mereka. Bila mereka bertiga tidak bertambah level, otomatis tidak bisa menjual apapun yang ada di sistem. Maka me
Menusuk tangan dan anggota tubuh menggunakan jarum, serta gambaran rempah-rempah. Mengedipkan mata, tetap sama. “Ini-ini akupuntur? Haah, untung guru menyuruhku menghafal struktur tubuh. Tunggu, titik-titik ini berbeda dengan jaringan saraf atau jaringan darah. Apa ini, bisa dijelaskan secara ilmiah dan logika? Untuk apa, aku meminta penjelasan ini. Buktinya, aku masuk ke sini, tidak bisa dijelaskan secara logika!” Di gambar buku, terdapat gambaran lengan ditusuk jarum, di titik-titik tertentu. Diteliti, titik-titik ini berbeda dari titik jaringan saraf dan darah. Mengikuti titik-titik akupuntur di gambar, dijelaskan ini titik meridian. Berada di sela-sela tulang, dan di jalur sela-sela otot. Pantas, tidak bisa disebutkan secara logika, ada juga jalurnya menembus dan menyelimuti organ.
Di suapan kedua.Brusghh!Menyemburkan teh di sendok, teh menyerbak mengenai wajah dayang. Seketika, bola mata memejam, tangan mengangkat berhenti di depan pipi. Berteriak kaget, “Agh! Sampah ini, tidak tahu kesopanan puih!” meludahkan teh yang masuk ke mulut. Pergi dari sisi ranjang, mengelap menggunakan ujung baju.Teh ini berisi air liur, memikirkan saja membuat bulu merinding. Badan bergetar menyeka jijik, Li xiao bangun di suapan kedua. Yang pertama, belum tertelan sepenuhnya. Mengusap bibir, meludahkan sisa-sisa teh. “Cui! Mau membunuhku? Kau pantas mati!”Jiu feng terbang ke udara, mengubah diri
Sekantong uang perak, tanpa dibuka tahu isi uang. Teksturnya keras, bentuknya sekrikil. Bibir melebar memperlihatkan gigi, tersadar di tempat umum. Menjaga sikap, pokoknya sangat membutuhkan uang. Namun, pria ini telah membayar. “Egmh, kau membayar karcis masuk, maka--- aku tak segan-segan menolak pemberianmu,” mengambil, memasukkan ke baju. Ini uang, mana mungkin menolak, dulu bekerja demi uang, sekarang sama. Bedanya, dulu bergelimang uang, sekarang bergelimang musuh.Xia yu mengeong keras, mencibir di pikiran. ‘Kamu memalukan, tidak tahu malu. Benar kata Dayang, jangan mendekatiku. Aku tidak mau, terlihat menjadi hewan kontrakmu.’ Meninggalkan mereka.Pemuda pemberi uang terdiam sesaat, 7 detik tersenyum. “Hah, ternyata ada orang mena
Segerombolan pemandian pria, mata berkelip-kelip, menelan saliva hampir tersedak napas. Li xiao menggerakan ujung jari, 2 kali. Menuntun Jiu feng masuk lebih dalam. Uap menyebar ke ruangan, terdapat pemandian besar seperti kolam. Lelaki berhamburan ke kolam air panas. Bau obat herbal, begitu menusuk, jalan kaki memelan. Manik mengintip pintu, larian orang-orang terdengar. Terpaksa masuk ke kolam, di sisi kolam terdapat ruang ganti, beberapa orang berendam di kolam. Ingin meningkatkan kekuatan. Di pasar gelap, ada pemandian peningkat level budidaya diri atau kultivasi. Orang-orang mulai berendam. “Aku memasuki tempat salah.” ---
“Sial! Cepat cari, siapa yang berani mengambil.” “Baik, Pangeran.” Menjalankan perintah, mencari ke ruangan dan keluar. Diikuti olehnya, menarik seutas kain putih, dililitkan ke tubuh. Pengawal, masuk ke toko obat seberang, samping pemandian. --- Setelah Li xiao pergi menukarkan baju, “Hahaha, dasar bodoh, aku tidak mau baju, tetapi giok ini--- harganya bisa 1000 tael emas. Hahaha,” bersorak. Membodohi, pelanggan tadi, menukar obat dengan liontin giok emas. Terikat di sabuk, dekat pinggang hanfu hitam, berbalik. Srak! “Agh!”
Jiang Zu, “Tepat! Nona Keempat jatuh, tapi tidak menyentuh tanah.” Berdiri, turun ke lapangan. Menegaskan, “Apa aku salah lihat, Pengawas Wang?” Seolah darah naik ke permukaan wajah Pengawas Wang, mengatur napas. “Tidak-tidak, saya tidak berani, tapi ini … ini… pertama kali ada hal seperti ini.” Meskipun mata duitan, tetap sadar dalam situasi ini. “Saya takut ada kesalahan, Pangeran Ketujuh ka–”“Pengawas Wang terlalu kaku, kau sendiri yang bicara, peraturan ‘kan emang perlu dilanggar.” “Tidak perlu di tanyakan, dia tidak menyentuh tanah! Sudah jelas, dia menang!” cetusan kata dari Pangeran Kedelapan.Semua orang diam, menerima apa yang terjadi, ‘Apa yang menarik darinya? Semua orang membela!’ batin Pengawas Wang. Tawa terpaksa keluar, “Hahaha, benar juga perkataan para Pangeran, dia,” melirik Li xiao, alis meninggi, sesaat menurun menahan amarah, “Menang.” Bola mata Ming yi mendelik, meraih lengan Pengawas Wang. “Apa?!” Menghentakkan tangan, meski suka uang, mendapat situasi pa
Anak jarum, melempar! Bagi Ming yi, ini bukan apa-apa. “Kau pikir aku buta!” Menangkis!Li xiao mundur, ‘Dia jeli juga, kalau ini?!’ Mengeluarkan jarum dari dua tangan. Melempar satu-satu, mengelilingi udara.Hak! Serbuan anak jarum menghujani Ming yi, bukan hanya dua jurus. Seluruh jurus Li xiao hampir keluar. Semua ini tidak berarti, tersenyum. “Cukup sudah main-mainnya.” Mengeluarkan pedang, di simpan di balik punggung. Mata memicik, sudut mulut kiri meninggi. “Hak!”Serangan begitu cepat, Li xiao tidak bisa menghindar. Gaun hanfu hitam merah tersobek, bagian lengan kiri menimbulkan darah. Merunduk, bertumpu dua kaki. “Aku pasti membalaskan semua yang kuterima! Walau ‘tak sepenuhnya, kupastikan kau mengingat ini!” Meremas jari, menyeka keringat. Tangan menyobek ujung hanfu, membalut luka. Penonton memperhatikan semua gerak-gerik mereka di arena. “Wah lihat itu, adiknya tidak segan-segan di sembelih!”“Untung bisa menghindar kalau tidak, lehernya melayang!”Mulai berbincang, samb
Li xiao dengan Ming yi.Seluruh penonton bergejolak mendengar teriakan pengawas Wang.“Huuuh!”Hampir semua penghuni balai, menebak Li xiao kalah telak dari Mingyi. Bahkan, senyum cerah adik kelima mengumandang. “Haha, dia bisa buat apa lagi?”Mendadak mendapat bertemu di arena yang sama, Li xiao sedikit curiga. ‘Heh! Memangnya aku takut.’ Menurunkan sikapan, mendekati Ming yi.Seolah dia tahu, siapa pertandingan pertama babak kedua ini. “Cepat bersujud, aku tidak akan memberimu belas kasihan … kalau sudah di atas.” Ming yi menggeleng, dia tidak bisa menang.Tidak terpancing, “Owh! Kau bisa melakukannya sekarang.” Malahan membalikan maksudnya.Para penonton semakin bersemangat, meskipun tahu pasti yang kalah, tapi cukup menghibur juga.Masuk bersamaan, pengawas Wang melempar bendera. Dua mata saling menyahut, tidak terlepas dari tatapan tajam.Ming yi menurunkan tangan kanan, sang hewan kontrak langsung muncul. Mengangkat tangan kanan, kuku panjangnya menyentuh ujung dagu, melirik ke
Seorang pria tinggi, bersama pria bertubuh gempal. Sang pengawas memberi abah-abah, mereka memasuki arena.Para penonton di balai Tàiyáng bersorak meriah, menyambut pertarungan babak pertama. Pengawas Wang melempar bendera kecil, ketika bendera mendarat pertarungan dimulai.Kletak.Dua pemuda melangkah ke depan, secara bersamaan mengeluarkan tinju. Namun, bagi pria tinggi yang memiliki bekas luka di pelipis. Sungguh ancaman besar bagi musuhnya, sangat terlihat jelas.Sang lawan terkapar hanya dengan satu pukulan, penonton bersorak. Pemenangnya sudah diputuskan, perkiraan dia baru menggunakan sepertiga kekuatan. Lawan telah tumbang, Bing bin sedikit bersemangat.Prok-prok!Tepukan tangan penonton. “Wah, benar-benar pemuda hebat! Ini seperti bukan bertarung.” Pengawas Wang memuji, melanjutkan ke pertarungan selanjutnya.Hingga puluhan pemain telah tumbang oleh si pria tinggi, babak pertama tentu dimenangkan olehnya. Detik ini, Bing bin memasuki arena, melawan pria seumurannya. “Lebih b
Pangeran ketujuh, Shen Jiang Zu. Li xiao memicingkan mata. “Ka-kamu.”“Adik, cepat masuk– beri hormat pada Pangeran Ketujuh.” An ran memapah masuk.Jiang Zu menepuk kipas. “Tidak masalah, jangan terlalu formal padaku.” Kedipannya membuat bulu berdiri, mau bagaimanapun dia tetap keluarga kerajaan. Memberi hormat, badan lurus 90 derajat, bangun, segera ke kamar.“Aku telah menunggu begitu lama, maukah kamu membuatkanku secangkir teh?”Li xiao terhenti, melirik ke samping. “Hah?” Kurang mengerti, entah trik apalagi yang digunakan.Ming bai menahan marah, melihat gelagat anaknya, tidak mau menyanjung. Mengusulkan, “Pangeran tunggu.” Bergegas ke putri keempat. “Cepat, layani Pangeran dengan baik.”Apa menjual putrinya? Hanya bisa menggeleng, badan di paksa di dudukan. “Pangeran silakan, kalau kurang sesuatu panggil kami.” Ming Bai membawa sisa anaknya keluar.Hanya berdua.Seolah Li xiao ingin ada badai merobohkan rumah, tidak perlu basa-basi. “Untuk apa kau datang? Jangan harap memaksa
Menarik sekuat tenaga!Menghindar ke kiri, mengangkat tangan, jijik disentuh. “Bedebah, hari ini biar aku yang menghukummu!” Sring!Dua jarum emas turun di ujung kanan jemari mungilnya, memutar sekali lempar!Jarum melesat maju, kecepatannya tidak bisa diimbangi mata si gendut. Menancap dua betisnya. “Aghh!”Merunduk, dua tangan menumpu tubuh, kalau tidak— sudah berguling di tanah. Si hitam mendekat. “Kamu kenapa? Cepat bangun!”“Kakiku, sakit! Gak bisa gerak!” Mengusapi dua kaki di balik hanfu coklat. Temannya mengikuti rabaan tangan gemuk. Mencoba mencari akar permasalahan di kaki.Merasakan ada yang ganjal, “Agh!” Tidak bisa dicabut, terlalu sakit. Jarum emas tertancap sepertiga, panjangnya setelunjuk. “Wanita gila, kau tidak tahu siapa ayahnya?” Tidak peduli! Jangankan ayah si pria gendut seorang wakil biro jasa hukum tingkat 3. Bahkan, anak kaisar pun tidak melepaskan begitu mudah.Menyilangkan tangan, bibir kiri meninggi dengan sedikit senyum. “Owh! Kata terakhirmu?” Li xiao
Seluruh keluarga Lu, siap mengadili kesalahan Li xiao. Meng yi paling antusias, sekaligus kesal mengapa masih selamat? “Kakek, lihat dia,” menunjuk. “Kenapa bisa pulang malam?”Lu San Tu memandang penuh, mencoba memberinya pembelaan. Sebelum bisa, dipotong Lu Nian. “Sudah jelas, melakukan perbuatan ‘tak senonoh!”Sang ibu segera meralat tuduhan, “Tunggu, tanyakan lebih dulu. Xiao er, sini.” Penuh lembut memapah masuk.Semakin Li xiao diam, mereka lebih penasaran. “Lihat, aku diantar siapa?”Bing bin mencemooh, “Kereta? Memang, siapa yang mau menampung wanita sepertimu?” Menggeleng, diikuti senyum meremehkan.Kereta belum menghilang sepenuhnya. “Itu saja tidak tahu, apa harus memberimu mata lagi? Atau, menghilangkan mata itu?” Mendengar ucapannya, serasa umpatan. Menambah kekesalan. “Heh! Palingan, pria hidung belang yang menod—agh!”Plak!Tamparan sopan, “Tutup mulutmu! Lihat baik-baik. Siapa yang punya tandu bersimbol singa emas?” Lu san tu, menekankan lambang kereta. Meskipun jarang
“Awas!” Maju, menghadang. Yushen membalikan kursi— cukup satu untasan tangan, dua pria terjatuh. Li xiao terkesima, entah seberapa kuat pria ini?Terpaku dengan kekuatannya, tapi kekesalan dan kejijikan di hati jauh-jauh-jauhhh lebih besar. Mengenali pria berkulit gandum, hampir … hampir melihat aset paling berharga.“Dasar pria lumpuh! Mau ikut campur saja!” Meremehkan, sesaat bangkit, siap menyerang.Swesssh! Selendang mengelebat cepat.“Akhh!”Sebelum tegap berdiri, teman sampingnya kembali terjatuh. Memegangi leher, menguraikan darah segar. Dua tangan bergetar, tidak mungkin. Rupanya salah mencari mangsa. “Si-si-siapa kamu?” suara terbata-bata. Mundur dua langkah, pupil bergetar ketakutan. Aura Yushen semakin pekat, mengambil pedang di bawah. Tanpa omong, membunuh pria tadi, dia selanjutnya. Memegang pedang, memandang ke depan. Mengingat, begitu jijik! Ingin mencabik-cabik sebelum dibunuh. “Terlalu baik, mengirimmu dengan satu tebasan.” Menyeringai, ain mengutuk, pedang terang
Meremas dada.“Aghh! Berhenti sialan!” teriakan membana.Tidak mau selesai, malah tersenyum lebih genit. Tubuh Li xiao menggigil, mulut merapat, memberi tatapan menajam ke pria berkulit gandum.Ingin memotong tangan kotornya. ‘Sial, tunggu aku lepas. Kuputuskan tangan menjijikanmu!’ kutukan hatinya. Namun apa daya, keluar dari jaring tidak bisa, hingga telapak tangan menghitam gosong. Keringat dingin, mulai menitik ke dahi. Kumis palsunya, terlepas ulah keringat ketakutan, siap mendatangkan masalah besar. Pria gandum, semakin tertawa dan mengulangi lagi. Malahan, menjulurkan kedua tangan berbelulang melepas baju Li xiao. “Haha, kita lihat apa yang ada di sini.” Puih! Meludahi, mata melotot tajam. “Cuih! Kuperingatkan, jangan lakukan hal diluar kemampuanmu!”Menghindar, pria ini semakin marah, meluapkan tamparan sekali.Plak!“Sampah ini, rupanya tidak mau di lembutin? Heh! Lebih suka di kasarin? Baiklah!” Mengusapi air liur di pipi kiri. Memaju, auranya lebih mengintimidasi, dua t