Benson menangkupkan tangan dengan hormat, tetapi pandangannya tertuju pada Rio karena dia ingin melihat batu itu lebih dekat.Rio tersenyum. "Pak, silakan lihat sepuasnya! Semua orang juga boleh melihatnya!""Wah!" Begitu mendengarnya, orang-orang langsung bersemangat. Beberapa bahkan langsung maju dengan senter mereka dan mulai menerangi batu itu dari berbagai sudut.Sementara itu, Zafir tampak semakin gembira. Batu ini benar-benar menunjukkan warna hijau! Itu adalah kabar baik baginya!Kalau kualitas satu batu saja sudah begitu baik, berarti kemungkinan besar seluruh batu mentahnya juga begitu. Dia tidak akan kesulitan menjualnya nanti.Cheryl juga ikut berdesakan ke depan. Saat melihat sudut yang terbuka itu, dia pun kebingungan. Rio benar-benar mendapatkan giok hijau? Itu artinya, bukannya rugi, si penjudi gila ini malah akan untung besar?"Semua minggir, biarkan Master Benson melihatnya."Mendengar itu, orang-orang segera memberi ruang. Benson berjalan mengelilingi batu, menyentuh
"Kakek, dia nggak tahu cara berjudi batu! Siapa yang memotong tiga kali saat berjudi? Kalau kali ini nggak ada warna hijau, batu itu bisa kehilangan nilainya!"Celine, cucu Benson, merasa anak muda ini benar-benar tidak waras. Jelas-jelas bisa langsung mendapatkan keuntungan besar, tetapi malah memilih mengambil risiko lebih besar. Apa pria ini tidak suka uang?"Pak Jaka, berhenti." Saat Jaka hampir memotong bagian ketiga, Cheryl buru-buru maju dan menghentikannya."Rio, kamu nggak boleh memotong lagi. Jual saja sekarang! Percaya padaku, aku nggak mungkin menjerumuskanmu. Kalau dijual sekarang, kamu bisa dapat 20 sampai 40 miliar. Tapi, kalau kamu potong lagi dan nggak ada warna hijau, 10 miliar pun belum tentu dapat," nasihat Cheryl dengan suara rendah."Jadi, cepat jual saja, jangan potong lagi. Percayalah, aku tahu kamu sedang beruntung, jadi jangan sia-siakan keberuntunganmu ini. Paham?"Rio tersenyum. "Kak Cheryl, aku tahu apa yang kulakukan. Aku merasa keberuntunganku masih ada.
Rio bukan hanya sukses, tetapi sukses besar!"Anak Muda, apa aku boleh melihatnya lagi?" Benson menunjuk batu giok tersebut."Tentu saja, semua boleh lihat! Lagi pula, aku nggak berencana menyimpannya. Aku akan langsung menjualnya di sini!""Nggak perlu dilihat lagi. Aku langsung tawar 438 miliar! Aku menambah uangmu 100 kali lipat, gimana?" Saat ini, seorang pria bersetelan berdiri dengan dua pengawal di belakangnya."Gila! Seratus kali lipat?""Ini benar-benar bukti nyata pepatah yang bilang judi bisa buat kaya, juga bisa buat miskin!""Astaga, keberuntungan anak ini luar biasa sekali!"Jantung Rio berdegup kencang. Lebih dari 400 miliar? Darahnya seolah-olah mengalir deras ke kepala, dia sampai merasa pusing."Hanya dengan 400 miliar lebih kamu ingin mendapat barang sebagus ini? Itu nggak adil, 'kan?" Saat ini, seorang wanita paruh baya mengenakan gaun tradisional keluar bersama rombongan besar.Anting dan gelangnya terbuat dari giok hijau kaisar. Sekilas saja, Rio bisa langsung men
Rio tidak berani berlama-lama di Aula A. Begitu uang masuk ke rekeningnya, dia langsung berpamitan kepada Cheryl dan keluar melalui pintu belakang.Dia tidak ingin diperlakukan seperti makhluk aneh, apalagi harus berhadapan dengan ekspresi Cheryl yang seolah-olah ingin melahapnya hidup-hidup. Cheryl adalah tipikal wanita matre. Kalau tidak, mana mungkin dia mau menjadi wanita simpanan Zafir?Setengah jam kemudian, Rio datang ke loket Bank Jayaraya. Dia menyerahkan kartu identitas dan kartu banknya kepada petugas di dalam loket dan berkata, "Aku ingin menarik uang tunai 4,6 miliar."Petugas bank itu masih muda, sekitar 23 atau 24 tahun, sepertinya baru lulus kuliah. Saat mendengar Rio ingin menarik uang senilai 4,6 miliar, dia tertegun sejenak.Perlu diketahui, menarik uang tunai dalam jumlah besar harus membuat perjanjian terlebih dahulu."Pak Rio, apa kamu sudah membuat janji sebelumnya?" tanya petugas bernama Fenny itu dengan penasaran.Rio pun terdiam sejenak. Sebagai orang yang seb
Wajah Fenny merah padam. Sebenarnya dia ingin menjadikan Rio sebagai kliennya, tetapi karena belum mengenalnya dengan baik, dia merasa malu untuk langsung mengatakannya.Harus diketahui bahwa pegawai bank seperti dirinya memiliki target penyimpanan dana yang harus dipenuhi. Hal itu berkaitan langsung dengan insentif serta bonus.Jika dia bisa meyakinkan Rio untuk membuka rekening di banknya dan menyimpan 1 triliun di sana, target tahunan untuk tahun ini, tahun depan, bahkan hingga tahun berikutnya sudah terpenuhi. Dia akan mendapatkan bonus, tunjangan, dan insentif.Jika dia bisa membujuk Rio untuk membeli produk investasi, komisinya akan semakin besar. Tentu saja, Fenny tidak berniat menipu Rio atau mencari komisi dari produk investasi. Dia hanya ingin menyelesaikan targetnya.Saat melihat Rio pergi, Fenny diam-diam menghafalkan nomor telepon yang tertera di layar komputer.Sementara itu, Rio keluar dari bank dan berdiri di tepi jalan yang ramai dengan lalu lintas. Untuk sesaat, dia t
Tidak jauh dari Bank Jayaraya, ada sebuah salon rambut. Saat Rio sedang gunting rambut, Fenny duduk dengan tenang seperti seorang istri yang sedang menunggu suaminya.Dia tidak berani berbicara, apalagi membahas soal keuangan. Bagaimanapun, salon ini terlalu ramai dan dia tahu bahwa menjaga privasi klien adalah hal yang sangat penting. Jadi, dia hanya bisa menunggu.Sebenarnya, sejak menerima telepon dari Fenny, Rio sudah bisa menebak maksudnya."Bu Fenny, umurmu berapa?""Aku 24 tahun. Kita seumuran, tapi aku lebih muda darimu," jawab Fenny. Dia sudah melihat kartu identitas Rio sebelumnya, jadi dia tahu detail informasi pribadinya."Kalau begitu, aku panggil kamu Fenny saja. Fenny, kenapa mencariku? Kalau ada sesuatu, katakan saja. Aku nggak suka menebak-nebak.""Baik, baik." Fenny merasa gugup sampai keringat muncul di ujung hidungnya. Dia melirik sekilas ke arah tukang pangkas, lalu menurunkan suaranya. "Aku ingin mengajak Pak Rio membuka rekening di bank kami dan menyimpan sejumla
Di dalam toko eksklusif itu tidak banyak orang. Saat Rio dan Fenny masuk, jelas ada beberapa staf yang sedang menganggur, tetapi tidak ada satu pun yang datang untuk melayani mereka.Rio mengernyit. "Begini ya pelayanan mereka?""Biar aku panggil mereka." Fenny tahu para staf ini sering memandang rendah pelanggan. Mereka hanya mau melayani orang yang terlihat kaya raya, bukan orang biasa. Namun, karena yang belanja kali ini adalah Rio, dia hanya bisa menahan diri.Dia berjalan mendekati para staf dengan senyuman ramah. "Maaf, ada yang bisa bantu kami pilih pakaian nggak?"Beberapa staf wanita hanya meliriknya sekilas. "Kami sibuk, lihat-lihat saja sendiri."Setelah itu, mereka kembali mengobrol di dekat meja kasir, sesekali melirik ke arah Fenny dan Rio dengan tatapan meremehkan.Fenny merasa darahnya mendidih, tubuhnya sedikit bergetar karena menahan amarah. Diremehkan seperti ini benar-benar menyakitkan. Namun, dia segera menenangkan diri. Dia menarik napas dalam-dalam, lalu berbalik
Tak ada yang menyangka Rio akan memborong begitu banyak barang. Di dalam butik mewah dengan nama merek Inggris itu, Rio membeli 4 set pakaian, 2 pasang sepatu, dan 3 ikat pinggang untuk dirinya sendiri.Kemudian, dia juga membelikan Fenny 2 set pakaian, 2 tas, serta beberapa perhiasan. Awalnya, Fenny menolak. Namun, saat melihat tatapan dingin Rio, entah kenapa dia setuju begitu saja.Dengan demikian, Rio menghabiskan 7,5 miliar untuk Fenny, sedangkan untuk dirinya sendiri habis lebih dari 10 miliar.Dalam waktu kurang dari sejam, Rio menghabiskan sekitar 18 miliar di butik-butik mewah yang bahkan sebelumnya tidak dia kenal.Di seberang sana, staf butik Hugo melongo. Delapan belas miliar! Siapa yang tidak tahu menjual barang mewah bukan perkara mudah? Semua orang tahu betapa sulitnya mencari uang!Ditambah lagi, penjualan di Lion Plaza memang tidak terlalu bagus. Lokasinya yang dekat dengan Pulau Merak membuat orang-orang kaya lebih memilih belanja di sana. Di Pulau Merak, barang dijam
Pada pukul 13.30, Rio dan Cheryl bertemu di hotel yang terletak di luar pusat pameran. Cheryl memakai masker dan kacamata hitam besar saat datang. Dia terlihat seperti hendak berselingkuh dengan Rio. Sebenarnya, Cheryl keluar tanpa sepengetahuan Zafir. Pada sore hari, Zafir tidak berada di platform pameran. Jadi, Cheryl menyuruh bawahan untuk mengawasi dan dia keluar untuk bertemu dengan Rio.Terdengar suara berderit saat pintu kamar hotel dibuka. Cheryl langsung mengunci pintu setelah masuk. Dia juga menepuk dadanya.Cheryl merasa sangat antusias bisa bertemu dengan Rio. Namun, dia juga takut diketahui Zafir.Kala ini, Rio sedang duduk di tempat tidur. Dia mengisap rokok sambil sambil memandangi Cheryl. Rio tersenyum lebar.Cheryl tersenyum dan berucap, "Nanti kita baru bicara. Kamu tunggu aku mandi dulu. Pusat pameran sangat panas, seperti sauna."Cheryl melepaskan sepatu hak tingginya sembari bicara. Dia menarik ritsleting gaunnya, lalu gaunnya jatuh ke lantai.Jantung Rio berdegup
Mereka tidak mempunyai keahlian dan tidak bisa berbisnis. Mereka menghabiskan masa muda pada karier yang tidak menjanjikan seperti ini.Tentu saja, mereka juga merasa tidak rela. Namun, apa yang bisa mereka lakukan? Mereka hanya orang biasa.Tiba-tiba, Fleko bertanya, "Rio, apa kamu punya cara untuk menghasilkan banyak uang?"Mata Devon berbinar-binar. Dia memang tidak ingin menjadi satpam lagi. Hal ini karena menjadi satpam di Kelab Emperor terlalu sulit. Jadi, dia memandangi Rio dengan penuh penantian.Rio berpikir sejenak, lalu mengangguk dan menjawab, "Apa kalian pernah mendengar tentang judi batu? Batu giok mentah?"Sewaktu Rio mengantar Cheryl dan Zafir kemarin malam, Zafir menceritakan banyak hal tentang pergi ke Moramar untuk mengikuti judi batu. Dia juga menceritakan pengalaman mendebarkan saat 2 truk batu-batunya itu dikirim ke dalam negeri.Rio sangat menikmati cerita Zafir. Pengalaman itu sangat seru dan berbahaya, tetapi juga menghasilkan banyak keuntungan.Waktu itu, Rio
Devon dan Fleko merasa ada yang tidak beres. Rio sangat aneh. Dia pasti merasakan sakit hati yang berlebihan, lalu menjadi gila. Hal ini karena sekarang mata Rio berbinar-binar.Biasanya, mata orang yang mengalami gangguan jiwa selalu berbinar-binar. Mata mereka berbeda dengan orang biasa. Sekarang mata Rio sama persis dengan orang gila."Rio, ayo kita bicara di luar," ujar Devon. Dia dan Fleko bertatapan, lalu hendak membawa Rio keluar.Sudah jelas Rio menjadi gila. Kalau mereka membiarkan Rio memesan banyak makanan dan 3 botol wiski di restoran ini, mereka pasti celaka. Mereka bertiga tidak sanggup membayarnya.Namun, Rio langsung melempar kunci mobil BMW ke atas meja saat mereka berdua baru merangkul lengannya. Keduanya tertegun begitu melihat logo mobil BMW.Ada apa ini? Kenapa Rio mempunyai kunci mobil BMW? Rio berdiri, lalu mendorong mereka berdua kembali ke tempat duduk dan mendesak, "Cepat pesan makanan. Kita mengobrol sambil makan."Rio mengeluarkan setumpuk uang dari bawah ka
Fenny langsung berdiri dan buru-buru naik ke lantai atas dari pintu belakang. Sekitar 5 menit kemudian, terdengar suara langkah kaki dari lantai atas. Kemudian, kepala cabang membawa Fenny dan seorang wanita paruh baya datang.Seperti biasa, kepala cabang dan wakilnya menyapa Rio, lalu Rio menjelaskan tujuan kedatangannya. Dia juga mengatakan Fenny yang membuatnya tertarik untuk membuka rekening di bank ini.Satu jam kemudian, Rio sudah menyelesaikan prosedur pembukaan rekening. Fenny langsung naik pangkat menjadi manajer yang khusus melayani Rio.Sementara itu, Rio juga meminta cuti untuk Fenny kepada kepala cabang. Dia mengatakan ingin membawa Fenny berobat.Biarpun Fenny memakai kacamata dan masker, kepala cabang sangat jeli. Mana mungkin dia tidak menyadari Fenny dipukul?Jadi, kepala cabang melambaikan tangannya dan mengizinkan Fenny beristirahat beberapa hari. Dia baru kerja setelah sembuh.Fenny sudah menarik nasabah dengan simpanan hampir mencapai 1 triliun. Dia memberikan kont
Tempat tidur kamar suite hotel bintang lima memang nyaman, tetapi malam ini Rio malah tidak bisa tidur dengan tenang. Dia sangat gelisah dan sulit terlelap.Bagaimanapun, Rio adalah orang yang sangat miskin. Jadi, dia masih sangat antusias karena mendadak beruntung dan menjadi kaya.Selain itu, Rio mengalami banyak perubahan dalam hidupnya. Dia diselingkuhi pacarnya, melakukan pembunuhan, digoda janda, dan lainnya. Sepertinya Rio menjadi dewasa dalam waktu singkat.Dulu, Rio tidak pernah serius menjalani hidupnya. Bahkan, bisa dibilang dia sangat picik. Sekarang Rio mendapatkan pencerahan dan melihat harapan yang berbeda dalam hidupnya.Rio sudah bersemangat pagi-pagi. Dia bangun, lalu mencuci muka dan menggosok gigi. Rio yang membeli 4 set pakaian sekaligus semalam tidak memakai setelan jas atau sepatu kulit.Sebenarnya semalam Rio belanja karena kesal. Meskipun pakaian mewah bisa meningkatkan karisma seseorang, Rio ingin memakai baju kasual.Jadi, Rio hanya memakai sepatu sport mahal
Sekarang, kenapa pria ini tiba-tiba jadi bermuka tebal?Namun, Aulia sudah berpengalaman. Sudah banyak hal yang dia alami. Julukan Janda Maut bukan hanya julukan kosong."Rio, kamu anggap aku ini wanita seperti apa?" Dari seberang telepon, suara Aulia terdengar bergetar, penuh kemarahan dan kesedihan."Aku kira kamu pria yang baik, tapi kamu ... kamu mengecewakanku. Ternyata kamu sama saja seperti mereka ... cuma mau menindasku!"Usai mengatakan itu, Aulia langsung menutup telepon. Kemudian, dia menarik napas dalam-dalam dan malah tersenyum.Aulia melirik jam tangannya dan mulai menghitung mundur. Dalam waktu semenit, Rio pasti akan menelepon balik.'Bocah ingusan! Mau main sama aku? Kamu masih kurang pengalaman!' batin Aulia.Di dalam kamar suite, Rio terbengong. Dia sama sekali tidak menyangka Aulia akan bereaksi seperti ini. Wanita itu seperti sangat kecewa dan sedih!Rio bisa membayangkan wajah Aulia yang penuh kesedihan. Aulia menganggapnya sama seperti pria lain yang hanya mengin
Di kamar suite Grand Victus, Rio terus membasuh wajahnya dengan air dingin. Di usia 20-an tahun, dia sedang berada di puncak gairahnya.Terlebih lagi setelah otaknya mengalami perkembangan misterius, terutama sejak mendapatkan kekuatan banteng, fisiknya benar-benar berubah.Tak ada sedikit pun lemak yang tersisa, garis ototnya jelas, sosoknya penuh dengan aura maskulin yang luar biasa kuat.Alasan Rio berkali-kali membasuh wajahnya dengan air dingin karena dia harus menenangkan diri. Jika tidak, dia benar-benar ingin memanggil dua wanita ke kamarnya dan melampiaskan semuanya!Seakan-akan ingin membalas semua penderitaannya di masa lalu, Rio ingin membebaskan diri dan bersenang-senang sepuasnya!Namun, dia juga ragu karena dia masih perjaka. Kalau dia benar-benar memberikan kesuciannya pada wanita penghibur, bukankah itu terlalu disayangkan?Jadi, satu-satunya cara adalah menahan diri dengan cara ini.Tepat pada saat itu, ponselnya kembali berdering. Rio tidak langsung mengangkatnya. Di
Bram adalah salah satu orang kepercayaan bos Bar TOP, Sugi. Selain itu, Bram juga adalah manajer bar ini.Dulu, Bram adalah sosok yang ditakuti. Tiga puluh tahun lalu, hanya dengan sebuah sekop besi, dia menghajar 20 orang sekaligus. Pertarungan itu membuat namanya melambung tinggi. Tentu saja, sekarang dia sudah pensiun dan punya saham di bar ini."Kenapa? Bocah itu nggak balik?" Di sofa, Fathian duduk santai sambil menyilangkan kakinya. Dia tertawa sinis, lalu mengejek, "Pak Bram, kamu lemah sekali. Satpam saja berani membantahmu.""Bajingan itu bilang dia mengundurkan diri. Sialan, buat naik darah!" maki Bram."Oh? Mengundurkan diri?" Fathian memang berjanji pada Medelyn untuk membuat Rio dipecat dari Bar TOP.Siapa sangka, sebelum dia sempat bertindak, Rio sudah mengundurkan diri. "Ya sudah, biarin saja."Fathian tidak mengusut masalah ini lagi. Toh dia sudah meniduri wanita Rio dan sekarang Rio juga berinisiatif mengundurkan diri dari bar ini. Jadi, tidak ada lagi hal menarik untu
Saat Delon dan Fenny bertengkar di rumah, Aulia terbangun dari tidurnya. Sejak siang tadi setelah menelepon Rio, dia langsung tidur.Semalam, dia tidak bisa beristirahat dengan baik. Jadi, ketika dia bangun sekarang, hari sudah hampir gelap.Namun, Aulia merasa aneh, kenapa Rio belum datang menemuinya? Dia melihat ponselnya, tidak ada panggilan tak terjawab, juga tidak ada pesan di WhatsApp."Apa mungkin tadi dia sempat mengetuk pintu, tapi aku nggak dengar?" Aulia menepuk dahinya. Kalau dia tidur begitu lelap, mungkin Rio sudah kesal setengah mati sekarang."Ya, ya, cowok dewasa yang gampang ngambek." Aulia meregangkan tubuh, lalu mengambil kunci dan turun ke bawah.Tak lama kemudian, dia mengetuk pintu apartemen Rio. Setelah mengetuk cukup lama, tidak ada respons dari dalam."Apa mungkin dia lagi kerja? Oh ya, hari ini dia sif malam!" Aulia menepuk dahinya lagi, lalu buru-buru kembali ke kamarnya untuk menelepon Rio. Namun, tidak ada yang mengangkat."Ya sudahlah, aku ke bar saja bua