“Benar, kakek. Ini masalah besar, kau harus berpikir dengan hati-hati. Jika kau salah langkah, kau akan kehilangan segalanya. Sepertinya kita akan mendapatkan banyak sekali keuntungan seperti yang disebutkan dalam kontrak ini, tapi tidak ada yang gratis di dunia ini!”“Buckwood adalah tempat berkumpulnya orang-orang yang kejam dan tamak. Siapa yang tahu berapa banyak keluarga kelas satu dari kota-kota tingkat prefektur yang mencoba mencari nafkah di sana, lalu kembali pulang dan mati tak berfungsi? Memangnya kemampuan kita cukup untuk bertahan hidup di Buckwood?”"Begitu kita masuk semua dan tidak ada cara untuk kembali, lalu kita gagal, seluruh keluarga akan berantakan!"Zack adalah orang pertama yang menentang ide Simon dengan waspada nampak wajahnya. Jika rencana ini berhasil, posisinya sebagai wakil CEO dalam keluarga akan seperti awan yang menguap di angin. Dia tidak akan pernah membiarkan ini. “Kakek, aku wakil CEO di sini, aku harus memikirkan keselamatan keluarga. Hal-hal in
“Tuan Muda Leon Silva akan menjadi menantuku, apa menurutmu dia masih akan berkomplot melawan ayah mertuanya sendiri?” Kata Simon dengan tegas."Hah, menantu?"Quinn mengibaskan rambutnya ke belakang, dengan wajah sinis.“Paman tersayang, lihatlah putrimu dan lihat apakah dia ingin menceraikan menantu yang menumpang hidupmu itu! Aku khawatir impianmu akan segera hancur dan kau tidak akan bisa menerimanya!""Kau…"Simon sangat marah sampai-sampai dia tidak bisa berkata apa-apa."Cukup! Semuanya keluarga di sini, berhentilah bertengkar!"Kakek Zimmer membanting tangannya ke atas meja, wajahnya nampak emosi.“Membuat keributan di tengah malam, apa kita tidak ada aturan di sini?!”"Simon, aku tanya lagi, apa benar Silva ingin menjodohkan dengan Zimmer?" Kata Kakek Zimmer sambil merenungkan situasinya.Simon menepuk dadanya dan berkata, "Pasti. Tentu saja itu sungguhan, tidak mungkin tipuan!"“Apa Silva menentukan siapa yang harus menikah dengan siapa?” Kata Kakek Zimmer.Sesaat
Setelah bertukar sinyal mata dengan Quinn, Zack berdiri dengan tegas."Kakek, menurutku kita harus mencobanya jika Silva benar-benar ingin menyiapkan pernikahan dengan keluarga kita."Dia benar-benar memikirkannya. Jika Quinn akan menikah dengan seseorang dari Silva, keluarganya dapat berdiri teguh di Buckwood.Jika itu terjadi, dia dapat menggunakan kolaborasi dengan keluarga Naiswell untuk lebih dekat dengan Rosalie dan menjadi menantu keluarga mereka!.Dengan dukungan Silva dan Naiswell, siapa yang berani menentang Zimmer?.Quinn bicara dengan gembira, “Kakek, jika keluarga suamiku ingin berkolaborasi dengan keluarga kita, bagaimana mungkin kita bisa lewatkan pada kesempatan ini?!”Quinn menentang ide dengan yakin sebelumnya, menunjukkan seberapa cepat dia bisa berbalik melawan seseorang, lebih cepat daripada membalik halaman sebuah buku.Dia terpilih untuk menikah dengan tuan muda Silva!. Silva adalah keluarga kelas satu di ibu kota, benar-benar keluarga kaya!.Dibandingkan
Pertemuan keluarga Zimmer telah berakhir sebelum Harvey, Mandy, dan Lilian tiba.Jika Harvey hadir, dia akan segera menghentikan kerja sama tersebut.Dia tahu keluarga macam apa Silva itu. Bertahun-tahun, orang-orang yang telah bekerja dengan mereka telah diperas habis-habisan oleh Silva.***Ketika Harvey dan yang lainnya tiba di aula utama Vila Zimmer, hanya Simon dengan wajah kecewa, muram, semuram tengah malam."Ayah…""Ayah…""Hai pak, bukannya kau bilang ada pertemuan keluarga? Kenapa cuma sendirian? Kau akan mengumumkan sesuatu, kan? Ada apa?"Lilian berdandan cantik saat itu. Dia mendengar dari nada suara suaminya, sepertinya telah berhasil di Buckwood, itulah sebabnya dia ingin menunjukkan yang terbaik dan menghabiskan lebih banyak waktu untuk merias wajah.Sayang sekali dia datang terlambat.Wajah Simon terlihat pucat seputih salju. Dia memiringkan kepalanya perlahan seperti binatang buas dan menatap Lilian dengan dingin, lalu mengalihkan pandangannya ke arah Mandy.
Niumhi di malam hari sangat sepi.Harvey tidak mengendarai Porsche-nya saat dia diusir. Karenanya, dia hanya bisa menggunakan mobil sewaan.Karena sudah lewat dari jam sepuluh malam, tidak ada seorang pun di perusahaan, bahkan satpam. Harvey mengecek semua saku di bajunya dan ternyata dia tidak membawa uang tunai. Terpaksa, dia harus menelepon Wendy.Dia tidak dapat menelepon Yvonne karena masih belum pulih dari luka-lukanya. Jadi, ini bukan saat yang tepat untuk mengganggu kesembuhannya.Di telpon, Wendy sedang merias wajah di apartemen. Dengan sigap dia berdiri ketika menerima panggilan itu. Wendy masih berbicara dengan hormat meskipun sedang berbicara melalui telpon, "Pak CEO, ada apa malam-malam menelpon?"Harvey juga sedikit malu, tapi setelah memikirkannya, dia berkata, “Aku tidak punya tempat tinggal malam ini. Bisa kau siapkan tempat untukku?”Wendy tertegun sejenak. Wajahnya memerah dan kaget.Apakah CEO menyiratkan sesuatu padanya?.Seperti kata pepatah, “Saat ada pek
“Pfft…” Pelayan itu tertawa.Setelah melihat Harvey dari atas ke bawah untuk beberapa saat, dia menunjuk ke mobil mewah di sampingnya, dan berkata, “Pak, lihat apa yang kau kendarai dan apa yang kau kenakan, lalu lihatlah mobil-mobil di tempat parkir kami. Apa menurutmu kau sudah memenuhi syarat untuk datang dan berlangganan di tempat ini?”“Uang yang kita habiskan untuk satu malam disini, sepertinya bahkan tidak akan menghasilkan uang sebanyak itu dalam hidupmu!”“Siapa yang menyuruh kau harus mengendarai mobil mewah jika datang ke pertemuan? Apa yang salah dengan mengendarai mobil sewaan?” Harvey tersenyum tak berdaya. Dia mungkin akan mengendarai Porsche-nya kesini jika dia tahu bahwa pelayan di clubhouse pribadi sesombong ini.“Saudaraku, aku beritahu, ya. Aku tidak peduli, mau kau pamer atau menarik perhatian wanita kek. Pokoknya, tempat ini tidak cocok untukmu!” Kata pelayan itu dengan tegas.“Ini adalah clubhouse pribadi, tertutup. Semua layanan harus dipesan terlebih dahul
Merasakan datangnya serangan, Harvey membalikkan badannya dan dengan cepat menampar wajah pemuda itu.PLAK!Dengan suara yang tajam, pemuda itu tercengang setelah ditampar.Dia menutupi wajahnya, terhuyung mundur beberapa langkah, dan hampir jatuh ke tanah."Sial! Apa-apaan! Beraninya kau memukulku?! Beraninya kau begitu sombong sebagai supir?! Matilah kau!" Pria muda itu menggertak dengan marah.“Aku sudah dengan baik hati mengingatkanmu”. Jangan memprovokasi ku lagi, atau kau akan mati” Harvey berkata dengan acuh tak acuh dan berjalan menuju clubhouse.Pelayan itu tercengang. Apa yang sedang terjadi?.Supir ini berani menampar orang yang mengemudikan Porsche.Apa dia mau terbunuh?.Dia bergegas ke pemuda itu dan bertanya, "Tuan, kau baik-baik saja?!""Aku baik-baik saja. Kenapa tidak? Tapi, sepertinya beberapa orang akan mendapat masalah malam ini!" Pria muda itu mencibir lagi dan lagi.Clubhouse telah dipesan malam ini. Mereka yang memasukinya sekarang tidak bisa melarika
Orang-orang di sekitar Tyler memandang Harvey dan berkata, “Dia mungkin bukan seorang sopir. Mungkin dia hanya orang miskin yang ingin masuk dan menggoda kita?".Tyler tersenyum dan berkata, "Benar. Mungkin dia beruntung saja memungut kartu undangan, mengira bahwa dia memenuhi syarat untuk datang ke pesta kita dan dapat bergabung dengan perkumpulan kita. Sangat konyol!"“Orang-orang seperti ini pikir dirinya siapa? Mereka dengan naif mengira bahwa begitu mereka masuk, tidak ada yang akan tahu jati diri mereka yang sebenarnya. Kumpulan kita sangat kecil. Tidak ada orang di luar".“Bagaimana kalau bermain dengannya?”."Ayo pergi. Sampah ini, karena dia berani masuk ke lingkaran kita, kita harus memberinya pelajaran. Aku awalnya khawatir tidak bisa melakukan apa-apa malam ini!" Tyler tersenyum."Bagaimana kalau aku mendatanginya dulu, bro Zane?" Pria itu berkata sambil menyeringai. Dia benar-benar membuat Tyler marah.Tyler menyipitkan mata dan mengangguk. Dia adalah pria terkenal.