Hari ini,hari di mana seseorang akan menyebutkan nama ku dalam ijab Kabul tiba,dia seorang laki-laki yang berhasil meraih hatiku yang sudah tertutup luka di masa lalu,dia yang membukanya dan mengobati luka ini.Semoga dia jawaban dari Tuhan untuk ku.Sedari pagi wajah ku sudah di rias dengan cantik oleh MUA pilihan mba Mita,make up yang Flawless membuat ku menjadi pangling hari ini.Akad nikah rencana nya akan gilar di masjid yang di bangun oleh keluarga pak Arkan,yang tak jauh dari Universitas ku dulu.Dekorasi yang sederhana namun tetap terkesan mewah di pilih oleh mamanya pak Arkan.Kebaya yang ku pakai pun pilihan mamanya pak Arkan di bantu mba Mita,pilihan mereka berdua tak ada yang gagal,semuanya sempurna sekali.Aku suka dengan semua pilihan mereka,ini sesuai dengan pernikahan impian ku.__________ Suara lantang terdengar dari luar kamar rias yang ku tempati ini,pak Arkan sedang mengucapkan ijab kabul,aku bisa melihatnya dari layar televisi yang sengaja di pasan
Sinar mentari pagi membangunkan dua sejoli yang masih terlelap dalam tidurnya saling berpelukan dan mendekap dengan keadaan yang masih polos tanpa busana hanya selimut yang menutupi tubuh ke duanya. Pak Arkan yang terlebih dahulu bangun,di tatapnya sosok perempuan cantik yang berada di dalam pelukannya itu,di elusnya wajah cantik dari kekasih halalnya ini,pak Arkan amat sangat bersyukur bisa memiliki perempuan yang sudah mengganggu hatinya ini,menggoyahkan pintu hatinya hingga hancur dan memasukin ruang kosong di dalamnya,menghancurkan sisa sakit di dalamnya dan di gantikan dengan hati baru,sekali lagi pak Arkan amat sangat bersyukur bisa memiliki bidadari cantik ini. Di kecupnya dahi sang istri berlanjut turun ke kedua matanya yang masih setia terpejam ini lalu makin turun ke kedua pipinya serta hidung dan berakhir di bibir indah sang istri,hingga mengusik tidur istrinya ini. Perlahan Annisa membuka matanya karena merasakan terganggu oleh kecupan sang suami. Pertama yang
Setelah sarapan pasangan pengantin baru ini menghabiskan waktu di dalam kamar sebelum sore nanti chek out dari hotel.Annisa sedang menikmati cemilannya duduk di sofa sambil menonton TV, sedangkan pak Arkan kembali sibuk dengan laptopnya duduk di samping Annisa."Serasa jadi istri kedua." Celetuk Annisa.Pak Arkan menengok ke arah Annisa lalu memeluk dan mencium bibir Annisa sambil terkekeh."Mas... " Rengek Annisa melepaskan pelukan pak Arkan."Istri saya cemburu." Ucap pak Arkan mencubit hidung Annisa."Sana ih,lepasin Nisa,cemilannya jadi tumpah kan ini." Sungut Annisa menunjukkan cemilannya yang sedikit remuk akibat pelukan pak Arkan.Pak Arkan kembali mencium bibir Annisa lalu melepaskan pelukannya."Cari-cari kesempatan aja." Ucap Annisa cemberut yang masih kesal dengan pak Arkan.Pak Arkan hanya tersenyum menanggapinya lalu kembali fokus dengan laptopnya.Hening sesaat hanya suara TV yang terdengar.Annisa yang kembali kesal karena di cuekin"Mas matiin laptopnya Annisa
Samar-samar aku dengar suara mamanya pak Arkan sedang berbicara entah dengan siapa aku tak mengenali suaranya.membuka mata sedikit demi sedikit,yang pertama kali ku lihat ruangan serba putih dengan bau yang menyengat berasal dari obat-obatan. ku lihat mama tak jauh dari tempatku sedang berbicara dengan seorang dokter."Ma... " Panggil ku. mama menengok langsung mendekati ku kuatir. "Kamu sudah sadar sayang." Ucapnya mengusap tangan dan kepalaku sayang."Ada yang sakit? pusing ga sayang?" Tanyanya kuatir."Nisa baik-baik aja ma." Jawabku lirih."Dokter bisa di cek kondisi anak saya?" Pinta mama kepada dokter yang tadi mengobrol bersamanya."Baik bu." Jawab pak dokter seraya memeriksa ku. "Saya periksa dulu ya mba." ijin pak dokter.Aku hanya mengangguk."Kondisi nya sudah baik bu,hanya perlu istirahat saja untuk memulihkan tenaganya." Ucap pak dokter tenang."Syukurlah dokter." Jawab mama."Jangan lupa makan terus di minum obat dan vitaminnya ya bu,saya permisi dulu." Perint
Sudah tiga bulan setelah kejadian itu,kondisi ayah pun sudah membaik,kak Armand dan keluarganya pun memutuskan tinggal bersama dengan ayah,agar ayah tak kesepian,ada cucunya yang selalu menghiburnya setiap hari.Pak Arkan pun membeli rumah tak jauh dari rumah ayah,agar aku bisa mengunjungi ayah setiap saat katanya,pak Arkan memang sangat pengertian.Untuk Rahmah,bu Ajeng dan papanya entah di mana mereka saat ini,anak buah kak Armand dan pak Arkan masih terus mencari nya untuk mempertanggung jawabkan perbuatannya. _________ Duduk di sebuah cafe setelah bertemu klien mewakili kak Armand yang tak bisa bertemu karena sedang menyelesaikan pekerjaan nya yang lain,setelah selesai meeting aku memutuskan untuk bersantai sejenak menikmati kopi di sore hari ini.Pak Arkan masih mengijinkan ku untuk bekerja membantu kak Armand di perusahaan ayah asalkan tetap menjaga kesehatan dan komunikasi kami tetap berjalan lancar.Sebelum bertemu klien tadi aku sudah mengabari pak Arkan,dia ta
GARIS DUA.. Mulutku menganga tak percaya, ku tutup mulutku lalu terisak.Di saat seperti ini kenapa engkau hadirkan dia. Tangis ku pecah tak kuasa menahan beban berat ini,badan ku meluluh ke lantai, duduk dan memeluk kedua lutut ku.Bukan aku tak bersyukur atas kehadiran janin di dalam perut ku tapi kondisinya yang tidak tepat saat ini,pak Arkan yang membohongi ku, apa dia akan menerima janin yang ada di kandungan ku. Setelah tangis ku mereda, ku putuskan untuk mandi dan bersiap untuk pulang.Ya.. setelah memikirkan semuanya aku memutuskan untuk pulang dan mencari tau siapa perempuan yang sedang bersama pak Arkan kemarin di cafe.sebelum pulang ku putuskan untuk memeriksakan kehamilan ku terlebih dahulu,ingin mengetahui kondisinya,sengaja mencari klinik bersalin yang biasa saja karena ingin merahasiakan nya untuk sementara waktu."Selamat ibu,usia kandungan anda sudah memasuki minggu ke 5." jelas dokter tersenyum. "Terimakasih dok,bagaimana kondisinya?" Tanyaku."Janinnya sehat, ib
Selesai makan malam,aku berpamitan ke kamar terlebih dahulu, aku ingat untuk segera meminum vitamin yang dokter berikan tadi dan meminum susu, untungnya tadi setelah dari klinik aku pergi ke swalayan untuk mencari susu hamil dan menemukan susu dalam kemasan siap minum jadi bisa meminumnya langsung, aku menyembunyikan nya di dalam tasku bersama dengan vitamin dari dokter.Saat sedang menonton TV di dalam kamar, pak Arkan masuk ke dalam kamar mendekati ku."Boleh saya di sini?" Ucapnya."Silahkan." Jawab ku cuek.Pak Arkan duduk di kasur di samping ku."Kita harus bicara." Ucapnya menatapku."Bicara saja." Jawabku masih acuh menatap layar TV. "Lihat saya Nisa." Pintanya menarik tanganku."Ngomong aja, Nisa dengerin." Ucapku menarik tanganku yang di genggamnya.Terdengar pak Arkan menarik napasnya."Yang kamu lihat di cafe tak seperti apa yang kamu pikirkan,saya tak ada hubungan apa pun dengan perempuan itu, dia hanya masa lalu saya." Jelasnya tapi tak cukup membuatku puas.Pak Ar
Beberapa bulan yang lalu saat Annisa dan ayah di rawat di rumah sakit aku tak sengaja bertemu dengan bu Dina sedang berada di kantin rumah sakit,duduk terdiam seorang diri. Entah mengapa kaki ini melangkah menuju ke arahnya,dan mendekatinya."Bu, sedang apa?" Sapa ku.Bu Dina sempat terkaget melihat ke arah ku."Ibu sedang minum kopi." Jawabnya yang sedikit aneh."Boleh saya duduk." ijin ku."Silahkan nak." bu Dina mempersilakan."Siapa yang sakit bu?" Tanyaku seraya mendudukkan diri di kursi di hadapan bu Dina."Hhmm... i-tu... itu Dira yang sakit." Jawabnya ragu dan gugup."Dira,sakit?" Tanyaku kaget,bukannya Dira sedang di luar negeri ikut suaminya,ah.. mengingatnya sedikit membuat hati berdenyut sakit.Bu Dina hanya mengangguk."Sakit apa?" Tanyaku lagi penasaran."Di-a, Dia hampir keguguran." Jawabnya terbata."Keguguran,Dira sedang hamil bu?" Tanyaku."I-iya sudah 4 bulan." Jawab bu Dina."Bukannya Dira Sedang berada di luar negeri bu? " Kenapa jadi penasaran seperti ini.