Regan menyesap kopi nya, semilir angin malam pun menerpa kulitnya.
Setiap malam Regan senang menghabiskan waktu untuk menyendiri, sambil duduk dibalkon kamar tidurnya.
Baginya malam itu dapat menenangkan pikirannya, hanya malam yang bisa mengerti hatinya.
"Semua udah jelas, lo harus berhenti mencintai Citra. Lo harus sadar diri Regan! Lo gak pantes buat Citra, dia lebih bahagia sama Kevin."
gumam Regan yang sedang memandang kearah langit-langit malam.Malam ini Regan akan mengubur dalam-dalam rasa cintanya untuk Citra, ia ingin mencari pengganti gadis itu karna percuma baginya yang selalu berharap pada Citra namun hanya harapan palsu yang ia dapatkan.
Tanpa diketahui olehnya, Tiara pun masuk kedalam kamar kakaknya itu. Ia menghampiri Regan dan bertanya sedang apa ia disini.
"Kak? Ngapain?"
"Hah?"
"Ish! Kakak ngapain? Ini udah malem tau, kok malah disini nanti sakit gimana?"
celoteh Tiara pada kakaknya itu."Kak
"Regan!"Langkah kaki pemuda itu pun terhenti ketika namanya dipanggil oleh seseorang, ia segera menoleh ke arah sumber suara dan mendapati Citra tengah berjalan mendekatinya."Re, lo baru dateng?"tanya Citra ketika sudah berada di dekat Regan."Iya, Cit. Lo juga baru dateng?""Iya, bareng ya?""Oke!"Mereka berdua pun berjalan bersama menuju sebuah lift, Regan segera menekan tombol angka 5 dan lift pun terbuka. Ia dan Citra segera masuk ke dalam dan pintu lift pun akhirnya tertutup.Tiiinggg!!!...Pintu lift itu terbuka, kini mereka sudah berada dilantai 5. Regan dan Citra berjalan beriringan memasuki ruang kerja mereka."Gimana, lo udah ngerasa baikkan?"tanya Regan kemudian duduk di kursinya."Udah Re, lo tenang aja."jawab Citra sambil tersenyum, Regan pun hanya mengangguk kemudian mulai sibuk dengan laptopnya itu."Gue gak bisa buatin lo teh hijau lagi ya, Cit."ujar Regan yang tet
Citra bangun dari tidurnya, gadis itu merasa tubuhnya pagi ini kurang fit."Duh.. kok rasanya pusing ya?"gumam Citra sambil terduduk di tepi ranjang, ia memijit-mijit pelipisnya sambil menggelengkan kepalanya.Citra bangkit dari duduknya itu, ia berniat ingin meraih handuk yang tergantung di balik pintu kamarnya.Namun kepalanya semakin terasa berat, darah segar pun mulai menetes dari hidungnya."Mimisan lagi?"ucap Citra sambil melihat darah yang menetes ke lantai, gadis itu segera mengelap hidungnya itu."Gue kenapa sih? Kenapa akhir-akhir ini rasanya kepala gue sakit banget, kenapa rasanya badan gue terasa lemes gini."Citra memegangi kepalanya, ia berjalan secara perlahan-lahan menuju kamar mandinya.Namun rasa sakit itu tak tertahankan lagi, hingga pandangan mata Citra pun mulai buram."Arrghh..!!!"Perlahan-lahan keseimbangan tubuh Citra pun menghilang, bersamaan dengan pandangan matanya yang menggelap. Hing
Tak henti-hentinya Sekar menangis, ia begitu mencemaskan kondisi anak semata wayangnya itu."Bagaimana kondisi anak saya dok?"tanya Danu yang berada tak jauh dari Citra."Tidak ada jalan lain selain kemotherapy pak, saya mengkhawatirkan kondisi Citra.""Tolong anak saya dok! Tolong sembuhkan anak saya, saya gak mau kehilangan anak saya."ucap Sekar sambil terus menangis.Tanpa mereka sadari, Citra telah tersadar. Gadis itu mendengar semua yang diucapkan, air mata Citra pun perlahan-lahan menetes.Jadi ini jawaban dari semua sikap yang ia terima beberapa waktu belakangan ini, mereka semua mengetahui bahwa dirinya sedang sakit keras tapi tak ada yang mau memberitahu dirinya."Citra gak salah dengar kan bu?"ucapnya membuat Sekar, Frans dan Danu pun menoleh ke arah Citra.Sekar dan Danu terkejut, mereka berdua langsung menghampiri Citra."Sayang..""Bu, yah, jelasin sama Citra apa yang kalian omongin tadi itu sa
Kevin terus menenangkan Citra, ia terus memberi nasehat pada gadis itu."Kamu gak sendirian di sini, ada saya yang akan menjaga kamu, ada orang tua kamu yang selalu menyayangi kamu.""Tapi aku belum siap jika harus mati, aku masih ingin hidup Vin! Aku masih mempunyai cita-cita yang harus aku raih, aku gak mau seperti ini."ucap Citra sambil menangis, Kevin memegang tangan Citra mengusapnya dengan lembut. Hati nya terasa teriris melihat Citra seperti ini."Saya janji saya akan selalu ada untuk kamu, saya janji akan selalu menemani kamu hingga sembuh nanti. Kamu jangan berkecil hati, leukimia yang kamu alami itu masih bisa di sembuhkan. Kamu percaya sama saya kan?"tanya Kevin dengan lembut, Citra beralih menatap ke arah Kevin pemuda itu tersenyum matanya begitu teduh membuat perasaan Citra jauh lebih baik."Kamu janji?"sahut Citra."Saya janji!"kata Kevin sambil mengacungkan jari kelingkingnya itu, membuat Citra tertawa kecil.
Hari ini adalah hari yang paling ditunggu oleh Citra, bagaimana tidak? Hari ini dokter Frans dan Kevin mengizinkan dirinya untuk pulang ke rumah.*Ruangan Citra*Dika memandangi anak gadisnya itu, raut wajah anak gadisnya itu tampak bahagia mendengar ia sudah boleh pulang ke rumah."Anak ayah, senang banget kayaknya?""Iya dong yah! Kan mau pulang ke rumah."balas Citra tersenyum."Alhamdulillah ya sayang, ingat walau kamu boleh pulang tapi tetap kamu belum boleh beraktifitas yang berat-berat dulu."kata Sekar memberitahu, anak gadisnya itu hanya mengangguk sambil mengacungkan jempol jarinya.Mereka bertiga pun berkemas-kemas kemudian pergi meninggalkan rumah sakit.Tak butuh waktu lama, mobil yang dikendarai Dika pun memasuki pekarangan rumah. Dengan hati-hati Sekar membantu Citra."Ayo sayang, pelan-pelan!""Bu, Citra gak apa-apa. Citra bisa sendiri kok.""Jangan gitu sayang, biar Ibu mu bantu kamu sam
Sedang asyiknya menikmati suasana sore ini, Regan dikejutkan dengan turunnya hujan.Walau hanya rintik-rintik hal itu membuatnya segera bangkit dan meninggalkan tempat itu."Baru juga santai! Emang harus pulang deh gue kayaknya."Regan melangkahkan kakinya berjalan menuju parkiran, hujan yang turun semakin lama semakin banyak. Banyak muda - mudi yang berlarian guna menghindari tubuhnya terkena hujan.Tanpa di sengaja Regan menabrak seseorang hingga orang itu terjatuh.Brukkk!..."Aww!!""Astaga!"Regan berjongkok dan mencoba mengulurkan tangannya, ia mencoba membantu orang itu."Maaf-maaf, gue buru-buru lo gak apa-apa kan? Ayo gue bantu.""Iya gak apa-apa, gue juga yang salah!"Gadis itu menerima uluran tangan dari Regan, namun sepertinya kakinya terkilir sehingga ia sulit untuk berdiri."Aduhh!..""Lo kenapa? Ada yang luka? Ayo gue bawa ke rumah sakit."kata Regan dengan wajah yang sedikit
Hari minggu adalah hari yang paling dinantikan oleh setiap orang, karna di hari itulah semua orang dapat berlibur dari kesibukkan nya bekerja.Terlebih lagi dengan Kevin, pria itu hari ini tak memiliki jadwal di rumah sakit. Hal ini ia akan gunakan untuk menemani Citra berjalan-jalan di taman dekat rumahnya."Kalau bukan karna kamu, saya gak akan izinkan kamu keluar rumah seperti ini."gumam Kevin sambil memakai kemeja lengan pendeknya, tak lupa ia menambahkan parfum kesayangannya, memakai jam tangan dan segera meraih jaket nya itu.Kevin segera berjalan menuju garasi, ia membuka pintu mobilnya dan segera menyalakan mesin mobilnya itu.Di satu sisi tampak Citra yang begitu antusias hari ini, pasalnya sudah berbulan-bulan lamanya ia selalu terkurung didalam rumah dan tak bisa melakukan aktifitas apapun itu."Kamu yakin mau ke luar?"tanya Sekar yang berdiri di ambang pintu, Citra yang sedang merias dirinya pun menoleh ke arah Sekar.
Sudah 1 jam lamanya Kevin dan Citra berada di taman.Kevin segera mengajak Citra untuk kembali ke rumah, ia juga khawatir dengan keadaan Citra."Ayo kita pulang.""Baru juga sebentar keluar rumahnya."keluh Citra sambil mengerucutkan bibirnya itu, Kevin yang melihatnya pun sekilas tersenyum samar."Kamu harus istirahat, angin hari ini juga cukup kencang lebih baik kita pulang sekarang."Kevin bangkit dari duduknya dan menarik tangan Citra tanpa ia sadari, namun sedetik kemudian ia melepasnya."Emm.. sorry! Ayo pulang."Kevin berjalan lebih dulu dengan perasaan yang tak karuan, jantungnya berdegup kencang."Dasar aneh."gumam Citra, namun dalam hatinya ia merasa senang Kevin seperti itu.*****Di kamar bernuansa abu-abu itu Regan sedang menikmati acara film kesukaannya, waktu liburnya pun ia manfaatkan untuk beristirahat."Astaga! Gue belum cek hape dari kemarin." gumam Regan kemudian membuka laci meja n
Regan memberhentikan mobilnya tepat di depan rumah berpagar putih.Tak lama seorang gadis dengan rambut panjang terurai pun muncul, ia berjalan ke arah mobil dan membuka pintu mobil."Udah lama ya Re?" tanya gadis itu yang tak lain ialah Nara.Regan pun menggelengkan kepalanya dan menyuruh Nara untuk segera masuk ke dalam mobil."Enggak kok Na, ayo masuk kita jalan sekarang!"Gadis itu pun mengangguk sambil tersenyum kemudian ia duduk di kursi yang berada di samping Regan.Pria itu pun segera menjalankan mobilnya dengan kecepatan sedang."Kita mau kemana sih Re?""Jalan-jalan.""Iya tapi jalan-jalan kemana?""Ada deh nanti juga tau." balas Regan membuat Nara semakin penasaran di buatnya."Kan lo mah gitu selalu deh rahasia-rahasiaan.""Udah tenang aja, gue gak akan bawa lo ketempat yang macem-macem. Intinya nanti lo pasti akan suka."Regan tersenyum sambil menatap ke arah Nara, gadis itu bisa melihat Regan yang sekarang sudah jauh berbeda saat pertama kali ia bertemu dengannya."Hemm.
Jam makan siang telah usai setengah jam yang lalu.Hari ini Kevin pun tidak memiliki jam praktek sampai sore seperti biasanya, maka dari itu Kevin pun segera membereskan meja kerja nya dan berniat pulang."Ajak jalan-jalan Citra dulu kali ya? Selagi saya mempunyai waktu untuknya. Siapa tau dia senang."ucap Kevin kemudian mengambil ponselnya dan mengetik sebuah pesan untuk Citra.["Citra.. setengah jam lagi saya sampai di rumah, kamu siap-siap. Saya mau ajak kamu keluar."]Send!Pesan pun terkirim. Kevin melepaskan jas putihnya dan menyimpannya di balik pintu. Ia mengambil tasnya dan kemudian bergegas pergi dari ruangannya itu.Sementara di satu sisi kini Citra sedang berada di kamar tidurnya, ia baru saja membaca pesan singkat yang dikirimkan oleh Kevin."Haduh pake baju apa ya? Kevin kalau ajak keluar selalu aja mendadak, bikin orang gak ada persiapan aja."Citra terus berdiri di depan lemari bajunya, ia terus memandangi baju-bajunya itu. Namun ia bingung harus memakai baju apa.Hin
Hari ini Citra bangun dengan perasaan yang bahagia.Hal ini pun menjadi tanda tanya Sekar dan juga Danu, ia bisa melihat raut wajah Citra yang tak seperti biasanya."Selamat pagi ayah, ibu!""Pagi sayang!""Anak ayah ceria banget kayaknya?" tanya Danu namun Citra hanya tersenyum sambil duduk di kursi. Ia lantas menyantap roti bakar yang sudah di sediakan Sekar untuknya."Kamu kenapa Nak?" tanya Sekar penasaran. Tak biasanya Citra terlihat begitu bahagia."Gak kenapa-kenapa kok bu.""Oh ibu tau kamu udah jadian kan sama Kevin?""Bener kamu pacaran sama Kevin nak? Kok ayah gak tau?"Dengan malu-malu Citra pun bercerita bahwa ia memang telah berpacaran dengan Kevin. Dan Kevin telah berjanji akan menerima apapun keadaannya itu."Emm.. iya yah, bu. Citra sama Kevin udah pacaran. Tapi baru kok.""Apapun pilihan kamu ayah cuma bisa doakan yang terbaik.""Ibu sama ayah hanya pesan jaga diri kamu dimana pun kamu berada.""Siap yah, bu. Citra pasti akan dengarin semua nasehat ayah dan ibu."kat
Citra sudah menjalani pengobatan kurang lebih selama 2 tahun lamanya.Dan selama itu pula Kevin selalu menemani Citra. Hubungan mereka pun kini semakin terjalin mesra.Kevin sudah tak canggung lagi jika bersama Citra.Seperti malam ini, sehabis mengantar Citra untuk chek up rutin. Kevin mengajak gadis itu untuk mengisi perutnya di sebuah resto yang tak jauh dari rumah sakit."Citra, apa kamu keberatan kalau saya ajak kamu makan dulu?""Emm.. enggak kok Vin.""Ya udah kita makan dulu ya?"Citra pun mengangguk setuju, Kevin segera mengemudikan mobilnya menuju tempat makan yang ia tuju.Tak butuh waktu lama. Mobil berwarna putih itu pun tiba.Kevin segera memarkirkan mobilnya dan mengajak Citra untuk turun dan masuk ke dalam."Cit. Ayo kita turun, kamu juga pasti udah laper kan?""Iya. Ayo, Vin."Sesampainya di dalam Kevin dan Citra segera memesan, setelah memesan sambil menunggu mereka pun mengobrol beberapa hal yang terjadi hari ini."Vin..""Kenapa?""Gak nyangka aku masih hidup sampe
Seharian ini Regan dan Nara menghabiskan waktunya untuk berdua.Kali ini mereka sedang menikmati secangkir kopi hangat di bawah gemerlapnya bintang dan sinar rembulan."Re?""Apa Na?"Regan menoleh ke arah samping, Nara sedang tersenyum ke arahnya. Gadis itu begitu cantik, wajar saja jika akhirnya Regan menyukainya."Makasih ya buat hari ini, harusnya waktu libur lo itu di pake untuk istirahat. Tapi malah ngajak gue buat jalan-jalan.""Ah santai aja Na, lagi pula gue yang mau kan? Dan gue juga seneng jalan-jalan apalagi kalau ada yang temenin gini. Jadi seru aja gitu." balas Regan."Kenapa lo baik banget sih Re?""Maksud lo Na?""Perlakuan lo itu bisa bikin lo dimanfaatin.""Hemm.."Regan terdiam, Nara kembali melanjutkan ucapannya itu."Lo ngerti kan maksud gue apa Re? Gue harap ketika nanti lo cari pasangan, lo jangan berlebihan. Takutnya lo cuma dimanfaatin dan akhirnya bikin lo sakit hati untuk kesekian kalinya.""Iya-iya gue paham ko Na, makasih udah di ingetin. Lagi pula benar a
Citra meminum habis jus buah strawberry buatan Sekar, udara yang panas membuat tenggorokannya terasa haus.Sudah beberapa bulan ia tak pernah mendapatkan kabar dari Regan, pria itu juga seperti menjauhi dirinya.Ada perasaan sedih yang ia rasakan, pasalnya Regan satu-satunya teman pria yang begitu perhatian terhadap dirinya."Apa kabar ya Regan? Gue jadi kangen deh sama dia, biasanya dia tuh yang paling bawel sama gue selama sakit. Sekarang malah lost contact begini." gumamnya sambil memandang ke arah luar jendela kamarnya.*FlashBack On*Lo ngajak gue ke sini?""Iya, emang kenapa?""Ngapain emangnya kita ke sini?" "Main aja, cuci mata.Pusing tau ketemunya komputer lagi komputer lagi, kalo gak mas Daus lagi mas Daus lagi.""Hahaha.. bisa aja deh lo.""Eh Cit, ada TimeZone ke sana yuk!""Ih kayak anak kecil aja lo.""Udah ayo!""Lo mau main yang mana?" "Main basket dulu kayaknya seru!""Oke, ayo!""Balapan yuk siapa yang paling banyak cetak gol?""Ayo! Siapa takut." "Hebat juga lo.
Hari ini Regan terlihat sangat tampan, pagi-pagi sekali ia sudah mandi dan bersiap-siap di kamarnya.Hal ini karna siang nanti Regan ingin mengajak Nara untuk berjalan-jalan bersamanya. Ia begitu terlihat bahagia, sejak malam ia terus memilah-milah pakaian apa yang pas untuk ia pakai ketika sedang bersama Nara.Dan pilihannya jatuh pada celana chino berwarna cokelat dan kemeja lengan pendek berwarna abu-abu, tak lupa ia menyisir rambutnya agar terlihat rapi. Belum lagi beberapa kali ia menyemprotkan parfum kesayangannya."Nah kan kalau gini keren, gak akan malu Nara jalan sama gue." ucapnya sambil berkaca di depan cermin, Regan memang terlihat begitu tampan. Wajahnya yang putih dan badannya yang tinggi membuat ia pantas memakai pakaian apapun.Ia melirik ke arah jam tangan yang melingkar di lengannya."Baru jam 08.00." Tak lama pintu kamarnya pun diketuk, suara Tiara pun terdengar dari balik pintu. Gadis itu mengajak Regan untuk segera sarapan pagi bersama."Tok.. tok.. tok..""Kak?
Regan tersenyum sambil menatap layar ponselnya, sejak pulang dari kantornya Regan langsung masuk ke dalam kamarnya dan berdiam diri di sana.Rupanya ia sedang berkomunikasi dengan Nara lewat pesan singkat. Hal itu rupanya membuat Regan tampak senang.Tiara yang melihat perubahan kakaknya itu pun langsung menghampiri Regan, pasalnya sudah beberapa hari ini Regan lebih senang menghabiskan waktu di dalam kamarnya."Kakak!""Apa? Masuk aja.""Kakak ngapain?" tanya Tiara yang berjalan mendekati Regan yang sedang duduk di sofa, pria itu menoleh ke arah Tiara sebentar dan kembali fokus ke layar ponselnya."Gak ngapa-ngapain dek.""Kakak aneh tau gak sih akhir-akhir ini." kata Tiara sambil duduk di sebelah kakaknya itu, mendengar ucapan Tiara Regan langsung merubah posisinya menghadap ke arah Tiara dan bertanya pada gadis itu."Maksud kamu? Aneh kenapa?""Iya aneh, kakak sekarang lebih banyak diam di kamar. Terus kalau aku perhatiin suka senyum-senyum sendiri, kakak kenapa?""Ahhh Tiara tau!!
Kedekatan Citra dan Kevin kini semakin terjalin erat, sifat Kevin yang begitu perhatian pada Citra pun membuat Citra sepertinya menaruh hati pada pria itu.Begitupun sebaliknya Kevin merasa nyaman bersama Citra, sesekali ia pun menyempatkan untuk datang menjenguk Citra.Seperti siang ini Kevin dan Citra sedang makan siang bersama di rumah Citra, keadaan Citra yang belum begitu pulih membuat Kevin sengaja membawakan makanan untuknya."Kamu benar gak ada pasien hari ini?" tanya Citra sambil memasukan potongan kentang ke dalam mulutnya, ia menatap serius ke arah Kevin. Pemuda yang sedang memakan burgernya itu pun melirik ke arah Citra."Enggak. Lagi pula ini jam makan siang.""Maafin aku ya..""Maaf untuk apa?""Selama ini aku selalu repotin kamu, aku selalu bergantung sama kamu. Padahal aku tau kamu itu sibuk, aku bahagia sekaligus bersyukur banget bisa kenal kamu Vin." ujar Citra tersenyum memandang ke arah Kevin, pria itu pun menatap lembut ke arah Citra. Tidak masalah baginya jika ha