Share

ACT 23. Dia lagi

Author: ini.Viny
last update Last Updated: 2023-07-10 19:04:02

Sejak orang ini bergabung, meja kami yang semula begitu meriah dan ribut menjadi hening dan penuh kecanggungan. Sementara orang yang menjadi sumbernya makan dengan tenang sambil mencomot daging yang sudah matang dari panggangan. Lima orang lain yang berada di meja yang sama dengan Patricia tidak berani membuka mulutnya untuk berbicara sepatah kata pun. Jangankan untuk berbicara, mereka bahkan mengunyah dengan pelan sampai suara kunyahan mereka tidak terdengar sama sekali.

“Apa makanan ini sesuai dengan selera kalian? Sepertinya kalian tidak begitu menyukainya,” ujar sang calon pewaris perusahaan, Sean Fernandez yang akhirnya bicara setelah membuat situasi tidak nyaman ini cukup lama.

“Kami sangat menyukainya, semua dagingnya berkualitas tinggi, seafoodnya juga sangat segar, bagaimana mungkin kami tidak menyukai makanan ini. Ini yang terbaik yang pernah aku makan,” ucap salah seorang menjawab pertanyaan Sean. Sementara mereka berbicara, Patricia akan menikmati scallop panggang yang seb
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Kekasih Sewaan CEO Nakal   ACT 24. Secret rendezvouz

    William, tidak mungkin dia membawa jaket itu dan pergi lagi entah kemana. Lalu bodohnya Patricia menggantung jaket itu di tempat yang mudah terlihat dan menaruh dompet kartu itu di tempat yang sama. Semoga saja William tidak melihat kartu hitam itu, bisa sangat gawat jika dia tahu kemudian menggunakannya dengan sembarangan. Patricia harus menemui Sean itu untuk memblokir kartu-kartu yang dia punya. Patricia kemudian menelepon Will juga sama sekali tidak diangkat olehnya. Kenapa William begitu berubah banyak setelah dia pergi jauh dari rumah.“Hei, kalian tahu dimana Sean berada?” tanyaku pada rekan kerja yang lain.“Woah, kamu berani memanggil namanya langsung Patricia! hati-hatilah karena ada telinga dan mata dimana-mana. Kamu bisa dianggap tidak sopan,” ujar Ann.“Kenapa kamu tiba-tiba menanyakan keberadaan orang itu?” Allan bertanya dengan pandangan yang penuh selidik.“Ah, itu… aku ingat dia meminjam sesuatu padaku dan belum dikembalikan, jadi aku ingin mengambil kembali barangku

    Last Updated : 2023-07-11
  • Kekasih Sewaan CEO Nakal   ACT 25. Negosiasi

    “Maaf? Untuk apa aku menemuimu? Lagi pula, ini sudah terlalu malam. Aku juga ingin tidur karena besok masih ada kegiatan pagi,” balas Patricia.“Tidur? Aku tahu kamu mengintipku barusan. Apa kau ingin aku menyebarkan itu? termasuk pekerjaan sampinganmu sebagai wanita penghibur pada semua orang?” ancam Sean.“Aku bukan wanita seperti itu! jaga mulutmu jika kamu tidak tahu apa pun tentangku.” Patricia sangat marah karena lelaki ini terus saja mengancamnya dengan sesuatu seperti itu.“Terserah saja, aku memegang kartu matimu jadi kamu tidak bisa macam-macam denganku. Temui aku sekarang di bar hotel ini,” titahnya.“Bar? Kamu ingin aku pergi ke bar? Bagaimana jika ada yang melihatku?” protes Patricia. Apa lagi yang akan pria ini lakukan di bar di waktu hampir tengah malam.“Tenang saja, aku sudah reservasi tempat itu sehingga tidak akan ada orang lain yang datang. Aku tunggu sepuluh menit, jika tidak, lihat saja yang bisa aku lakukan padamu besok.” Sean menutup teleponnya.“Tunggu!”Patri

    Last Updated : 2023-07-12
  • Kekasih Sewaan CEO Nakal   ACT 26. Negosiasi (2)

    Patricia membaca satu persatu bukti transaksi yang ada dalam ponsel Sean. Jumlah angka nol yang tertera cukup membuatnya pusing. Kulihat ada sepuluh tagihan dengan nominal yang berbeda-beda. William, sebenarnya apa yang kamu lakukan dengan uang sebanyak itu. Memikirkannya saja sudah membuat kepala Patricia sakit.“Tutup mulutmu, kenapa kamu membuka mulut selebar itu? bagaimana jika ada serangga yang masuk,” ujar Sean yang mengambil kembali ponselnya.“Kamu harus segera memblokir semua kartumu sebelum orang yang mengambilnya menggunakan kartumu lagi sesuka hatinya.” Napas Patricia sedikit tersengal karena mengingat jumlah uang yang digunakan mencapai ratusan juta. Dia harus bisa bicara dengan William bagaimana pun caranya, akan menghajarnya sedikit karena dia sudah berani mencuri uang orang lain sebanyak itu.“Tenang saja, aku sudah menyuruh asistenku untuk mengurus semuanya. Dia sepertinya sudah memblokir semua kartu kreditku karena hari ini aku sama sekali belum mendapatkan informasi

    Last Updated : 2023-07-14
  • Kekasih Sewaan CEO Nakal   ACT 27. Kencan

    Patricia sama sekali tidak bisa menikmati waktu jalan-jalannya di kota ini meski suasananya sangat menyenangkan. Kepalanya terus berpikir bagaimana caranya mendapatkan sejumlah uang yang sangat besar untuk dikembalikan pada orang itu dalam waktu yang terbatas. Dia juga sudah tidak bisa menambah pekerjaan paruh waktuku lagi karena akan sulit membagi waktu. Malam hari setelah pulang kerja, itu adalah waktunya aku bekerja di restoran cepat saji itu, weekend malam harinya aku bekerja di sebuah klub malam. Sebenarnya masih tersisa banyak waktu dari pagi sampai waktu dia pergi ke klub, tapi dia sudah berjanji waktu kosong akan dipakai untuk menemani ibunya. Haruskah aku mengorbankan ibuku?“Haah…” tanpa Patricia mengeluh pelan dan didengar oleh Allan.“Hm? Ada apa, sepertinya kamu memikirkan sesuatu lagi. Apa ini tentang adikmu atau teman barumu itu?” dia selalu menempel padaku sejak keluar dari hotel untuk berjalan-jalan keluar.“Dua-duanya. Dua-duanya mengganggu pikiranku,” ceplos Patrici

    Last Updated : 2023-07-15
  • Kekasih Sewaan CEO Nakal   ACT 28. Surprise

    “Sejak kemarin ada beberapa orang yang tinggi besar bolak-balik di depan rumah. Orang itu melihat ke rumah kita. Aku takut itu adalah sekelompok penjahat yang akan merampok rumah,” jawab Karin.“Tenang Karin, jangan takut. Apa kamu sudah menelpon polisi? Teleponlah polisi jika orang-orang itu datang lagi. Julia masih menginap kan? Aku akan meminta dia untuk menjemputmu saat pulang sekolah. Tutup pintu dan jendela rapat-rapat jika kamu sendirian di rumah, oke?” Patricia menenangkan Karin yang masih cemas karena orang-orang asing yang mengawasi rumah mereka.“Besok aku pulang, jangan terlalu khawatir.” Patricia mematikan teleponnya. Dia menarik napas lalu mengeluarkannya sekaligus.“Ada masalah lagi di rumah, untungnya besok kita sudah pulang. Kenapa semua masalah hidup selalu terjadi padaku, Allan,” keluh Patricia pada Allan.“Semua orang punya masalah Tricia, mereka punya masalah sesuai dengan porsinya sendiri. Jadi bagaimana, mau pulang ke hotel atau jalan-jalan sebentar?” tanya Alla

    Last Updated : 2023-07-16
  • Kekasih Sewaan CEO Nakal   ACT 29. Debt collector datang

    Julia membawa Karin ke dalam kamar dan menenangkannya yang masih terus menangis sesegukan dan juga ketakutan. Dia masih belum menyadari bahwa Patricia sudah pulang. Sambil menunggu Karin lebih tenang, Patricia membereskan rumah yang sangat berantakan, bahkan tidak ada satu tempat pun untuk melangkah. Lebih baik membereskan barang pecah belah dulu yang ada di depannya, bahaya jika ada yang lewat lalu menginjak pecahan beling. Patricia memunguti dulu pelan-pelan pecahan kaca yang cukup besar dan memasukannya kedalam keranjang buah yang kosong untuk sementara.“Apa kamu punya kantung plastik? Aku harus membuang pecahan-pecahan ini sebelum terinjak oleh orang lain dan membuat mereka terluka.” Suara Allan membuat Patricia tersadar bahwa dia masih ada disini dan belum pulang.“Allan, maaf. Kamu bisa pulang saja dan beristirahat, kamu tidak perlu ikut membantuku membereskan tempat ini.” Patricia memegang kedua kepalanya dengan raut yang frustasi dan malu. Allan melihat kondisi rumah yang san

    Last Updated : 2023-07-17
  • Kekasih Sewaan CEO Nakal   ACT 30. Sebuah upaya

    Tidak habis pikir bagaimana ada orang yang menggunakan namaku untuk meminjam uang dengan jumlah sebesar itu. Lalu bagaimana caranya aku mendapatkan uang sebesar itu dalam waktu kuang dari dua puluh hari? Haruskah aku merampok bank? Mencuri? Memikirkannya saja sudah membuat kepalaku pusing dan ingin meledak. Jangankan satu milyar, untuk sehari-hari saja aku sudah sangat berhemat agar bisa hidup satu bulan sampai ke bulan berikutnya aku menerima gaji. Aku bahkan sudah tidak bisa menabung lagi karena kondisi keuanganku sudah sangat pas-pasan untuk memenuhi kebutuhan tiga orang, pikir Patricia. Tanpa sadar dia mulai menangis diam-diam.“Kamu tidak tidur Tricia?” suara lembut Allan yang ada di belakang Patricia membuatnya terkejut, dengan buru-buru Patricia menghapus air matanya.“Aku tidak bisa tidur karena sedang memikirkan sesuatu. Kamu sendiri kenapa belum tidur Allan? apa kamarnya tidak nyaman?” Patricia sama sekali tidak mau menatap Allan, biarkan saja dia melihat punggungnya. Patric

    Last Updated : 2023-07-18
  • Kekasih Sewaan CEO Nakal   ACT 31. Teman

    “Jangan-jangan mereka datang lagi,” imbuh Karin dengan ketakutan. Patricia juga takut karena hanya ada mereka berdua yang perempuan di tempat ini.“Masuk ke kamar dan kunci, Karin. Biar aku yang menghadapi mereka, jika ada keributan segera telepon polisi,” balas Patricia. Dia memberanikan dirinya untuk menghadapi orang-orang itu sendirian.“Tidak! Bagaimana jika mereka melukaimu? Lebih baik kita jangan membukakan pintu untuk mereka. Kita telepon polisi saja sebelum mereka masuk!” Karin menahan kakaknya yang ingin berjalan membukakan pintu pada orang-orang jahat.“Tidak apa-apa Karin, percaya padaku. Sekarang kamu masuk ke kamar dan kunci pintunya, Oke? Ingat apa yang aku ucapkan tadi.” Patricia masih berusaha meyakinkan Karin yang terlihat ragu pada keputusannya. Sementara itu suara gedoran dan bel pintu terus terdengar.“Tidak ada waktu lagi. Cepat masuk kamar!” Patricia akhirnya mendorong Karin ke kamarnya. Langkah Patricia begitu berani membuka pintu masuk rumahnya.“Kamu? Untuk ap

    Last Updated : 2023-07-19

Latest chapter

  • Kekasih Sewaan CEO Nakal   ACT 74. Tempat yang tidak bisa kau tolak

    “Apa-apaan kau! Aku masih bicara dengan ibuku dan kau malah menyeretku masuk kedalam mobil!” protes Patricia. Sean mengunci mobilnya sehingga dia tidak bisa kabur.“Kau sudah pergi meninggalkan pekerjaanmu selama dua jam dan membiarkanmu mengerjakan semuanya sendiri. Bisa-bisanya asisten pribadiku meninggalkan pekerjaannya tanpa persetujuanku. Meeting tadi hampir kacau karena kau tidak menyiapkan apa yang aku butuhkan!” Sean benar-benar marah dengan sikap seenaknya Patricia.“Aku tahu aku melakukan kesalahan, aku juga akan bertanggung jawab dengan menambah jam kerjaku selama beberapa hari. Tolong buka kuncinya, ibuku sedang menunggu di rumah, dia pasti merasa cemas karena aku tidak kembali,” pinta Patricia.“Baiklah.”“Sean! Sean!”Sean keluar dari mobilnya dan tetap mengunci Patricia dari dalam. Dia tidak mau Patricia punya kesempatan kabur dan bersembunyi dibalik ibunya. Maka, dia sendiri yang akan menghadapi ibu dari Patricia. Sean menekan bell pintu dan menunggu beberapa saat samp

  • Kekasih Sewaan CEO Nakal   ACT 73. Pergi tanpa bilang

    Patricia semakin panik karena ternyata ibunya tidak ada di rumah. Semua sudut rumah sudah dijelajahi, namun tidak ada satu pun jejak ibunya berada bahkan dia tidak membawa ponselnya sama sekali. Ponsel milik Karina yang ditinggalkan untuk ibunya.“Kemana dia pergi? Sejak kapan dia pergi dari rumah?” bisik Patricia pada dirinya sendiri. Dia berjalan bolak balik dengan linglung, tidak tahu harus mencari ibunya kemana dan kemana dia harus mencari lebih dulu.“Haruskah aku menelpon polisi dan melaporkan orang hilang?”Ditengah rasa kebingungannya memutuskan sesuatu, Sean menelponnya.“Kau sudah pergi terlalu lama, cepat kembali dan bantu pekerjaanku. Sudah pergi tanpa izinku, pergi terlalu lama, siapa boss Perusahaan tempatmu bekerja, hah!” omel Sean di telepon.“Maaf Sean, aku pergi keluar terlalu lama. Tapi ini benar-benar serius, ibuku menghilang. Dia pergi dari rumah,” jawab Patricia dengan nada yang cemas.“Sudahlah Patricia, kau terlalu cemas berlebihan. Ibumu itu wanita dewasa, dia

  • Kekasih Sewaan CEO Nakal   ACT 72. Tidak boleh diketahui

    Karina yang sedang duduk di sofa sambil memakan cemilannya terlihat bingung melihat kakaknya terlihat cemas. Dia sudah tahu sejak tadi menjemput ibu mereka, Patricia bersikap seperti itu. Dia pikir kakaknya seperti itu karena gugup, tapi sepertinya ada hal lain yang mengganggu pikiran kakaknya.“Ya? Bicara saja, aku akan mendengarkanmu,” sahut Karin. Patricia melirik ke arah kamar tempat ibu mereka berada.“Jangan pernah membicarakan atau mengungkit apa pun pada Mama tentang rumah dan apa pun tentang rumah itu,” ujar Patricia sambil berbisik sangat pelan.“Memangnya kenapa Mama tidak boleh tahu?” tanyanya dengan wajah polos.“Kau lupa apa saja yang sudah terjadi di rumah itu? Perampokan, preman, apa kau ingin Mama tahu dan kembali depresi memikirkan semua itu?”Mendengar hal itu membuat Karina membuka kedua mulutnya kemudian mengangguk.“Benar, aku tidak mau membuat Mama kepikiran hal itu lalu depresinya kembali,” ucap Karin menyetujui ide Patricia.“Berbohonglah apa saja jika dia mul

  • Kekasih Sewaan CEO Nakal   ACT 71. Kepulangan

    Patricia meremas kedua tangannya dengan gelisah, perasaan dan pikirannya bercampur aduk karena suatu kejadian yang membuat pikirannya tidak bisa melupakan hal itu dan menghapusnya dari pikirannya. Kejadian itu terus berputar-putar tanpa henti di otaknya dengan cepat.“Apa kamu gugup bertemu dengan Mama?” tanya Karina yang sejak tadi memerhatikan kakaknya yang terlihat tidak tenang di dalam mobil. Karina mengerutkan keningnya karena tidak biasanya kakaknya bersikap seperti itu dengan sangat jelas.“Hah? Ya, tentu saja aku merasa gugup. Ini pertama kalinya kita menjemput Mama pulang, dia akan kembali tinggal bersama dengan kita setelah beberapa tahun. Tentu saja aku merasa gugup,” jawab Patricia.“Aku sangat senang karena akhirnya Mama kembali bersama kita. Aku akan memberitahu Will dan dokter Malvine tentang hal ini. Tapi belakang ini Will sangat sulit dihubungi, ponselnya pun tidak aktif, apa terjadi sesuatu padanya?” tanya Karin padaku dengan wajah penasaran.Patricia menggelengkan k

  • Kekasih Sewaan CEO Nakal   ACT 90.

    “Apa yang ingin kamu bicarakan sampai membawaku ke taman rooftop?” tanya Patricia. Dia sama sekali tidak menyangka ada taman rooftop seindah ini.“Berapa dia membayarmu?” wanita itu menatap marah pada Patricia.“Apa maksudmu? Ah, jika maksudmu gajiku sebagai asisten pribadinya itu hampir tiga digit,” jawab Patricia.“Katakan padaku berapa dia membayarmu untuk menjadi teman kencannya? Aku akan membayarmu dua kali lipat jika kau mau menjauhinya,” perintahnya.“Kenapa kamu ingin aku menjauhinya? Harusnya kamu yang menjauh darinya karena dia milikku.”Kata “milikku” yang diucapkan Patricia membuat perempuan Bernama Oliv itu tersulut emosi.“Jaga kata-katamu jalang! Dia tidak akan pernah menjadi milikmu!”“Kamu yang jalang! Sudah tahu dia memilihku masih saja terus menyangkal! Seharusnya kamu sadar diri!”Tangan kanan Oliv terangkat dan menampar keras pipi Patricia sampai menimbulkan bunyi yang sangat nyaring. Tak hanya diam, Patricia juga turut membalas apa yang wanita itu lakukan padanya

  • Kekasih Sewaan CEO Nakal   ACT 69. Yang pantas itu Aku

    Sudah selama dua minggu ini Patricia menjadi kekasih sewaan dari seorang Sean Fernandes. Banyak perubahan yang terjadi di hidupnya, termasuk gaya pakaian dia yang biasanya sederhana dan murah berubah menjadi fashionable dan bermerek mahal. Tak hanya itu, dia juga mendapat perawatan ke salon setiap akhir pekan. Dia benar-benar berubah dari ujung kaki sampai ke ujung kepala.“Tidak, hari ini aku tidak bisa menginap di tempatku. Aku dan Karina ingin menjemput Mama pulang dari rumah sakit jiwa,” tolak Patricia pada permintaan Sean yang memintanya untuk menginap kembali di rumahnya.“Ya. Dokter Fhadh menyarankan untuk perawatan di rumah agar kondisi ibuku lebih stabil lagi. Katanya, jauh dari keluarga bisa membuat kondisinya naik turun. Dokter Alvin juga dulu menyarankan hal ini tapi aku tidak mendengarkannya dan memilih sibuk bekerja. Jadi, aku tidak mau mengulang kesalahan yang sama kali ini,” beber Patricia Panjang lebar.“Kalau begitu nanti aku akan kirim makanan untuk kalian berdua,”

  • Kekasih Sewaan CEO Nakal   ACT 68. Kita lakukan sekarang saja

    Patricia keluar kamar mandi dengan memakai jubah mandi dan handuk yang melilit kepalanya. Dia melihat Sean masih berada di situ dengan sebuah laptop di pangkuannya. Merasa heran karena sudah semalam ini orang itu masih saja bekerja dan dia juga tidak pernah melihatnya beristirahat sedikit pun, sekadar ketiduran di tempat kerjanya pun tidak pernah.“Apa yang ingin kamu bicarakan denganku tadi? Kamu bilang ada yang ingin dibicarakan setelah aku mandi, sekarang aku sudah selesai. Jadi apa itu?” Patricia datang menghampiri Sean lalu terhenti. “Jangan menatapku seperti itu! Atau aku akan melempar kepalamu dengan vas bunga ini!”Patricia mengambil vas bunga kecil yang terletak di meja terdekatnya dan bersiap melemparnya ke kepala Sean.“Apa gunanya mata jika tidak untuk melihat, Patcy. Ternyata seperti itu dirimu setelah mandi, menarik,” godanya pada Patricia. Patricia yang takut segera merapatkan jubah mandinya.“Kapan pelayanmu itu membawakan baju untukku?” tanya Patricia.“Mungkin sebent

  • Kekasih Sewaan CEO Nakal   ACT 67. Tidak ada cara lain, itu jawabanku

    Patricia terdiam beberapa saat, dia sadar apa pun jawabannya bisa jadi merugikan dirinya. Terlebih lelaki ini bisa saja memanfaatkan dan memanipulasi situasi yang terjadi.“Apa pun, aku akan melakukan apa pun asalkan kedua adikku aman dan selamat dari ancaman Evelyn. Orang seperti dia pasti tidak main-main dengan ucapannya bukan? Aku juga tidak boleh setengah-setengah untuk melindungi keluargaku. Akan kulakukan apa pun untuk melindungi mereka,” ucap Patricia sambil menatap pada Sean.“Kau yakin dengan jawaban yang keluar dari mulutmu itu? Apa pun, berarti aku berhak meminta sesuatu darimu tanpa penolakan sama sekali bukan?”Patricia kembali terdiam, dia seperti sadar sudah mengucapkan hal yang salah dan ingin menarik ucapannya kembali.“Kau ragu dengan jawabanmu bukan? Ingin menariknya kembali? Tapi apa yang sudah terucap tidak bisa kau tarik kembali. Jadi aku bertanya sekali lagi padamu, apa kau yakin dengan jawabanmu itu?”“Aku tidak punya pilihan lain. Aku tidak punya uang, tidak p

  • Kekasih Sewaan CEO Nakal   ACT 66. Apa yang kudapat darimu?

    “Apa aku tidak salah dengar?” Sean memutar tubuhnya sehingga menghadap Patricia sepenuhnya, namun Patricia menolak menatap Sean dan memilih melihat lurus ke jalan.“Kau tidak salah dengar, aku menyetujui menjadi wanitamu,” balas Patricia.“Tunggu dulu Patcy, kenapa kau tiba-tiba seperti ini?”“Ini tidak tiba-tiba, aku sudah memikirkannya matang-matang.”“Kapan? Kapan kau memikirkan hal itu?” cecar Sean. “Hei, lihat aku.”Patricia menatap Sean dengan wajah datarnya. Wajahnya terlihat lelah, matanya juga sedikit sembab karena sempat menangis.“Apakah itu penting? Bukankah yang paling penting itu sudah menyetujuinya sekarang?” Patricia menjawab Sean dengan sebuah pertanyaan lagi.“Tidak, ini seperti bukan dirimu,” timpal Sean sambil menggelengkan kepala.“Memangnya kau tahu apa tentang diriku? Jangan bertingkah seolah kau tahu semua tentangku,” balas Patricia sambil memutar bola matanya.“Jujur saja aku merasa senang tapi sekaligus kecewa. Aku memang ingin mendapatkanmu, tapi bukan denga

DMCA.com Protection Status