Beranda / Romansa / Kekasih Rahasia Sang CEO / Bab 121 Bayangan Annna

Share

Bab 121 Bayangan Annna

Penulis: Zia Ivy
last update Terakhir Diperbarui: 2024-07-04 22:32:50

Tepat jam sembilan malam, Daren dan Renata akhirnya sampai di sebuah restoran yang berada di pusat kota. Renata terlihat begitu antusias dan senang saat berjalan berdua dengan pria idamannya.

"Mas, aku sangat senang akhirnya kita memiliki waktu berdua." ungkap Renata tersenyum seraya menggerayangi dada bidang Daren.

Daren yang merasa tidak nyaman, lelaki tampan itu pun berusaha untuk menghindar dan mengalihkan topik pembicaraan di antara mereka berdua.

"Renata duduklah, sebentar lagi akan ada pelayan yang membawakan makanan ke sini jika ada yang kamu sukai minuman atau makanan nya pesan saja," Daren menawarkan.

Renata duduk saling berhadapan, dia merasa sedikit kecewa karena melihat Daren yang malah fokus pada makanan. Padahal dia berharap lelaki yang ada di depannya itu peka dan mengatakan rasa cintanya.

"Ck, mas Daren benar-benar keterlaluan dia membawakan apa benar hanya sekedar makan? ku kira ada yang istimewa sungguh menyebalkan," gerutu Renata sembari mengerucutka
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Kekasih Rahasia Sang CEO    Bab 122 Telepon Misterius

    Ketika Renata tengah menikmati kebersamaannya dengan Daren, tiba-tiba saja dia mendapatkan sebuah pesan chat dan beberapa panggilan telpon sampai makan bersama mereka terganggu oleh suara nada dering ponselnya. Drrrtttt... Seketika makan Daren terhenti, kedua alis tebalnya mengerut saat melihat ponsel Renata yang terus berdering, yang telah menggangu dirinya. "Renata, siapa sebenarnya yang menelpon, coba kamu angkat sebentar. Hanya membuat aku pusing saja," bentak Daren menatap tidak senang. Renata segera meraih benda pipih canggih itu, lalu ia sangat terkejut saat melihat ternyata yang menghubungi dirinya adalah tuan Andrew. "Sial, kenapa pria tua Bangka itu tidak menyerah untuk menghubungi lagi, padahal sudah lama aku menghindarinya," gerutu Renata dalam hati. "Kenapa malah bengong, memangnya siapa yang menelponmu?" Daren kembali bertanya dengan nada ketus. Renata pun beralasan jika itu bukanlah telpon penting yang harus dia jawab, namun jawaban Renata seolah membuat

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-05
  • Kekasih Rahasia Sang CEO    Bab 123 Rindu Tersembunyi

    "Syukurlah kalau kamu tidak ada apa-apa, aku sangat menghawatirkan mu Anna." Dirga mengungkapkan perasaan dalam hatinya. Anna yang merasa sangat canggung ia berusaha mengalihkan topik pembicaraan di antara mereka berdua. "Tuan Dirga, aku masih harus membereskan beberapa pakaianku ke dalam lemari," kata Anna yang terlihat gugup. Dirga yang merasa tidak nyaman dengan panggilan Anna terhadapnya, membuat ia meminta agar memanggil dirinya nama saja. Tentu saja Anna sangat terkejut dan terkadang bingung apa yang salah dengan panggilan itu. "Aku ingin kamu memanggilku nama saja Anna, agar kita lebih akrab lagi. Sekarang kamu sudah tidak bekerja lagi di tempat ka Daren jadi tidak usah terlalu formal," Peringat Dirga sembari memancarkan senyum smrik-nya. "Tapi aku merasa tidak enak tuan Dirga, karena..." Ketika Anna dan Dirga sedang berbicara serius, Bu Ratih yang baru saja selesai memasak makanan. Membuat ia sengaja memanggil Anana dan Dirga. "Anna, nak Dirga. Ibu baru saja se

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-07
  • Kekasih Rahasia Sang CEO    Bab 124 Kecewa

    Setelah Anna mengantar Dirga ke depan pintu, ia masih menatap bingung saat mengingat Dirga yang mengungkapkan perasaan padanya. "Maafkan aku tuan Dirga," Anna menghela nafas panjang, lalu ia kembali ke dalam rumah. Namun baru saja ia melangkah suara pria terdengar nyaring memanggilnya. "Anna tunggu!" Kedua bola mata Anna terbeliak, saat mendengar suara bariton yang terdengar tidak asing baginya. Sampai membuat ia menelan saliva beberapa kali. "Suara ini? tidak aku pasti sudah salah dengar. " Anna berusaha meyakinkan diri dalam hati. Namun semakin Anna mencoba untuk menepis pemikirannya, malah suara Daren terdengar jelas di kedua daun telinganya. "Ck, bagus sekali. Sudah membuat kesepakatan denganku. Kau sesuka hati pergi dan lari pada pria lain, sungguh wanita macam apa kau Anna," sindir Daren dengan nada yang meninggi. Perlahan Anna mulai memutar badan dan menatap kaget Daren, yang berada tepat di belakangnya. "Tu-tuan Daren," Pekik Anna yang mencoba untuk melarikan

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-09
  • Kekasih Rahasia Sang CEO    Bab 125 Pilih Salah Satu

    Daren tercengang, saat mendengar perkataan Bu Ratih yang seolah sengaja menantang dirinya untuk memilih salah satu dari kedua pilihan yang di tujukan padanya. "Maksud ibu apa?" Daren tidak mengerti. Bu Ratih yang saat ini masih berdiri di depan keduanya, membuat wanita paruh baya itu berusaha untuk memberikan suatu arahan berharap agar Daren tidak egois dan semena-mena terhadap putrinya. "Tuan Daren, sebelumnya ibu ingin berterima kasih karena anda sudah membantu Anna. Tapi apakah putri ibu harus selalu menjadi wanita simpanan anda tuan? jika tuan benar-benar menginginkan Anna jadikanlah dia wanita yang berstatus terhormat, jangan membuat namanya buruk dan apakah tuan Daren tahu jika istri tuan mendatangi ibu bahkan dia mengintimidasi kami, agar menjauh dari anda," Celetuk Bu Ratih yang sengaja memberitahukan. Daren bahkan tidak percaya dengan apa yang baru saja dia dengar, ketika Mengetahui Renata mengancam ibu Ratih dan Anna dia terlihat sangat marah dan kesal. "Jadi R

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-10
  • Kekasih Rahasia Sang CEO    Bab 126 Mengambil Hati

    Setibanya Daren di rumah, Renata menyambut hangat kedatangan sang suami. Bahkan ia terlihat berdandan cantik dan Sexy dengan pakaian sedikit terbuka. "Mas akhirnya kamu pulang juga, kamu tahu aku tadi sudah di rumah ibuku. Karena kamu telpon jadi aku buru-buru, sini biar aku yang lepaskan dasinya," Renata menghampiri dan membantu Daren untuk melepaskan dasi dan juga jas. Namun Daren yang sudah memendam amarah, membuat dia seolah enggan untuk di sentuh oleh Renata. Apa lagi setelah mengingat sikap Renata yang begitu berani menindas dan mengintimidasi Bu Ratih dan Anna. "Cukup Renata! jangan pernah menyentuhku, aku sangat muak dengan sikap pura-pura mu itu," bentak Daren. Renata tertegun sungguh dia benar-benar tidak mengerti karena bagaimana bisa Daren tiba-tiba saja bersikap kasar padanya. "Mas! sebenarnya kamu ini kenapa? tadi di telpon bilang harus cepat pulang. Dan sekarang aku pulang kamu malah maki dan bentak aku. Sebenarnya ada apa?" Renata tak habis pikir dengan ken

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-12
  • Kekasih Rahasia Sang CEO    Bab 127 Siasat Dirga

    Dirga terdiam, saat mendengar Bu Ratih yang mengatakan jika Daren dan Anna tadi bertemu sebentar. Namun Dirga yang memiliki sikap manipulatifnya membuat ia mengambil kesempatan untuk mengambil hati ibu Ratih. "Ibu tidak usah khawatir, aku akan melindungi Anna dari orang-orang yang mencoba untuk melukainya," Tegas Dirga. yang b Anna yang baru saja berjalan menuruni tangga, ia menghampiri Dirga dan ibunya dengan wajah cantik yang terlihat sangat pucat. Melihat wanita yang sangat dia cintai baru tiba, membuat Dirga begitu antusias dan senang sampai dia segera menyapa dan tak lupa memberikan makanan kesukaan Anna setelah mencampurkannya dengan pil penggugur kandungan. "Anna! lihatlah aku membawakan kue cake strawberry kesukaanmu," Dirga menyodorkan sebuah kotak pink yang berukuran sedang pada Anna. Berharap Anna tidak curiga dan mau memakan kue itu. "Apa ini? kue cake. Tuan Dirga kenapa harus repot membawakan aku makanan padahal aku merasa tidak enak karena terus merepotkan

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-13
  • Kekasih Rahasia Sang CEO    Bab 128 Sebuah Rahasia

    Dirga menatap dalam saat Anna memakan cake yang dia bawakan, sebenarnya dia tak tega untuk melakukan hal keji itu tapi demi rasa cintanya yang dalam membuat nekad dalam hatinya semakin besar. "Maafkan aku Anna, aku memang menyukaimu, tapi aku juga ingin kau melahirkan anak itu, apa lagi itu benih dari orang yang sangat aku benci," geram Dirga dalam hati. Anna terlihat sangat lahap saat memakan kue cake strawberry kesukaannya. Bu Ratih hanya tersenyum seraya menahan rasa sedihnya. Seharusnya kehamilan Anna adalah sebuah kebahagiaan untuknya. Namun mengingat ayah dari calon bayi putri kesayangannya itu adalah seorang pria yang sudah memiliki seorang istri membuat dia tak bisa berbuat banyak. "Anna kenapa kamu harus mengalami ketidakadilan seperti ini padahal kamu adalah seorang putri yang baik dan penurut meskipun bukan putri kandung ibu," lirih Bu Ratih dalam hati yang merasa bersalah karena sudah menyimpan sebuah rahasia besar tenang identitas putri yang sudah dia anggap seper

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-14
  • Kekasih Rahasia Sang CEO    Bab 129 Sebagai Kelemahan Daren

    Setelah Dirga sampai ke rumahnya, dia terkejut saat melihat Daren yang sudah ada menunggu dirinya di depan rumah bersama beberapa pengawal. "Daren!" Dirga terkejut, kedua bola matanya melotot saat melihat kakak sepupu yang sekaligus adalah bosnya sendiri. Daren menatap tajam pada Dirga, kedua sorot matanya memicing tepat ke arah Sepupunya itu dengan perasaan Amarah yang bergejolak dalam hati. "Bagaimana Dirga, apa kau senang terus bersama dengan wanita yang seharusnya tidak pernah kau dekati?" Daren mengeram. Dirga menyeringai, saat melihat raut wajah Daren yang muram seolah berusaha untuk menahan diri seperti ingin menghajarnya. Tentu saja hal itu di manfaatkan olehnya untuk memancing dan memprovokasi Daren. "Hm, Kaka sepupu bicara apa? aku sungguh tidak mengerti. Akhir-akhir ini aku memang suka mendekati Anna, oh iya mantan sekertaris mu yang cantik itu, aku pria single jadi tidak masalah mau mengejar dia juga, asalkan jangan ka Daren," bisik Dirga menyeringai penuh a

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-16

Bab terbaru

  • Kekasih Rahasia Sang CEO    Bab 156 Aku Mau Jadi Istrimu

    Daren terlihat sangat gelisah, saat dia masih dalam perjalanan mengejar Anna. bahkan beberapa kali lelaki itu terlihat terus menekan asistennya untuk mempercepat laju kecepatan mobilnya. "Cepat jalannya, apakah kamu tidak bisa menyetir!" bentak Daren dengan nada meninggi dan terlihat sangat gelisah. "Baik tuan, ini sudah sangat cepat," sahut sang asisten. Yang masih fokus melakukan tugasnya. Daren benar-benar terlihat cemas dan panik, berharap Anna tidak pergi sebelum dia datang. Tak hanya bisa menunggu sampai ke tempat tujuan, Daren meraih ponsel miliknya lalu berusaha untuk menghubungi wanita yang sangat dia cintai. Drrrt..drtt Panggilan telepon terus berbunyi, namun nihil tidak ada jawaban dari Anna, walaupun hanya sekedar pesan balasan. Membuat Daren semakin tak sabar dan lebih naik pitam. "Aakkkh, sial kenapa dia tidak mengangkat teleponku jangan bilang Anna benat-benar sudah pergi," Daren meracau dalam hati, perasaannya sama sekali tidak tenang. Lalu menekan kembali

  • Kekasih Rahasia Sang CEO    Bab 155 Jalan Yang Terbaik

    Setelah Renata masih di ruangan UGD, semua orang terlihat sangat cemas dan panik. Setelah melihat insiden yang terjadi tadi. Tapi Nyonya Hanum yang masih belum mengerti dengan semua ucapan pelayan pribadinya. Membuat ia kembali memastikan apa maksud perkataanya tadi. "Bi Laksmi katakan padaku, maksud Bibi tadi apa mengatakan jika Renata adalah putrimu?" Nyonya Hanum menatap penuh selidik. Laksmi tertunduk malu, tapi setelah melihat putrinya yang saat ini sedang terpojok membuat ia tidak bisa lagi menyembunyikan kenyataan yang sebenarnya. "Nyonya benar, Renata adalah putriku yang sengaja aku bawa untuk nyonya rawat agar hidupnya bahagia, tapi yang aku liat malah sebaliknya," sesal Laksmi. "Astaga Bi, kenapa bibi sangat tega membiarkan Renata di panti asuhan saat itu? sekarang lihatlah Renata malah semakin susah untuk di atur karena obsesinya yang terlalu tinggi," Nyonya Hanum tak habis pikir. Mendengar perkataan mereka, tuan dan nyonya Wijaya segera menghampiri lalu menega

  • Kekasih Rahasia Sang CEO    Bab 154 Karena Dia Putriku

    Daren dan kedua orang tuanya melirik ke arah sumber suara yang berada tepat di samping mereka, ibu Hanum dan bibi Laksmi merasa tak tega ketika melihat Renata yang berlutut memohon di bawah sana. "Nyonya Hanum, kebetulan anda kemari kami ingin membicarakan tentang putrimu yang sudah membuat kami malu dengan skandalnya." Hardik tuan Wijaya memberitahukan dengan nada tinggi. Nyonya Hanum dan bi Laksmi segera menghampiri dan berusaha untuk membantu Renata untuk bangun. "Renata bangunlah kamu nak," bujuk nyonya Hanum. Renata menggelengkan kepala, rasanya dia tidak ingin beranjak sebelum kedua mertuanya memberikan ampun padanya. "Nggak Bu, aku tidak mau, biarkan aku memohon pada mas Daren dan kedua orang tuanya," ucap Renata dalam tangisnya. Daren tersenyum getir, saat melihat dan mendengar kata-kata maaf dari Renata yang begitu enteng, seolah perbuatannya itu adalah hal kecil yang mudah untuk di maafkan. "Tidak! aku tidak sudi memaafkan wanita murahan sepertimu Renata mulai ma

  • Kekasih Rahasia Sang CEO    Bab 153 Wanita Menjijikan

    "Aaakh tidak! kenapa semuanya jadi kacau seperti ini? dan kau tuan Andre! lihat ini semuanya gara-gara kamu," teriak Renata setengah frustasi sembari menjambak rambutnya. "Aku tidak tahu akan seperti ini Renata, jadi tenanglah. Kau bisa menjadi wanita ku untuk selamanya," bujuk Andrew menghampiri. Renata menepis kasar tangan pria itu, tak ingin kehilangan Daren. Ia segera memakai gaunnya kembali, lalu berusaha untuk mengejar dengan langkah yang tertatih-tatih. "Renata! tunggu!" panggil Andrew, yang masih di kerumuni oleh beberapa karyawan yang masih membidik kamera ke arahnya. Renata tidak menggubris panggilan Andrew. Baru saja keluar dari hotel, Kiki yang sudah lama menunggunya dari mobil segera menghampiri dan memanggil Renata. "Nyonya Renata! naiklah!" "Kiki, kau ternyata di sini?" Renata tak membuang waktu lagi, dengan cepat masuk ke dalam mobil dan meminta asistennya untuk mengejar Daren. Dengan patuh, Kiki melakukan sesuai perintah walaupun terpaksa harus mengebut.

  • Kekasih Rahasia Sang CEO    Bab 152 Terciduk

    Nyonya Wijaya benar-benar kecewa, sampai dia terduduk lemas di sofa dengan kepala yang sudah sangat sakit dan pusing. Karena bagaimana bisa menantu yang selalu dia idamkan malah ternyata hanya seorang wanita murahan yang sering bergonta-ganti seorang pria. "Renata! benar-benar kamu mengecewakan keluarga ini," Nyonya Wijaya sangat kesal, dengan berita yang mengegerkan hati ini membuat wajah keluarga Wijaya hilang di depan semua orang. "Tidak! Meskipun pernikahan Daren dan Renata sudah di sepakati oleh mas Wijaya, aku tetap tidak setuju dengan masalah ini," Nyonya Wijaya tak tahan lagi dengan berita yang tersebar. Ia segera menghubungi Daren dan juga suaminya tak lupa juga dengan Renata. Beberapa kali wanita paruh baya itu , terus menghubungi putra dan suaminya untuk membicarakan hal ini. Sementara Kiki asisten dari Renata sangat kaget ketika melihat skandal model yang ada dalam naungannya. "Astaga! gawat, bagaimana foto dan video nyonya Renata dan tuan Andrew bisa tersebar s

  • Kekasih Rahasia Sang CEO    Bab 151 Skandal Yang Tersebar

    Kedua tangan Anna terkepal, netra coklatnya berkaca-kaca saat mendengar perkataan nyonya Wijaya. Yang begitu memandang rendah dirinya. Setelah berpikir dengan waktu yang cukup lama, Anna menarik nafas lalu dengan tegas kembali menolak tawaran uang dari wanita kaya itu. "Nyonya tidak usah repot-repot memberikan saya uang, jika itu keinginan anda maka aku akan melakukannya," Lirih Anna menangis. "Baguslah, kamu memang seharusnya tahu diri perbedaan kamu dan Daren sangatlah jauh berbeda, ambil saja cek itu tidak usah terlalu munafik!" ledek wanita paruh baya itu sembari memutar kedua mata malasnya. Lalu pergi begitu saja dengan sikap angkuh dan sombong. Bu Ratih yang tak sengaja mendengar obrolan mereka, membuat dia sangat kesal dan marah saat putri yang sangat sayangi di perlakukan rendah oleh orang lain. Dengan amarah yang menguasai dirinya, Bu Ratih memungut cek yang di berikan oleh nyonya Wijaya yang tergeletak di bawah lantai. "Tunggu!" panggil Bu Ratih. Langkah

  • Kekasih Rahasia Sang CEO    Bab 150 Jauhi Putraku

    Setelah Daren pergi untuk menyelesaikan semua masalah yang ada, Bu Ratih kembali mengingatkan putri kesayangannya atas apa yang baru saja dia dengarkan tadi. "Anna, jawab ibu. Apa kamu benar-benar akan menerima kembali pinangan tuan Daren? sudah jelas-jelas dia pria yang sudah memiliki pasangan," peringat Bu Ratih, berharap jika putrinya tidak salah mengambil keputusan dalam hidupnya. Anna menghela nafas panjang, lalu ia memutar badan dan menatap ibunya. Lalu menjawab. "Ya ibu, Anna sudah berpikir, jika calon bayi yang ada di dalam kandungan ini dia begitu membutuhkan figur seorang ayah, dan Anna juga yakin apa yang di katakan oleh tuan Daren membuat aku yakin," jelas Anna. Sebagai seorang ibu, ibu Ratih tidak bisa mencegah dia hanya berharap jika putrinya benar-benar bisa merasakan kebahagiaan. "Ya sudah, ibu hanya bisa berharap kamu dan tuan Daren segera menikah!" imbuh Bu Ratih. "Iya Bu," Anna tersenyum. Ketika ibu dan anak itu tengah berbicara serius tiba-tiba saj

  • Kekasih Rahasia Sang CEO    Bab 149 Ancaman Andre

    "Tidak Anna! kamu sekarang tidak bisa lari dariku lagi, bagaimana pun juga calon bayi yang ada dalam kandunganmu adalah darah dagingku," tegas Daren meraih dan memegang kedua bahu mungil Anna. Kedua insan yang saling mencintai itu menatap satu sama lain dengan tatapan mendalam, terutama Anna rasanya air matanya sudah tak terbendung lagi. "Ku mohon, Anna. Jangan pernah lagi kamu pergi dariku, Renata dan aku hanya menikah dalam perjodohan, tidak ada rasa cinta dalam hatiku untuknya." jelas Daren sembari memeluk Anna dengan sangat erat. Bu Ratih yang hanya terpaku, entah kenapa dia melihat sebuah ketulusan di kedua manik mata Daren. Akan tetapi ada satu hal yang membuatnya sangat ragu dan di lema. "Tuan Daren sepertinya tulus pada Anna, tapi statusnya sebagai nyonya Renata hanya akan membawa masalah untuk Anna, bahkan semua orang mungkin akan mencemoohnya," batin Ratih. Setelah Anna dan Daren saling memeluk wanita paruh baya itu pun menghampiri dan mengingatkan keduanya. "Ann

  • Kekasih Rahasia Sang CEO    Bab 148 Karena Aku Hanya Ingin Kamu

    Anna tercengang, dia sampai menutup mulut dengan kedua tangannya saat baru mengetahui semua kenyataan yang ada bahkan dia benar-benar tak habis pikir. "Tidak! itu tidak mungkin, bagaimana bisa mas Dirga begitu tega untuk mencelakai ku!" Dirga yang tak terima dengan cara Daren yang sengaja membuat Anna untuk menjauh dan membencinya. Pria itu pun segera menjelaskan. "Ana! apa yang di katakan oleh ka Daren itu bohong, aku tidak ingin mempunyai niat buruk padamu, dan aku benar-benar menyukaimu," Jelas Dirga beralibi. Mendengar perkataan Dirga yang berusaha untuk membela diri, membuat darah Daren mendidih. Dan tak kuasa lagi menahan diri untuk melayangkan kepalan tangannya tepat di wajah sepupunya itu. BLUGH! "Kau munafik sekali Dirga! Sudah jelas-jelas dirimu ingin mencelakai Anna dan calon bayinya." Bentak Daren yang sudah tak bisa lagi menahan emosi. Sampai Dirga terkena pukulan dan terjatuh tersungkur ke bawah lantai, tak terima di perlakukan kasar. Dirga berusaha mem

DMCA.com Protection Status