Saat kedua suami istri itu meninggalkan Sri, Miriam langsung mendekati mereka, memperkenalkan diri sebagai sesama sandera saat di kapal pesiar."Tentu saja kami mengingat Anda, nyonya. Anda kan yang sempat di sandera oleh pembajak di dalam Safe Room itu?" "Iya. Itu aku. Namaku Miriam. Anakku yang menolong kita semua waktu di restoran itu, juga menolong aku saat di tangan pembajak. Sekarang anakku sedang dirawat di dalam sana," kata Miriam sambil menunjuk ke arah ruangan ICU."Ya, kami juga berterima kasih kepada anakmu. Anakmu telah membuat kami semua berhasil selamat dari usaha penyanderaan itu, lalu bagaimana keadaannya sekarang ini? oh iya, namaku, Laksmi. Aku berasal dari New Delhi, ini suamiku, Sanjay," kata ibunya Sri sambil menunjuk pria di sampingnya."Kami belum tahu. Anak kami masih sedang dirawat, tapi ada satu pertanyaanku untuk kalian.""Apa itu?""Apakah di keluarga kalian, ada sebuah peraturan kalau seseorang sempat melihat seorang wanita polos tanpa busana, maka laki-
Satu persatu para penjaga Vania yang berjaga sendirian di lingkungan rumah sakit itu, diambil dari belakang oleh orang-orang tidak dikenal, mereka langsung diambil dari belakang dan langsung ditusuk oleh senjata tajam berukuran pendek, setelah itu tubuh tidak bernyawa mereka, disembunyikan di tempat agak gelap di halaman rumah sakit.Saat ini, waktu di Hongkong sudah menunjukkan jam sembilan malam, para pengunjung rumah sakit tidak seramai saat siang atau sore hari, karena itu, tidak ada yang mengetahui akan apa yang terjadi. Karena para penjaga Vania ini, hanya berjaga seorang diri saat di ambil oleh beberapa orang misterius.Saat ini, saat mereka mengambil seorang anak buah Silvia, pengawal ini berhasil memberikan perlawanan, walaupun dia tetap saja ditikam oleh penyerangnya, tapi penjaga ini masih bisa melawan dan berteriak ke arah teman-temannya sebelum dia tidak mampu berteriak lagi.Posisi pengawal yang diserang itu, cuma sekitar dua belas meter dari Silvia, Silvia langsung men
Miriam sempat melarang Sri untuk mengikuti Davin menuju ke kamar VVIP, tempat Davin akan dirawat, namun Sri tetap ngotot untuk mengikuti Davin sampai di kamar tempat itu. Sri terus mengungkit-ungkit saat dia menolong Davin yang hampir saja terbunuh oleh seorang pembajak di kapal pesiar sebelumnya.Akhirnya Miriam terpaksa membiarkan Sri terus memegang tangan Davin dan mengikuti Davin yang sedang tidak sadarkan diri itu, sesampainya di kamar VVIP tempat Davin dirawat, Sri tetap duduk disamping Davin di samping tempat tidur Davin.Miriam hanya bisa menatap gemas kearah Sri yang masih juga tidak mau beranjak dari dekat Davin. Sri masih dengan percaya dirinya memanggil-manggil Davin dengan kata-kata suamiku, sementara orang tuanya Sri akhirnya hanya bisa terdiam karena tidak mampu untuk membujuk Sri meninggalkan Davin.Di luar kamar, Peter, Melvin dan A Hua berjaga-jaga di sana, mereka juga sempat melihat kondisi Wilson dan A Wei yang juga dirawat di rumah sakit ini. Kondisi Wilson sudah
"Sebenarnya ada apa? apa yang terjadi?" tanya Gerald Wong kepada Peter."Para penyerangnya masih misterius, baik yang di rumah maupun yang di rumah sakit, semuanya masih misterius, sampai saat ini mereka cuma bisa berjaga, belum ada satu pun dari para penyerang itu yang berhasil ditangkap sehingga belum ada keterangan yang bisa kita peroleh," jawab Peter."Oke, apa usulmu?""Begini tuan besar, keamanan di rumah, nampaknya tidak terlalu mengkhawatirkan, karena ada banyak orang disana, walaupun begitu, kekuatan mereka tidak bisa dikurangi lagi, karena sudah ada dua regu yang menuju ke rumah sakit untuk membantu disana, karena itu, menurutku para pengawal di rumah, harus tetap jumlahnya, tidak boleh dikurangi lagi.""Terus?""Tapi, keamanan di rumah sakit itu yang masih rentan. Aku minta supaya tuan besar mengirimkan para pengawal bayangan yang telah pensiun tapi sewaktu-waktu bisa dipanggil saat keamanan anggota keluarga Wong di Hongkong terancam, itu usulku, tuan besar.""Baik, aku set
Akhirnya Peter dan Gerald Wong sudah selesai menghubungi banyak pengawal bayangan. Dari semua yang mereka hubungi, semuanya memberikan respon yang baik, tapi sayangnya, yang sedang berada di Hongkong dan sekitarnya hanya enam puluh persen. Empat puluh persen sisa, lagi berada di Asia tenggara dan sedang liburan di Eropa karena memang ini musim liburan.Bahkan, dari enam puluh persen yang ada di Hongkong itu, hanya lima puluh persen saja yang siap untuk menuju ke rumah sakit karena yang sepuluh persen lagi,ada yang sedang sakit dan ada juga yang sedang menjaga anggota keluarganya yang sakit di rumah dan tidak bisa kemana-mana.Gerald Wong sudah cukup puas karena bisa mendapatkan lima puluh persen pengawal bayangan untuk mengawal Vania dan bayi kembarnya, para pengawal bayangan yang lima puluh persen itu, langsung disuruh untuk menuju ke rumah sakit tempat Vania dirawat.Setelah itu, barulah Gerald Wong merasa lega dan memutuskan untuk kembali ke dalam kamarnya. Baru saja Gerald Wong ma
Silvia berusaha untuk menenangkan Vania yang semakin lama nampak semakin ketakutan, karena suara tembakan semakin nyaring dan bahkan terdengar banyak sekali suara teriakan-teriakan di luar kamar seperti orang-orang yang terkena tembakan.Silvia terus berjaga dengan senjata api genggam di tangannya. Wajah Silvia mulai ketakutan sekarang ini, karena suara-suara jeritan yang dia dengar di luar sana, bukanlah suara-suara jeritan dari orang-orang yang tidak Sylvia kenal melainkan suara jeritan dari orang-orang yang Sylvia kenal, karena yang sedang menjerit-jerit kesakitan diluar itu, adalah anak buah Sylvia.Silvia mulai sadar kalau anak buahnya mulai terdesak, bahkan mungkin satu persatu mulai tumbang oleh keberingasan lawan-lawannya, karena itu Silvia memilih untuk bersama seorang perawat, mengatur supaya ranjang tempat Vania tidur digeser ke dinding, sementara si kembar diangkat dari box dan ditidurkan di atas ranjang bersama Vania.Sesudah itu, Sylvia dengan dibantu seorang perawat, me
Baru saja Silvia mengucapkan kata-kata itu, tiba-tiba terdengar suara teriakan dari seorang anggota pengawal yang baru datang, dia berteriak kalau dia telah terkena tembakan, semua orang yang sebelumnya bergerombol di depan kamar tempat Vania dirawat, kini langsung mencari perlindungan.Ada yang bersembunyi di antara tiang-tiang, ada yang bersembunyi dibalik meja, ada yang di balik tembok, sementara Sylvia sendiri langsung masuk lagi ke dalam kamar, tempat Vania dirawat, Felix sendiri memilih untuk berlindung di balik meja.Untuk sesaat, mereka belum tahu dari mana suara tembakan itu berasal, yang jelas korban baru itu, masih tergeletak di lantai sambil memegang punggungnya, dia masih mengerang kesakitan disana."Di sana! di belakang toilet!" kata Felix sambil menunjuk ke belakang toilet.Felix yang sebelumnya pernah berhadapan dengan orang-orang Evornia ini, sudah tahu tempat persembunyian mereka, karena itu dia langsung mencari tempat persembunyian mereka itu dan berhasil menemukan
"Kamu tahu kan soal gadis itu?" kata Peter sambil menunjuk ke arah Sri yang saat ini sedang duduk di sebelah Miriam Wong."Tentu saja. Dia akan yang menyelamatkan tuan muda?" jawab A Hua."Ya. Dan dia juga mati-matian ingin menikah dengan tuan muda, padahal tuan muda sudah memiliki istri dan pasti tuan muda tidak akan mau menikah dengannya.""Terus, bantuan apa yang akan aku berikan?""Tuan besar berharap, ada seseorang yang bisa menjauhkan wanita itu dari tuan muda, karena saat ini saja, gadis itu ngotot memaksa untuk ikut kita ke Hongkong untuk mengejar tuan muda kita, dia membuat nyonya besar tidak bisa ke mana-mana karena terus diikutinya.""Apa kamu memintaku untuk mengikatnya?""Bukan. Tuan besar tidak mau berlaku kasar kepadanya, aku sempat usulkan untuk melapor ke polisi, tapi, tuan muda tidak mau, karena itu, aku memintamu untuk menggodanya.""Apa? menggodanya?" kata A Hua hampir-hampir tidak mempercayai pendengarannya."Iya. Dia sebenarnya harus dikasihani, dia pernah kehila
Saat berada di pesawat menuju ke Hongkong, Davin selalu mendekap tubuh Vania, dia hanya melepaskan tubuh istrinya saat salah satu diantara keduanya pergi ke toilet. Saat makan pun Davin selalu memegang tangan istrinya bahkan menyuapi istrinya."Kenapa ketawa? tanya Davin saat melihat Vania tertawa."Kayaknya kata-kataku tadi sangat mengena di hatimu, sehingga kamu sangat memanjakan aku.""Kamu membuat aku takut, sayang.""Hahaha, padahal walaupun kita cek up kesehatan menyeluruh di tubuhku selama 5 hari berturut-turut pun, tidak akan mendapatkan penyakit apapun, paling cuma ada kolesterol mungkin sedikit darah rendah tapi tidak ada penyakit yang berat," yakin Vania."Lalu kenapa tadi kata-katamu seperti itu?""Karena aku sedih melihat Xiaoyu dan aku sangat bersimpati kepada Xiaoyu, Jadi kalau memang aku tiba-tiba pergi, aku ingin ada Xiaoyu yang mendampingi aku, jadi, aku mengatakan itu bukan karena aku lagi sakit, tapi itu luapan kebanggaanku kepadamu dan juga luapan rasa simpatiku k
Akhirnya, tangisan dari Xiaoyu bahkan memerlukan waktu 2 jam bagi Davin dan Vania untuk bisa menenangkan Xiaomi. Vania yang lembut hatinya itu, malah sempat beberapa kali memberi isyarat kepada Davin agar Davin merubah keputusannya itu dan mau menerima Xiaoyu sebagai istri kedua Davin, tapi Davin tetap tegas kepada keputusannya untuk tidak menerima Xiaoyu menjadi istri keduanya.Walaupun Xiaoyu terus menangisi keputusan Davin itu, tetapi Davin terus mengeraskan hatinya, bagi Davin, Xiaoyu harus menerimanya sekarang walaupun berat, tapi Xiaoyu harus mulai belajar menerima kalau dirinya tidak akan mungkin bisa bersatu dengan Davin walaupun hanya menjadi istri yang kedua.Xiaoyu sempat beberapa kali memanfaatkan kelembutan hati Vania untuk mengetuk pintu hati Davin, karena itu Vania beberapa kali meminta Davin untuk memikirkan ulang keputusannya itu, bahkan Vania sempat ikut-ikutan menangis dengan Xiaoyu saat mendengar cerita Xiaoyu tentang betapa merananya dia sejak kecil menunggu Davin
Davin dan Vania masih terus berpegangan tangan mereka menunggu di depan kamar pemulihan pasca operasi tempat Xiaoyu dirawat setelah operasi, sementara A Hua masih sedang diperiksa di kantor polisi untuk menjelaskan tentang apa yang terjadi beberapa waktu yang lalu di tempat ini, saat para ninja menyerang.Di sekeliling Davin dan Vania, para pengawal yang masih tersisa duduk mengawal mereka berdua, selain 2 pengawal tersisa Vania, yaitu Silvia dan A Tek, juga ada Wilson dan Melvin yang baru saja bergabung. Bersama mereka, juga ada David dan Eric Ginola yang sebenarnya tugas sehari-hari mereka adalah menjaga perusahaan-perusahaan Davin di Eropa Barat tapi karena mereka sedang liburan di New York maka mereka juga menjadi pengawal dadakan bagi Davin saat ini.Sebelumnya, salah satu dokter sudah keluar dan mengabarkan kalau operasi berjalan sukses tinggal menunggu Xiaoyu pulih dari anestesi yang dia terima saat operasi tadi karena itu Davin dan Vania tinggal menunggu di depan kamar pemulih
Tepat saat samurai di tangan Ninja yang bernama Robby ini akan ditusukkan ke tubuh Silvia yang saat itu sudah pasrah karena dia tidak mampu menghadapi tenaga dari Robby ini, tiba-tiba saja, samurai itu tidak bisa bergerak sama sekali saat jarak tinggal beberapa sentimeter lagi dari tubuh Silvia.Robby sudah berusaha menambah tenaganya tapi semua itu sia-sia, samurai tajam itu tidak bisa tertancap ke tubuh Silvia karena sebuah tangan yang kuat sudah memegang samurai itu dengan tanpa pengaman sama sekali.Setelah itu, tangan yang memegang samurai itu, langsung mendorong tubuh Silvia jauh-jauh ke belakang hingga Silvia melepaskan ikat pinggangnya yang telah mengikat tangan Robby tadi. "Lindungi nyonya mudamu," itulah yang Silvia dengar saat tangan yang menyelamatkan dia tadi, mendorong tubuh Silvia jauh ke belakang.Silvia yang nyawanya hampir saja melayang itu merasa sangat bersyukur dengan kedatangan orang yang mendorong tubuhnya itu karena orang itu, adalah tuan mudanya, Davin, yang
Di tempat lain, A Hua yang saat ini sedang berada di depan kamar operasi tempat Xiaoyu baru saja masuk untuk dioperasi, sudah menyuruh semua anggotanya untuk berjaga-jaga di depan pintu karena A Hua sudah sempat survei ke ruang operasi ini dan satu-satunya pintu masuk untuk ke ruang operasi ini hanya yang berada di belakang A Hua saat ini, sehingga A Hua hanya fokus di depan pintu.Beberapa saat sebelumnya, A Hua juga sudah menyuruh anak buahnya untuk memberi kabar-kabar bohong kepada para pengunjung yang ada di sekitar sini, agar supaya mereka tidak menunggu di sekitar tempat ini supaya tidak ada korban orang tak berdosa yang ikut-ikutan jatuh di tempat ini saat para ninja datang nanti.Tiba-tiba, terdengar suara besi yang diseret di lantai dan berasal dari arah timur dan di saat bersamaan terdengar suara besi yang di ketuk-ketukan di dinding beton dan berasal dari arah utara.A Hua langsung tahu kalau para ninja itu sudah datang dan mereka datang dari dua arah berlawanan, mereka sen
Sementara itu, di depan sana, mobil yang membawa Vania dan para pengawalnya sebenarnya sudah berada di bandara, Tapi terjadi kemacetan parah di depan bandara, hal ini membuat Silvia menjadi cemas, Silvia selalu menengok ke arah belakang karena dia takut mobil yang tadi mengejar-ngejar mobil mereka sudah berhasil keluar dari hadangan drone.Beberapa saat yang lalu, mobil yang mengejar itu, hampir bisa mengejar mobil Silvia ini, untungnya, mobil yang membawa si samurai itu, dihadang dua buah drone yang menurut dugaan Silvia, pasti berasal dari Melvin, karena itu mobil si samurai itu sempat terhenti dan tidak mengejar lagi ke arah mobilnya Silvia dan kawan-kawannya.Silvia sempat lega melihat hal itu, karena untuk sementara, mereka bisa melepaskan diri dari mobil itu, mobil di mana samurai itu berada.Tapi saat ini keadaan kembali memprihatinkan dan menegangkan, saat mobil yang ditumpangi oleh Sylvia ini harus mengalami kemacetan yang parah. Silvia tidak khawatir akan keselamatan dirinya
"Orang itu memiliki gerakan yang sangat cepat dan dia bisa menangkis peluru dengan samurainya, dia sangat hebat, dia bukan orang sembarangan, bahkan nampaknya, dia cuma bisa ditandingi oleh Tuan Muda," kata Silvia sambil menatap ngeri ke arah belakang.Vania yang mendengar kata-kata Silvia ini ikut-ikutan menjadi ngeri."Percepat mobilnya, kita masih dikejar, nampaknya dia sudah menghabisi orang-orang kita yang tersisa dan nampaknya dia memakai mobil ke-4 kita untuk mengejar kita," kata Silvia kepada pengemudi mobil."Iya, Silvia," kata pengemudi mobil yang langsung memacu mobilnya menuju ke arah bandara.Sylvia terus menatap ke arah belakang, dia terus menatap ngeri ke arah belakang karena di belakang sana ada sebuah mobil yang melaju dengan kecepatan tinggi dan melakukan beberapa kali zig-zag yang bahkan kerapkali menyenggol mobil-mobil yang berada di samping kiri dan kanannya.**Sementara itu, di belakang sana, Davin baru saja mendapatkan telepon dari Melvin," Iya, ada apa, Melvin
Davin mengerutkan alisnya dia tidak menyangka kalau dalam waktu sesingkat ini, dia harus mendapatkan ancaman baru. Ancaman baru bernama Robby, ancaman baru yang berasal dari keturunannya Howard Livingstone.Davin segera teringat kepada Vania. Davin sangat khawatir akan Vania," bagaimana dengan Vania? hubungi Silvia ceritakan tentang ancaman baru ini.""Iya, tuan muda," kata A Hua yang langsung menghubungi Silvia."Tapi, Davin tidak puas hanya menyuruh A Hua, kemudian, dia sendiri yang putuskan untuk mengambil handphonenya dan menelepon Vania, karena kalau Robby itu sudah berhasil melakukan teror dengan membunuh 3 orang anak buahnya Melvin, itu berarti Robby itu memang memiliki kemampuan, karena itu Davin mulai mengkhawatirkan keselamatan Vania."Halo, sayang," sapa suara lembut Vania di ujung telepon."Kamu di mana? Kamu masih di hotel kan? aku akan segera kesana.""Kami sedang menuju ke bandara," jawab Vania di ujung telepon."Kenapa ke bandara?""Aku putuskan untuk balik ke Hongkong
"Aku sangat senang saat ini," kata Xiaoyu dengan mata berbinar-binar. Dia menatap Davin tanpa berkedip sehingga membuat Davin tidak tega untuk tidak membalas tatapan matanya ini."Aku berjanji, aku akan berusaha mencapai kondisi terbaik untuk operasi berikutnya yang harus aku jalani itu. Aku juga sudah mengundang beberapa dokterku di Shanghai untuk ikut membantu dalam operasiku nanti dan setelah operasi yang aku yakin sekali akan sukses itu, kamu harus melamarku di depan orang tuaku, Oke?" lanjut Xiaoyu sambil menatap mesra ke arah Davin."Ya sudah. Sebaiknya sekarang ini kamu istirahat supaya kamu bisa mendapatkan kondisi fisik yang bagus untuk persiapan operasi nanti. Ayo tidur.""Tapi aku mau tidur bersamamu," pinta Xiaoyu."Lihat! tanganmu itu penuh dengan selang infus, aku belum bisa tidur bersamamu.""Belum bisa? berarti nanti, begitu aku selesai operasi kamu bisa kan tidur denganku?" todong Xiaoyu.Davin tampak tersentak kaget karena kata-katanya tadi ternyata disalahartikan ol