“Kenapa kamu bisa punya kembaran? Sebenarnya apa yang terjadi, heh?” tanya Ibu Suri marah-marah. Sambil meminta Vania naik ke atas kemudian Ibu Suri menatap lekat-lekat wajah Vania dari jarak dekat,” mirip sekali. Kamu mirip sekali dengannya,” lanjut Ibu Suri.“Dia adalah sepupuku, nainai. Ibu kami berdua kembar identik yang gak ada beda sama sekali, kemudian, kami berdua sama-sama lahir dengan wajah yang mirip ibu kami masing-masing. Karena itulah kami sangat mirip.”“Hmmmm….nainai ngerti. tapi, kata Gerald, dia memerintahkan banyak pembunuhan. Kenapa dia seperti itu?”“Aku yang salah, nainai. Dia sebenarnya anak yang baik. Tapi, Duh….huhuhuhu…karena dia keenakan tinggal di sini, nampaknya dia tidak mau kehilangan statusnya disini, karena itu, dia jadi jahat. Itulah yang dia katakan ke Russel. Berarti, dia jadi jahat karena aku, nainai,” keluh Vania sambil menangis lagi.“Kamu tidak salah sayang. Dia bilang gitu ke aku, cuma untuk mencari alasan saja. Yang jelas, dia memang jahat dan
Awalnya, Davin memeluk tubuh Vania dan kembali berusaha membujuk istri cantiknya itu, tapi, Vania tetap saja menganggap dirinya sebagai pembawa sial, Vania tetap saja tidak mau mendengar kata-kata yang coba ditanamkan Davin kepadanya. “Kamu bukan pembawa sial, sayang. Kamu harus mulai menolak pemikiran itu----” “Tidak. Aku memang pembawa sial. Dulu, kamu hampir mati, ingat kan?” potong Vania. “Itu terjadi karena aku lengah. Itu aja.” “Tapi, karena aku kamu hampir mati waktu itu. Iya kan? Huhuhuhu.” “Vania sayang. Aku tidak pernah menyalahkanmu. Daridulu, aku tidak pernah menyalahkanmu. Bahkan, aku bersyukur karena aku bisa dapat kesempatan mengenalmu…..mencintaimu….dan memilikimu. Jadi, please….lupakan semua itu demi aku----” “AKU TIDAK BISA!!! HUHUHUHUHUHUHU. AKU TIDAK BISA!!!” Vania mulai menangis dan berteriak-teriak, hingga Davin medekap Vania ke dadanya, membuat Vania mencurahkan semua perasaannya di dadanya. Saat ini, hasrat di dada Davin kembali turun. Davin terpaksa melu
Karena Vania masih bersikeras untuk menemani tiga anak yang kehilangan orang tiga anak itu sayangi, akhirnya, Vania tetap menolak rencana bulan madu yang telah diatur Davin , hingga rencana bulan madu itu, akhirnya terpaksa dibatalkan Davin.Setelah berhari-hari, waktu Vania dia habiskan untuk menemani Meyhwa, untuk menggantikan kehadiran Ayah Meyhwa di hati Meyhwa. Vania juga banyak kali mencari kesempatan untuk mendekati A Bung dan A Siok, ponakan dari Meyling, tapi, Meyling selalu melarang Vania untuk menemui dua ponakannya itu.Selama beberapa hari itu, Davin selalu menemani Vania, sambil berharap saat mereka kembali ke rumah, kembali ke kamar tidur mereka, ada perbaikan dari Vania supaya mereka berdua bisa bermesraan, tapi, setelah tujuh malam sejak peristiwa, keadaan masih juga tidak berubah, Vania masih tetap menangis saat di kamar, memikirkan apa yang telah terjadi itu. Akhirnya, di hari ke delapan, Davin putuskan untuk mengambil alih tongkat estafet kepemimpinan Dinasty Grou
Davin berpikir sejenak, kemudian dia berkata,” baiklah. Dia boleh menjadi sekertarisku, tapi, kalau ternyata istriku merubah pikirannya, maka---”“Aku bersedia kembali ke bagian HRD atau mungkin jadi salah satu tim sekertaris. Karena keluarga itu harus selalu diutamakan. Iya kan pak?” potong Karly Yeung.“Hus! Jangan memotong kata-kata Pak Presiden Direktur,” timpal Manager Hui sambil agak mendelik ke arah Karly.“TIdak apa-apa, Manager Hui. Oke. Jadi, sebaiknya begitu saja, Karly beloh jadi sekertarisku dan dia harus kerja mulai sekarang karena aku perlu orang untuk membantuku memeriksa semua perusahaan yang harus aku handle mulai hari ini itu,” kata Davin sambil kembali menatap layar laptopnya.“Bisa. Bisa, Tuan muda….eh, maksudku Presiden Direktur Wong karena perhari ini sudah resmi menjadi Presiden Direktur yang baru,” kata manager Hui dengan gaya mencari muka, tapi, karena Davin sudah serius menatap ke layar laptopnya, Manager Hui cuma bisa senyum masam dan mempersilakan Karly un
Tapi sayangnya, saat Karly mendengar kabar tentang Davin, Davin diberitakan sudah akan menikah dengan seorang wanita dari Jakarta, indonesia, tempat selama dua tahun, Davin menyembunyikan dirinya dari keluarganya. Tapi, keadaan kembali berubah bagi Karly saat ada kabar kalau Davin sudah dijodohkan dengan SuperModel terkenal yaitu Vivian Chung.Di tengah banyak kabar yang simpang siur tentang Davin itu, Karly tetap menunggu sambil berusaha menunjukkan kecakapannya di Dinasty Group. Karly tetap pada rencana awalnya yaitu menjadi sekertaris pribadi Davin saat Davin memimpin Dinasty Group dan menunjukkkan kecakapannya di depan mata Davin supaya Davin mengandalkan Karly dalam setiap pekerjaan kantor, bahkan tergantung pada Karly.Tapi, setelah sempat beberapa kali terjadi drama di seputar kehidupan percintaan Davin, Karly sangat terpukul saat mendengar kabar kalau akhirnya Davin menikah dengan gadis pilihannya yang bernama Vania itu. Karly sangat terpukul waktu mendengar kabar itu sehingga
"Nah ini juga aset bagusnya, pak. strategis kan? bapak kan pernah kuliah di Harvard, seperti aku, jadi, pasti sering kesini," kata Karly sambil memperlihatkan foto-foto sebuah gedung yang berada di depan Harvard Bussines, tempat kuliah Davin dulu."Ya. aku ingat gedung ini. dulunya aku sering makan di gedung ini, karena kalau makan di cafetaria kampus, aku suka diejek dan gak punya teman, karena kecil sendiri. hahaha...aku masih bocah waktu kuliah disana," kata Davin sambil tersenyum saat teringat masa-masa dia kuliah dulu."Andaikan saat itu aku sudah kuliah di sana. aku pasti akan menemanimu. tidak akan aku biarkan kamu diejek atau kalaupun kamu diejek, aku bersedia ikut diejek bersamamu," kata Karly sambil menatap sendu ke arah wajah tampan Davin."Makasih...iya, sayangnya, kita beda generasi.""Tapi, aku berharap banget kita bisa seangkatan. sayangnya kamu masuk duluan di Harvard," kata Karly yang semakin mengakrabkan dirinya dengan Davin, hingga dia menghilangkan sapaan " pak " y
Davin yang sedang memperhatikan aset-aset yang dibilang Karly dan juga terbawa dengan dinginnya malam itu, kembali menghabiskan gelas minuman keras yang kedua.Karly sangat senang melihat hal yang sedang berlangsung itu, tapi dia tahu kalau ini masih jauh dari cukup, karena itu, dia mulai mengisi kembali gelas kosong itu dengan yang baru dan kembali membuat Davin fokus dengan aset-aset bagus yang dimiliki perusahaan yang ingin dibeli oleh Davin itu.Strategi Karly ini berjalan terus hingga sampai ke delapan kalinya Davin sudah meminum gelas minuman keras yang diberikan kepadanya. Davin yang sedang memperhatikan aset perusahaan itu telah meminum minuman keras yang diberikan Karly kepadanya.Awalnya, saat Davin meminum minuman yang diberikan Karly itu di gelas pertama sampai ke tiga itu, karena dia cuma ingin mengusir dingin. belakangan, saat rasa dingin mulai terusir dari dirinya, Davin teringat akan kesepian hatinya belakangan ini dan minuman keras yang disodorkan oleh Karly ini, mula
Karly putuskan untuk terus menggoda Davin. Stelah berpikir sejenak dia menghampiri Davin dan berbisik di telinga Davin,” kemeja kamu sudah basah. Sini, aku buka dulu, nanti aku ganti, kamu kan punya kemeja disini.”Setelah berbisik seperti itu, Karly mulai membuka kancing kemeja Davin satu persatu, sambil membuka kancing kemeja milik Davin, mata Karly yang semakin sayu karena sangat mengharapkan sentuhan dari Davin itu, sesekali melirik wajah Davin yang saat ini sudah tidak Davin tutup dengan tangan lagi, sesekali, Karly melirik ke tubuh Davin, tubuh yang sangat ingin dikuasai Karly itu.Akhirnya kemeja Davin terbuka, Davin yang sedang mabuk kembali tersandar ke belakang, Davin merasa tidak nyaman untuk duduk di tengah kemabukannya ini, karena itu, Davin memilih membiarkan saat tubuhnya kembali dibaringkan Karly ke sofa panjang. Saat Karly sedang membuka kancing baju Davin ini, Davin sempat mengambil handphonenya dan menelpon Vania, dia ingin mengungkapkan semua yang bergejolak di da
Saat berada di pesawat menuju ke Hongkong, Davin selalu mendekap tubuh Vania, dia hanya melepaskan tubuh istrinya saat salah satu diantara keduanya pergi ke toilet. Saat makan pun Davin selalu memegang tangan istrinya bahkan menyuapi istrinya."Kenapa ketawa? tanya Davin saat melihat Vania tertawa."Kayaknya kata-kataku tadi sangat mengena di hatimu, sehingga kamu sangat memanjakan aku.""Kamu membuat aku takut, sayang.""Hahaha, padahal walaupun kita cek up kesehatan menyeluruh di tubuhku selama 5 hari berturut-turut pun, tidak akan mendapatkan penyakit apapun, paling cuma ada kolesterol mungkin sedikit darah rendah tapi tidak ada penyakit yang berat," yakin Vania."Lalu kenapa tadi kata-katamu seperti itu?""Karena aku sedih melihat Xiaoyu dan aku sangat bersimpati kepada Xiaoyu, Jadi kalau memang aku tiba-tiba pergi, aku ingin ada Xiaoyu yang mendampingi aku, jadi, aku mengatakan itu bukan karena aku lagi sakit, tapi itu luapan kebanggaanku kepadamu dan juga luapan rasa simpatiku k
Akhirnya, tangisan dari Xiaoyu bahkan memerlukan waktu 2 jam bagi Davin dan Vania untuk bisa menenangkan Xiaomi. Vania yang lembut hatinya itu, malah sempat beberapa kali memberi isyarat kepada Davin agar Davin merubah keputusannya itu dan mau menerima Xiaoyu sebagai istri kedua Davin, tapi Davin tetap tegas kepada keputusannya untuk tidak menerima Xiaoyu menjadi istri keduanya.Walaupun Xiaoyu terus menangisi keputusan Davin itu, tetapi Davin terus mengeraskan hatinya, bagi Davin, Xiaoyu harus menerimanya sekarang walaupun berat, tapi Xiaoyu harus mulai belajar menerima kalau dirinya tidak akan mungkin bisa bersatu dengan Davin walaupun hanya menjadi istri yang kedua.Xiaoyu sempat beberapa kali memanfaatkan kelembutan hati Vania untuk mengetuk pintu hati Davin, karena itu Vania beberapa kali meminta Davin untuk memikirkan ulang keputusannya itu, bahkan Vania sempat ikut-ikutan menangis dengan Xiaoyu saat mendengar cerita Xiaoyu tentang betapa merananya dia sejak kecil menunggu Davin
Davin dan Vania masih terus berpegangan tangan mereka menunggu di depan kamar pemulihan pasca operasi tempat Xiaoyu dirawat setelah operasi, sementara A Hua masih sedang diperiksa di kantor polisi untuk menjelaskan tentang apa yang terjadi beberapa waktu yang lalu di tempat ini, saat para ninja menyerang.Di sekeliling Davin dan Vania, para pengawal yang masih tersisa duduk mengawal mereka berdua, selain 2 pengawal tersisa Vania, yaitu Silvia dan A Tek, juga ada Wilson dan Melvin yang baru saja bergabung. Bersama mereka, juga ada David dan Eric Ginola yang sebenarnya tugas sehari-hari mereka adalah menjaga perusahaan-perusahaan Davin di Eropa Barat tapi karena mereka sedang liburan di New York maka mereka juga menjadi pengawal dadakan bagi Davin saat ini.Sebelumnya, salah satu dokter sudah keluar dan mengabarkan kalau operasi berjalan sukses tinggal menunggu Xiaoyu pulih dari anestesi yang dia terima saat operasi tadi karena itu Davin dan Vania tinggal menunggu di depan kamar pemulih
Tepat saat samurai di tangan Ninja yang bernama Robby ini akan ditusukkan ke tubuh Silvia yang saat itu sudah pasrah karena dia tidak mampu menghadapi tenaga dari Robby ini, tiba-tiba saja, samurai itu tidak bisa bergerak sama sekali saat jarak tinggal beberapa sentimeter lagi dari tubuh Silvia.Robby sudah berusaha menambah tenaganya tapi semua itu sia-sia, samurai tajam itu tidak bisa tertancap ke tubuh Silvia karena sebuah tangan yang kuat sudah memegang samurai itu dengan tanpa pengaman sama sekali.Setelah itu, tangan yang memegang samurai itu, langsung mendorong tubuh Silvia jauh-jauh ke belakang hingga Silvia melepaskan ikat pinggangnya yang telah mengikat tangan Robby tadi. "Lindungi nyonya mudamu," itulah yang Silvia dengar saat tangan yang menyelamatkan dia tadi, mendorong tubuh Silvia jauh ke belakang.Silvia yang nyawanya hampir saja melayang itu merasa sangat bersyukur dengan kedatangan orang yang mendorong tubuhnya itu karena orang itu, adalah tuan mudanya, Davin, yang
Di tempat lain, A Hua yang saat ini sedang berada di depan kamar operasi tempat Xiaoyu baru saja masuk untuk dioperasi, sudah menyuruh semua anggotanya untuk berjaga-jaga di depan pintu karena A Hua sudah sempat survei ke ruang operasi ini dan satu-satunya pintu masuk untuk ke ruang operasi ini hanya yang berada di belakang A Hua saat ini, sehingga A Hua hanya fokus di depan pintu.Beberapa saat sebelumnya, A Hua juga sudah menyuruh anak buahnya untuk memberi kabar-kabar bohong kepada para pengunjung yang ada di sekitar sini, agar supaya mereka tidak menunggu di sekitar tempat ini supaya tidak ada korban orang tak berdosa yang ikut-ikutan jatuh di tempat ini saat para ninja datang nanti.Tiba-tiba, terdengar suara besi yang diseret di lantai dan berasal dari arah timur dan di saat bersamaan terdengar suara besi yang di ketuk-ketukan di dinding beton dan berasal dari arah utara.A Hua langsung tahu kalau para ninja itu sudah datang dan mereka datang dari dua arah berlawanan, mereka sen
Sementara itu, di depan sana, mobil yang membawa Vania dan para pengawalnya sebenarnya sudah berada di bandara, Tapi terjadi kemacetan parah di depan bandara, hal ini membuat Silvia menjadi cemas, Silvia selalu menengok ke arah belakang karena dia takut mobil yang tadi mengejar-ngejar mobil mereka sudah berhasil keluar dari hadangan drone.Beberapa saat yang lalu, mobil yang mengejar itu, hampir bisa mengejar mobil Silvia ini, untungnya, mobil yang membawa si samurai itu, dihadang dua buah drone yang menurut dugaan Silvia, pasti berasal dari Melvin, karena itu mobil si samurai itu sempat terhenti dan tidak mengejar lagi ke arah mobilnya Silvia dan kawan-kawannya.Silvia sempat lega melihat hal itu, karena untuk sementara, mereka bisa melepaskan diri dari mobil itu, mobil di mana samurai itu berada.Tapi saat ini keadaan kembali memprihatinkan dan menegangkan, saat mobil yang ditumpangi oleh Sylvia ini harus mengalami kemacetan yang parah. Silvia tidak khawatir akan keselamatan dirinya
"Orang itu memiliki gerakan yang sangat cepat dan dia bisa menangkis peluru dengan samurainya, dia sangat hebat, dia bukan orang sembarangan, bahkan nampaknya, dia cuma bisa ditandingi oleh Tuan Muda," kata Silvia sambil menatap ngeri ke arah belakang.Vania yang mendengar kata-kata Silvia ini ikut-ikutan menjadi ngeri."Percepat mobilnya, kita masih dikejar, nampaknya dia sudah menghabisi orang-orang kita yang tersisa dan nampaknya dia memakai mobil ke-4 kita untuk mengejar kita," kata Silvia kepada pengemudi mobil."Iya, Silvia," kata pengemudi mobil yang langsung memacu mobilnya menuju ke arah bandara.Sylvia terus menatap ke arah belakang, dia terus menatap ngeri ke arah belakang karena di belakang sana ada sebuah mobil yang melaju dengan kecepatan tinggi dan melakukan beberapa kali zig-zag yang bahkan kerapkali menyenggol mobil-mobil yang berada di samping kiri dan kanannya.**Sementara itu, di belakang sana, Davin baru saja mendapatkan telepon dari Melvin," Iya, ada apa, Melvin
Davin mengerutkan alisnya dia tidak menyangka kalau dalam waktu sesingkat ini, dia harus mendapatkan ancaman baru. Ancaman baru bernama Robby, ancaman baru yang berasal dari keturunannya Howard Livingstone.Davin segera teringat kepada Vania. Davin sangat khawatir akan Vania," bagaimana dengan Vania? hubungi Silvia ceritakan tentang ancaman baru ini.""Iya, tuan muda," kata A Hua yang langsung menghubungi Silvia."Tapi, Davin tidak puas hanya menyuruh A Hua, kemudian, dia sendiri yang putuskan untuk mengambil handphonenya dan menelepon Vania, karena kalau Robby itu sudah berhasil melakukan teror dengan membunuh 3 orang anak buahnya Melvin, itu berarti Robby itu memang memiliki kemampuan, karena itu Davin mulai mengkhawatirkan keselamatan Vania."Halo, sayang," sapa suara lembut Vania di ujung telepon."Kamu di mana? Kamu masih di hotel kan? aku akan segera kesana.""Kami sedang menuju ke bandara," jawab Vania di ujung telepon."Kenapa ke bandara?""Aku putuskan untuk balik ke Hongkong
"Aku sangat senang saat ini," kata Xiaoyu dengan mata berbinar-binar. Dia menatap Davin tanpa berkedip sehingga membuat Davin tidak tega untuk tidak membalas tatapan matanya ini."Aku berjanji, aku akan berusaha mencapai kondisi terbaik untuk operasi berikutnya yang harus aku jalani itu. Aku juga sudah mengundang beberapa dokterku di Shanghai untuk ikut membantu dalam operasiku nanti dan setelah operasi yang aku yakin sekali akan sukses itu, kamu harus melamarku di depan orang tuaku, Oke?" lanjut Xiaoyu sambil menatap mesra ke arah Davin."Ya sudah. Sebaiknya sekarang ini kamu istirahat supaya kamu bisa mendapatkan kondisi fisik yang bagus untuk persiapan operasi nanti. Ayo tidur.""Tapi aku mau tidur bersamamu," pinta Xiaoyu."Lihat! tanganmu itu penuh dengan selang infus, aku belum bisa tidur bersamamu.""Belum bisa? berarti nanti, begitu aku selesai operasi kamu bisa kan tidur denganku?" todong Xiaoyu.Davin tampak tersentak kaget karena kata-katanya tadi ternyata disalahartikan ol