“Berarti sampai sekarang ini, Vania belum tahu dan belum melihat video lengkap antara aku dan Vivian dulu dan itu berarti, dia masih membenciku, karena dia pikir aku selingkuh darinya,” batin Davin dengan wajah sedih. Rasanya Davin ingin segera mencari keberadaan Vania saat ini, tapi, karena untuk mencari keberadaan Vania itu, dia membutuhkan jasa Melvin, maka, dia harus membantu anak buahnya dulu untuk melawan Genk Macan Tutul yang sedang menyerang di luar itu.“Buka ikatan mereka,” kata Davin kepada A Beng.“Tapi, mereka…..”“Mereka tidak berbahaya. Buka ikatan mereka,” perintah Davin lagi.A Beng akhirnya mengangguk dan mulai membuka ikatan para anggota komunitas penyuka kekerasan saat berhubungan itu. “Kalian semua aku lepaskan. Tapi, kalian sembunyi dulu disini, di luar masih ada tembak menembak yang tidak ada hubungannya dengan kalian, kalian berlindung dulu disini, oke?”“Iya, tuan. Kami mau mencari toilet dulu,” kata beberapa anggota komunitas itu yang segera masuk ke dalam
Wilson langsung keluar sambil menembak ke segala arah diikuti oleh Davin yang juga menembak ke arah anggota Genk Macan Tutul di luar sana. Tiga pengawal baru Davin yang sudah diinstruksikan oleh A Beng untuk langsung berada di sekeliling Davin ikut maju keluar tapi, gerakan mereka tidak selincah Davin dan Wilson sehingga satu diantara mereka langsung tertembak oleh tembakan dari anggota Genk Macan Tutul.Sylvia yang begitu keluar langsung bersalto berhasil menembak seorang musuh, sementara Eric Ginola yang mengkhawatirkan keselamatan Sylvia, sudah menembak ke segala arah sambil berteriak-teriak dan terus mengikuti gerakan Sylvia. David Ginola sendiri lebih banyak menunduk dan berjalan diantara beberapa mobil mengikuti Davin dan Wilson yang juga berjalan menunduk di sekitar mobil yang diparkir di depan markas Eric Ginola dan genknya ini.Sementara itu Peter yang begitu Wilson keluar sudah langsung menembak ke arah para anggota Genk Macan Tutul itu, berhasil menembak dua musuh yang lang
“Melvin, tolong kamu cari tahu tentang sepupunya Vania yang wajahnya mirip dengan Vania,” kata Davin kepada Melvin yang duduk di sampingnya. Saat ini, mereka berempat baru saja meninggalkan gudang tempat markasnya Eric dengan mobil VW buatan German.“Oke. Aku cari dulu,” kata Melvin sambil membuka laptopnya,” ada apa Tuan Muda, mengapa mencari sepupunya Nyonya Muda?” tanya Melvin sambil mulai memainkan laptopnya.“Karena aku curiga, sepupunya Vania itu yang saat ini sedang berada di rumahku di Hongkong.”“APA?” tanya Sylvia, Melvin dan Wilson. Bahkan mobil sempat oleng karena Wilson kaget saat mendengar kata-kata Davin tadi.“Ya. Bahkan aku curiga kalau dialah yang berada di video bersama komunitas penyuka kekerasan itu. Vania tidak mungkin seperti itu,” tambah Davin lagi.“Pantas. Jadi itu penjelasannya. Aku pikir, nyonya muda juga pasti tidak seperti itu kok. Wanita di video itu kan benar-benar liar dan memuakkan,” kata Vania sambil menganggukkan kepalanya.“Ketemu,” kata Melvin dar
"Manado?" tanya Davin kaget. Davin teringat dengan kata-kata Melvin sebelumnya kalau saat ini Vania sedang dirawat di sebuah rumah sakit di Manado."Ya. satu tim kami dari Bangkok sedang menuju ke Manado. setiap saat mereka akan sampai disana," jawab A Gui sambil tersenyum puas."Siapa yang hendak kalian bunuh disana?" tanya Davin sambil berdiri dan mendekati A Gui, kekesalannya kepada A GUI hampir tidak dapat ditahannya lagi."Seorang wanita bernama Vania," kata A Gui singkat."Jadi kalian juga yang hampir menembaknya beberapa hari yang lalu. iya kan?" geram Davin sambil menatap tajam ke arah A Gui."Ya. waktu itu sniper kami salah sasaran.""Apakah orang yang menyewa kalian memiliki wajah yang mirip dengan orang yang akan kalian bunuh itu?""Hahahaha...iya. aku juga sampai kaget waktu pertama kali melihat foto targetnya. hahahaha...kembar mengatur pembunuhan kepada kembarannya sendiri. tapi karena uang banyak, aku tidak mau bertanya lagi. hahahaha----""Tutup mulutnya dan bilang Eri
Vania berjalan-jalan di jalan kecil yang menjadi penghubung antara IRINA ( Instalasi Rawat Inap ) di rumah sakit terbesar di kota Manado ini. Seorang perawat terus mendampingi Vania, kemanapun Vania berjalan, sementara di belakang sana, Arya Bagaskara terus mengikuti langkah Vania. Sebelumnya Arya hanya ditemani seorang ank buahnya, kini sudah ada dua orang teman Arya Bagaskara yang ikut bersama Arya mengawal Vania.Mata Arya Bagaskara masih terus mengawasi setiap orang yang akan berpapasan dengan Vania ataupun orang-orang yang berdiri di kejauhan juga orang-orang yang sedang duduk di depan IRINA yang dilewati oleh Vania. Sejauh ini, Arya belum menemukan sesuatu yang mencurigakan tapi, Arya tidak mengendorkan kewaspadaannya, dia teringat akan kata-kata dari Roger kalau dia harus mengawasi Vania setiap detik, Roger sudah membayar mahal, dia beserta anak buahnya untuk melindungi Vania, jadi, Arya tidak mau mengecewakan Roger. Karena itu, Arya tidak pernah berhenti mengawasi keadaan di
Dikdik langsung mengatur supaya Vania dan Lina terus mengikutinya, kemudian dia bergerak ke arah gedung IRINA C. Vania yang tahu kalau keadaan sangat gawat, terus memeluk Lina dan meminta Lina yang hampir lemas itu, untuk berjalan mengikuti dia dan Dikdik. Vania terus memegang tangan Lina supaya Lina mau mengikutinya.Mata Arya masih terus mengawasi sekitarnya, dia tahu di kejauhan sana di balik tanaman atau di balik dinding rumah sakit, ada yang sedang mengawasinya, dia tidak tahu jelas dimana musuh yang tersisa itu, tapi dia tahu, ancaman untuk Vania itu masih ada.Saat Arya melihat Dikdik telah berhasil membawa Vania di sebuah gedung, Arya mulai mundur ke arah mereka, sambil matanya terus menatap ke arah depan untuk mengawasi pergerakan musuh yang mungkin masih akan terjadi. Akhirnya Arya berhasil bergabung dengan Dikdik dan Vania serta Lina di tangga IRINA C. setelah itu, Arya berkata kepada Dikdik,” kamu ke atas, lindungi kita semua dari atas, aku akan berjaga disini.”“Baik,” k
“Bunuh aku. Kalian cuma disuruh untuk membunuhku kan? Jadi, bunuh aku, tapi lepaskan dia,” kata Vania kepada salah seorang yang mengepungnya saat ini sambil menunjuk ke arah Arya.“Hahahaha….kami memang tidak ada urusan dengan dia. Kami hanya dapat order untuk membunuhmu,” kata orang yang berada didepan Vania sambil tertawa-tawa.“Baik. Tapi, sebelum kalian membunuhku, katakan padaku, siapa yang menyuruh kalian membunuhku?” tanya Vania sambil berdiri di tempatnya. Vania sudah lelah, jantungnya berdegup tidak karuan dari tadi, saat ini, Vania menyerah, dia ingin menerima nasibnya dengan tenang di tempat ini.“Hahaha…supaya kamu tidak penasaran di akherat nanti, oke, aku bilang siapa orangnya. Dia adalah kembaranmu di Keluarga Wong. Oke. Itu aja,” kata lelaki di depan Vania sambil mengarahkan senjata apinya ke arah kepala Vania, melihat itu, Vania langung menutup matanya untuk bersiap menghadap penciptanya. Saat ini, entah mengapa di akhir nafasnya, dia menyebut satu nama, orang yang pe
Davin mengambil handphonenya dan mulai mencari video utuh dia dengan Vivian tempo hari yang menjadi masalah dan awal mula Vania meninggalkan dia sehingga Melissa datang menggantikan tempat Vania di dalam Keluarga Wong. Setelah dapat video utuh itu, Davin menaruh handphonenya di depan Vania, kemudian dia berkata,“ sayang, tolong lihat dulu video ini.”“Aku tidak mau lihat lagi! Jijik aku! Aku sudah lihat satu kali dan itu sudah cukup bagiku untuk mengambil kesimpulan kalau kamu! Suamiku! Memang menyukai Vivian dan bertingkah memalukan mengejar wanita itu. Huh! Kalau kamu suka dia! Mengapa bukan dia aja yang kamu nikahi, kan kalian memang dijodohkan,” kata Vania dengan nada-nada suara tinggi tanda luapan emosinya.Vania lupa akan pertolongan yang telah diberikan Davin dan timnya beberapa saat yang lalu, Vania lupa kalau kedatangan Davin dan timnya itu yang datang di saat tepat, telah menyelamatkan nyawanya, Vania lupa itu semua karena kemarahannya pada Davin setelah dia teringat lagi de
Saat berada di pesawat menuju ke Hongkong, Davin selalu mendekap tubuh Vania, dia hanya melepaskan tubuh istrinya saat salah satu diantara keduanya pergi ke toilet. Saat makan pun Davin selalu memegang tangan istrinya bahkan menyuapi istrinya."Kenapa ketawa? tanya Davin saat melihat Vania tertawa."Kayaknya kata-kataku tadi sangat mengena di hatimu, sehingga kamu sangat memanjakan aku.""Kamu membuat aku takut, sayang.""Hahaha, padahal walaupun kita cek up kesehatan menyeluruh di tubuhku selama 5 hari berturut-turut pun, tidak akan mendapatkan penyakit apapun, paling cuma ada kolesterol mungkin sedikit darah rendah tapi tidak ada penyakit yang berat," yakin Vania."Lalu kenapa tadi kata-katamu seperti itu?""Karena aku sedih melihat Xiaoyu dan aku sangat bersimpati kepada Xiaoyu, Jadi kalau memang aku tiba-tiba pergi, aku ingin ada Xiaoyu yang mendampingi aku, jadi, aku mengatakan itu bukan karena aku lagi sakit, tapi itu luapan kebanggaanku kepadamu dan juga luapan rasa simpatiku k
Akhirnya, tangisan dari Xiaoyu bahkan memerlukan waktu 2 jam bagi Davin dan Vania untuk bisa menenangkan Xiaomi. Vania yang lembut hatinya itu, malah sempat beberapa kali memberi isyarat kepada Davin agar Davin merubah keputusannya itu dan mau menerima Xiaoyu sebagai istri kedua Davin, tapi Davin tetap tegas kepada keputusannya untuk tidak menerima Xiaoyu menjadi istri keduanya.Walaupun Xiaoyu terus menangisi keputusan Davin itu, tetapi Davin terus mengeraskan hatinya, bagi Davin, Xiaoyu harus menerimanya sekarang walaupun berat, tapi Xiaoyu harus mulai belajar menerima kalau dirinya tidak akan mungkin bisa bersatu dengan Davin walaupun hanya menjadi istri yang kedua.Xiaoyu sempat beberapa kali memanfaatkan kelembutan hati Vania untuk mengetuk pintu hati Davin, karena itu Vania beberapa kali meminta Davin untuk memikirkan ulang keputusannya itu, bahkan Vania sempat ikut-ikutan menangis dengan Xiaoyu saat mendengar cerita Xiaoyu tentang betapa merananya dia sejak kecil menunggu Davin
Davin dan Vania masih terus berpegangan tangan mereka menunggu di depan kamar pemulihan pasca operasi tempat Xiaoyu dirawat setelah operasi, sementara A Hua masih sedang diperiksa di kantor polisi untuk menjelaskan tentang apa yang terjadi beberapa waktu yang lalu di tempat ini, saat para ninja menyerang.Di sekeliling Davin dan Vania, para pengawal yang masih tersisa duduk mengawal mereka berdua, selain 2 pengawal tersisa Vania, yaitu Silvia dan A Tek, juga ada Wilson dan Melvin yang baru saja bergabung. Bersama mereka, juga ada David dan Eric Ginola yang sebenarnya tugas sehari-hari mereka adalah menjaga perusahaan-perusahaan Davin di Eropa Barat tapi karena mereka sedang liburan di New York maka mereka juga menjadi pengawal dadakan bagi Davin saat ini.Sebelumnya, salah satu dokter sudah keluar dan mengabarkan kalau operasi berjalan sukses tinggal menunggu Xiaoyu pulih dari anestesi yang dia terima saat operasi tadi karena itu Davin dan Vania tinggal menunggu di depan kamar pemulih
Tepat saat samurai di tangan Ninja yang bernama Robby ini akan ditusukkan ke tubuh Silvia yang saat itu sudah pasrah karena dia tidak mampu menghadapi tenaga dari Robby ini, tiba-tiba saja, samurai itu tidak bisa bergerak sama sekali saat jarak tinggal beberapa sentimeter lagi dari tubuh Silvia.Robby sudah berusaha menambah tenaganya tapi semua itu sia-sia, samurai tajam itu tidak bisa tertancap ke tubuh Silvia karena sebuah tangan yang kuat sudah memegang samurai itu dengan tanpa pengaman sama sekali.Setelah itu, tangan yang memegang samurai itu, langsung mendorong tubuh Silvia jauh-jauh ke belakang hingga Silvia melepaskan ikat pinggangnya yang telah mengikat tangan Robby tadi. "Lindungi nyonya mudamu," itulah yang Silvia dengar saat tangan yang menyelamatkan dia tadi, mendorong tubuh Silvia jauh ke belakang.Silvia yang nyawanya hampir saja melayang itu merasa sangat bersyukur dengan kedatangan orang yang mendorong tubuhnya itu karena orang itu, adalah tuan mudanya, Davin, yang
Di tempat lain, A Hua yang saat ini sedang berada di depan kamar operasi tempat Xiaoyu baru saja masuk untuk dioperasi, sudah menyuruh semua anggotanya untuk berjaga-jaga di depan pintu karena A Hua sudah sempat survei ke ruang operasi ini dan satu-satunya pintu masuk untuk ke ruang operasi ini hanya yang berada di belakang A Hua saat ini, sehingga A Hua hanya fokus di depan pintu.Beberapa saat sebelumnya, A Hua juga sudah menyuruh anak buahnya untuk memberi kabar-kabar bohong kepada para pengunjung yang ada di sekitar sini, agar supaya mereka tidak menunggu di sekitar tempat ini supaya tidak ada korban orang tak berdosa yang ikut-ikutan jatuh di tempat ini saat para ninja datang nanti.Tiba-tiba, terdengar suara besi yang diseret di lantai dan berasal dari arah timur dan di saat bersamaan terdengar suara besi yang di ketuk-ketukan di dinding beton dan berasal dari arah utara.A Hua langsung tahu kalau para ninja itu sudah datang dan mereka datang dari dua arah berlawanan, mereka sen
Sementara itu, di depan sana, mobil yang membawa Vania dan para pengawalnya sebenarnya sudah berada di bandara, Tapi terjadi kemacetan parah di depan bandara, hal ini membuat Silvia menjadi cemas, Silvia selalu menengok ke arah belakang karena dia takut mobil yang tadi mengejar-ngejar mobil mereka sudah berhasil keluar dari hadangan drone.Beberapa saat yang lalu, mobil yang mengejar itu, hampir bisa mengejar mobil Silvia ini, untungnya, mobil yang membawa si samurai itu, dihadang dua buah drone yang menurut dugaan Silvia, pasti berasal dari Melvin, karena itu mobil si samurai itu sempat terhenti dan tidak mengejar lagi ke arah mobilnya Silvia dan kawan-kawannya.Silvia sempat lega melihat hal itu, karena untuk sementara, mereka bisa melepaskan diri dari mobil itu, mobil di mana samurai itu berada.Tapi saat ini keadaan kembali memprihatinkan dan menegangkan, saat mobil yang ditumpangi oleh Sylvia ini harus mengalami kemacetan yang parah. Silvia tidak khawatir akan keselamatan dirinya
"Orang itu memiliki gerakan yang sangat cepat dan dia bisa menangkis peluru dengan samurainya, dia sangat hebat, dia bukan orang sembarangan, bahkan nampaknya, dia cuma bisa ditandingi oleh Tuan Muda," kata Silvia sambil menatap ngeri ke arah belakang.Vania yang mendengar kata-kata Silvia ini ikut-ikutan menjadi ngeri."Percepat mobilnya, kita masih dikejar, nampaknya dia sudah menghabisi orang-orang kita yang tersisa dan nampaknya dia memakai mobil ke-4 kita untuk mengejar kita," kata Silvia kepada pengemudi mobil."Iya, Silvia," kata pengemudi mobil yang langsung memacu mobilnya menuju ke arah bandara.Sylvia terus menatap ke arah belakang, dia terus menatap ngeri ke arah belakang karena di belakang sana ada sebuah mobil yang melaju dengan kecepatan tinggi dan melakukan beberapa kali zig-zag yang bahkan kerapkali menyenggol mobil-mobil yang berada di samping kiri dan kanannya.**Sementara itu, di belakang sana, Davin baru saja mendapatkan telepon dari Melvin," Iya, ada apa, Melvin
Davin mengerutkan alisnya dia tidak menyangka kalau dalam waktu sesingkat ini, dia harus mendapatkan ancaman baru. Ancaman baru bernama Robby, ancaman baru yang berasal dari keturunannya Howard Livingstone.Davin segera teringat kepada Vania. Davin sangat khawatir akan Vania," bagaimana dengan Vania? hubungi Silvia ceritakan tentang ancaman baru ini.""Iya, tuan muda," kata A Hua yang langsung menghubungi Silvia."Tapi, Davin tidak puas hanya menyuruh A Hua, kemudian, dia sendiri yang putuskan untuk mengambil handphonenya dan menelepon Vania, karena kalau Robby itu sudah berhasil melakukan teror dengan membunuh 3 orang anak buahnya Melvin, itu berarti Robby itu memang memiliki kemampuan, karena itu Davin mulai mengkhawatirkan keselamatan Vania."Halo, sayang," sapa suara lembut Vania di ujung telepon."Kamu di mana? Kamu masih di hotel kan? aku akan segera kesana.""Kami sedang menuju ke bandara," jawab Vania di ujung telepon."Kenapa ke bandara?""Aku putuskan untuk balik ke Hongkong
"Aku sangat senang saat ini," kata Xiaoyu dengan mata berbinar-binar. Dia menatap Davin tanpa berkedip sehingga membuat Davin tidak tega untuk tidak membalas tatapan matanya ini."Aku berjanji, aku akan berusaha mencapai kondisi terbaik untuk operasi berikutnya yang harus aku jalani itu. Aku juga sudah mengundang beberapa dokterku di Shanghai untuk ikut membantu dalam operasiku nanti dan setelah operasi yang aku yakin sekali akan sukses itu, kamu harus melamarku di depan orang tuaku, Oke?" lanjut Xiaoyu sambil menatap mesra ke arah Davin."Ya sudah. Sebaiknya sekarang ini kamu istirahat supaya kamu bisa mendapatkan kondisi fisik yang bagus untuk persiapan operasi nanti. Ayo tidur.""Tapi aku mau tidur bersamamu," pinta Xiaoyu."Lihat! tanganmu itu penuh dengan selang infus, aku belum bisa tidur bersamamu.""Belum bisa? berarti nanti, begitu aku selesai operasi kamu bisa kan tidur denganku?" todong Xiaoyu.Davin tampak tersentak kaget karena kata-katanya tadi ternyata disalahartikan ol