Share

Menjadi Canggung

Author: Rcancer
last update Last Updated: 2024-01-02 06:29:12

Hening, seketika suasana benar-benar terasa hening. Namun anehnya suasana hening itu terjadi, hanya pada salah satu gubug yang ada di sudut rumah makan, di mana dalam gubug tersebut ada sepasang pria dan wanita yang saling terdiam sembari menikmati hidangan.

Dengan segala rasa canggung yang luar biasa, sepasang mata milik kedua pria dan wanita itu sama sekali tidak berani saling menatap karena masih dalam suasana hati yang syok atas apa yang yang baru saja terjadi di antara mereka.

Sungguh, jika difilmkan, mungkin itu adalah salah satu adegan paling romantis yang sering menjadi penguat cerita dalam drama penuh cinta. Namun sayangnya adegan yang harusnya romantis, malah berakhir saling kesal dalam benak pria dan wanita tersebut.

"Heran, nih tangan kenapa bisa spontan gitu sih? bikin malu aja?" rutuk si pria dalam hati.

"Maksudnya apa coba berbuat kayak gitu? Mau dianggap pria romantis? Nggak mempan," dumel si wanita juga dari dalam hatinya.

Tentu saja masih terekam dengan sangat jelas dalam pikiran mereka, bagaimana Bintang tiba-tiba mengusap bibir Naina yang belepotan karena kuah makanan. Keduanya sungguh syok sampai keduanya baahkan saling terdiam dan saling menatap.

Namun kurang dari dua detik, Bintang langsung menekan bibir Naina pakai tisue sebagai pengalihan perasaannya yang saat itu juga sangat terkejut dengan apa yang dia laukan.

"Makan kayak bayi, malu-maluin," ejek Bintang langsung menarik tangannya.

Naina sontak saja mendengus dan mengambil alih tisue lain.

Karena kejadian itulah, keduanya kini benar-benar diliputi rasa canggung sampai rasa nikmat dalam menyantap hidangan, sedikit hilang oleh rasa canggung yang terjadi saat ini.

"Jangan mikir yang tidak-tidak," secara tiba-tiba Bintang kembali bersuara sampai membuat Naina tertegun dan menatap penuh tanya pada pria itu.

"Aku hanya merasa tidak nyaman aja kalau menikmati makanan, melihat hal yang jorok seperti tadi," sambung Bintang tanpa menatap lawan bicaranya.

"Siapa juga yang mikir macam-macam," sungut Naina begitu kesal.

"Nggak usah terlalu percaya diri hanya karena kamu seorang aktor, terus aku bakalan seneng gitu digituin sama kamu? Nggak!" cibir wanita itu lalu segera beranjak meninggalkan Bintang yang saat itu juga langsung melongo.

"Kamu mau kemana? Hey!" Bintang bersuara lebih keras, tapi Naina sama sekali tidak peduli. Wanita itu terus melangkah menuju ke sebuah toilet.

"Dasar aktor gadungan. Mentang-mentang tenar apa gimana? Jadi sok ganteng gitu," Naina tidak berhenti menggerutu sampai dia berada di dalam toilet. Wanita itu segera mencuci tangan lalu membasahi sedikit area sekitar bibir.

Setelah urusan toilet selesai, Naina segera keluar. Namun bersamaan dengan itu, Bintang pun juga hendak masuk ke dalam toilet, menyebabkan mereka harus berhadapan di dekat pintu toilet tersebut.

"Kamu tunggu di mobil," titah Bintang mengurai rasa canggung dan pria itu segera saja masuk ke dalam toilet khusus pria. Naina hanya melirik seklias sampai punggung Bintang menghilang tertutup pintu, lalu wanita itu mendengus.

Masih dengan menggerutu, wanita itupun tetap mematuhi perintah pria yang akan membawanya ke kota. Tak butuh waktu lama, Bintang pun segera menyusul Naina. Tanpa banyak percakapan, begitu sudah berada di dalam mobil, Bintang langsung menyalakan mesin dan melajukan mobil tersebut.

Setelah menempuh jarak yang cukup jauh dan menghabiskan waktu beberapa jam, kini mobil yang dikendarai Bintang sudah sampai ke area rumah pribadinya.

Sepanjang perjalanan, sama sekali tidak ada yang mengeluarkan suara, baik itu Bintang ataupun Naina. Keduanya masih diliputi rasa kesal dan canggung atas kejadian tak terduga saat di rumah makan.

"Ini, aku akan tinggal di sini?" tanya Naina begitu mobil berhenti tepat di depan pintu gerbang.

"Iya lah. Kalau nggak tinggal di sini, kamu akan tinggal dimana?" balas Bintang masih dengan sikap ketusnya. Padahal Naina bertanya dengan suara yang lembut.

"Jadi aku tinggal berdua sama kamu? Nggak, nggak bisa! Aku nggak mau tinggal satu rumah sama cowok. Bagaimana pandangan orang nanti tentang kita?" tiba-tiba Naina malah terlihat panik dan juga kesal dalam waktu yang bersamaan.

"Ngapain ribet dennger omongan orang?" bukannya menenangkan wanita yang sedang panik, Bintang malah sengaja menyulut rasa panik itu sampai membuat Naina melotot.

"Yang benar saja lah, Bin. Kita itu bukan suami istri dan kita bukan saudara. Apa kata orang nanti kalau kita tinggal dalam satu rumah?" Naina langsung meluapkan apa yang ada dalam benaknya dengan nada yang lebih tinggi karena kesal dengan sikap Bintang yang nampak cuek.

Di saat baru saja Naina mengakhiri luapan kekesalannya, wanita itu dibuat melongo kala matanya menangkap sosok wanita muda membuka pintu gerbang. Naina pun tertegun dengan mata terus memperhatikan wanita yang sudah pernah dia lihat sebelumnya.

"Di rumah ini yang tinggal itu bukan aku saja. Ada Silvi, ada Dimdim dan ada satu wanita paruh baya. Jadi kamu jangan terlalu percaya diri. Aku juga nggak mau tinggal berdua dengan kamu," ucap Bintang penuh kemenangan. Lalu pria itu menyeringai dan menjalankan mobilnya memasuki pekarangan rumah.

Naina terbungkam dan wanita itu memilih diam karena merasa malu dengan pikirannya sendiri.

"Mas Bintang, di dalam ada Bos besar," lapor Silvi setelah wanita itu menutup pintu gerbang lalu menghampiri Bintang, yang baru saja turun dari mobilnya.

"Kamu tunjukin kamar dia. Jona tadi sudah ngasih tahu kamu kan?" tanya Bintang setelah dia mengangguk samar begitu menerima laporan dari asistennya itu.

"Sudah, Mas," jawab Silvi lalu gadis itu menoleh ke arah Naina. "Ayo Mbak ikut saya."

Naina pun mengangguk lalu dia menarik kopernya dan melangkah bersama sang asisten.

Bintang sendiri langsung masuk ke dalam karena dia harus menemui Bos besar yang katanya sudah menunggu. Bos besar adalah julukan yang disematkan kepada pemimpin agensi tempat Bintang bernaung sebagai selebritis.

"Hallo, Bos, apa kabar?" seperti biasa, Bintang selalu menyapa bosnya dengan begitu santai. Meski pria itu tahu apa tujuan sang bos datang ke tempat ini.

"Kamu gila apa? Bisa-bisanya kamu bikin pengakuan seperti itu! Otak kamu di mana, Bintang?" seru Sang bos langsung meluapkan emosinya yang sudah dia pendam sejak mendengar berita tentang astisnya yang sangat menggemparkan hidup sang Bos dan perusahannya.

Bintang bukannya takut, dia malah menyeringai. "Aku masih waras, Bos, belum gila sepenuhnya," balas Bintang santai.

"Tapi gara-gara pengakuan kamu, kamu hampir menghancurkan perusahan saya. Kamu sadar nggak sih dampak dari perbuatan kamu itu!" sang bos yang merupakan seorang pria berusia sekitar 40 tahun benar-benar meluapkan semua yang ingin dia katakan.

"Bos tenang aja, perusahaan kita nggak bakalan hancur. Bos nggak perlu khawatir. Justru, perusaahan kita akan makin bersinar. Percaya deh sama aku."

Sang bos sontak langsung mendengus. "Percaya sama kamu? Yang ada aku malah tersesat," sungut sang bos, dan seketika itu juga bintang malah terbahak.

"Dihh, malah ketawa," sang bos yang sedari tadi melampiaskan kekesalanya sembari berdiri, kini dia kembali duduk. "Kata Jona, cewek yang kamu anggap sebagai pacar, kamu bawa ke sini?"

"Iya, Bos, kenapa?" balas Bintang begitu suara tawanya berangsur reda.

"Aku akan jadikan dia sebagai asistennya Miko."

"Apa! Miko? Musuh bebuyutanku?"

Related chapters

  • Kekasih Kontrak Sang Superstar   Penghuni Baru

    "Bos lagi nggak bercanda kan? Bos mau menyerahkan wanita itu pada pria buaya? Sainganku? Hah, apa itu bukan saran yang konyol, Bos?" kesal Bintang begitu mendengar ide pimpinan agensinya yang menurutnya memang tidak masuk akal.Bintang sangat mengenal siapa Miko dan bagaimana sepak terjang aktor tersebut. Meskipun dirinya menyimpan kebencian kepada Naina, Bintang tidak mungkin menyetujui usulan sang Bos begitu saja. Apa lagi diantara mereka sudah terikat kesepakatan tertulis, jelas saja, Bintang dengan jelas menantangnya."Justru jika wanita itu terus berada di sekitar kamu, dia yang akan banyak mengalami kesulitan," sang Bos tentu saja langsung mengemukakan alasan yang menurutnya tepat untuk mengambil keputusan tersebut. Pria 40 tahun itu jelas tidak mau kalah dari aktor yang bernaung di bawah agensinya."Oke, mungkin dalam berita yang beredar, wajah wanita itu disamarkan. Tapi kamu tahu sendiri, sekarang sudah jaman canggih? Bisa saja saat ini banyak penggemar kamu yang mencari info

    Last Updated : 2024-01-02
  • Kekasih Kontrak Sang Superstar   Hari Berganti

    "Baguslah, tanpa aku bergerak sendiri, akan ada yang membantuku membuat kamu terkurung dalam rasa bersalah, Nai," ucap Bintang sembari menatap langit-langit kamarnya yang terbilang ruangan paling mewah dari banyaknya ruangan, dalam bangunan rumahnya.Setelah tadi tanpa sengaja menguping pembicaran Naina dan Silvi, Bintang memilih bergegas masuk ke dalam kamarnya. Niat hati ingin terus mengerjai mantan kekasihnya, tapi niat itu Bintang urungkan kala mendengar pembicaraan dua wanita muda tersebut."Setelahnya, apa yang harus aku lakukan lagi ya?" Bintang tak berhenti memikirkan untuk membalas rasa sakit hatinya. Rasa sakit atas perbuatan Naina dulu membuat pria itu terus memikirkan cara untuk membuat wanita itu merasakan hal yang sama.Seiring berjalannya waktu, karena rasa lelah yang mendera tubuhnya, Bintang pun harus menyerah oleh rasa kantuk yang menyerang matanya. Aktor yang namanya sedang naik daun tersebut, akhirnya terlelap tanpa mendapatkan hasil dari apa yang sedang dia pikir

    Last Updated : 2024-01-03
  • Kekasih Kontrak Sang Superstar   Tugas Pertama

    Di depan teras rumah, Naina masih berbincang dengan dua anak muda yang baru dia kenal sejak pindah ke rumah itu. Mungkin karena perbedaan usai ketiga orang itu tidak terlalu jauh, jadi mereka cukup nyambung dalam obrolan yang mereka lakukan.Ketika mereka sedang membahas tentang si pemilik rumah, tanpa mereka sadari pemilik rumah yang merupakan seorang aktor, turut mendengar pembicaraan mereka. Bintang tidak menunjukan kemarahannya sama sekali. Tetapi sang pemilik rumah justru terlihat tersenyum senang."Nah, kalau kayak gini terus kan, Naina bakalan semakin yakin dan merasa bersalah terus. Biar tahu rasa itu perempuan," umpat Bintang penuh kemenangan. Naina memang sudah mendengar dari mulut Silvi dan Dimdim secara langsung tentang masa lalu sang aktor. Naina memang dihantui rasa bersalah dan itu sesuai dengan harapan Bintang."Kita berangkat sekarang, Mas Bintang?" tanya Dimdim begitu matanya menangkap sosok majikannya yang keluar dari rumah. Saat itu juga Bintang memasang wajah da

    Last Updated : 2024-01-04
  • Kekasih Kontrak Sang Superstar   Sebuah Skandal

    "Mbak Nai, kamu kenapa?" suara tanya yang keluar dari mulut Silvi dengan nada yang cukup keras, dan disertai tepukan di pundak kanan Naina, sontak mengejutkan Naina yang baru saja berteriak agak kencang. Naina seketika mengedarkan pandangannya dan kening wanita itu saat itu juga langsung berkerut."Apa tadi aku sedang berhalusinasi?" gumam Naina kala menyadari semua mata memandang ke arahnya dengan tatapan penuh tanya. Namun sekian detik kemudian, wanita itu langsung senyum-senyum diringi rasa malu dan canggung begitu dirinya telah sepenuhnya menyadari kalau dia baru saja behalusinasi."Maaf, tadi aku sedang melamun," ucap Naina tak enak hati. Wanita itu langsung menangkup kedua tangan di depan dadanya sembari mengucapkan kata maaf kepada beberapa orang yang tadi menatapnya."Apaan sih. gangguin fokus orang aja," gerutu salah satu kru dari pihak produksi, membuat Naina semakin merasa bersalah dan merutuki kebodohannya sendiri. "Kamu sakit, Mbak?" tanya Silvi begitu suasana sudah ke

    Last Updated : 2024-01-06
  • Kekasih Kontrak Sang Superstar   Setelah Shooting

    Tanpa terasa sudah empat jam bintang menjalani berbagai proses yang bersangkutan dengan pekerjaannnya. Untuk hari ini, pekerjaan yang berhubungan dengan produk minuman itu telah selesai dan akan dilanjut esok hari di tempat lain. Menjalani shooting sebuah produk sponsor memang lebih menyenangkan daripada menjalani shooting drama yang bisa memakan waktu tak menentu. Maka itu, Bintang hari ini tidak terlihat begitu lelah karena dia sangat menikmati pekerjaanya yang berakhir lebih cepat."Setelah ini, apa aku ada jadwal lain, Jon?" tanya Bintang saat menikmati waktu istirahatnya, di ruang yang telah disediakan tim produksi. Pria itu menyesap minuman botol yang sedari tadi sudah disediakan sesuati permintaannya."Tidak ada. Bukankah kamu sendiri yang meminta istirahat beberapa hari, setelah proses shooting drama kamu berakhir kemarin?" balas Jona setelah mengecek jadwal artisnya melalui ponsel. "Apa kamu ada rencana lain?" tanua Jona menatap lekat lawan bicaranya.Bintang mengela nafasn

    Last Updated : 2024-01-07
  • Kekasih Kontrak Sang Superstar   Naina Berkelana

    "Jon, berhenti, Jon! Berhenti!" titah Bintang begitu mobil baru melaju sejenak"Iya, iya," balas Jona sembari memperlambat kecepatan mobilnya sembari perlahan menepi. Setelah mobil benar-benar berhenti, Bintang lantas menoleh ke arah belakang dan memperhatikan sepanjang jalan yang baru saja dia lewati."Mbak Nainanya tidak kelihatan," celetuk Silvi yang ikutan memandang ke arah yang sama dengan Bintang. "Mas Bintang keterlaluan deh. Kasihan kan Mbak Nainanya," gadis itu nampak begitu khawatir dan juga kesal secara bersamaan."Biar dia tahu rasa. Siapa suruh melanggar perintahku," balas Bintang tak mau kalah. Silvi melirik sejenak lalu dia langsung mendengus. Kalau Bintang bukan bos yang menggajinya, gadis itu pasti sudah memaki Bintang saat itu juga."Kamu keterlaluan banget, Tang. Nanti kalau dia ilang gimana?" protes Jona. Pria itu pun merasakan hal yang sama dengan yang dirasakan Silvi. Namun Jona juga tidak bisa berbuat banyak karena dia juga cukup tergantung pada aktor tersebut

    Last Updated : 2024-01-08
  • Kekasih Kontrak Sang Superstar   Tanpa Direncanakan

    Siapa yang tidak bahagia jika artis favorit ada di hadapan mata dan mudah untuk meraihnya. Begitu juga yang dirasakan Naina saat ini. Wanita itu tidak menyangka jika saat ini, aktor tampan kesayangannya berdiri tepat di hadapannya, bahkan bermain game dengannya.Ingin rasanya Naina berjingkrak sekaligus berteriak mengumandangkan nama aktor favoritnya tersebut. Namun gerakan jari tangan Miko yang berhenti di depan bibirnya sendiri sembari celingukan, langsung mengurungkan niat Naina untuk melakukan hal gila tersebut."Jangan keras-keras ngomongnya, nanti banyak yang dengar," Miko segera memperingati wanita yang sedang kegirangan setelah melihat wajahnya. Pria itu kembali menutupi wajahnya dengan masker tanpa bisa menyembunyikan rasa paniknya."Ya ampun, nggak nyangka, aku bisa ketemu idolaku langsung dan bisa sedeket ini," ucap Naina masih dengan wajah yang berbinar. Setelah dia menuruti permintaan idolanya, wanita itu berkalli-kali menunjukan sikap yang membuat Miko tersenyum sembari

    Last Updated : 2024-01-10
  • Kekasih Kontrak Sang Superstar   Rasa Cemas

    Sudah satu jam berlalu, sejak Bintang sampai di rumahnya, namun tidak ada tanda-tanda Naina pulang ke rumah itu. Keyakinan yang sedari tadi tertanam dalam benak Bintang, perlahan memudar, seiring tidak ada kabar dari wanita yang dia tinggalkan di tengah jalan."Bagaimana ini, Mbak Sil? Mbak Naina belum pulang juga sampai sekarang?" tanya Bi Sari nampak begitu cemas, sembari menatap gerbang yang belum terbuka sejak kepulangan Bintang. "Nggak tahu, Bi, aku juga bingung," balas Silvi yang memang terlihat jelas rasa khawatir pada raut wajahnya. Sejak di jalan, gadis itu memang sudah cukup gelisah kala mengetahui Naina tidak ada di tempatnya. Maka itu dia semakin panim karena sampai jam segini Naina belum pulang juga."Kok bisa sih, Mas Bintang tega begitu? Sudah tahu Mbak Naina orang baru di kota ini, bisa-bisanya ditinggal begitu saja hanya karena masalah sepele," gerutu Bi Sari nampak sangat kesal kala kembali mengingat alasan Naina tidak turut pulang bersama majikannya."Maka itu, Bi

    Last Updated : 2024-01-11

Latest chapter

  • Kekasih Kontrak Sang Superstar   Petunjuk Mengejutkan

    Suasana hati Bintang saat ini masih belum baik-baik saja. Berbagai macam perasaan dan pikiran terus berkecamuk tanpa bisa dia ungkapkan. Sesekali tatapannya terlempar ke arah wanita yang matanya masih terpejam sejak beberapa jam yang lalu. Meskipun dokter serta beberapa perawat yang sedari tadi memantau keadaan Naina mengatakan, kalau keadaan wanita itu baik-baik saja, tapi informasi tersebut tidak sepenuhnya membuat Bintang merasa tenang. Justru dilema makin berkembang pesat memenuhi rongga dadanya."Bagaimana keadaan Naina sekarang, Tang?" sebuah suara berat khas seorang laki-laki, tiba-tiba menggema dalam ruang rawat inap, dimana saat ini Bintang sedang terbaring di atas sofa dengan mata terpejam. Mata Bintang seketika terbuka dan dia melempar pandangannya ke arah sumber suara untuk beberapa saat, lalu mata itu kembali terpejam. "Kata dokter sih, baik-baik saja. Mungkin dalam beberapa jam lagi, dia akan sadar dari tidurnya.""Syukurlah," balas pria lain, yang memilih duduk di sis

  • Kekasih Kontrak Sang Superstar   Di Rumah Sakit

    Bintang masih terdiam dengan posisi tubuh yang masih sama. Hingga beberapa puluh menit berlalu, dirinya masih dihinggapi kebimbangan setelah tadi berbicara dengan asisten perempuannya. Bintang tidak tahu, apa yang harus dia lakukan selanjutnya.Untuk saat ini, Bintang menyerahkan segala urusan yang berhubungan dengan pekerjaannya kepada Jona dan dua asistennya. Untuk sementara, mereka juga sepakat menutup mulut tentang identitas Naina dan semua yang berhubungan dengan kejadian penusukan beberapa waktu lalu. "Bintang," seru suara seseorang begitu masuk ke dalam ruang rawat inap dimana Bintang saat ini sedang membaringkan tubuhnya sendiri di atas sofa. Mata Bintang yang beberapa menit itu sedang terpejam, seketika terbuka dan dia langsung menoleh ke arah sumber suara."Bagaimana keadaan Naina? Kenapa bisa jadi begini sih?" orang itu adalah Salma. Dia terlihat cukup panik sembari memperhatikan Naina yang masih terlelap. Salma pun menoleh, manatap anaknya dan menuntut penjelasan."Aku ju

  • Kekasih Kontrak Sang Superstar   Tragedi

    Syok, itulah yang terjadi pada Bintang saat ini. Dia yang sedang mencoba menenangkan diri di sebuah cafe and club, begitu terkejut ketika memutar badannya dan melihat apa yang terjadi di belakang tubuhnyaBukan hanya Bintang, beberapa pengunjung serta karyawan termasuk Dimdim pun juga sangat terkejut dengan kejadian tak terduga di depan mata mereka. Mungkin karena pengunjung di sana tidak terlalu banyak, jadi peristiwa yang menimpa Naina langsung menjadi perhatian."Naina!" teriak Bintang dengan suara yang begitu lantang. Pria itu segera mengambil tindakan, menyongsong tubuh Naina yang ambruk ke lantai sembari memegang perut bagian kirinya.Ya, Naina seketika ambruk ke lantai sembari mengerang dan memegang perutnya. Bintang terlihat begitu panik sampai dia sendiri juga ikut memegangi bagian perut Naina yang mengeluarkan darah. Sementara Dimdim dan beberapa pria lain saat itu juga langsung menangkap sosok misterius yang baru saja melakukan tindak kejahatan. Bahkan sosok yang belum dik

  • Kekasih Kontrak Sang Superstar   Desakan Halus

    Seketika Naina sedikit ternganga begitu wanita yang sedang dia tatap, kembali mengajukan saran yang sedari tadi membuat Naina tercengang. Wanita itu tentu saja merasa bingung dengan sikap dari orang tua pria yang pernah dia sakiti hatinya di masa lalu."Apa, Tante? Menikah?" meski Naina sudah mendengar usulan Salma dengan cukup jelas, tapi wanita itu malah melempar pertanyaan karena merasa usulan itu masih tidak bisa diterima oleh akal.Salma dengan yakin, menganggukan kepalanya. "Ya, menikah. Bukankah itu ide yang bagus?" dengan enteng Salma kembali menegaskan usulannya, membuat Naina semakin tercengang dengan kedua mata menatap tak berkedip lawan bicaranya. "Maaf, Tante, kenapa Tante bisa menyarankan aku sama Bintang untuk menikah saja?" dengan sopan dan supaya tidak menyinggung perasaan, Naina melempar satu pertanyaan. Sementara Salma sendiri masih menunjukan senyum tipis penuh kehangatan, yang membuat lawan bicaranya cukup merasa nyaman dengan sikap hangat wanita, yang telah mel

  • Kekasih Kontrak Sang Superstar   Masih Berbicara Hati Ke Hati

    Untuk beberapa saat, dua anak manusia yang sedang duduk bersama di taman depan sebuah rumah mewah, terdiam, sembari menyelami pikiran masing-masing. Dilihat dari kondisinya, pembicaraan mereka berdua belum ada tanda untuk berakhir, dan sepertinya pembahasan itu akan semakin panjang."Mungkin menurut kamu, tindakan kamu sudah benar karena apa yang kamu lakukan, itu demi menolong teman. Tapi, apa kamu tidak pernah mempertimbangkan perasaanku saat itu? Apa kamu menganggap perasaanku itu sebuah permainan, Nai?" ucap Bintang beberapa saat kemudian dengan mata menerawang ke arah lain. Naina pun sontak menoleh dan menatap pria yang saat ini baru bisa mengungkapkan rasa kecewanya akibat perbuatan Naina. Kemudian Naina menunduk tanpa mengeluarkan suaranya. Naina sadar, apapun alasan yang Naina katakan, akan tetap terlihat salah di mata Bintang."Baiklah, sekarang, semuanya terserah kamu aja, Nai. Lagian, jika aku memaksa kamu untuk terus tinggal bersamaku, semua orang akan menganggap aku yang

  • Kekasih Kontrak Sang Superstar   Hati Ke Hati

    Naina tertegun dengan apa yang baru saja dia dengar. Saat itu juga wanita tersebut langsung menghindari tatapan Bintang yang menuntut sebuah penjelasan darinya. "Apaan sih," bantahnya agak salah tingkah.Namun, hal itu justru makin membuat Bintang menatap tajam wanita itu. Entah apa yang dirasakan Bintang saat ini, diwla justru merasakan keanehan pada sikap Naina, yang menurutnya janggal. Dia hendak mencecar Naina lagi, tapi pertanyaan Naina yang tiba-tiba meluncur, langsung membungkam mulut Bintang saat itu juga."Sekarang sudah jelas kan, siapa yang mengawali taruhan itu?" ucap Naina hati-hati.Bintang yang pikirannya sedang tertuju ke arah lain, sontak saja terdiam untuk beberapa saat. Hingga tidak membutuhkan waktu yang lama, pria itu pun bersuara, "tapi kan tetap saja apa yang kamu lakukan itu sudah keterlaluan. Sekarang, bagaimana kalau posisi kita dibalik. Jika kamu yang jadi bahan taruhan, apa yang kamu rasakan? Senang atau bagaimana?"Kali ini Naina langsung terbungkam. Wanit

  • Kekasih Kontrak Sang Superstar   Berbeda Versi

    "Apa!" kali ini Bintang memekik cukup keras. Selain terkejut dengan ucapan Naina, pria itu juga seketika berusaha mengingat kejadian beberapa tahun silam, di mana saat dia masih sekolah."Apa itu benar, Bel?" tanya Salma, langsung melempar pertanyaan kepada Belinda. Wanita itu juga terkejut begitu mendengar cerita dari Naina, dan Salma merasa sedikit janggal, karena cerita masa lalu anaknya memiliki versi yang berbeda."Kok ceritanya bisa berbeda dengan yang kamu ceritakan?" Salma tidak tahan menyembunyikan rasa herannya. Tapi apa yang ditanyakan Salma, cukup membuat Bintang dan Naina terkejut secara bersamaan,."Maksud Mama? Ceritanya berbeda bagaimana, Ma?" cecar Bintang dengan segala rasa penasaran yang kembali menyelimuti benaknya. Begitu juga yang dirasakan Naina. Beruntung, Bintang yang melempar pertanyaan, jadi Naina tinggal menunggu jawaban dari Salma."Sekarang, kamu jawab pertanyaan Tante, cerita mana yang benar? Cerita dari kamu apa cerita Naina barusan?" desak Salma tanpa

  • Kekasih Kontrak Sang Superstar   Masa Lalu Yang sebenarnya

    Naina hanya tersenyum meski Bintang menatapnya dengan tatapan serius dan menuntut sebuah jawaban darinya. Bagi Naina tidak penting menjawab pertanyaan Bintang untuk saat ini, tapi bagi Bintang, entah kenapa dia malah bersikap seperti tidak terima. Bahkan di wajahnya, Bintang menunjukan rasa terkejut yang tidak biasa."Terus bagaimana setelah itu?" tanya Salma yang sudah tidak sabar untuk mendengarkan kelanjutan cerita tentang masa lalu anaknya. Wanita itu semakin tertarik dengan kisah anak muda yang saat ini bersama Salma."Yah, dari kejadian itu aku dan teman-temanku kan jadi benci banget sama Bintang, Tante. Apapun yang berhubungan dengan Bintang, aku jadi sangat membencinya. Apa lagi jika aku mendengar para cewek memuji Bintang dari berbagai aspek, rasanya tuh, aku ingin banget menyumpal mulut mereka," jawab Naina semakin antusias."Hahaha..." suara tawa Salma pecah. Dari tiga orang yang mendengarkan cerita Naina, hanya Salma yang nampak antusias. Dua orang lainnya lebih banyak di

  • Kekasih Kontrak Sang Superstar   Cerita Versi Naina

    "Apa, Tante?" tanya Naina dengan suara yang sedikit lebih tinggi tapi masih dengan sikap yang cukup sopan. Dari raut wajahnya, nampak jelas kalau Naina cukup terkejut atas pertanyaan yang diajukan ibunya Bintang. Setelah melempar tanya kepada Salma, Naina juga seketika itu juga melempar pandangan matanya, pada wanita seusianya, yang saat ini sedang salah tingkah. Pandangan Naina cukup tajam sampai Belinda sendiri tidak berani membalas tatapannya.Bintang juga sama terkejutnya dengan pertanyaan dari Mamanya. Dari apa yang Bintang dengar, dia saat itu juga langsung menyimpulkan, kalau sosok yang memberi tahu Mamanya tentang masa lalu Bintang, pasti wanita yang saat ini sedang ditatap oleh Naina.Bintang pun melayangkan tatapan tajam pada Belinda. Bahkan, bagi Belinda, tatapan Bintang lebih menakutkan daripada tatapan yang dilayangkan Naina. Belinda tidak menyangka kalau apa yang baru saja dia ceritakan, akan langsung diungkap secepat itu kepada orangnya."Apa benar, dulu kamu pernah me

DMCA.com Protection Status