Share

Bab 24.A

Penulis: Ina Qirana
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Tangan ini bergetar hingga diary usang ini lepas dari genggaman, detak jantungku berpacu hebat, mengalirkan hawa panas dalam aliran darah, membentuk gumpalan amarah dalam kepala.

Ternyata lelaki itu penyebabnya?! Dia yang sudah menghancurkan hidup pujaan hatiku, wanita yang teramat kucintai, walau usianya masih remaja, tapi ia tak seperti gadis lainnya, Elya sungguh berbeda.

Kubuka lembar selanjutnya hendak membaca seperti apa perasaan hatinya saat melalui hari-hari yang suram.

Namun, itu adalah isi curhatan terakhirnya, tak ada lagi tulisan tangan yang ia buat untuk menuliskan semua deritanya.

Bukti ini belum cukup, bisa jadi Justin mengelak mengatakan tak pernah kenal dengan Elya, bisa jadi yang dimaksud bukan dirinya, banyak nama yang sama di dunia ini, aku faham hal itu.

"Halo, Adnan, kamu di mana?" tanya ibuku melalui sambungan telepon.

"Di rumah, ibu di mana?"

"Di rumah sakit, Nak, Melta ingin bertemu sama kamu," ujarnya membuatku tertegun.

Haruskah aku menemuinya?

*

Untuk perta
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Kekasih Gelap Istriku Ternyata?   Bab 24.B

    Aku duduk di bangku yang berjejer, menyenderkan punggung sambil menatap langit yang berwarna biru, terbentang indah di atas sana.Hati ini jauh lebih sakit saat mengetahui kebenaran tentang Elya, di akhir hidupnya pasti ia begitu menderita, andai aku mengetahui sudah pasti akan menawarkan diri untuk menjadi penolongnya."Mas Adnan."Suara lembut seorang wanita menyapa, aku membetulkan posisi duduk, dan mengukir senyum seolah tidak terjadi apa-apa."Renata, kamu di sini?" tanyaku pada mantan istrinya Devan yang malang itu, entah kenapa setiap melihat wajah Renata hati ini diliputi rasa bersalah, ia menjadi seorang janda karena ulah mantan istriku sendiri."Iya, habis ngajak Rayyan dari dokter gigi, ayo salaman sama Om Adnan, Nak."Renata memperkenalkan aku pada putra pertamanya, bocah itu mencium takzim tanganku."Om ini yang suka ngasih uang dan mainan itu ya, Bun?" tanya Rayyan menatapku ceria."Iya, Nak, kalau sudah besar kamu harus dermawan kaya Om Adnan ya," ujar Renata memberikan

  • Kekasih Gelap Istriku Ternyata?   Bab 25.A

    Dengan lutut yang lemas kuhampiri ibu, wajahnya terlihat sangat pucat, saat melihat kedatanganku ia sedikit terperanjat."Bu, ayo kita pulang bareng." Kutarik pergelangan tangan ibu."Dan Anda! Jangan coba-coba menyakiti hati ibu saya!" tegasku pada perempuan yang mengenakkan lipstik merah cetar itu, ia langsung menciut kala jari telunjukku berada di hadapan wajahnya.Di dalam mobil ibu masih diam, sekali-kali memandangku dengan tatapan aneh."Apa Ibu mau mengatakan sesuatu?" tanyaku dengan pandangan lurus ke depan."Apa kamu dengar ucapan wanita tadi?" tanya ibu lagi, aku hanya menganggukkan kepala, beberapa detik kemudian terdengar suara helaan napasnya."Dia itu salah sangka, Adnan, Ibu ga pernah jadi perebut suami siapapun," jawab Ibu lemah.Entahlah, itu cerita masa lalu dan sangat tak penting bagiku, yang terpenting sekarang bagaimana menata hidup untuk masa depan."Sudah, Bu, jangan merasa bersalah, aku percaya Ibu kok." Kuukir senyum agar ia percaya, bagaimanapun juga ialah or

  • Kekasih Gelap Istriku Ternyata?   Bab 25.B

    Keesokan harinya sesuai keinginan ibu, kami berangkat ke kampung halaman Haura, ia bersikukuh ingin menemuinya karena merasa bersalah atas perbuatan putra bungsunya yang enggan bertanggung jawab.Setelah beberapa kali membujuk, Haura akhirnya menyetujui usul ibu, pukul tujuh pagi kami berangkat bertiga menuju kampung halamannya.Selama perjalanan Haura kerap kali mengeluh mual dan pusing, membuatku harus menghentikan mobil beberapa kali, dengan sabar ibu mengelus dan memijat tengkuknya.Semenjak ia tahu yang sebenarnya, wanita paruh baya itu memang lebih perhatian terhadap Haura, matanya selalu sendu saat melihat Haura.Tiga jam kemudian kami sampai di kampung halamannya, daerah ini masih segar dan asri. Namun, sudah banyak angkutan umum yang lalu lalang, intinya daerah ini pedesaan tapi jaraknya tak jauh dari kota.Sesuai petunjuk Haura, mobilku memasuki gank satu dan selanjutnya, jalan menuju rumahnya cukup rumit, beberapa kali bertemu belokan dan tanjakan, juga jalan yang menurun d

  • Kekasih Gelap Istriku Ternyata?   Bab 26.A

    "Ibu," bisikku sambil menyentuh lengannya, ia masih diam terpaku bibirnya berat untuk mengucap kata, sedangkan hati ini penasaran siapakah pria itu hingga membuat ibu tercengang bukan main."Adnan, dia adalah ayah kandungmu yang dahulu meninggalkan kita demi wanita lain, dia yang membuat hidup kita susah bertahun-tahun lamanya," ucap ibu bergetar.Bagai petir yang menyambar, tubuhku diam mendadak kaku tak mampu menatap siapapun selain lantai rumah ini, ternyata ayahku masih hidup di muka bumi ini, ia belum terkubur dalam bumi seperti yang dikatakan ibu tempo hari."Ratna, di-dia ... anak kita?" tanya lelaki itu berjongkok di hadapan ibu.Sungguh aku tak mampu berada di dekatnya, goresan luka yang ia sayat begitu dalam hingga membuatku kehilangan kasih sayang sebagai seorang anak terhadap ayah."Dia anakku, lalu Haura, apakah dia juga anakmu?" tanya ibu sedikit ketusPertemuan ini teramat dramatis, pertemuan ini sama saja mengingatkanku pada beberapa tahun silam di mana aku dan ibu hid

  • Kekasih Gelap Istriku Ternyata?   Bab 26.B

    Aku menggelengkan kepala, di saat seperti ini ia malah memikirkan kehormatannya sendiri, bukan memikirkan anaknya yang sedang membutuhkan sosok kedua orang tua."Aku ga tahu, dia masih dalam proses penyidikan belum menjalani sidang putusan berapa tahun lamanya dipenjara," jawab ibuku tenang.Kulihat Haura menangis sesenggukan, mungkin ia dilema harus berbuat apa."Kalau kamu ga mau terima Haura, biarkan dia tinggal bersamaku, soal biaya persalinan dan bayi itu jangan khawatir kami akan menanggungnya, seburuk apapun aku pasti tanggung jawab ga seperti suamimu itu, yang lari dari tanggung jawab."Luar biasa, hati ibu begitu mulia ia juga pandai dalam membalikkan fakta."Ayo Haura kita pulang lagi, biarkan aku merawatmu," ucap ibu pada Haura."Ayo Haura, mereka tak menginginkanmu, jangan khawatir kasih sayangku ga akan berubah hanya karena aku sudah mengetahui asal-usulmu, bayi yang ada dalam perutmu itu cucuku," bujuk ibu lagi karena Haura masih diam terpaku."Haura, ayo kita pergi aku

  • Kekasih Gelap Istriku Ternyata?   Bab 27

    Justin telah tertangkap dengan segala bukti yanng menunjukkan bahwa dirinya yang dahulu merenggut mahkota Elya.Pada polisi ia mengaku jika dirinya memang mengagumi Elya jauh sebelum mengenal Melta. Namun, gadis malang itu sama sekali tak pernah meliriknya bahkan terkesan cuek saat pria blasteran Amerika itu mendekati.Merasa gagal berkali-kali, akhirnya ia menuruti bisikan s3t4n untuk berbuat nekat, merenggut paksa mahkota pada bunga yang sedang tumbuh mekar.Ingin sekali aku mengh4j*rnya hingga puas. Namun, kusadari tindakan itu tak bisa membuat kekasihku hidup kembali.Setidaknya aku merasa lega, tuduhan yang selama ini mengarah padaku benar-benar tak terbukti, semoga saja Melta menyesali perbuatannya itu."Adnan, Ibu mau kenalkan kamu dengan anak temen Ibu, siapa tahu kalian cocok 'kan, kamu harus menikah lagi, tak baik terlalu lama menduda," ujar ibu saat kami makan siang bersama.Uhukkk!Tiba-tiba saja Haura terbatuk-batuk, entah tersedak atau kenapa, ia lekas segera meneguk air

  • Kekasih Gelap Istriku Ternyata?   Bab 28.A

    "Kenalan aja dulu, Adnan, kalau kamu tertarik langsung nikah, dia wanita shalihah, Ibu senang kalau kamu beristrikan dia.""Tapi, Renata mantan istri temanku, apa kata orang?""Jangan dengar apa kata orang, banyak di luar sana yang naik ranjang dan turun ranjang, selama kalian tak sedarah maka pernikahan itu sah."Ucapan ibu sungguh terngiang merusak konsentrasi kerjaku, tak dapat dipungkiri Renata memang sangat menarik hati, kepribadiannya yang kalem dan berwibawa juga penampilan yang berbeda dengan Melta.Sungguh, sejak dulu aku selalu mendamba memiliki seorang istri yang bisa menutup auratnya dengan sempurna. Namun, saat itu Melta selalu berdalih bahwa dirinya belum siap."Percuma memakai hijab tapi hati belum bisa taat, lebih baik perbaiki hati dulu baru setelah itu berhijab," kata Melta tempo hari.Sejatinya perkataan itu adalah talbis untuk menyesatkan kaum hawa agar jauh dari syariat agama, ia hendak mengulur waktu, hingga hari kematian itu tiba, tipuan iblis ini sudah sangat m

  • Kekasih Gelap Istriku Ternyata?   Bab 28.B

    Duhh, sungguh pernikahan seorang duda dan janda tak semudah seorang perjaka, banyak yang harus dipertimbangkan, aku tak ingin Sandrina merasa dilema akibat pernikahan ini.Akan tetapi, hati ini berkata lain, seolah menuntut agar segera menghalalkannya, tak dapat dipungkiri, memang diri ini hampir tenggelam dalam rasa sepi.Ya Tuhan, ternyata mengalami masa puber kedua itu sangat mengesankan."Sandrina, mau ga punya mama baru?" tanyaku pada suatu pagi, untung Haura dan ibu belum menampakkan diri."Emang kenapa? bukannya Ina masih punya mama?" tanya gadis itu dengan polosnya."Tapi, Papa sama Mama sudah pisah, Sayang, ga bisa sama-sama lagi."Gadis kecil itu terdiam, aktifitas sarapannya pun terhenti, seketika perasaan bersalah menyeruak, takut jika pertanyaan tadi akan melukai hati gadis kecil itu."Terserah Papa saja tapi ....""Tapi apa, Sayang?" "Ina mau ketemu Mama, sekali saja," ungkapnya memelas.Kutahu ia begitu rindu dengan sosok ibu. Namun, aku tak pernah mengizinkan jika ia

Bab terbaru

  • Kekasih Gelap Istriku Ternyata?   Bab 34.B Tamat

    "Tapi Papa ga tahu di mana mamamu sekarang." Mendengar jawabanku ia menunduk kecewa."Kamu ga usah khawatir Papa akan cari Mama sampai ketemu ya."Ia mendongkak dan menatapku dengan ceria."Terima kasih, Pa, semoga Mama cepat ketemu ya aku sudah kangen sekali.""Aamiin." Aku menganggukkan kepala, sepertinya kali ini harus menemui Om Feri dan Tante Ajeng, mereka lah orang terdekat Melta, dan sudah pasti tahu keberadaannya di mana.Sore hari lepas pulang dari kantor aku segera meluncur ke alamat rumah Om Feri yang dulu, setelah satpam mempersilakan masuk aku duduk di kursi teras."Cari siapa, Mas?" tanya seorang wanita, dari wajah sepertinya dia Amanda anak kedua Om Feri."Ini Amanda 'kan anaknya Om Feri?" tanyaku sambil menatap wanita itu."Iya betul, ini ... Kak Adnan?" ia bertanya sambil mengingat-ingat."Iya betul, kamu berubah ya sekarang."Ia tersenyum saat mendengar beberapa pujian dari bibirku, kami mengobrol sejenak basa-basi dan menanyakan Om Feri, ia mengatakan jika ayahnya

  • Kekasih Gelap Istriku Ternyata?   Bab 34.A

    10 Tahun Kemudian.Hari, tahun dan bulan silih berganti tak terasa kini usia pernikahanku dengan Renata sudah memasuki tahun ke sepuluh, Sandrina telah remaja bahkan pemikirannya hampir sepadan dengan orang dewasa, ia berubah menjadi gadis yang cantik, lembut dan berhijab syar'i seperti ibu tirinya.Renata telah berhasil mendidik anak itu ke jalan yang benar, aku bersyukur memilki dia yang tak pernah mengungkit kekurangan diri ini, ia selalu fokus pada kekurangan dirinya dalam melayani suami.Tak ada anak yang dihasilkan dalam pernikahan kami. Namun, kami dikelilingi oleh empat orang anak sekaligus.Arjuna yang tak lain putranya Haura Rahimahullah, kini telah berusia sepuluh tahun, ia tumbuh menjadi anak yang mandiri dan tidak manja, itu juga berkat didikan dari istriku tercinta.Sedangkan kedua anaknya Syafiq dan Maryam jauh lebih berprestasi dari Sandrina, kini si sulung Syafiq sudah berumur tujuh belas tahun dan sudah menjadi hafiz Qur'an, sedangkan si bungsu Maryam, kini berusia t

  • Kekasih Gelap Istriku Ternyata?   Bab 33.B

    (POV MELTA)Tak ingin lagi menanggapi ocehannya yang pedas, aku melihat cermin yang berada di dinding dekat spring bed tempatku berbaring.Luka bakar wajahku memang sudah pulih. Namun, bekasnya membuat wajah ini terlihat menjadi seram, tak terbayang jika ke luar sana tak mengenakan masker pasti orang-orang akan takut melihatnya.Bukan hanya wajah yang hancur tapi hidupku pun menjadi hancur, jika saja aku tak sedang mengandung mungkin dari kemarin aku sudah mengakhiri hidup ini.Terpuruk tanpa ada seseorang yang memberi kekuatan dan semangat hidup itu terasa menyakitkan, lebih sakit dari pada ditusuk sebuah pedang.Sempat aku berharap agar diri ini mati seperti Gian, ia tak lagi menanggung malu dan cemoohan orang-orang, kenapa ia lenyap semudah itu? setelah semunya hancur tak bersisa.Namun, aku lega karena Justin sudah mendapat hukumannya, yang kudengar dari Om Feri beberapa Minggu yang kalau pria blasteran Amerika itu mengalami depresi, dan selalu mencoba bunuh diri.Aku menyeringai

  • Kekasih Gelap Istriku Ternyata?   Bab 33.A

    (POV MELTA)Sembilan bulan sudah janin ini tumbuh di rahimku, kini waktunya ia keluar melihat dunia yang luas dan indah, perutku sudah terasa mulas, entah mengapa janin ini tetap hidup walau aku banyak stres dan banyak makan makanan yang tidak bergizi.Kuharap bayi yang tak jelas siapa ayahnya ini akan lenyap seiring waktu. Namun, di luar dugaan ia begitu kuat laksana sebuah baja."Bu, tolong! Perutku sakit, kayanya mau lahiran ini!" teriakku pada petugas lapas.Dengan napas yang terengah-engah aku berdiri sambil memegang perut yang sudah membukit ini, berteriak lagi pada petugas lapas yang tak kunjung datang memberi pertolongan."Mulesnya berapa menit sekali?" tanya petugas itu dingin."Sudah sering, ini udah mau lengkap pembukaannya, cepat bawa saya ke rumah sakit.""Ya sudah ayo ikut saya.""Aku ga kuat jalan, Bu, sakit," rintihku, wanita berbadan tinggi itu berdecak kesal."Sebentar saya ambil kursi roda," ujarnya ketus, lalu mendelik sebelum pergi.Begitulah nasibku di sini, dise

  • Kekasih Gelap Istriku Ternyata?   Bab 32.B

    Ya Tuhan, aku tak kuasa melihat deritanya, kupeluk tubuh mungil itu dan mengusap-usap punggungnya."Dia sudah di alam kubur, Sayang, Tante Ara ga akan pulang lagi ke sini, Ina doain supaya Tante Haura dikasih tempat yang paling nyaman di sana."Ia menangis terisak-isak, meraung menginginkan pengasuhnya kembali."Sini sama Nenek, walaupun Tante Ara sudah ga ada tapi 'kanasih ada bayinya, kalau sudah gede Ina bisa jagain Dede bayi pasti Tante Haura seneng di alam sana." Ibu membawa gadis kecil itu ke pangkuannya.Ia masih menangis meluapkan emosinya, aku faham Sandrina pasti sangat kehilangan, tak mudah mengobati luka hatinya yang sudah terlanjur memiliki harapan."Aku mau Tante Ara, Nek, bilang sama dia suruh pulang ke sini lagi," rengek Sandrina, membuat semua mata menangis karenanya."Dia sudah pulang ke pencipta-nya, yaitu Allah, doa in saja ya," bujuk ibu lagi sambil memeluk erat tubuhnya."Jadi Tante Ara ga bakal temenin Ina main lagi? ga bakal pulang ke sini lagi?""Kan masih ada

  • Kekasih Gelap Istriku Ternyata?   Bab 32.A

    "Jangan ngaco kamu, Dati!" bentak ibu tak terima."Anakmu 'kan yang sudah menyebabkan putriku meninggal, jadi kalian harus tanggung jawab, kalau engga aku akan melaporkan masalah ini ke polisi!" teriaknya sambil menyeka ingus dan air mata."Ngelaporin apa lagi? toh anak saya Gian juga lagi dipenjara, dan kamu ga ada bukti sama sekali, kalau mau lapor ya silakan, ga ngaruh ke kehidupan saya dan Adnan!" tegas ibu Ternyata wanita yang berumur senja itu bisa juga berfikir realistis, Bu Dati nampak terbungkam dan melirik suaminya."Ya maksudnya kalian 'kan orang berada seenggaknya kasihlah kami uang untuk biaya tahlilan Haura, gitu lho maksud istriku." Bapak menimpali.Huhh, bilang saja mau duit!"Ya masa cuma buat tahlilan aja harus 1 Milyar, mikir dong, saya bisa laporkan istrimu ke polisi atas kasus pemerasan, mau kamu!" tegas ibu lagi.Sepertinya wanita yang telah melahirkanku itu sangat membenci mantan suaminya, terlihat sekali dari nada suara seolah ada dendam yang membara dalam dad

  • Kekasih Gelap Istriku Ternyata?   Bab 31.B

    "Jangan dikeluarkan dulu, Pak, saya akan memberitahukan orang tuanya dulu," ujarku, mereka pun mengangguk.Kuhampiri sepasang suami istri yang sedang berdiri di teras rumahnya itu, sudah nampak kepanikan di wajah mereka."Hei kamu, bawa jenazah siapa kemari?!" tanya ibunya Haura ketus.Aku dan ibu terdiam mempersiapkan jawaban."Ratna! Jenazah siapa yang kamu bawa?" tanya Bapak Haura sekaligus bapakku juga."Itu jenazah ... Haura, dia mengalami pendarahan usai melahirkan dan dokter tak bisa menyelamatkan," ujar ibu"Apaa?! Jangan bercanda kamu ya!" Ibunya Haura mulai histeris."Pak, itu ga mungkin 'kan?!""Kalau kalian ga percaya silakan lihat saja langsung, ini murni kehendak Tuhan, bahkan aku sudah membawanya ke dokter terbaik," jawab Ibu dan mereka terlihat meradang."Kenapa anakku bisa mati?! Apa selama ini kalian menyiksanya?!" tanya ibunya Haura histeris.Orang-orang sekita mulai berkerumun dan banyak melempar tanya, membuat kepalaku pening oleh ocehan mereka yang banyak menduga

  • Kekasih Gelap Istriku Ternyata?   Bab 31.A

    "Haura kenapa, Bu?" tanya ibu sekali lagi."Dia sudah tak bernyawa, maafkan saya tak bisa menolongnya, saya harap Bapak juga bersabar dan merelakan kepergian istrinya."Dokter wanita itu mengira jika aku suaminya, bukan hanya dokter itu tapi semua orang yang menyaksikan, dibanding ibu akulah yang paling mencemaskan gadis malang itu, aku pula yang mengurus semua proses persalinannya.Tak mungkin ia pergi sebelum mendapat kebahagiaan sejati yang hendak aku limpahkan, sebagai seorang adik ia juga berhak mendapat kebahagiaan dariku sebagai seorang kakak.Oh Haura! Mengapa kau tak bisa bertahan sebentar saja! Aku cukup frustatsi terlebih penyebab semua ini adalah Gian, si pecund*ng itu!"Maksud Ibu anak saya meninggal gitu?" tanya ibu bergetar, sedangkan tubuh ini sudah hilang keseimbangan.Tuhan, mengapa engkau tak bisa memberikan aku kesempatan untuk menebus semua kesalahan si br*ngs*k itu, dia sudah merenggut nyawa satu wanita."Betul, Bu, yang tabah ya, semua ini adalah kehendak Yang M

  • Kekasih Gelap Istriku Ternyata?   Bab 30.B

    Setelah sekian lama hati ini kering laksana gurun Sahara, hadirnya Renata seolah air hujan yang sanggup menumbuhkan berbagai macam tumbuhan.Aku tak mampu membalasnya dengan kata-kata, hanya mampu membalas dengan senyuman dan dekapan mesra.Duhh, suasana pengantin baru ini sungguh berbeda."Waah rumahnya bagus banget Kak Adnan, maa syaa Allah," tutur Haura terpukau, ia sudah terbiasa memanggilku kakak sekarang."Rumahnya lebih gede dari yang kemarin ya, Tante," celetuk Sandrina tak kalah riang."Lebih gede juga lebih mewah," timpal ibu sambil memandang takjub istana di depan matanya.Kami memasuki rumah baru ini dengan bismillah, agar para jin dan sejenisnya tak bisa bermalam di dalam sana."Mas, kita harus bacakan surat Al Baqarah ya, agar para penghuni gaib segera pergi meninggalkan rumah ini," ujar Renata membuatku semakin kagum, karena semua yang ia lakukan pasti sesuai dengan Sunnah Nabi."Iya, nanti malam ya Sayang."Wanita berhijab hitam itu nampak tersipu malu mendengar kata s

DMCA.com Protection Status