Beranda / Romansa / Kekasih Gelap Ceo Arogan / Bab 159. Sandiwara Untuk Edward.

Share

Bab 159. Sandiwara Untuk Edward.

Penulis: Abigail Briel
last update Terakhir Diperbarui: 2024-09-03 23:59:01
Di dalam ruangan itu waktu seolah berhenti, dua pasang mata terus menatap Rosalia dengan harap cemas. Sementara Ernest tampak tengah berpikir keras.

"Bagaimana jika kupukul saja dia?" usul Ernest.

Rosalia langsung melotot pada suaminya itu, "Sepertinya kau bukan ingin membuatnya terbangun, tetapi justru ingin mengantarnya ke alam baka," sungutnya gemas.

"Hmm, kau yang memintaku untuk balas dendam padanya." Ernest mendengus sebal, sembari melemparkan pandangannya ke arah Edward yang terbaring tak sadarkan diri di atas ranjang putih, seolah dunia di sekelilingnya terbatas hanya pada suara detak jam dan desah napas orang di sekitarnya.

Di samping ranjang keponakan bungsunya itu, Rosalia berdiri harap-harap cemas menunggu keputusannya.

“Ernest?!” desak Rosalia, suaranya bergetar geram, “Apa kau ingin melihatnya terus seperti ini?”

Ernest memijat pelipisnya, entah mengapa ia tiba-tiba didera rasa pusing dan mual. Dengar! Ia sama sekali tidak takut terhadap Edward, oke? Namun bela
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (7)
goodnovel comment avatar
Nurul Asila R
kita lihat besok apa yang akan terjadi wkwk
goodnovel comment avatar
ida Sari
Yey berhasil ide Rosi,tp kasian Anton dan Wilhelm akan mendapatkan masalah nih ........., bakalan kena amuk tuh mereka berdua
goodnovel comment avatar
Abigail Briel
Rosalia lagi gabut, ntar ya kak...
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Kekasih Gelap Ceo Arogan   Bab 160. Cepatlah Pulih!

    "Uhuk ... uhuk ...." Edward kembali terbatuk setelahnya, cahaya terang lampu di dalam ruang penanganan khusus bahkan terasa menyilaukan matanya yang telah terpejam selama berhari-hari. Kepalanya berdenyut, dan rasa sakit di bagian bekas ia terkena tembakan membangkitkan kesadarannya bahwa ada seseorang yang menginginkan kematiannya. Namun, pikiran itu seketika teralihkan ketika ia mengingat tentang Lean, kekasihnya yang sempat terlibat pertengkaran kecil dengannya sebelum penembakan itu terjadi. "Apa yang telah terjadi padanya?" Edward menoleh, melihat ke arah sang paman sambil menunjuk pada Lean. "Mengapa ... dia ada di sini?" tanyanya seraya berusaha untuk bangkit, tetapi saat bagian dadanya berdenyut nyeri— dengan terpaksa Edward kembali menyandarkan punggungnya ke bantal."Tenang, Edward!" Rosalia bergegas menghampiri dan menepuk lembut punggung tangan Edward. "Kau baru saja terbangun setelah dua hari. Jika kau ingin segera pulih, kau harus beristirahat," nasehatnya. "Apa yang

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-04
  • Kekasih Gelap Ceo Arogan   Bab 161. Edward Terjaga?

    Semalam suntuk Edward sama sekali tidak bisa memejamkan matanya, hanya menatap ke arah Lean dengan wajah cemas. "Paman Leon dan Eve, sore ini mengunjungi rumah sakit. Mereka sempat berbicara pada Ibumu, bertanya tentang pernikahanmu dengan Lean apabila kau masih belum juga terbangun hingga hari pernikahan kalian tiba." Ini yang Rosalia katakan padanya sebelum wanita itu diantar pulang oleh Ben ke mansion pamannya. "Sudah saatnya dia pulang, Ed. Bukankah kau juga sudah terjaga, Paman ingin agar Rosi beristirahat di mansion malam ini. Nanti, Paman dan Anton yang akan menemanimu dan Lean di sini." Edward hanya mengiyakan ucapan pamannya itu saat itu, lagipula ia melihat wajah Rosalia sudah tampak kelelahan. Selain itu, Rosalia juga sama seperti Lean, tengah mengandung buah cintanya bersama pamannya. "Apa yang mereka pikirkan? Mengapa mereka ingin membatalkan pernikahanku dengannya, dan Paman ... Paman bahkan telah memilihkan jodoh untuknya. Apa mereka pikir aku tidak akan bangun lag

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-05
  • Kekasih Gelap Ceo Arogan   Bab 162. Aku Tidak Ingin Kau Mencemaskanku.

    Seakan mengerti apa yang Edward inginkan, Dokter yang baru saja memeriksanya segera mengajak perawat yang telah membantu Lean untuk meninggalkan ruangan di mana ia dan Lean berada. Lean tergugu kala sang Dokter dan perawat itu berpamitan padanya. "Anda belum boleh berdiri terlalu lama, Nona," nasehat perawat wanita itu sebelum ia mengikuti sang Dokter. Lean mengangguk mengerti. "Hanya sebentar." Ia pun tersenyum kaku setelahnya dan mengangkat tangannya. Sebagai isyarat bahwa ia sedang baik-baik saja. Ruang penanganan khusus sontak hening beberapa saat kemudian, hanya menyisakan Edward yang tengah menatap Lean sembari tersenyum nakal. "Kau pergi keluar Kota L, huh?" Lean menepuk dada Edward, beberapa senti dari tempat Edward menerima timah panas. Membuat kekasihnya itu sontak mendesis. "Ma-afkan aku, aku lupa kalau kau terkena tembakan di bagian dada," cetusnya dengan wajah cemas. Edward memajukan bibirnya demi menggoda Lean, dan saat ia melihat tatapan kekasihnya itu berubah men

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-06
  • Kekasih Gelap Ceo Arogan   Bab 163. Apa Yang Terjadi Pada Lean?

    Siang harinya, semua kerabat Edward datang untuk menjenguk Edward dan juga Lean. Begitu pula dengan Leon dan Eve. Bukan hanya kerabat, meski masih merasa takut terhadap Edward, Wilhelm tetap datang untuk melihat keadaan sahabatnya itu. Terutama Lean. Entah mengapa wajah cantik dan polos wanita itu terus bermain di dalam benaknya pasca Rosalia mengatakan padanya jika ia memiliki rasa terhadap Lean. Kerumunan orang memenuhi ruang penanganan khusus, Edward tampak digoda oleh Ernest. Dan sahabatnya itu menanggapinya sambil memasang wajah dingin. Wilhelm hanya berani memperhatikan Edward dari balik kerumunan anggota keluarga Gail, lebih tepatnya— ia sengaja berdiri di belakang Tuan Besar Gail, Kakek Edward. Ternyata Anton juga melakukan hal yang sama, pria itu sama sekali tidak berani menghampiri Bosnya. Hanya terus memperhatikan Edward dari tempatnya berdiri, di samping dirinya. "Apa dia masih marah?" bisik Wilhelm pada Anton. Anton melirik pria itu lalu menganggukkan kepalanya, "Tu

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-07
  • Kekasih Gelap Ceo Arogan   Babb 164. Anton Di Mana?

    Dua hari kemudian ... Brad memijak kakinya ke lantai kayu yang dingin, merasakan setiap ketukan jantungnya berdegup kencang seperti genderang perang. Di tengah ruangan kantornya yang sepi, tumpukan berkas dan dokumen melingkar di sekelilingnya. Semua itu menjadi saksi bisu dari keheningan yang tiba-tiba pecah saat ia membaca undangan pernikahan Lean dan Edward. Matanya yang tajam membelalak saat ia memindai kalimat demi kalimat di atas kertas berwarna krem itu. “Jadi ... Edward Gail baik-baik saja? Dan sekarang dia akan menikah dengannya?” monolognya pada diri sendiri, suaranya nyaris serak. Seseorang mengetuk pintu ruangannya. Itu asistennya, pria itu berdiri di ambang pintu dengan wajah datar. “Tuan memanggilku?” tanya sang asisten, suaranya yang datar membuat ketegangan di dalam ruangan kantor Brad semakin kental. “Kapan kau menerima undangan ini?” lontar Brad, sambil mengacungkan undangan pernikahan Lean dan juga Edward. “Pagi ini. Apakah ada masalah, Tuan?” asisten Bra

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-08
  • Kekasih Gelap Ceo Arogan   Bab 165. Telepon Dari Ernest.

    "Ed, siapa Bart?" tanya Lean, dalam perjalanan pulang setelah fitting pakaian pengantin. Edward yang tengah duduk di samping kekasihnya itu sontak menoleh, "Apa aku belum pernah mengatakan apapun padamu?"Lean menggeleng pelan. Edward meringis saat melihat gelengan sang kekasih, baru sadar jika dua hari kemarin ia terlalu sibuk melepaskan rindunya pada Lean hingga melupakan penembakan yang terjadi pada dirinya. "Pria itu adalah pria yang telah menembakku, aku pernah menjebloskannya ke dalam tahanan. Dan istrinya menceraikannya setelahnya. Aku pikir wajar jika dia memiliki dendam yang sangat besar padaku. Tapi ... sepertinya Paman, Ben, dan Anton tidak setuju. Karena itu Paman masih meminta Ben dan Anton untuk melacak orang yang berada di belakang Bart.""Dan penyebab pertikaian kalian?"Supir Gail Mart yang sedang menyetir di depan Edward menahan senyum mendengar pertanyaan Lean itu. Lagipula siapa yang tidak mengenal Bosnya di kota ini? Cukup temui saja salah satu wanita dan tanya

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-09
  • Kekasih Gelap Ceo Arogan   Bab 166. Ada Orang Lain.

    Setelah panggilan dengan Ernest selesai, Edward mengalihkan pandangannya ke Lean, yang masih menatap keluar jendela mobil dengan pikiran yang tak terduga. Senyum manisnya tak terhapus, namun kerutan di keningnya menunjukkan bahwa pikirannya sedang melayang jauh. Edward merasa perlu memecah keheningan itu, tapi ia tidak ingin mengganggu ketenangan sang kekasih."Hey." Edward akhirnya berkata lembut, menyentuh tangan Lean yang diam di atas pangkuan kekasihnya itu. "Apa yang sedang kau pikirkan?"Lean menoleh, matanya sedikit terkejut. "Oh, aku? Tidak ada yang penting, hanya melihat suasana. Kembali ke apartemen, 'kan? Aku hanya berharap ....""Berharap apa?" Edward memotong, ingin tahu lebih dalam."Bahwa semuanya akan baik-baik saja," jawab Lean pelan, matanya kembali melirik ke luar. "Aku tidak ingin ada hal buruk yang terjadi lagi padamu."Edward menggenggam tangan Lean lebih erat, merasakan tangan itu bergetar lembut karena cemas. "Aku berjanji, Sayang. Aku akan melakukan yang terba

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-10
  • Kekasih Gelap Ceo Arogan   Bab 167. Peringatan Anton.

    Edward memijat pelipisnya, berusaha menenangkan diri sambil menatap Anton yang juga menatap balik padanya dengan sikap tegas. Di dalam benaknya, seluruh informasi yang didapatkan dari Anton— benar-benar tak pernah terpikirkan olehnya. 'Ada orang lain yang menginginkan kematiannya?' Edward tidak menampik hal itu. Mungkin bahkan sebagian besar pria mesum yang ada di kota ini memusuhi dirinya dan berharap bisa menembaknya secara diam-diam. "Baik, hingga pernikahanku selesai dilaksanakan, aku tidak akan melakukan apapun. Tapi setelahnya ....""Sebaiknya Tuan tetap menjaga Nona Lean, dia lebih membutuhkan Anda daripada masalah ini," sela Anton cepat, mencoba mematahkan keinginan Edward yang ingin kembali membahayakan dirinya. "Ck." Edward berdecak sebal, "Aku hampir kehilangan nyawaku karena peluru itu," sungutnya. "Dan Nona Lean hampir kehilangan bayinya," desis Anton tak mau kalah. "Hmm, seharusnya kau bekerja untukku." Edward mengoceh. Anton menatap atasannya itu dengan wajah seriu

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-11

Bab terbaru

  • Kekasih Gelap Ceo Arogan   Bab 204. Perpisahan. (The End)

    Sesaat berselang, kecemasan mulai mengisi ruang persalinan. Dokter Nora dan para perawat serta satu Dokter yang menemaninya— tampak sibuk berusaha mengembalikan tanda vital Lean. Tak jauh dari para medis itu, Edward hanya bisa termangu sembari mendekap putra mungilnya. Tatapan matanya yang berkabut terus memperhatikan wajah Lean yang terlihat semakin pucat."Oh, Sayang. Kumohon, jangan tinggalkan kami," bisiknya lirih. Kelopak matanya terasa semakin panas, dan Edward bisa merasakan kalau matanya perlahan-lahan telah mulai berair. Sebelumnya, ia pernah merasakan kehilangan seorang wanita, namun rasanya tidak sesakit apa yang Edward rasakan sekarang.Setelah puluhan menit berlalu dalam ketegangan, tiba-tiba Edward melihat Dokter Nora melemparkan pandangan ke arahnya. Raut wajah wanita itu tampak tegang dan ragu."Jangan katakan!" Edward menggeleng keras, sama sekali tidak ingin mendengar berita buruk yang ingin Dokter Nora sampaikan padanya. "Tuan Edward ... maaf, kami sudah berusaha

  • Kekasih Gelap Ceo Arogan   Bab 203. Harapan Dan Ketegangan.

    Sebelum ia pergi menemui Lean di ruang rawat inap, Edward menarik napas dalam-dalam terlebih dahulu. Baru kemudian memberanikan diri untuk menemui istrinya itu. Sementara Anton menunggunya di luar ruangan. Semula, Edward ingin membawa serta Dokter Nora bersamanya, tetapi menurut Eve— sebaiknya ia menemui Lean sendiri terlebih dahulu. Ketika Edward berada di dalam ruang rawat inap yang Lean tempati, aroma desinfektan yang bercampur pewangi ruangan langsung menyambutnya. Tetapi Edward mengacuhkannya dan justru menatap lurus ke arah sesosok tubuh ringkih yang sedang tertidur di atas ranjang. Edward mendekati ranjang tersebut sambil memberi isyarat pada perawat jaga yang ada di dalam ruangan itu agar tidak mengejutkan istrinya. Perawat itu mengangguk pada Edward dan segera pergi meninggalkan ruangan demi memberi waktu pada Edward. Ia telah melihat pria ini sebelumnya di luar saat Edward berbicara sangat serius pada Eve, karena itu ia membiarkan saja Edward yang kemungkinan adalah suam

  • Kekasih Gelap Ceo Arogan   Bab 202. Menyesal.

    Malam masih menyelimuti vilanya, dan suara ombak bergema di telinga Edward, membuat hatinya merasa sedikit lebih tenang. Namun, ketenangan itu segera pudar ketika pikirannya terfokus pada Lean. Rasa cemas terasa mengungkungnya juga tekad yang baru mulai tumbuh dalam dirinya. Tidak ingin terlarut dalam perasaan itu, Edward segera menghubungi Ben. Dan setelah beberapa saat ... “Selamat malam, Tuan Edward. Ben di sini.” Suara Ben yang datar mulai terdengar dari seberang panggilan.“Ben, ada yang ingin kukatakan padamu.” Sebelum melanjutkan kalimatnya, Edward membenarkan posisi duduknya terlebih dahulu. Samar-samar suara gemuruh ombak yang terdengar dari kejauhan, menyapa indera pendengarannya.“Ada apa, Tuan Edward? Apakah ada yang bisa kubantu?” tanya Ben, nada suaranya penuh perhatian.“Begini. Dalam dua hari ke depan, aku ingin pergi ke Zurich. Kau pasti sudah mendengar kalau istriku telah kembali ke kota kelahirannya, 'kan?”“Tuan Ernest baru saja menghubungiku tentang rencana An

  • Kekasih Gelap Ceo Arogan   Babb 201. Harapan Baru.

    Sore hari, pulang dari Gail Mart, Edward meminta pada Anton untuk pergi ke mansion milik kedua orang tuanya. Ada sesuatu yang ingin ia tanyakan pada ayahnya.Dalam perjalanan, dari kursi belakang sedan ia memperhatikan Anton dengan wajah serius. Membuat Anton yang tanpa sengaja melirik kaca spion mobil sontak terkejut."Ada apa, Tuan? Apakah ada sesuatu yang ingin Tuan katakan padaku?" celetuk Anton.Edward mengangguk pelan, "Apa Rosi sudah kembali ke mansion Paman?" tanyanya. "Sudah, Tuan Edward. Nyonya Rosi langsung pulang malam harinya ketika Tuan Ernest datang untuk menjemputnya. Oh ya, Tuan. Hari ini Tuan Ernest juga menghubungiku. Maaf aku lupa memberi tahu Anda. Kata Tuan Ernest, Tuan Ernest mengenal seorang Dokter yang hebat saat berada di Dubai. Dokter itu adalah Dokter keluarga milik Kolega Tuan. Tuan Ernest ada meninggalkan nomor teleponnya padaku, aku sudah menghubungi Dokter itu, Tuan. Dia memiliki cara untuk menyelamatkan Nyonya Lean dan juga bayinya, hanya saja ...." A

  • Kekasih Gelap Ceo Arogan   Bab 200. Ide Wilhelm.

    Senyum Brad sontak memudar, “Aku hanya ingin kau tahu kalau kau bisa mengandalkanku jika kau membutuhkan sesuatu, tidak lebih. Seperti yang kau katakan tadi, kita sudah berpisah, tetapi apakah aku tidak boleh peduli padamu?”Lean hampir membuka mulut untuk membalas ucapan Brad itu, namun dengan cepat Eve menyentuh tangan Lean lalu menggelengkan kepalanya pada adiknya itu. Setelah itu, ia menoleh pada Brad. “Kau lihat, bukan? Kau tidak seharusnya berada di sini, Brad. Lean sedang dalam keadaan yang sangat rentan. Keberadaanmu justru memperburuk situasi,” cetusnya emosi. Lean merasakan ketegangan yang terus meningkat antara kakaknya dan Brad. Naluri melindungi Eve membuatnya merasa sedikit tertekan, tetapi di sisi lain, ia juga merasa bahwa hanya dirinya yang dapat menentukan keputusan untuk dirinya sendiri.“Eve, tolong! Aku bisa mengurus diriku sendiri,” kata Lean dengan suara yang masih bergetar. Ia kemudian berpaling pada Brad. "Brad, aku menghargai niat baikmu. Tapi seperti yang

  • Kekasih Gelap Ceo Arogan   Bab 199. Masa Lalu Adalah Masa Lalu.

    Keberangkatan Lean ke Zurich mengubah banyak hal. Sejak Lean memutuskan pergi, rasa cemas dan gelisah tidak pernah lepas dari pikiran Edward. Meskipun ia berusaha untuk tetap fokus pada pekerjaannya, benak dan hatinya selalu terikat pada sang istri dan kesehatan istrinya itu. Di sisi lain, Lean kini berada di rumah sakit Zurich, berharap ia bisa menemukan cara untuk menjaga bayinya agar tetap aman sekaligus memikirkan dirinya sendiri.Di kota kelahirannya, hari-hari awal Lean dipenuhi dengan rangkaian perawatan medis yang melelahkan. Eve, yang kini telah bahagia dengan kehidupan barunya sebagai istri Luis, berusaha untuk mendampingi sang adik semaksimal mungkin. Ia sering merasa tidak nyaman kala menemukan Lean yang tampak stres dan juga ketakutan menghadapi hal yang tidak pasti. Setiap hari, Eve mencoba mengajak Lean untuk berbincang, berbagi cerita dan memperkuat semangat satu sama lain meski di tengah rasa cemas yang selalu hadir menemani mereka.“Aku tidak tahu bagaimana melakuk

  • Kekasih Gelap Ceo Arogan   Bab 198. Kemarahan Dan Mengikhlaskan.

    Lean kemudian diam dalam keheningan, mengabaikan tatapan cemas Edward dan juga Leon. Suara bising dari alat medis di ruangan itu seolah mengingatkannya bahwa waktu terus berjalan, sementara ketegangan di antara mereka semakin mencekam. Tangan Lean masih terjepit dalam genggaman Edward, dan rasanya seperti dunia di sekitarnya perlahan menghilang. "Sayang?" Edward mencoba lagi dengan lembut, tetapi Lean sudah menatap keluar jendela, menghindari tatapan matanya. Di dalam hatinya, Lean merasakan pertempuran yang tak berujung. Selama ini ia berusaha dengan sangat keras untuk selalu kuat menghadapi apapun, tetapi saat ini, Lean merasakan ada sesuatu yang menggerogoti keputusannya. Ia bukan hanya menghadapi penyakitnya sendiri, tetapi juga risiko yang bisa merenggut nyawa bayi yang ia cintai."Edward, aku perlu waktu." Akhirnya Lean angkat berbicara. Suaranya terdengar lemah, namun digerakan oleh tekad yang kuat."Sayang, aku hanya ingin kau baik-baik saja." Edward menjelaskan kembali, tet

  • Kekasih Gelap Ceo Arogan   Bab 197. Kekerasan hati Lean.

    "Maaf, Nak. Tidak ada yang bisa aku lakukan pada Ibunya ketika dia memaksa untuk melahirkan Lean hingga akhirnya kematian merenggutnya dari kehidupan kami," terang Leon dengan wajah lesu ketika satu jam kemudian ia datang ke rumah sakit setelah Edward menghubunginya tentang kondisi Lean. Edward memperhatikan wajah ayah mertuanya itu yang tampak murung. Sebelumnya, ia pernah berpikir bahwa Leon adalah seorang ayah yang sedikit egois dan pilih kasih terhadap Lean. Namun setelah Leon menjelaskan alasan dari sikapnya selama ini terhadap putrinya itu, Edward baru mengerti jika sebenarnya Leon sedang melindungi Lean dengan caranya sendiri. "Aku ingin dia memiliki seseorang yang sangat peduli padanya. Jadi ketika Tuan Besar meminta Lean untuk menjadi calon istrimu— aku langsung menyetujuinya. Eve pernah bertengkar denganku gara-gara keputusanku itu. Tapi mendengar gosip tentangmu yang beredar di Zurich bahwa kau hanya menyukai satu wanita sepanjang hidupmu, aku pikir kau bisa menyayangi Le

  • Kekasih Gelap Ceo Arogan   Bab 196. Harapan.

    Wilhelm kemudian menjauhi Edward, ia menghubungi seseorang dan berbicara dengan wajah serius. Dari tempatnya berdiri, Edward terus memperhatikan sahabatnya itu. Setelah 15 menit berlalu, Wilhelm tampak memutuskan panggilan telepon dan kembali menghampiri dirinya. "Aku sudah bertanya pada sahabatku yang berada di luar negeri, aku telah memintanya untuk memeriksa apakah keluarganya mengenal seorang Dokter yang sangat berpengalaman tentang masalah kehamilan?" terang Wilhelm. Edward hanya diam, berusaha menanggapi ucapan sahabatnya tadi dengan senyuman yang terasa getir. "Ini akan butuh waktu, sebaiknya aku menemani Lean terlebih dahulu sambil menunggu kabar darimu," ujarnya. Wilhelm mengangguk setuju. "Itu yang sedang kupikirkan. Temanilah dia! Aku tidak ingin lagi melihatnya tampak tertekan seperti beberapa jam yang lalu." Ia lagi-lagi menepuk pundak Edward untuk menunjukkan dukungannya terhadap sahabatnya itu. "Terima kasih, Will." Edward kemudian bergegas pergi usai ia berbicara

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status