Beranda / Romansa / Kekasih Gelap Ceo Arogan / Bab 105. Lean Mabuk?

Share

Bab 105. Lean Mabuk?

Penulis: Abigail Briel
last update Terakhir Diperbarui: 2024-07-09 23:56:39
Sudah lebih 10 menit Edward berusaha membebaskan dirinya dari Mia dan Halbert, namun ayah dan putri tersebut terus saja mengajaknya berbicara hingga minum bersama.

Karena, malam ini adalah perayaan untuk kesuksesan acara lelang— tentu saja sulit baginya untuk mengecewakan Halbert yang selama ini telah menjadi rekan bisnis yang sangat baik untuk pamannya.

"Apakah kekasih Anda tidak datang, Tuan Edward?" celetuk Mia, ketika ia melihat Edward tampak diam-diam mencoba mencari seseorang di tengah keramaian.

Edward tersentak mendengar pertanyaan itu dan sontak menatap Mia. Sudah lima menit wanita cantik itu terus saja mengajaknya untuk minum bersama dengan cara yang menurutnya masih bisa dikatakan sangat sopan.

Namun pertanyaan yang baru saja Mia lontarkan padanya, membuat Edward merasa sedikit tersinggung. Meski ia tahu mungkin Mia bertanya karena wanita ini merasa sedikit penasaran apakah ia benar-benar telah memiliki seorang kekasih?

"Aku pikir dia sedikit terlambat malam ini, tapi
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (9)
goodnovel comment avatar
Nurul Asila R
lean harus nya kamu jangan mabuk, hadapi dengan elegan
goodnovel comment avatar
Roshita Alazraff
duh lean kamu malah mabuk gitu hehhe cemburu ngaku aja kalo kamu suka edward
goodnovel comment avatar
Abigail Briel
nanti malam kak...
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Kekasih Gelap Ceo Arogan   Bab 106. Apa Kau Mencintaiku?

    "T-Tuan Edward, menurutku Nona Marquise benar-benar sangat mabuk," celetuk Mia, ia bahkan terkekeh pelan setelah ia mampu menguasai rasa terkejutnya.Edward memperhatikan wanita itu dengan wajahnya yang datar. Hampir saja membuka mulutnya, namun apa yang ingin ia ucapkan segera tertelan kembali ketika ia mendengar suara Lean."Tapi itu benar! Hikk."Edward menepuk jidat mulusnya mendengar bantahan Lean yang disusul dengan suara cegukan setelahnya. Dengan gusar, ia menarik lengan Lean dan membuat wanita itu agar menatap wajahnya."Apa kau sengaja, Lean Marquise?!" rutuknya setengah berbisik, "Apa kau tidak akan menyesali ucapanmu ini setelah mabukmu menghilang?" tambahnya lagi.Sekali lagi Lean membasahi bibirnya yang terasa semakin kering, ia juga mengerjapkan matanya berkali-kali di hadapan Edward. Apa yang Lean lakukan itu sontak membuat Edward menggeram pelan. Oh, God. Seharusnya ia marah sekarang, tetapi mengapa ia justru tergoda? Sial!"Aku tidak akan menyesal!" tegas Lean.Edwa

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-10
  • Kekasih Gelap Ceo Arogan   Bab 107. Mabuk Dan Polos.

    Brakk!"Mengapa kau memanggilku, Berandal! Apa kau tahu kalau Ernest baru saja mengatakan sesuatu padaku tentang ulahmu di luar sana?" Bill tiba-tiba membuka pintu room, membuat Lean dan Edward sontak menoleh ke arahnya. Ia bahkan seketika membeku ketika menyadari bahwa Edward saat ini tidak sendiri di dalam room, dan kini— dua pasang mata yang merasa terganggu akan ulahnya sekarang sedang menatap lurus padanya. Menyaksikan posisi Edward dan sekretarisnya yang sedikit aneh, Bill pun memicingkan matanya di dalam ruangan yang minus akan cahaya tersebut. Meski sedikit gelap, Bill tentu saja mengenal siapa yang bersama Edward saat ini. Sebab, di awal pertemuannya dengan Lean, saat itu ia juga sedang berada di dalam room yang minus akan cahaya. Sementara Bill adalah seorang pria yang bisa mengenali seseorang dengan cepat walau ia baru bertemu sekali dengan orang itu. Terlebih lagi Lean yang wajahnya mengingatkan Bill pada Rosalia."Bukankah dia ...." Bill melangkah menghampiri Edward sa

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-11
  • Kekasih Gelap Ceo Arogan   Bab 108. Kau Pria Brengsek!

    "Kau beruntung, Ed!" sungut Bill. Edward mengangkat bahu, kemudian melirik ke arah Lean. "Tetapi sayang, dia menolak lamaranku," ujarnya berpura-pura terluka demi melihat reaksi sang kekasih. "Aku tidak pernah berkata kalau aku menolaknya!" Lean dengan cepat menyanggah sembari mengayunkan kedua tangannya di depan wajahnya. Membuat Edward dan Bill yang melihat tingkahnya itu sontak tertawa bersama. Sadar jika ia sedang dipermainkan, Lean pun menarik kedua tangannya dan melipatnya di depan dada. Ia juga memicingkan matanya, menatap Bill dan Edward secara bergantian. "Haha ... sangat lucu!" sungutnya. Edward terkekeh pelan. Well, ia sejujurnya sangat bahagia malam ini setelah sore harinya dibuat pusing oleh aksi bungkam Lean di hall. Karena malam ini, meski tidak pergi bersamanya— Lean telah melakukan apa yang ia inginkan. Setidaknya pada Mia hingga ia tidak perlu lagi mencari-cari alasan untuk menghindari wanita itu. "Kau sangat luar biasa malam ini," pujinya, sambil menatap Lean d

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-12
  • Kekasih Gelap Ceo Arogan   Bab 109. Mengapa Aku Harus Memanggilmu Dengan Akrab?

    Beberapa saat kemudian, di dalam room setelah Edward dan kedua pelayan yang mengantarkan pesanan Bill telah pergi meninggalkan room."Sekarang, hanya ada kita berdua di sini, Miss Marquise," celetuk Bill. "Lean, panggil saja Lean!" Lean dengan cepat meralat ucapan Bill.Mendengar ucapan wanita itu, Bill langsung menegakkan tubuhnya. Ia bahkan tersenyum tipis dan meletakkan gelas whisky yang sedang ia pegang ke atas meja."Mengapa kau ingin aku memanggilmu dengan akrab?" tanyanya pada Lean setelahnya, sambil menopang dagunya di atas kedua kepalan tangannya yang sikunya sengaja ia tekankan pada pahanya. Di saat yang sama, tatapan Bill lurus ke arah Lean. Namun, cahaya lampu room yang terlalu temaram membuat matanya sedikit sakit saat ini. Dengan sebal, Bill lalu mengangkat salah satu tangannya ke hadapan Lean saat ia melihat wanita itu ingin menjawab pertanyaannya."Apa kau keberatan jika aku membuat lampunya sedikit lebih terang?" usulnya. Setelah itu, Bill mengangkat bahunya. "Sebab

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-13
  • Kekasih Gelap Ceo Arogan   Bab 110. Cemaskan Saja Dirimu!

    "Kau menemui Ernest tapi tidak menemuiku?" orang itu yang tak lain adalah Rosalia, mencembungkan pipinya dengan sebal seraya melangkah ke arah Lean. Setibanya tak jauh Lean, ia segera menurunkan tubuhnya dan duduk di atas sofa dua jengkal dari tempat Lean duduk. "Apa kau ... baik-baik saja?" Rosalia lalu mengamati wajah Lean, mengacuhkan Bill yang ingin berbicara padanya untuk sementara waktu. "Aku baik." Lean menganggukan kepalanya, "Terima kasih, Rosi," tambahnya.Rosalia tersenyum tipis, "Bagus kalau begitu. Oh ya, tentang masalah di lounge. Sekarang kau sudah tidak perlu lagi mengkhawatirkannya. Edward telah menjelaskannya pada Ernest bahwa dia lah yang bertanggung jawab atas masalah itu," terang Rosalia."Seperti dugaanku." Bill yang tidak tahan terus diacuhkan akhirnya menimpali. Membuat Rosalia dan Lean sontak melemparkan pandangan ke arahnya. Menerima tatapan dari dua wanita cantik yang ia kagumi, Bill pun menggedikkan pundaknya. Kemudian mengisi kembali gelas whiskynya yan

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-14
  • Kekasih Gelap Ceo Arogan   Bab 111. Apa Yang Terjadi, Lean?

    "Itu ...."Belum sempat Rosalia membuka mulutnya untuk menjawab pertanyaan Lean, pintu room tiba-tiba dibuka dari Luar. Eve yang sangat mencemaskan keadaan adiknya, menerobos masuk dan segera menghampiri Lean."Apa yang terjadi, Lean? Mr. Halbert White baru saja mendatangi Ayah dan mengatakan jika kau melakukan sesuatu pada Tuan Edward. Apa itu benar?" sejenak, Eve menjeda kalimatnya kala ia menyadari bahwa Rosalia tengah duduk di samping Lean saat ini. "Em, Nyonya Rosi. Maafkan aku. Aku tidak tahu kalau Nyonya ada di sini," ujarnya sungkan, sambil menundukkan kepalanya. Rosalia menanggapi ucapan Eve itu dengan tersenyum tipis, "Jangan khawatir, Eve," balasnya, lalu mengangguk pada Eve agar wanita itu tidak lagi merasa tak enak hati padanya. Namun, Eve tetap tersenyum kikuk. Takut jika apa yang ia lakukan tadi telah menyinggung Rosalia. Meskipun, sebenarnya bukan Rosalia yang ia takuti melainkan Ernest— tetapi Eve menaruh hormat pada wanita muda itu yang telah memperlakukan dirinya

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-15
  • Kekasih Gelap Ceo Arogan   Bab 112. Edward Pasti Akan Membunuh Si Brengsek Itu!

    Mendengar kabar yang dibawa oleh Eve, tanpa pikir panjang— Rosalia langsung mengajak Lean dan juga Eve untuk meninggalkan room. Baru beberapa langkah keluar dari room, mereka tanpa sengaja bertemu dengan Oliver."Aku baru saja akan menjemputmu," tukas Oliver pada Rosalia sambil menatap wanita itu dengan wajah cemas.Ekspresi yang tergambar di wajah Oliver saat ini, membuat Lean menjadi semakin takut, begitu juga Rosalia. Apalagi, di saat Lean dalam kondisi mabuk beberapa saat yang lalu, ia lah yang telah memberitahu Edward tentang video yang telah diperlihatkan Brad padanya.Tetapi, seingat Lean saat itu ia sama sekali tidak menyebutkan nama Brad. Ataukah ... ia tanpa sadar telah menyebutkannya pada Edward? Ia benar-benar merasa bimbang sekarang."Edward sedang mengurung Brad di dalam sebuah room kosong," lanjut Oliver. "Ada Anton dan Bill yang sedang bersamanya sekarang. Sedangkan aku ... aku tidak bisa menemaninya agar para tamu tidak curiga padanya," terangnya menjelaskan keadaan y

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-16
  • Kekasih Gelap Ceo Arogan   Bab 113. Berhentilah Mencampuri Urusan Keluarga Orang Lain.

    Bill memutar bola matanya, kemudian membalikkan tubuhnya. Sembari melangkah cepat ke arah Anton— ia pun berteriak, "Buka pintunya!" titahnya. Tak mengerti maksud dari ucapan Bill, Anton hanya mengerutkan keningnya."Apa kau tidak mendengar apa yang kukatakan tadi?!" tukas Bill gemas setibanya ia di samping Anton. Bahkan tanpa menunggu lagi, ia segera membuka pintu room.Lampu di dalam room menyala sangat terang, dan suara erangan segera menyambut Bill, Rosalia dan Lean yang mengikutinya, juga Anton yang berdiri di belakang para wanita itu."Mengapa kau membiarkan hal ini terjadi?!" hardik Bill pada Anton dari balik pundaknya.Dengan wajah datar, Anton pun menjawab. "Tuan Ernest yang memerintahkanku agar tidak mengganggu Tuan Edward. Menurut Tuan Ernest, masalah antar pria harus diselesaikan dengan cara pria," tukasnya santai.Bill mendengus sesaat, lalu melangkah cepat ke arah Edward dan satu pria yang berada di bawah keponakan sahabatnya itu. Pria tersebut tergeletak di lantai room

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-17

Bab terbaru

  • Kekasih Gelap Ceo Arogan   Bab 204. Perpisahan. (The End)

    Sesaat berselang, kecemasan mulai mengisi ruang persalinan. Dokter Nora dan para perawat serta satu Dokter yang menemaninya— tampak sibuk berusaha mengembalikan tanda vital Lean. Tak jauh dari para medis itu, Edward hanya bisa termangu sembari mendekap putra mungilnya. Tatapan matanya yang berkabut terus memperhatikan wajah Lean yang terlihat semakin pucat."Oh, Sayang. Kumohon, jangan tinggalkan kami," bisiknya lirih. Kelopak matanya terasa semakin panas, dan Edward bisa merasakan kalau matanya perlahan-lahan telah mulai berair. Sebelumnya, ia pernah merasakan kehilangan seorang wanita, namun rasanya tidak sesakit apa yang Edward rasakan sekarang.Setelah puluhan menit berlalu dalam ketegangan, tiba-tiba Edward melihat Dokter Nora melemparkan pandangan ke arahnya. Raut wajah wanita itu tampak tegang dan ragu."Jangan katakan!" Edward menggeleng keras, sama sekali tidak ingin mendengar berita buruk yang ingin Dokter Nora sampaikan padanya. "Tuan Edward ... maaf, kami sudah berusaha

  • Kekasih Gelap Ceo Arogan   Bab 203. Harapan Dan Ketegangan.

    Sebelum ia pergi menemui Lean di ruang rawat inap, Edward menarik napas dalam-dalam terlebih dahulu. Baru kemudian memberanikan diri untuk menemui istrinya itu. Sementara Anton menunggunya di luar ruangan. Semula, Edward ingin membawa serta Dokter Nora bersamanya, tetapi menurut Eve— sebaiknya ia menemui Lean sendiri terlebih dahulu. Ketika Edward berada di dalam ruang rawat inap yang Lean tempati, aroma desinfektan yang bercampur pewangi ruangan langsung menyambutnya. Tetapi Edward mengacuhkannya dan justru menatap lurus ke arah sesosok tubuh ringkih yang sedang tertidur di atas ranjang. Edward mendekati ranjang tersebut sambil memberi isyarat pada perawat jaga yang ada di dalam ruangan itu agar tidak mengejutkan istrinya. Perawat itu mengangguk pada Edward dan segera pergi meninggalkan ruangan demi memberi waktu pada Edward. Ia telah melihat pria ini sebelumnya di luar saat Edward berbicara sangat serius pada Eve, karena itu ia membiarkan saja Edward yang kemungkinan adalah suam

  • Kekasih Gelap Ceo Arogan   Bab 202. Menyesal.

    Malam masih menyelimuti vilanya, dan suara ombak bergema di telinga Edward, membuat hatinya merasa sedikit lebih tenang. Namun, ketenangan itu segera pudar ketika pikirannya terfokus pada Lean. Rasa cemas terasa mengungkungnya juga tekad yang baru mulai tumbuh dalam dirinya. Tidak ingin terlarut dalam perasaan itu, Edward segera menghubungi Ben. Dan setelah beberapa saat ... “Selamat malam, Tuan Edward. Ben di sini.” Suara Ben yang datar mulai terdengar dari seberang panggilan.“Ben, ada yang ingin kukatakan padamu.” Sebelum melanjutkan kalimatnya, Edward membenarkan posisi duduknya terlebih dahulu. Samar-samar suara gemuruh ombak yang terdengar dari kejauhan, menyapa indera pendengarannya.“Ada apa, Tuan Edward? Apakah ada yang bisa kubantu?” tanya Ben, nada suaranya penuh perhatian.“Begini. Dalam dua hari ke depan, aku ingin pergi ke Zurich. Kau pasti sudah mendengar kalau istriku telah kembali ke kota kelahirannya, 'kan?”“Tuan Ernest baru saja menghubungiku tentang rencana An

  • Kekasih Gelap Ceo Arogan   Babb 201. Harapan Baru.

    Sore hari, pulang dari Gail Mart, Edward meminta pada Anton untuk pergi ke mansion milik kedua orang tuanya. Ada sesuatu yang ingin ia tanyakan pada ayahnya.Dalam perjalanan, dari kursi belakang sedan ia memperhatikan Anton dengan wajah serius. Membuat Anton yang tanpa sengaja melirik kaca spion mobil sontak terkejut."Ada apa, Tuan? Apakah ada sesuatu yang ingin Tuan katakan padaku?" celetuk Anton.Edward mengangguk pelan, "Apa Rosi sudah kembali ke mansion Paman?" tanyanya. "Sudah, Tuan Edward. Nyonya Rosi langsung pulang malam harinya ketika Tuan Ernest datang untuk menjemputnya. Oh ya, Tuan. Hari ini Tuan Ernest juga menghubungiku. Maaf aku lupa memberi tahu Anda. Kata Tuan Ernest, Tuan Ernest mengenal seorang Dokter yang hebat saat berada di Dubai. Dokter itu adalah Dokter keluarga milik Kolega Tuan. Tuan Ernest ada meninggalkan nomor teleponnya padaku, aku sudah menghubungi Dokter itu, Tuan. Dia memiliki cara untuk menyelamatkan Nyonya Lean dan juga bayinya, hanya saja ...." A

  • Kekasih Gelap Ceo Arogan   Bab 200. Ide Wilhelm.

    Senyum Brad sontak memudar, “Aku hanya ingin kau tahu kalau kau bisa mengandalkanku jika kau membutuhkan sesuatu, tidak lebih. Seperti yang kau katakan tadi, kita sudah berpisah, tetapi apakah aku tidak boleh peduli padamu?”Lean hampir membuka mulut untuk membalas ucapan Brad itu, namun dengan cepat Eve menyentuh tangan Lean lalu menggelengkan kepalanya pada adiknya itu. Setelah itu, ia menoleh pada Brad. “Kau lihat, bukan? Kau tidak seharusnya berada di sini, Brad. Lean sedang dalam keadaan yang sangat rentan. Keberadaanmu justru memperburuk situasi,” cetusnya emosi. Lean merasakan ketegangan yang terus meningkat antara kakaknya dan Brad. Naluri melindungi Eve membuatnya merasa sedikit tertekan, tetapi di sisi lain, ia juga merasa bahwa hanya dirinya yang dapat menentukan keputusan untuk dirinya sendiri.“Eve, tolong! Aku bisa mengurus diriku sendiri,” kata Lean dengan suara yang masih bergetar. Ia kemudian berpaling pada Brad. "Brad, aku menghargai niat baikmu. Tapi seperti yang

  • Kekasih Gelap Ceo Arogan   Bab 199. Masa Lalu Adalah Masa Lalu.

    Keberangkatan Lean ke Zurich mengubah banyak hal. Sejak Lean memutuskan pergi, rasa cemas dan gelisah tidak pernah lepas dari pikiran Edward. Meskipun ia berusaha untuk tetap fokus pada pekerjaannya, benak dan hatinya selalu terikat pada sang istri dan kesehatan istrinya itu. Di sisi lain, Lean kini berada di rumah sakit Zurich, berharap ia bisa menemukan cara untuk menjaga bayinya agar tetap aman sekaligus memikirkan dirinya sendiri.Di kota kelahirannya, hari-hari awal Lean dipenuhi dengan rangkaian perawatan medis yang melelahkan. Eve, yang kini telah bahagia dengan kehidupan barunya sebagai istri Luis, berusaha untuk mendampingi sang adik semaksimal mungkin. Ia sering merasa tidak nyaman kala menemukan Lean yang tampak stres dan juga ketakutan menghadapi hal yang tidak pasti. Setiap hari, Eve mencoba mengajak Lean untuk berbincang, berbagi cerita dan memperkuat semangat satu sama lain meski di tengah rasa cemas yang selalu hadir menemani mereka.“Aku tidak tahu bagaimana melakuk

  • Kekasih Gelap Ceo Arogan   Bab 198. Kemarahan Dan Mengikhlaskan.

    Lean kemudian diam dalam keheningan, mengabaikan tatapan cemas Edward dan juga Leon. Suara bising dari alat medis di ruangan itu seolah mengingatkannya bahwa waktu terus berjalan, sementara ketegangan di antara mereka semakin mencekam. Tangan Lean masih terjepit dalam genggaman Edward, dan rasanya seperti dunia di sekitarnya perlahan menghilang. "Sayang?" Edward mencoba lagi dengan lembut, tetapi Lean sudah menatap keluar jendela, menghindari tatapan matanya. Di dalam hatinya, Lean merasakan pertempuran yang tak berujung. Selama ini ia berusaha dengan sangat keras untuk selalu kuat menghadapi apapun, tetapi saat ini, Lean merasakan ada sesuatu yang menggerogoti keputusannya. Ia bukan hanya menghadapi penyakitnya sendiri, tetapi juga risiko yang bisa merenggut nyawa bayi yang ia cintai."Edward, aku perlu waktu." Akhirnya Lean angkat berbicara. Suaranya terdengar lemah, namun digerakan oleh tekad yang kuat."Sayang, aku hanya ingin kau baik-baik saja." Edward menjelaskan kembali, tet

  • Kekasih Gelap Ceo Arogan   Bab 197. Kekerasan hati Lean.

    "Maaf, Nak. Tidak ada yang bisa aku lakukan pada Ibunya ketika dia memaksa untuk melahirkan Lean hingga akhirnya kematian merenggutnya dari kehidupan kami," terang Leon dengan wajah lesu ketika satu jam kemudian ia datang ke rumah sakit setelah Edward menghubunginya tentang kondisi Lean. Edward memperhatikan wajah ayah mertuanya itu yang tampak murung. Sebelumnya, ia pernah berpikir bahwa Leon adalah seorang ayah yang sedikit egois dan pilih kasih terhadap Lean. Namun setelah Leon menjelaskan alasan dari sikapnya selama ini terhadap putrinya itu, Edward baru mengerti jika sebenarnya Leon sedang melindungi Lean dengan caranya sendiri. "Aku ingin dia memiliki seseorang yang sangat peduli padanya. Jadi ketika Tuan Besar meminta Lean untuk menjadi calon istrimu— aku langsung menyetujuinya. Eve pernah bertengkar denganku gara-gara keputusanku itu. Tapi mendengar gosip tentangmu yang beredar di Zurich bahwa kau hanya menyukai satu wanita sepanjang hidupmu, aku pikir kau bisa menyayangi Le

  • Kekasih Gelap Ceo Arogan   Bab 196. Harapan.

    Wilhelm kemudian menjauhi Edward, ia menghubungi seseorang dan berbicara dengan wajah serius. Dari tempatnya berdiri, Edward terus memperhatikan sahabatnya itu. Setelah 15 menit berlalu, Wilhelm tampak memutuskan panggilan telepon dan kembali menghampiri dirinya. "Aku sudah bertanya pada sahabatku yang berada di luar negeri, aku telah memintanya untuk memeriksa apakah keluarganya mengenal seorang Dokter yang sangat berpengalaman tentang masalah kehamilan?" terang Wilhelm. Edward hanya diam, berusaha menanggapi ucapan sahabatnya tadi dengan senyuman yang terasa getir. "Ini akan butuh waktu, sebaiknya aku menemani Lean terlebih dahulu sambil menunggu kabar darimu," ujarnya. Wilhelm mengangguk setuju. "Itu yang sedang kupikirkan. Temanilah dia! Aku tidak ingin lagi melihatnya tampak tertekan seperti beberapa jam yang lalu." Ia lagi-lagi menepuk pundak Edward untuk menunjukkan dukungannya terhadap sahabatnya itu. "Terima kasih, Will." Edward kemudian bergegas pergi usai ia berbicara

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status