Beranda / Romansa / Kekasih Diam-Diam Sang CEO / Perbedaan Aku dan Dia

Share

Perbedaan Aku dan Dia

last update Terakhir Diperbarui: 2023-03-09 10:36:00

Aidan mulai resah setelah hubungannya dengan Namira kandas. Berakhirnya hubungan mereka pun tidak baik-baik saja. Aidan kepergok selingkuh dengan perempuan lain, bahkan perempuan itu asing bagi Aidan. Rasa bersalah mulai bermunculan di hati Aidan. Meski sebenarnya Aidan sangat gengsi untuk mengetahui rasa bersalah itu. “Ah, gue nggak boleh merasa bersalah. Yang mutusin hubungan ini bukan gue, tapi Namira,” batinnya ketika berada di depan laptop di ruang kerjanya. Fokus dalam pekerjaannya pun mulai menurun. Banyak sekali hal lain yang berdatangan dan ingin sekali menjadi prioritas di pikiran Aidan. “Kenapa, Lo? Diem aja! Makan, yuk!” ajak salah satu teman kantor Aidan. Aidan terkejut karena teman kantornya itu menepuk bahunya.

“Hei, bikin kaget aja, Lo!” protes Aidan. “Lagian Lo bengong aja, sih. Ada apa?” tanyanya ingin tahu. Aidan diam dan menutup laptopnya. Ia tidak menjawab dengan spesifik. Tetapi, dari napas yang baru saja ia embuskan membuat orang lain tau jika Aidan sedang tidak
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Kekasih Diam-Diam Sang CEO   Ada yang Lain

    Namira Yuna, gadis yang biasa ceria dan banyak bicara sekarang sedang bungkam dan tidak ingin berinteraksi dengan banyak orang. Sifatnya banyak disenangi oleh teman dan orang sekitarnya. Namun, beberapa hari belakangan ini, Namira justru menjadi sebaliknya. Ia menjadi gadis pendiam, suka murung, dan menjadi salah satu penggemar kata galau. Namira tak jarang menangis jika teringat akan kesedihan yang sedang menimpa dirinya. Waktu hampir 10 tahun bukanlah waktu yang singkat. Kebersamaan yang ia jalani bersama Aidan sangatlah berarti dan membekas dikehidupan Namira. Tetapi, sekarang ia harus terbiasa tanpa hal itu lagi. Masing-masing adalah keputusan terbaik untuk hubungan mereka berdua. Sebab, Namira sangat menjunjung tinggi kesetiaan.“Dulu gue pasti yakin kalau suatu saat gue balik lagi sama Aidan. Putus hanya masalah waktu. Tapi sekarang? Nggak mungkin gue kembali setelah dikhianati,” ujarnya di depan cermin kamar. Namira sedang bersiap untuk pergi ke kantor pagi ini. Walaupun sebena

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-10
  • Kekasih Diam-Diam Sang CEO   Gagal Move On?

    “Hai, Kak! Maaf ya aku tiba-tiba kebelet,” ucap Laras berlari kecil kembali lagi ke ruang kerjanya. Laras sedikit heran karena Namira menatap ponselnya yang ada di meja kerja juga ponsel milik Namira sendiri. “Kak? Kak Namira?” panggil Laras karena Namira tidak memberikan respon apapun. Laras menepuk bahu Namira, meski tidak kencang Namira tetap merasakannya. Ia cukup terkejut ketika melihat Laras sudah kembali dan kini berada di belakangnya. “Eh Laras!” seru Namira. “Ada apa, Kak?” tanya Laras pelan-pelan. Ia ingin tahu apa yang sedang Namira alami, tetapi ada rasa sungkan juga. Takut jika Namira merasa tidak nyaman dengan pertanyaan yang Laras ajukan. “Oh enggak! Nggak papa,” jawab Namira menyembunyikan apa yang terjadi sebenarnya.“Astaga! Ada telepon,” ucap Laras ketika melihat layar ponselnya kembali menyala karena ada panggilan dari Aidan lagi. “Kak, boleh izin jawab teleponnya dulu?” tanya Laras. Namira dilema, antara ingin mendengar apa yang sedang mereka bicarakan, namun juga

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-11
  • Kekasih Diam-Diam Sang CEO   Balik Lagi ke Sini

    Hari ini, hari Namira sudah dibooking oleh kesibukan. Banyak sekali jadwal Dewangga yang harus selesai hari ini juga. Meeting, pertemuan dengan rekan bisnis, teman, sampai kunjungan ke kantor lain. Namira telah menyiapkan tenaga sedari malam. Ia tidak ingin pagi hari kehilangan mood dan membuat pekerjaannya semua jadi terbengkalai. Dewangga pasti akan kecewa, pun semua yang sudah ia susun rapi pasti akan berantakan juga. “Gue harus dandan yang rapi, cantik, supaya suasana hati gue jadi lebih baik,” ucap Namira ketika sedang bersiap menuju ke kantor. Senyumnya sudah menunjukkan jika semua sudah cukup. Namira terlihat senang dengan dandanannya pagi ini. Tak butuh waktu lama, Namira langsung bergegas pergi ke kantor. Sebab, hari ini dimulai dengan sangat pagi. Pastinya akan berakhir sangat malam pula.“Namira, kamu sudah siap? Sudah jalan ke kantor?” Dewangga telepon Namira dan menanyakan keberadaan Namira saat itu. Namira pun segera menjawab telepon dari bosnya. Sebab, ia tidak ingin ad

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-12
  • Kekasih Diam-Diam Sang CEO   Pemandangan Pagi Itu

    Namira dan Dewangga tidak bergerak sama sekali. Mereka masih terkejut dengan kejadian yang barusan mereka alami. Namira jatuh ke pangkuan Dewangga. Sedangkan posisi mereka ada di dalam kamar hotel. Rasa takut dan canggung segera memburu Namira. Ia merasa bersalah karena tidak berhati-hati dan tak sekuat tenaga menahan badannya. “Ma-maaf, Pak,” Namira buka suara setelah berhasil berdiri dari pangkuan Dewangga. Dewangga sempat membantu Namira karena ia tidak ingin membuat Namira semakin menjauh darinya. “Sstt, sudah ini bukan salah kamu,” jawab Dewangga. Namira membuang pandangannya dari Dewangga. Ia merasa salah tingkah dan mati gaya. “Astaga, kenapa harus ada adegan seperti ini, sih! Gue kan jadi malu!” batin Namira kesal.“Kamu tunggu di sini, ya! Saya mau ganti baju,” pinta Dewangga kepada Namira. Namira hanya mengangguk tanpa memberi jawaban lain. Dewangga membawa setelan jas yang baru saja Namira berikan kepadanya. Setelan jas pertama yang akan ia pakai untuk meeting pagi ini. “Na

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-13
  • Kekasih Diam-Diam Sang CEO   Perdebatan Pagi Hari

    Berpapasan dengan masa lalu adalah hal yang tidak menyenangkan bagi sebagian orang. Apalagi perpisahannya merupakan keputusan yang menyakitkan. Entah karena keegoisan, pengkhianatan, atau mungkin lainnya. Itulah yang sekarang sedang dialami oleh Namira. Namira berangkat ke kantor bersama bosnya. Mobilnya ditinggal di hotel Dewangga. Semua ini merupakan permintaan dari Dewangga. Karena tidak punya banyak alasan kuat, Namira pun menuruti permintaan dari Dewangga. Mereka berangkat bersama menggunakan mobil Dewangga. Sayangnya, pagi itu menjadi salah satu pagi menyebalkan bagi Namira. “Aidan?” batin Namira ketika terkejut melihat mantan kekasihnya itu mengantar Laras ke kantor. “Sudah sedekat ini mereka,” Namira masih terus membatin. “Kenapa harus ada aku di sini, sih?” Namira kesal harus melihat kebersamaan Aidan dan Laras.Dewangga telah menemukan tempat parkir yang tepat untuk mobilnya. Sebab, ia tidak akan lama memarkir mobilnya di sana. Sebentar lagi Dewangga dan Namira akan meeting

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-14
  • Kekasih Diam-Diam Sang CEO   Makan Siang Menegangkan

    Kesibukan yang tiada hentinya sedang terjadi pada Namira. Setelah menemui mantan kekasihnya yang sengaja merusak suasan hati Namira, sekarang Namira sudah berada di dalam mobil bersama bosnya, Dewangga. Mereka menuju ke tempat meeting pertama. Semua berkas dan kebutuhan rapat pagi ini sudah Namira persiapkan. Dewangga tidak pernah mengeluh jika semua sudah diambil alih oleh Namira. Sebab, Namira memang orang yang teliti, rajin, dan totalitas dalam bekerja. Makanya Dewangga bisa sangat percaya kepada sekretarisnya itu. “Klien akan sampai sekitar 20 menit lagi, Pak. Jadi, masih ada waktu kita mempersiapkan diri sebelum rapat dimulai,” ujar Namira setelah sampai di tempat meeting pertama. “Oke,” jawab Dewangga singkat.Namira dan Dewangga sudah duduk manis di tempat yang sudah mereka pesan untuk rapat bersama klien baru. Namira telah kembali dari toilet, ia menyempatkan diri untuk sekedar merapikan rambut, pakaian, juga riasan wajahnya. Selain itu, tak ketinggalan, Namira juga selalu mem

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-15
  • Kekasih Diam-Diam Sang CEO   Kedatangan Seseorang

    Semua mata tertuju pada Namira. Teriakan Namira barusan membuat semua orang menghentikan aktivitasnya masing-masing. Mereka semua penasaran, ada apa dibalik teriakan itu. Bahkan Dewangga terlihat cukup terkejut, ia tidak biasa mendengar teriakan dari sekretaris pribadinya. “Ada apa Namira?” tanya Mama Dewangga yang ingin segera tahu alasan Namira menghentikan Dewanti dengan teriakan. “Ma-maaf,” ucapnya pertama kali setelah teriakan itu. “Maaf ibu, bukan saya lancang dan saya juga tidak bermaksud untuk tidak sopan. Saya hanya ingin mengingatkan jika Pak Dewangga tidak bisa makan seafood. Pak Dewa alergi dengan udang,” jelas Namira membuat Dewangga tersenyum senang. Mendengar penjelasan Namira, Dewanti terlihat kesal. Suasana hatinya mulai berubah. Tetapi, ia tidak mungkin bad mood di depan calon mertuanya. “Maaf, Dewangga. Aku lupa,” ujar Dewanti mengalihkan kesalahannya. “Aku terlalu bersemangat, jadi, aku tidak ingat jika kamu ada alergi dengan udang dan makanan laut lainnya,” ucap D

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-16
  • Kekasih Diam-Diam Sang CEO   Si Biang Masalah

    Aidan dan Laras membuat janji untuk makan siang bersama hari ini. Laras dengan senang hati menerima ajakan Aidan. Kepolosan Laras membuat Aidan tambah penasaran dengan Laras. Bagi Laras pun Aidan salah satu laki-laki yang selama ini Laras idamkan. Laras sudah cuku lama tidak membagi hatinya untuk orang lain. Setelah merasakan patah hati dan harapan palsu dan beberapa lelaki, Laras memutuskan untuk menyendiri. Ia tidak membuka hatinya untuk siapapun. Laras sibuk mewujudkan impiannya satu per satu. Hingga akhirnya ia bisa bertemu dengan Aidan. Laki-laki yang sudah beberapa tahun ini ia tunggu. Perkenalan yang tidak sengaja itu justru menjadi obat dari penantian lama bagi Laras.”Laras, mau makan apa kita siang ini?” tanya Aidan yang sudah bersama Laras di dalam mobilnya. Sebelum mereka meninggalkan kantor untuk makan siang, Aidan ingin tahu apa yang sedang Laras inginkan. Meski terkadang Aidan sudah memiliki keputusan sendiri, Aidan tetap ingin mendengar opini dari Laras. “Hmm, apa ya

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-17

Bab terbaru

  • Kekasih Diam-Diam Sang CEO   Memulai Kembali

    Para pegawai Dewangga kini kembali menjalani rutinitas seperti biasanya. Meski telah dihadang oleh berbagai pekerjaan yang menumpuk di meja kerja masing-masing, suasana hati mereka tetap masih terbawa ceria. Hasil dari staycation tiba-tiba yang diadakan oleh Dewanti. Meski sedikit lancang karena tak minta persetujuan dari Dewangga, Dewanti ternyata berhasil membahagiakan pekerja di kantor Dewangga. Hati Dewanti semakin besar. Ia merasa dirinya akan memenangkan hati semua orang. “Seru banget ya, kemarin! Andai aja tiap bulan ada staycation, kita pasti bakal betah kerja di sini. Walaupun lembur, banyak kerjaan, sering kena marah, tapi kalau ada acara kayak kemarin sih gue betah,” celetuk Ailin dengan geng gosipnya itu. Nimas datang mendengar ocehan Ailin yang cukup kencang hingga bisa didengar meski belum sampai ke meja kerjanya.“Pagi, Nimas!” sapa Ailin iseng mendekati Nimas. Wajah Ailin tidak mencerminkan keceriaan sama sekali. Wajahnya lecek seperti pakaian yang masih kusut karena b

  • Kekasih Diam-Diam Sang CEO   Kembalinya Pujaan Hati

    “Semua itu karena kesalahan Papa Dewangga. Beliau yang membuat perusahaan Dewangga hancur.” Anggara menceritakan bagaimana perjalanan kehidupan Dewangga sebelum hadirnya Namira. Dewangga sudah berjuang sejak lama. Namun, keringatnya tak ada yang melihat. Semua menilai bahwa Dewangga hanya mampu seperti sekarang. “Apa yang membuat hutang?” Namira bertanya terus dengan detail. Ia ingin tahu lebih dalam lagi tentang seseorang yang saat itu masih bertengger di hatinya. “Hutang,” jawab Anggara lalu menoleh ke arah Namira seolah memberi garis bawah. “Jadi...” “Iya, pertengkaran Dewangga dan Papanya bermula dari hutang perusahaan. Dewangga sudah susah payah membangun perusahaan itu, tetapi, Papanya justru menghancurkan sekejap dengan hutang yang menumpuk,” jelas Anggara lagi. “Kepergian dan Dewangga bukan tanpa alasan. Tapi, karena dengan hal itu Dewangga bisa damai dengan keadaan.”Selama ini diamnya Dewangga menyimpan banyak sekali luka. Dingin sikapnya melampiaskan segala kecewa yang seja

  • Kekasih Diam-Diam Sang CEO   Seluk Beluk Yang Masih Rahasia

    Akhir pekan ajaib bagi para pegawai kantor Dewangga. Untuk pertama kalinya, mereka bisa merasakan liburan bersama tanpa harus pusing dengan biaya atau pun lainnya. Mereka datang dengan outfit terbaik masing-masing. “Pasti bakalan seru banget!” celetuk Ailin dengan penampilannya yang begitu mencolok. Ailin juga geng gosipnya turun dari mobil, masuk ke villa yang sudah Dewanti sewa untuk liburan pegawai kantor calon suaminya. “Nanti fotoin gue disetiap sudut villa, ya!” pinta Ailin kepada salah satu temannya. Temannya hanya mengangguk lalu terus berjalan, karena sudah tidak sabar mengetahui isi di dalam villa. “Hai semua!” sapa Dewanti. Ia bersama Dewangga dan Anggara sudah lebih dulu sampai di villa. “Hai!” balas karyawan yang baru saja sampai di villa.Tangan Dewanti terlihat menggandeng Dewangga. Karena merasa tidak nyaman, Dewangga berusaha melepas gandengan tangan itu. Ada seseorang yang Dewangga cari, dari tatapan juga gerak tubuhnya menandakan ia sedang menanti. “Sudah datang sem

  • Kekasih Diam-Diam Sang CEO   Ide Cemerlang Dewanti

    “Ada yang luka?” Namira masuk membawa setumpuk berkas. Tetapi, hal pertama yang ia tanyakan bukanlah tentang pekerjaan. Namira dan Dewangga hanya bisa saling menatap. Banyak sekali perasaan yang ingin mereka tumpahkan satu sama lain. Sayangnya, saat itu waktu dan keadaannya nya tak mendukung mereka menyuarakan isi hati masing-masing. “Ada apa, Namira?” Dewangga memulai obrolan setelah keheningan yang panjang. “Ada beberapa berkas yang harus diperiksa juga ditandangani,” jawab Namira lalu ia duduk di depan meja kerja Dewangga. Dewangga masih tidak percaya Namira masuk ke ruangannya ketika ia sedang menjadi sosok tak waras karena cinta. “Bukan itu. Tadi apa yang kamu tanya saat pertama masuk ke ruangan saya?” Dewangga ingin mendengar lagi pertanyaan dari Namira tadi. Rasanya ada secuil perhatian dari Namira untuk Dewangga.Tangan Dewangga merah. Rasa sakitnya tak ia hiraukan. Biar mengalir begitu saja. “Apa ada yang luka?” Namira mengulang sesuai permintaan Dewangga. “Sejak kapan kamu a

  • Kekasih Diam-Diam Sang CEO   Perasaan Yang Kacau

    “Bapak sengaja mau mencelakai saya? Apa Bapak belum puas sudah melukai perasaan saya?” pertanyaan yang sungguh menggores lubuk hati. “Saya salah apa, Pak? Bapak tega sekali melakukan ini kepada saya,” sambung Namira. “Namira, tenang dulu. Saya bisa jelaskan semuanya. Kamu salah paham,” pinta Dewangga, ingin mendekat ke arah Namira tetapi Namira menolak. “Tolong tetap di situ saja,” perintah Namira untuk Dewangga yang hampir berpindah tempat ke samping Namira. “Saya tahu kejadian itu, tapi bukan berarti saya yang melakukan itu, Namira. Saya nggak mungkin tega melukai orang yang saya cintai,” jelas Dewangga yang tak mau didengar oleh Namira. “Lalu apa?” “Saya mengutus seorang menjadi mata-mata saya,” aku Dewangga semakin membuat Namira tak habis pikir.“Untuk apa?” Namira duduk, mencoba tidak membesarkan masalah yang sebenarnya menurut Namira ini adalah masalah besar. “Untuk jagain kamu,” jawab Dewangga. Suara ketukan pintu terdengar dari dalam. Namira panik. Dewangga langsung mendekat

  • Kekasih Diam-Diam Sang CEO   Masalah Dari Masa Depan

    Hubungan yang sudah diselesaikan ternyata bukan berarti berakhir. Seperti hubungan Namira dan Aidan yang kembali terjalin. Mungkin masih ada sisa rasa yang dulu mereka miliki, atau hanya sekedar ingin mengulang lembar yang tak mereka temukan pada orang lain. “Kita salah nggak sih?” tanya Namira disuatu malam ketika Namira dan Aidan sedang makan malam bersama. “Kenapa salah?” “Salah karena memulai hubungan yang pernah berakhir.” “Kalau kamu pernah dengar, hubungan lama yang dimulai lagi seperti halnya membaca novel yang sama berulang kali, menurut aku itu hanya sebuah opini. Anggapan yang belum tentu terjadi,” ungkap Aidan. “Kita nggak pernah tahu apa yang akan terjadi dimasa depan. Yang kita bisa hanya memperbaiki hari ini untuk masa depan itu,” tambah Aidan.“Memangnya kamu setuju?” Aidan kini berbalik tanya ke Namira. “Emm.. enggak juga sih,” jawab Namira masih belum yakin akan pendapat itu. Tetapi ia juga tak yakin hubungannya akan lebih baik dari sebelumnya. “Menurutku, semua oran

  • Kekasih Diam-Diam Sang CEO   Kembali Bersama

    Setelah malam yang menyebalkan terlewati dengan tidur, kini Namira siap kembali menyongsong pagi untuk bekerja. Pakaiannya sudah rapi. Namira selalu terlihat fashionable dalam setiap hari kerjanya. Baginya, itu adalah salah satu cara menghargai dirinya sendiri juga menambah semangat menjalani kesehariannya yang padat. “Apa ini?” katanya panik ketika menemukan sebuah kotak di depan pintu rumahnya. “Perasaan gue nggak pesan apa pun, kenapa ada paket yang datang?” Namira heran dengan kotak coklat misterius itu. “Ambil nggak ya?” tanya Namira bimbang. “Tapi kalau gue ambil terus isinya bahaya gimana?” Namira dilema. Sudah menunduk untuk mengambil paket itu, tetapi gagal karena pikirannya yang buruk muncul. “Apa mungkin dari Papa dan Mama? Kenapa nggak ada yang kabarin gue kalau mau kirim paket?” Namira terus bertanya-tanya sendiri.“Gue tinggal aja deh. Nanti gue buka pulang kerja,” ucap Namira menyingkirkan kotak coklat itu ke area pinggir pintu rumahnya. “Gue harus cari asisten rumah ta

  • Kekasih Diam-Diam Sang CEO   Antara Mantan dan Masa Depan

    Aidan meraih tangan Namira, ia menahan sang mantan kekasih agar tidak mendekati Dewangga. “Kenapa datang ke sini? Ada perlu apa lagi?” tanya Aidan seolah Aidan pemilik Namira saat itu. Namira tak menyangka Aidan akan bersikap demikian. Ia pun heran, mengapa tubuhnya memberi respon sesuai permintaan Aidan. Ia berhenti dari langkahnya mendekat ke arah Dewangga dan membiarkan Aidan yang mengambil alih. “Lo siapa? Gue ke sini ada perlu dengan pemilik rumah,” jawab Dewangga tetap ngotot masuk ke dalam rumah Namira. Malam itu, Namira membuka lebar pintu rumahnya, sebab, ia hanya berdua bersama Aidan di ruang tamu. Tak ingin ada pikiran yang buruk, Namira memilih untuk membuka lebar pintu rumahnya.“Namira, kenapa kamu biarkan dia datang ke sini lagi? Kenapa kamu masih terima dia?” Dewangga kecewa karena Namira menerima Aidan dengan baik. Namira hanya menghela napas. Tak memberi jawaban apa pun, padahal Dewangga menanti Namira membuka suara dan memberi penjelasan. “Tunggu!” Aidan menghadang

  • Kekasih Diam-Diam Sang CEO   Pendekatan Dengan Mantan

    Dewangga turun dari mobilnya. Ia melihat Namira sedang duduk ditemani oleh Aidan. Ketika Dewangga turun, Namira berusaha menjauh dari Aidan. “Ngapain Namira sama laki-laki itu?” Dewangga kesal meski tak biasa ia utarakan langsung. Kemudian, pintu sebelah kiri mobil Dewangga terbuka. Namira melihat Dewanti turun dari sana. Dewanti terlihat sangat bahagia. “Aku kira kamu sendiri,” batin Namira. Namira langsung mengabaikan rasa tidak enaknya karena sedang berduaan dengan Aidan. Ia mendekat ke arah Aidan dan meminta Aidan untuk membantunya mengobati rasa sakit di kepalanya secara tiba-tiba. Aidan pun terkejut atas sikap Namira barusan. Tanpa basa basi atau pertanyaan lain, Aidan meraih tangan Namira untuk lebih dekat dengannya dan melihat di kepala Namira, apakah ada luka serius.“Sebelah mana yang sakit, Ra? Apa perlu kita ke dokter? Aku takut terjadi sesuatu,” kata Aidan cemas Namira mengeluh sakit pada kepalanya. “Emm, coba tolong kamu periksa,” pinta Namira. Ucapannya mengarah ke Aida

DMCA.com Protection Status