“Emily?” gumam Sienna dengan kening mengernyit.Sienna tidak menyangka akan melihat mantan sejawatnya di tempat seperti itu dan juga dalam kondisi yang membuatnya terheran-heran. Padahal ia sempat mengira wanita itu akan sangat menyesal dengan perbuatan yang dilakukannya terhadap Luminous atau mungkin bersedih setelah dipecat dari kantornya.Namun, Sienna tidak menemukan tanda-tanda tersebut dari wanita itu. Bahkan Emily terlihat sangat gembira dengan senyuman khas orang mabuk yang terukir di wajahnya.Sienna yakin Emily tidak menyadari dengan tindakan gila yang dilakukannya saat ini. Alkohol benar-benar telah membuat wanita itu kehilangan kendali.Sienna hanya bisa menggeleng pelan. “Sepertinya dia benar-benar sudah mabuk. Bisa-bisanya dia malah berpesta pora di sini dan ….”Sienna tidak melanjutkan ucapannya, tetapi ia pun menarik napas panjang. Tatapannya masih tertuju pada mantan sejawatnya tersebut. Namun, Sienna tersentak ketika ia melihat so
Bola mata Anna pun terbelalak lebar. “Berhentilah menggangguku. Aku tidak ingin berurusan denganmu,” cetusnya dengan ketus.Tanpa menunggu tanggapan Oliver, Anna kembali melanjutkan langkahnya, tetapi pergelangan tangannya dicekal dengan kuat oleh pria itu sehingga salah satu mocktail yang dibawanya tumpah.Anna pun sangat kesal. Ia tidak bisa berdiam diri lagi dan akhirnya menyiram wajah Oliver dengan salah satu minuman yang sedang dibawanya.Oliver melotot terkejut. Cairan mocktail tersebut membasahi wajah hingga lehernya. Rahangnya pun mengetat dengan kilatan kemarahan yang menghiasi sepasang netra hitam pekatnya.“Dasar gadis barbar,” geram Oliver dengan sinis.Sebelum Oliver sempat membalasnya, Anna telah bertindak lebih dulu. Dengan gerakan yang terlatih, Anna memelintir lengan Oliver yang mencengkeramnya, membuat pria itu kehilangan keseimbangan dan terpaksa melepaskan cengkeramannya.Gadis itu pun mengambil langkah mundur yang cepat, berusaha untuk menjauh dari Oliver. Namun,
“Kosongkan penjagaan di koridor dan biarkan gadis itu melakukan yang diinginkannya,” titah Ace kepada penjaga di hadapannya.“Tapi, bagaimana dengan Tuan Muda Oliver? Kalau dia bertanya─” Ucapan penjaga itu terhenti karena Ace memberikan tatapan tajam padanya.“Saya yang akan bertanggung jawab,” sahut Ace kemudian.“Baik, Tuan Ace,” sahut penjaga itu. Ia langsung menyampaikan titah Ace tersebut kepada rekannya melalui earphone wireless, lalu ia berjalan meninggalkan lantai tersebut.Ace Tucker masih belum beranjak dari tempatnya. Netra abu-abu gelapnya memandang lurus ke arah punggung Sienna yang semakin menjauh. Ia kembali mengawasi gadis itu dengan tetap menjaga jarak agar tidak mencolok.Sienna telah berjalan menuju ke sisi koridor di bagian timur. Tadi ia sempat melihat Nicole dan Emily berbelok ke koridor tersebut, tetapi sekarang ia sudah kehilangan jejak mereka.Alis Sienna berkerut ketika ia merasa ada seseorang yang memperhatikannya
Suara tawa Emily perlahan terhenti. Ia tersenyum mencemooh, lalu menuangkan gelasnya yang sudah kosong dengan vodka yang masih tersisa. Pandangannya yang mulai buram, menatap cairan bening di dalam gelas kristalnya tersebut dengan kilatan kelicikan yang bersinar di matanya.“Nicole, apa kamu tahu kalau terkadang aku sangat iri padamu?” gumam Emily tanpa melepaskan pandangannya dari gelas kristal di tangannya.Nicole mengerutkan alisnya. Ia tidak menanggapi ucapan tersebut karena ia tahu jika wanita itu sedang mabuk parah sehingga berbicara melantur.Namun, Emily melanjutkan, “Padahal kamu dan aku telah melakukan kecurangan dan pengkhianatan yang hampir mirip, tetapi kenapa hanya aku saja yang didepak keluar dari Luminous? Menurutmu, bukankah ini tidak adil? Wajar kan kalau aku merasa iri?”Kening Sienna mengernyit mendengar pengakuan aneh dari Emily. Namun, pengakuan tersebut semakin mempertegas kecurigaannya terhadap Nicole. Ia terdiam di balik pintu, mendengarkan setiap kata yang kel
“Berikan aku lima juta dolar. Aku akan menghapus bukti itu selamanya untukmu,” ucap Emily yang membuat netra Nicole terbelalak. Begitu juga dengan Sienna di luar ruangan itu.“Apa? Kamu pikir aku punya uang sebanyak itu, hah!” bentak Nicole seraya menghempaskan tubuh Emily ke lantai.Embusan napas kasar meluncur dari bibir Nicole. Ia tidak bisa membiarkan Emily terus semena-mena mengancamnya, lalu akhirnya ia kembali berkata, “Baiklah. Terserah kamu kalau mau menyebarkan hal itu kepada semua orang. Palingan mereka hanya akan mengecapku sebagai wanita jalang.”“Sayangnya, bukan hanya itu, Nicole. Mereka juga akan mengecapmu sebagai pencuri atau mungkin …,” Perlahan Emily bangkit dari lantai dan tersenyum sinis, lalu lanjut berkata, “penjiplak?”Wajah Nicole seketika memucat. Gigi-giginya telah bergemeretak dengan sorot mata yang berkilat tajam.“Kamu pikir aku tidak tahu hal apa yang sudah kamu lakukan agar bisa naik jabatan, huh?” Emily tersenyum smirk, menunjukkan jika ancamannya buk
Clive pun mendekatkan wajahnya ke arah Sienna, mempersempit jarak di antara mereka. “Kamu … mencurigakan,” bisiknya.Sienna mengeratkan rahangnya. “Sepertinya pelajaran kemarin belum cukup untukmu ya, Clive,” desisnya, sengaja mengalihkan perhatian pria itu.Namun, Clive malah tersenyum sinis. “Kamu pikir dapat semudah itu menjebloskanku ke penjara, Sienna?” sahutnya dengan angkuh.“Aku dengar sekarang kamu sudah tinggal serumah dengan Lucas Morgan. Pantas saja kamu sekarang sok jual mahal seperti ini. Ternyata kamu sudah menjual dirimu kepada lelaki itu,” ucap Clive kemudian.Sienna melotot tajam. “Dia tidak sepertimu, Bajingan,” desisnya.Karena khawatir suaranya akan mengundang perhatian Nicole di dalam ruangan, Sienna pun memutuskan untuk pergi dari tempat tersebut. Akan tetapi, Clive menarik pergelangan tangannya dengan kuat sehingga ponsel di tangannya terjatuh dan terpental dengan sangat keras di lantai koridor tersebut.“Clive, kau …
Dengan cepat, Sienna memutar otaknya, mencari celah untuk melarikan diri atau alat yang bisa digunakannya untuk menghentikan Clive. Tiba-tiba, ia mendengar suara langkah kaki mendekat dari ujung koridor.Sebelum ia memastikan suara langkah tersebut, tiba-tiba saja leher Clive telah ditarik dari belakang dan tubuhnya dihempaskan ke lantai dengan sangat cepat.Sienna terperanjat. Ia pun menoleh ke arah sosok penyelamatnya, pria berperawakan tinggi dengan surai hitam dan memiliki tatapan dingin. Pria itu kembali menyerang Clive yang berusaha melakukan perlawanan kembali.Sienna mengenal sosok itu. Dia adalah lelaki yang dicurigainya telah mengawasinya tadi!Sienna terpaku syok melihat Clive dapat dijatuhkan dengan mudah oleh pria misterius itu hanya dalam satu serangan saja!Di dalam kesempatan itu, Sienna buru-buru memungut ponselnya. Sialnya, layar ponselnya retak karena benturan tadi. Lebih parahnya lagi, ponselnya tidak dapat dinyalakan!“Haduh! Kenapa malah mati sih?” sungut Sienna.
Rasa ingin tahu semakin memenuhi pikiran Sienna terhadap identitas pria penyelamatnya itu, tetapi ia tidak memiliki waktu untuk mempertanyakan hal tersebut. Ia bergegas mengikuti langkah pria itu dengan cepat. Ia tidak ingin Nicole mengetahui keberadaannya di tempat itu.Setelah lift membawa mereka ke lantai dasar, Sienna mengedarkan pandangannya di sekeliling area hiburan kelab, tetapi tidak menemukan sosok Anna."Ke mana dia? Apa dia sudah pulang? Tapi, tidak mungkin," gumam Sienna dengan bingung.Ia tidak bisa pergi tanpa Anna dan juga ia merasa bersalah telah meninggalkan sahabatnya tersebut. Ia yakin Anna pasti sangat panik sekarang, tetapi sayangnya, ia tidak bisa menghubungi gadis itu karena ponselnya tidak menyala.Sienna masih merasa kesal dengan keadaan ponselnya yang rusak. Ia merasa semua usahanya untuk mendapatkan bukti tadi malah berakhir sia-sia. Ia bahkan hampir mengorbankan dirinya karena tindakan nekatnya itu. 'Ck! Semua ini gara-gara Clive sialan!' umpat Sienna deng
Di depan pintu, Felix Harvey telah menunggu dengan senyum lebar di wajahnya. Ia terpukau melihat penampilan Sienna. "Kamu cantik sekali, Putriku.""Terima kasih, Ayah," jawab Sienna malu-malu.Felix menghela napas berat. “Apa boleh Ayah tidak menyerahkanmu kepada putra Morgan itu?” gerutunya.“Ayah ….” Sienna mencebikkan bibirnya dengan malas. Ia tahu jika ayahnya masih enggan melihatnya menjadi milik orang lain karena kebersamaan mereka yang terlalu singkat. Namun, ia juga tahu bahwa ayahnya tidak serius dengan ucapannya tadi.“Bocah Morgan itu benar-benar beruntung memilikimu. Kalau dia berani menyakitimu, kembalilah kepada Ayah. Biar Ayah menghadapinya,” ucap Felix lagi.Bola mata zamrud Sienna kembali basah. Air matanya hampir menetes jika Ivona tidak buru-buru menyekanya dengan tisu yang sudah dipersiapkannya.“Paman Felix, jangan mengacaukan riasan yang sudah susah payah kubuat,” protes Ivona yang telah mendelik tajam.Felix terkekeh pelan. Ia pun menutupi wedding veil putrinya,
Pandangan Sienna beralih kepada Diane dan Aurora serta para rekan sedivisinya dulu yang juga berada di dalam ruangan itu. Hari ini mereka menjadi bridesmaid-nya. Mereka jugalah yang telah merancang tiara dan beberapa perhiasan yang telah dikenakan oleh Sienna saat ini. Semua telah diatur sedemikian rupa oleh Lucas dan kedua kakak iparnya tersebut.“Terima kasih atas kerja keras kalian selama beberapa bulan ini. Pasti kalian sangat capek, tapi hasilnya sangat luar biasa. Aku suka,” puji Sienna dengan penuh rasa terima kasih.“Perhiasan desain kami bisa dipakai oleh desainer sekelas Sienna Harvey sudah menjadi suatu kebanggaan buat kami. Benar kan, Teman-teman?” timpal Diane Hyatt seraya menoleh kepada para rekannya yang mendapatkan anggukan persetujuan.“Kemampuan Manajer Hyatt sekarang makin luar biasa, hum?” goda Sienna kepada mantan rekannya itu.Ya, sejak Sienna meninggalkan Luminous dan memilih untuk pergi ke Paris
“Ah, ya ampun! Bisa-bisanya kamu malah mesra-mesraan di sini, Luke!” Suara omelan Ivona terdengar menggelegar dan membuat Lucas perlahan melepaskan pelukannya.Wajah kakak keduanya itu sudah dipenuhi kekesalan. “Waktuku untuk mendadaninya jadi terbatas, kan?” protesnya yang membuat Sienna terkekeh geli.Tanpa menunggu tanggapan adik laki-lakinya itu, Ivona langsung menarik pergelangan tangan Sienna agar mengikutinya. “Ayo, Sienna. Aku akan membuatmu menjadi pengantin paling memukau hari ini,” ujarnya.Sebelum menghilang dari balik pintu depan vila, Ivona sempat menoleh kepada Lucas. “Sebaiknya kamu bersiap-siap sekarang, Luke. Awas nanti kamu belum selesai kalau aku sudah selesai mendandani Sienna nanti,” peringatnya.Lucas hanya bisa menghela napas pelan, lalu bergegas ikut masuk ke dalam vila. Ia tahu jika Ivona tidak main-main dengan ucapannya dan ia harus sudah siap sebelum para tamu hadir petang ini.
Setelah beberapa jam berkendara, mobil yang dikemudi Ethan akhirnya berhenti di sebuah vila besar yang terletak di pinggir kota. Bangunan vila itu terlihat megah dengan taman luas yang tertata rapi. Bagian belakang vila terhubung dengan hutan kecil yang masih sangat natural dan memiliki pemandangan indah dengan latar pegunungan yang menjulang megah di kejauhan. Lucas masih duduk di dalam mobil, menatap wajah damai Sienna yang masih terlelap di pangkuannya. Ia enggan membangunkannya karena tahu gadis itu sangat lelah setelah menempuh perjalanan selama hampir 12 jam di dalam pesawat. Jarak yang begitu jauh ditempuh Lucas selama dua tahun ini apabila ia merindukan kekasih hatinya itu. Namun, karena kesibukannya seminggu ini, ia terpaksa menahan rasa rindunya. Belaian lembut yang dilakukan Lucas pada wajah kekasihnya itu membuat gadis itu akhirnya terjaga. Perlahan sinar zamrud dari netra gadis itu terpancar lebar.
"Apa maksudmu tidak tahu? Anna, kamu sahabatku, bukan? Tolong jangan ada yang disembunyikan dariku," desak Sienna sekali lagi. “Apa benar Lucas sering bertemu dengan wanita di Goddess?” Terdengar suara dehaman berat dari Anna sebelum akhirnya ia menjawab, "A-aku juga tidak tahu. Oliver yang mengatakannya padaku. Ta-tapi … aku tidak tahu apa dia hanya salah lihat atau sengaja melebih-lebihkan saja. Mungkin saja hanya klien bisnisnya, Sienna.” Kedua alis Sienna bertaut. Jawaban sahabatnya itu tidak memuaskannya. Justru malah memperkuat kecurigaannya bahwa ada rahasia besar yang ditutupi darinya. “Kamu tahu sendiri kan seperti apa Oliver? Terkadang dia sangat menyebalkan dan sengaja membuatku kesal. Mungkin saja waktu itu dia hanya ingin mempermainkanku, biar aku mengadu padamu,” imbuh Anna. Sienna tersenyum kecil. “Kalian tidak berubah. Mau sampai kapan terus berantem seperti ini? Padahal kalian mau menikah bulan depan. Apa k
“Jadi … apa maumu?” tanya Lucas. Ia ingin mendengar pendapat kekasihnya tersebut. “kamu mau putus?” Sienna sangat terkejut mendengar penawaran pria itu. Ia menundukkan wajahnya dan bergumam, “Apa aku boleh egois dengan tetap memilih menjadi kekasihmu?” Sudut bibir Lucas terangkat tipis. Ia menarik tubuh Sienna dan memeluknya dengan erat. “Tentu saja boleh. Kalaupun kamu tidak mau bersikap egois, aku yang akan bersikap egois dengan terus berada di sisimu, Sienna. Aku akan tetap ada untukmu, apapun yang terjadi.” Sienna merasakan kehangatan pelukan Lucas, dan semua keraguan yang menggelayuti hatinya mulai memudar. Ia pun mengangguk kecil dan kembali menitikkan air mata. “Terima kasih, Lucas,” cicitnya. Selang beberapa waktu kemudian, Lucas melepaskan pelukannya. Ia mengusap sisa air mata di sepasang netra zamrud indah gadis itu dan berkata, “Dasar bodoh. Katakan padaku apa yang akan kamu lakukan? Kamu
Sienna tersipu malu. Hatinya terasa berbunga-bunga dan menyapu semua kesedihan yang menyesakkan dadanya selama dua hari ini. “Terima kasih, Lucas. Ini semua benar-benar indah.”Pelayan datang untuk mengambil pesanan mereka. Sienna dan Lucas memilih hidangan yang paling mereka sukai. Percakapan mereka berlanjut dengan santai sembari menyantap hidangan utama.Setiap hidangan yang disajikan tampak begitu mewah dan menggugah selera. Setelah hidangan utama selesai, Lucas memberikan isyarat kepada pelayan untuk membawa hidangan penutup yang spesial.“Kamu pesan dessert apa?” tanya Sienna dengan bingung.Ia menatap hidangan yang masih ditutup dengan tudung stainless steel di hadapannya, lalu menatap Lucas yang tersenyum misterius.“Luke ….”“Coba saja kamu buka,” sela Lucas seraya mengisyaratkan pelayan agar menjalankan rencananya.Sienna menatap Lucas dengan curiga, tetapi ia tidak dapat membendung rasa antusiasnya. Perlahan i
Pandangan Felix tertuju pada putrinya. Ia tidak dapat memahami maksud putrinya, tetapi gadis itu melanjutkan, “Kini aku mengerti. Pantas saja selama ini dia memperlakukan Sam lebih baik. Mungkin karena dia mirip denganmu.” Seulas senyuman miris kembali terukir di bibir Sienna. “Sebaliknya, dia membenciku, mungkin karena aku mirip dengan ibu kandungku dan kehadiranku sangat menyiksanya," imbuhnya. "Padahal dia memiliki banyak kesempatan untuk membunuhku jika dia memang tidak menyukaiku, tapi dia tidak pernah melakukannya. Aku rasa dia pasti dihantui rasa bersalah atas tindakannya dulu," lanjut Sienna atas analisanya terhadap mendiang ibu asuhnya itu. Namun, apa pun analisanya, baik ibu kandungnya maupun wanita yang berpura-pura menjadi ibu kandungnya itu, sudah tidak dapat hidup kembali. Lucas menggenggam tangan Sienna lebih erat. Sejak tadi ia tidak mengatakan apa pun, tetapi setelah mendengar cerita Felix Harvey dan pandangan Sienna terhadap Nancy, ia berpikir jika ia perlu member
“Maaf kalau Ayah baru menemukanmu sekarang, Sienna,” ucap Felix dengan sorot mata yang terselubungi penyesalan dan kerinduan yang mendalam.Sienna terhenyak.Untungnya, Lucas menopang tubuh kekasihnya tersebut sehingga tidak terjatuh. Lucas tidak terkejut sedikit pun karena dugaannya ternyata benar.Sebelumnya Oliver sempat mengatakan jika para bawahannya sempat mengikuti Ace Tucker dan melihat dia mengambil hasil dari pemeriksaan DNA seseorang di salah satu laboratorium rumah sakit.Walaupun mereka tidak berhasil menemukan laporan pemeriksaan tersebut, tetapi berdasarkan kesaksian dari tim terkait, mereka mengatakan jika sampel DNA yang menjadi perbandingan adalah milik Felix Harvey.Meski hatinya masih berkecamuk dengan berbagai emosi, Sienna berusaha menenangkan diri. Dengan suara yang bergetar pelan dan nyaris tidak terdengar, Sienna bergumam, "Paman Felix... jadi, Anda adalah … ayah kandungku?"Fel