Aku tidak ingin bersembunyi. Aku tidak ingin dia memandang rendah diriku.Investigasi detektif adalah pekerjaanku. Karena dia mengincarku, aku akan menerima pekerjaan itu.Namun, dia ingin memanfaatkan Barto dan memanfaatkan aku. Tidak mungkin!"Beri tahu Johan bahwa kami telah menerima tugas ini," kataku pada Dora.Dora menatapku dengan khawatir. "Apa kamu punya rencana untuk mengatasinya?""Saat musuh datang, kita harus melawannya. Kita akan menghadapinya sebagaimana adanya."Ekspresi khawatir Dora berangsur-angsur mengendur. Kemudian, ekspresinya digantikan oleh senyuman puas."Aku nggak menyangka selain bisa berpikir dengan tubuh bagian bawah, kamu juga memiliki keberanian yang luar biasa. Tapi, kenapa kamu begitu takut pada Tiano sebelumnya?""Eh, kamu menyelidikiku?""Aku nggak sesantai itu. Aku dengar dari Nona Helena."Helena dan Yuna memiliki hubungan yang baik. Sementara Dora adalah sepupu Yuna, jadi tidak heran jika Dora sesekali bisa bertemu dengan Helena.Aku merasa perlu
Tentu saja, aku selalu ingat bahwa ini adalah rumahnya Yuna. Jadi, saat aku keluar, aku berganti celana bersih.Selain itu, setelah aku memastikan tidak ada seorang pun di kamar mandi, aku baru menyalakan lampu dan masuk.Saat aku tinggal di rumah Nia atau di rumah Lina atau bahkan saat aku pindah untuk tinggal sendiri, aku tidak terlalu memperhatikan hal ini sehingga terjadi beberapa kejadian memalukan.Namun, sekarang aku tinggal di rumah Yuna. Aku sangat berhati-hati karena aku tidak ingin hal memalukan seperti itu terjadi lagi.Aku sangat menghormati Yuna dan Harmin. Aku sama sekali tidak punya niat buruk terhadap mereka.Sesampainya di kamar mandi, aku mandi seperti biasa.Seluruh prosesnya normal.Setelah mandi, aku keluar dari kamar mandi dan menggantung pakaianku yang sudah dicuci di balkon.Saat aku sampai di balkon, aku terkejut melihat Harmin duduk di sana. Aku hampir mati ketakutan.Harmin duduk di kursi roda sambil menatap bulan di luar jendela.Namun, barusan aku keluar k
"Aku merasa Yuna banyak berubah sejak kembali dari Vila Dragonfly, tapi aku nggak tahu di mana perubahannya."Aku berpikir dalam hati, "Nggak mungkin, 'kan? Apa orang itu benar-benar Bu Yuna?"Hanya saja, Yuna menyamar dengan sangat baik di hadapanku. Jadi, aku tidak pernah menyadarinya?Tidak, tidak, tidak. Aku tidak berharap seperti itu. Aku lebih berharap orang itu adalah Tiara.Namun, Harmin melanjutkan, "Yuna adalah wanita yang sangat tertutup. Kami saling kenal sejak muda. Sampai kami menikah, dia tidak pernah berinisiatif untuk menggodaku. Tapi, akhir-akhir ini dia sering memberi isyarat padaku. Terkadang, dia bahkan mengatakannya langsung ...."Begitu mendengarnya, aku berkeringat dingin dan ketakutan.Aku merasa semakin panik.Namun, aku berkata, "Mungkin ... mungkin Bu Yuna dipengaruhi oleh sahabatnya. Jadi, dia berpikiran lebih terbuka?""Mungkin saja. Terakhir kali, dia pergi ke Vila Dragonfly, semua sahabatnya juga ikut. Aku tahu sahabatnya sangat berpikiran terbuka, terut
"Kalau begitu, katakan yang sebenarnya. Dengan siapa kamu berencana memakai barang-barang ini? Kamu berencana untuk memakainya dengan sepupuku?"Aku segera menggelengkan kepalaku. "Jangan beromong kosong. Aku selalu menghormati Bu Yuna. Aku nggak pernah berpikir untuk mendekatinya.""Ha, jadi maksudmu kamu mengincarku?" Jalan pikiran wanita ini sungguh aneh.Aku benar-benar berkata dengan tidak berdaya, "Aku juga nggak mengincarmu."Dora berkacak pinggang dan melotot ke arahku dengan marah. "Kenapa? Aku nggak cantik?"Aku terdiam seribu bahasa.Aku mengerti mengapa orang-orang di internet selalu mengatakan bahwa kita tidak boleh berdebat dengan wanita.Karena masalah tidak mungkin dijelaskan."Aku menyerah, Bu Dora. Kita akhiri saja masalah ini."Aku ingin segera melarikan diri.Namun, saat aku hendak mengambil barang-barang itu, Dora menghentikanku lagi. "Serahkan barang-barang ini padaku dulu.""Untuk apa kamu menginginkan benda-benda ini ...." Tiba-tiba aku teringat sesuatu. "Kamu i
Enzi menatap Harmin dari atas ke bawah dengan ekspresi sedih, tetapi nadanya terdengar lembut. "Harmin, Ayah bukannya nggak percaya pengobatan tradisional, tetapi kanker hati nggak bisa disembuhkan oleh pengobatan tradisional. Ibumu dan aku telah menemukan rumah sakit penyakit hati terbaik untukmu di Kota Brando. Hari ini, kami akan membawamu ke Kota Brando."Sendy juga datang. "Yah. Harmin, rumah sakit yang kami temukan untukmu sangat andal dalam mengobati penyakit hati. Dokter ahli mereka telah mempelajari penyakit hati selama lebih dari sepuluh tahun. Kamu harus percaya pada kami."Keduanya berbicara dengan sungguh-sungguh. Saat memperlakukan Harmin, sikap mereka sangat lembut.Orang luar dapat merasakan bahwa kedua orang tua itu benar-benar memperlakukan Harmin seperti putra kandung mereka.Namun, apa pun yang dikatakan Harmin dan Yuna, mereka tidak mau menggunakan pengobatan tradisional.Kakek Raul tidak mengatakan apa-apa. Raul hanya ingin membantu. Jika mau diobati, dia akan men
Enzi dan Sendy menatapku seolah mereka ingin memakanku.Aku tahu apa yang aku lakukan ini sangat berani dan lancang. Namun, situasi sangat mendesak sehingga aku tidak punya pilihan lain.Aku hanya berharap Raul dapat menstabilkan penyakit Harmin sesegera mungkin.Saat Raul mengobati Harmin, aku terus memperhatikan Enzi dan Sendy.Begitu mereka sedikit pulih, aku akan menusuk mereka lagi.Pada akhirnya, sorot mata Enzi bukan lagi ingin memakanku, melainkan dia tampak ingin menelanku hidup-hidup.Sebenarnya, aku tidak berdaya. Bahkan tanganku yang menusuk mereka pun bergetar.Waktu terus berlalu.Akhirnya, tiga jam kemudian, Raul mengatakan bahwa akupunktur telah selesai.Akhirnya, aku bisa bernapas lega.Saat ini, aku menyadari tubuhku basah oleh keringat dingin. Kaosku bahkan melekat di badan.Aku bergegas keluar untuk memeriksa Harmin. "Pak Harmin, bagaimana keadaanmu sekarang?"Harmin tampak sangat lemah.Raul berkata, "Pasien masih sangat lemah setelah akupunktur. Dia perlu istiraha
Gadis itu berlari mendekat sambil tersenyum dan memeluk Raul erat-erat. "Kakek, lama tak jumpa. Aku kangen banget sama Kakek.""Kamu ini, kamu sudah dewasa. Kenapa kamu masih bersikap sembrono? Omong-omong, sepupumu pergi ke Kota Brando beberapa hari lalu. Apa kamu bertemu dengannya?""Aku sudah bertemu dengannya. Gadis sialan itu bilang ingin membesarkan dadanya. Aku memarahinya. Alhasil, dia malah marah padaku. Aku mengajaknya untuk kembali bersama, tapi dia menolak.""Bocah itu, kenapa dia mau membesarkan dadanya? Setiap tubuh gadis berbeda-beda. Bagaimana mungkin semua orang terlihat sama? Apa gunanya itu?"Aku tidak ingin mengganggu mereka mengobrol, jadi aku berdiri agak jauh. Sebenarnya, aku tidak bisa mendengar apa yang mereka katakan.Keduanya mengobrol sebentar, lalu gadis itu menatapku dan bertanya pada Raul siapa aku.Raul memperkenalkan satu sama lain. "Namanya Edo, dia cucunya teman lamaku. Dia yang mengantarku ke bandara tadi. Edo, ini cucuku, namanya Citra.""Halo." Saa
Pada pukul sebelas malam.Aku pergi lari malam di taman di bawah rumah kakakku.Tiba-tiba aku mendengar suara gemerisik seorang pria dan seorang wanita yang datang dari rerumputan."Wiki, kamu sebenarnya mampu nggak? Kamu bilang kamu nggak terangsang kalau di rumah. Aku ikut ke sini bersamamu, kenapa kamu masih seperti ini?"Saat aku mendengarnya, bukankah ini suara anggun Kak Nia?Bukankah kakakku dan Kak Nia pergi makan malam? Kenapa muncul di taman, bahkan di rerumputan?Biarpun belum pernah punya pacar, aku sudah menonton banyak video instruksional, jadi aku langsung mengerti bahwa mereka sedang mencari sensasi.Nggak kuduga kakakku dan Kak Nia jago mainnya! Mereka ternyata melakukannya di taman ... ini seru sekali.Mau tak mau aku pun mendekat dan menguping.Kak Nia sangat cantik dan memiliki bodi yang super seksi. Mendengar rintihan Kak Nia adalah impianku.Aku berjingkat ke rumput dan diam-diam menjulurkan kepalaku.Kulihat Kak Nia duduk di atas kakakku. Walaupun punggungnya men
Gadis itu berlari mendekat sambil tersenyum dan memeluk Raul erat-erat. "Kakek, lama tak jumpa. Aku kangen banget sama Kakek.""Kamu ini, kamu sudah dewasa. Kenapa kamu masih bersikap sembrono? Omong-omong, sepupumu pergi ke Kota Brando beberapa hari lalu. Apa kamu bertemu dengannya?""Aku sudah bertemu dengannya. Gadis sialan itu bilang ingin membesarkan dadanya. Aku memarahinya. Alhasil, dia malah marah padaku. Aku mengajaknya untuk kembali bersama, tapi dia menolak.""Bocah itu, kenapa dia mau membesarkan dadanya? Setiap tubuh gadis berbeda-beda. Bagaimana mungkin semua orang terlihat sama? Apa gunanya itu?"Aku tidak ingin mengganggu mereka mengobrol, jadi aku berdiri agak jauh. Sebenarnya, aku tidak bisa mendengar apa yang mereka katakan.Keduanya mengobrol sebentar, lalu gadis itu menatapku dan bertanya pada Raul siapa aku.Raul memperkenalkan satu sama lain. "Namanya Edo, dia cucunya teman lamaku. Dia yang mengantarku ke bandara tadi. Edo, ini cucuku, namanya Citra.""Halo." Saa
Enzi dan Sendy menatapku seolah mereka ingin memakanku.Aku tahu apa yang aku lakukan ini sangat berani dan lancang. Namun, situasi sangat mendesak sehingga aku tidak punya pilihan lain.Aku hanya berharap Raul dapat menstabilkan penyakit Harmin sesegera mungkin.Saat Raul mengobati Harmin, aku terus memperhatikan Enzi dan Sendy.Begitu mereka sedikit pulih, aku akan menusuk mereka lagi.Pada akhirnya, sorot mata Enzi bukan lagi ingin memakanku, melainkan dia tampak ingin menelanku hidup-hidup.Sebenarnya, aku tidak berdaya. Bahkan tanganku yang menusuk mereka pun bergetar.Waktu terus berlalu.Akhirnya, tiga jam kemudian, Raul mengatakan bahwa akupunktur telah selesai.Akhirnya, aku bisa bernapas lega.Saat ini, aku menyadari tubuhku basah oleh keringat dingin. Kaosku bahkan melekat di badan.Aku bergegas keluar untuk memeriksa Harmin. "Pak Harmin, bagaimana keadaanmu sekarang?"Harmin tampak sangat lemah.Raul berkata, "Pasien masih sangat lemah setelah akupunktur. Dia perlu istiraha
Enzi menatap Harmin dari atas ke bawah dengan ekspresi sedih, tetapi nadanya terdengar lembut. "Harmin, Ayah bukannya nggak percaya pengobatan tradisional, tetapi kanker hati nggak bisa disembuhkan oleh pengobatan tradisional. Ibumu dan aku telah menemukan rumah sakit penyakit hati terbaik untukmu di Kota Brando. Hari ini, kami akan membawamu ke Kota Brando."Sendy juga datang. "Yah. Harmin, rumah sakit yang kami temukan untukmu sangat andal dalam mengobati penyakit hati. Dokter ahli mereka telah mempelajari penyakit hati selama lebih dari sepuluh tahun. Kamu harus percaya pada kami."Keduanya berbicara dengan sungguh-sungguh. Saat memperlakukan Harmin, sikap mereka sangat lembut.Orang luar dapat merasakan bahwa kedua orang tua itu benar-benar memperlakukan Harmin seperti putra kandung mereka.Namun, apa pun yang dikatakan Harmin dan Yuna, mereka tidak mau menggunakan pengobatan tradisional.Kakek Raul tidak mengatakan apa-apa. Raul hanya ingin membantu. Jika mau diobati, dia akan men
"Kalau begitu, katakan yang sebenarnya. Dengan siapa kamu berencana memakai barang-barang ini? Kamu berencana untuk memakainya dengan sepupuku?"Aku segera menggelengkan kepalaku. "Jangan beromong kosong. Aku selalu menghormati Bu Yuna. Aku nggak pernah berpikir untuk mendekatinya.""Ha, jadi maksudmu kamu mengincarku?" Jalan pikiran wanita ini sungguh aneh.Aku benar-benar berkata dengan tidak berdaya, "Aku juga nggak mengincarmu."Dora berkacak pinggang dan melotot ke arahku dengan marah. "Kenapa? Aku nggak cantik?"Aku terdiam seribu bahasa.Aku mengerti mengapa orang-orang di internet selalu mengatakan bahwa kita tidak boleh berdebat dengan wanita.Karena masalah tidak mungkin dijelaskan."Aku menyerah, Bu Dora. Kita akhiri saja masalah ini."Aku ingin segera melarikan diri.Namun, saat aku hendak mengambil barang-barang itu, Dora menghentikanku lagi. "Serahkan barang-barang ini padaku dulu.""Untuk apa kamu menginginkan benda-benda ini ...." Tiba-tiba aku teringat sesuatu. "Kamu i
"Aku merasa Yuna banyak berubah sejak kembali dari Vila Dragonfly, tapi aku nggak tahu di mana perubahannya."Aku berpikir dalam hati, "Nggak mungkin, 'kan? Apa orang itu benar-benar Bu Yuna?"Hanya saja, Yuna menyamar dengan sangat baik di hadapanku. Jadi, aku tidak pernah menyadarinya?Tidak, tidak, tidak. Aku tidak berharap seperti itu. Aku lebih berharap orang itu adalah Tiara.Namun, Harmin melanjutkan, "Yuna adalah wanita yang sangat tertutup. Kami saling kenal sejak muda. Sampai kami menikah, dia tidak pernah berinisiatif untuk menggodaku. Tapi, akhir-akhir ini dia sering memberi isyarat padaku. Terkadang, dia bahkan mengatakannya langsung ...."Begitu mendengarnya, aku berkeringat dingin dan ketakutan.Aku merasa semakin panik.Namun, aku berkata, "Mungkin ... mungkin Bu Yuna dipengaruhi oleh sahabatnya. Jadi, dia berpikiran lebih terbuka?""Mungkin saja. Terakhir kali, dia pergi ke Vila Dragonfly, semua sahabatnya juga ikut. Aku tahu sahabatnya sangat berpikiran terbuka, terut
Tentu saja, aku selalu ingat bahwa ini adalah rumahnya Yuna. Jadi, saat aku keluar, aku berganti celana bersih.Selain itu, setelah aku memastikan tidak ada seorang pun di kamar mandi, aku baru menyalakan lampu dan masuk.Saat aku tinggal di rumah Nia atau di rumah Lina atau bahkan saat aku pindah untuk tinggal sendiri, aku tidak terlalu memperhatikan hal ini sehingga terjadi beberapa kejadian memalukan.Namun, sekarang aku tinggal di rumah Yuna. Aku sangat berhati-hati karena aku tidak ingin hal memalukan seperti itu terjadi lagi.Aku sangat menghormati Yuna dan Harmin. Aku sama sekali tidak punya niat buruk terhadap mereka.Sesampainya di kamar mandi, aku mandi seperti biasa.Seluruh prosesnya normal.Setelah mandi, aku keluar dari kamar mandi dan menggantung pakaianku yang sudah dicuci di balkon.Saat aku sampai di balkon, aku terkejut melihat Harmin duduk di sana. Aku hampir mati ketakutan.Harmin duduk di kursi roda sambil menatap bulan di luar jendela.Namun, barusan aku keluar k
Aku tidak ingin bersembunyi. Aku tidak ingin dia memandang rendah diriku.Investigasi detektif adalah pekerjaanku. Karena dia mengincarku, aku akan menerima pekerjaan itu.Namun, dia ingin memanfaatkan Barto dan memanfaatkan aku. Tidak mungkin!"Beri tahu Johan bahwa kami telah menerima tugas ini," kataku pada Dora.Dora menatapku dengan khawatir. "Apa kamu punya rencana untuk mengatasinya?""Saat musuh datang, kita harus melawannya. Kita akan menghadapinya sebagaimana adanya."Ekspresi khawatir Dora berangsur-angsur mengendur. Kemudian, ekspresinya digantikan oleh senyuman puas."Aku nggak menyangka selain bisa berpikir dengan tubuh bagian bawah, kamu juga memiliki keberanian yang luar biasa. Tapi, kenapa kamu begitu takut pada Tiano sebelumnya?""Eh, kamu menyelidikiku?""Aku nggak sesantai itu. Aku dengar dari Nona Helena."Helena dan Yuna memiliki hubungan yang baik. Sementara Dora adalah sepupu Yuna, jadi tidak heran jika Dora sesekali bisa bertemu dengan Helena.Aku merasa perlu
"Johan mencariku." Begitu Dora membuka mulutnya, aku langsung tercengang.Aku langsung mengerutkan kening dan bertanya, "Kenapa Johan mencarimu?""Tebaklah.""Bagaimana aku bisa menebaknya?""Johan memintaku untuk menyelidiki Barto."Aku tidak memercayai apa yang aku dengar.Barto, ayah mertua Johan saat ini. Johan benar-benar ingin menyelidikinya?Johan benar-benar berani. Dia bahkan tidak takut ketahuan oleh Barto.Aku bertanya dengan cepat, "Apakah Barto juga berbuat curang?""Wajar orang kaya seperti mereka punya simpanan. Itu nggak bisa dianggap selingkuh, itu adalah kemampuan mereka."Aku sedikit bingung. "Kenapa Johan memintamu menyelidiki Barto?"Tiba-tiba, aku teringat sesuatu sehingga mataku terbelalak. "Mungkinkah bukti kejahatan Barto?"Dora menunjukkan ekspresi apresiasinya padaku. "Kamu nggak bodoh, tebakanmu benar."Astaga, Johan menentang Barto. Selain itu, dia melakukannya dengan cara yang licik.Barto memiliki bukti perselingkuhannya. Dia meminta Johan untuk berperila
Dora berjalan mendekat, lalu berbicara secara misterius pada Yuna.Tiba-tiba, ponselku berdering. Aku segera menyadari bahwa ada sesuatu yang salah.Dora berjalan terlebih dahulu, lalu dia menyambar ponsel itu. "Nggak ada baterai? Jelas-jelas bateraimu masih lebih dari 80%."Kebohonganku terbongkar.Aku berkata dengan cemas dan merasa bersalah, "Kembalikan ponselku.""Ponselmu jelas punya daya. Kenapa kamu bilang kehabisan baterai tadi?""Aku salah ingat.""Bisakah kamu membuka kunci ponselmu sekarang? Biarkan aku menggunakannya?""Nggak bisakah kamu menggunakan telepon sepupumu? Kenapa kamu harus menggunakan teleponku?" Aku agak marah. Aku merasa dia mencoba membongkar kebohonganku.Dora menghampiriku dan berkata dengan suara pelan, "Jangan berpura-pura. Aku tahu apa yang baru saja kamu lakukan. Kalau kamu nggak ingin aku membuka ponselmu dan terlihat oleh sepupuku, ayo kita buat kesepakatan."Aku merasa sedikit malu. Namun, aku tidak dapat menyangkalnya. Aku terdiam beberapa saat.Do