Share

Bab 860

Penulis: Galang Damares
Meski Nia berkata seperti itu, aku pikir aku harus menghindarinya.

Jika Wiki benar-benar melihat aku dan Nia bersama, aku tidak tahu apa yang dia rasakan.

"Aku akan naik ke balkon dan pergi ke rumah Kak Lina," kataku sambil bergegas mengenakan pakaianku.

Nia tahu apa maksudku, lalu dia menciumku dengan penuh kasih sayang. "Kalau begitu, hati-hatilah."

"Aku akan segera pergi. Kalau kamu lelah, tidurlah." Aku menatap Nia dengan sedih.

Nia mengangguk, lalu memperhatikanku pergi.

Setelah aku mengenakan pakaianku, aku memanjat balkon menuju rumah Lina.

Aku kenal kedua rumah ini, jadi aku mudah untuk pergi.

Lina sudah lama tidak ada di rumah, jadi rumahnya tertutup debu.

Melihat pemandangan yang familier itu, aku tidak dapat berhenti memikirkan masa lalu.

Sayangnya, aku tidak bisa kembali ke masa lalu.

Aku tidak mungkin tidak merindukannya. Namun, sekarang semuanya baik-baik saja. Aku cukup puas.

Aku diam-diam meninggalkan rumah Lina, lalu pergi ke rumah Yuna.

Sekarang, aku merasa bersemanga
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 861

    Yuna tersenyum tipis dan berkata, "Nggak perlu merasa bersalah. Awalnya, kami memintamu datang untuk membantu. Kami nggak mungkin memintamu untuk mengerjakan pekerjaan rumah."Hari ini, sikap Yuna jauh lebih lembut. Dia bersikap lembut dan sopan seperti biasanya.Aku cukup bahagia.Aku tidak berani berharap Yuna akan bersikap baik padaku. Aku hanya berharap dia tidak bersikap seperti malam sebelumnya.Hari ini, Dora tidak pergi awal. Dia duduk bekerja di meja makan.Jarinya terus mengetik di laptopnya.Aku tidak mengganggunya. Aku pergi ke kamar mandi untuk mencuci muka.Aku tidak sengaja menemukan celana dalam wanita sekali pakai yang dibuang ke tempat sampah kamar mandi. Bukankah ini celana dalam yang aku beli untuk Yuna?Yuna sedikit aneh. Mengapa dia mengenakan celana dalam sekali pakai?Kecuali dia perlu mengganti dan mencucinya terus-menerus.Mengapa dia harus mengganti dan mencuci terus-menerus?Karena cairan yang keluar agak banyak, dia lebih nyaman menggunakan pakaian dalam se

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 862

    Tendangan Dora tidak terlalu kuat, tetapi terasa sedikit gatal. Namun, semakin aku merasa seperti itu, aku semakin ingin menjauh darinya."Kamu juga bilang kamu adalah bosku. Bagaimana kamu bisa menanyakan privasi orang lain dengan terang-terangan seperti ini?" jawabku.Dora membelalakkan matanya, seolah dia tidak menduga aku akan berkata seperti itu.Namun, detik berikutnya dia cemberut dan berkata dengan nada centil, "Kamu berani berteriak padaku!"Aku tidak dapat menahan diri untuk menggigil dan bertanya apa yang terjadi padanya.Tatapan matanya tampak menggoda. Apakah dia mencoba merayuku?Aku segera menundukkan kepalaku untuk makan. Aku tidak ingin melihatnya.Dora menepuk lenganku dengan sendoknya. Melihat tatapannya yang menyedihkan itu, aku tercengang.Aku tidak menyadari dia punya sisi seperti ini. Kenapa dia sangat andal merubah ekspresinya?Terkadang, dia tampak menawan dan memesona. Terkadang, dia mendominasi dan sulit diatur. Namun, terkadang dia juga sangat lembut.Wanita

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 863

    Kemudian, aku teringat bahwa Helena datang ke Kota Jimba untuk berobat.Dia berencana untuk melahirkan seorang anak untuk Tiano.Namun, karena urusan Harmin, aku sangat sibuk hingga mengabaikan urusan Helena."Aku akan ke toko sekarang. Kemarilah, aku akan mengobatimu nanti," kataku di telepon.Helena menjawab, "Sampai jumpa."Aku tidak terlalu memikirkannya.Lebih dari 20 menit kemudian, aku tiba di klinik.Setelah beberapa saat, Helena dan Larto muncul.Ekspresi Larto masih tetap dingin dan masam seperti biasanya. Sorot matanya tampak tajam seperti pisau.Aku hanya melihatnya sekali. Aku tidak berani melihatnya lagi.Helena meminta Larto untuk menunggu di luar, tetapi Larto agak enggan. "Nona Helena, Pak Tiano memintaku harus mengikutimu setiap saat ....""Kenapa kamu mengikutiku? Kamu mau memantau aku telah melakukan sesuatu yang menyinggung perasaannya?""Ada begitu banyak orang di sini. Menurutmu, seberapa nggak bermoralnya aku sampai melakukan hal seperti itu?"Larto segera menun

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 864

    Aku sama sekali tidak menanggapi serius ancamannya. Aku berpikir dia tidak memiliki kelemahanku sama sekali, jadi apa yang bisa dia lakukan padaku?Namun, tidak lama kemudian, aku tidak bisa membuka suara lagi.Helena bahkan memiliki video aku dan Bella di Vila Dragonfly.Saat aku melihat video itu, aku tercengang."Kenapa kamu punya video ini?"Aku segera menyadari bahwa Jessy yang mengirimkan padanya. Saat itu, Jessy memasang kamera tersembunyi di kamarku.Aku benar-benar ingin menghajar Jessy. Tidak apa-apa jika dia hanya ingin mengintipku. Namun, dia bahkan membagikan video itu pada Helena.Apakah dia ingin membuatku mati dengan sengsara?Aku mengulurkan tangan, lalu mencoba merebut ponselnya. "Hapus videonya."Helena menghindar dengan lincah. "Kamu menyuruhku hapus begitu saja? Ini adalah koleksiku. Aku nggak akan menghapusnya.""Kamu nggak takut Bella tahu?""Bella? Beraninya kamu memanggilnya begitu? Sepertinya, kalian berdua nggak hanya pernah berhubungan, tapi kalian juga memi

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 865

    Helena mengatakannya dengan enteng. Aku benar-benar tidak dapat membedakan mana yang benar dan mana yang salah."Apa gunanya kalau aku mati? Kenapa kamu begitu ingin aku mati?"Aku merasa wanita ini seperti musuh bebuyutanku. Setiap kali Helena muncul, dia selalu membawa malapetaka bagiku.Saat ini, kesan baik yang aku miliki terhadapnya telah menghilang."Nggak ada gunanya. Tapi, sepertinya nggak ada untungnya juga, 'kan?""Oke, oke. Aku nggak bisa berdebat denganmu. Aku akan diam oke?"Helena telah menyimpan ponselnya. Aku tahu dia mengetahui kelemahanku.Di masa depan, aku mungkin akan diancam olehnya.Wanita ini akan memanfaatkan kelemahanku untuk menggodaku. "Tolong pijat kakiku dulu."Saat berkata, dia melepas sepatu hak tingginya dan merentangkan kakinya ke arahku.Apa yang bisa aku lakukan? Apa aku punya pilihan?Pikiranku sangat kacau.Aku merasa segalanya kembali seperti semula. Aku masih digoda dan dimanipulasi.Namun, aku harus mengakui bahwa setiap inci tubuh wanita ini te

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 866

    Jika tidak, mengapa dia terlihat begitu cemburu?Meskipun aku tidak ingin memahaminya seperti ini, aku sulit untuk tidak melihat kecemburuan yang kuat di hatinya.Aku tanpa sadar ingin melepaskan tanganku. Namun, kemudian aku berpikir, bukankah itu akan membuatku terlihat semakin bersalah?Aku adalah seorang dokter. Bukankah wajar aku mengobati pasien?"Apa yang kamu lihat? Apa kamu nggak pernah lihat dokter mengobati pasien?" kataku sambil menatap Larto dengan tatapan dingin.Aku pikir mungkin dia akan menurunkan kewaspadaannya.Namun, ternyata aku salah. Setelah dimarahi olehku, sorot mata Larto menjadi lebih tajam dan penuh dengan kebencian.Dia berjalan ke arahku dengan kesal. "Apa katamu? Katakan sekali lagi!"Aku bertanya-tanya apa yang terjadi dengan orang ini? Apa ada yang salah dengan kata-kataku?Mereka tidak tahu bahwa di dalam hati orang pencemburu, penjelasan apa pun tidak ada artinya sama sekali.Lagi pula, menurut Larto, aku tidak berhak berbicara padanya seperti itu.Ja

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 867

    Helena menepuk wajahku dan berkata, "Apa yang kamu pikirkan? Kenapa kamu begitu linglung?""Nggak apa-apa." Aku tidak ingin menceritakan hal ini padanya.Helena menarik kakinya dan berkata, "Nggak perlu. Obati aku saja. Ini yang paling penting. Kalau aku nggak bisa sembuh, Tiano pasti akan mengira aku berbohong. Tiba saatnya nanti, kamu akan mendapat masalah besar."Aku tidak dapat menahan diri untuk mengeluh, "Kamu ini, nggak bisakah kamu mencari orang lain? Tiano sudah menduga kamu dan aku memiliki hubungan yang nggak jelas. Kamu masih memintaku untuk mengobatimu. Apa kamu mencoba mencelakaiku?""Kamu salah. Aku hanya ingin membersihkan namamu. Pikirkanlah, kamu adalah dokter dan aku adalah pasien. Wajar saja kalau pasien menemui dokter, 'kan?""Kalau aku nggak datang mencarimu, itu akan menjadi masalah. Tiano pasti akan terus menyelidikinya. Dia orang yang sangat curigaan. Dia mungkin akan membunuhmu untuk mencegah masalah di masa mendatang.""Jadi, aku harus berterima kasih padamu?

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 868

    Aku tidak ingin ikut campur dalam urusan orang lain. Namun, Naila tidak menyukai Helena karena urusan kakaknya. Sekarang, Naila bertemu Helena di sini. Aku tidak dapat menjamin bahwa Naila tidak akan menimbulkan masalah.Namun, sekarang aku mengelola klinik untuk sementara waktu. Jadi, aku harus memikul tanggung jawab di sini.Jadi, aku segera menghampiri dan menghentikannya. "Bu Naila, Nona Helena datang untuk berobat. Aku harap kamu nggak membuat masalah untuknya."Naila memutar bola matanya sambil berkata, "Bu Naila? Berdasarkan perilakumu tadi, kamu nggak layak memanggilku Bu Naila.""Minggir.""Nggak mau.""Aku rasa kamu nggak mau menjadi murid Andre lagi ...." Naila menatap dengan ekspresi marah.Aku segera berkata. "Tentu saja nggak. Keinginanku untuk menjadi murid Andre bukan hanya sesaat. Itu adalah keputusan yang telah aku pertimbangkan dengan matang.""Kalau begitu, kenapa kamu berani berbicara seperti itu padaku?" Naila melotot ke arahku dengan marah.Aku menghampirinya dan

Bab terbaru

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 1160

    "Edo, kamu menendangku? Aku mengerti. Kamu memiliki banyak pasukan, jadi kamu menindasku. Kalian sehati dan memperlakukanku sebagai orang luar, 'kan?"Aku berkata terus terang, "Aku nggak pernah menganggapmu sebagai orang dalam. Saat pertama kali kita mulai bekerja sama, kita sepakat bahwa aku akan bertanggung jawab atas urusan klinik. Kamu dan Dono nggak akan ikut campur.""Aku nggak memintamu merugikan klinik." Hairu sangat marah.Aku tetap berkata dengan nada dingin, "Aku bilang aku akan mengganti rugi. Laporan keuangan bersifat publik. Aku nggak akan berutang sepeser pun.""Tapi, kalau kamu ingin memperkaya diri sendiri, aku nggak akan setuju. Kalau kamu ingin menghasilkan uang, kamu harus mencari cara untuk mendapatkan herba itu sendiri. Semua herba di klinik dibeli olehku. Kenapa aku harus membiarkanmu memperkaya diri sendiri?"Hairu merasa bersalah. Dia mulai berdebat denganku, "Aku menggunakan herba di klinik. Aku juga akan membelinya kembali. Bagaimana aku bisa dikatakan mempe

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 1159

    "Nggak bisa," tolak Hairu dengan tegas.Aku menahan amarahku, lalu bertanya, "Jadi, apa yang kamu inginkan?""Pergilah ke klinik Harmin. Pinjam ginseng dan Ganoderma mereka."Hairu memintaku meminjamnya. Bukan membelinya.Maksudnya adalah dia ingin menjual barang-barang itu dengan harga yang sama untuk memastikan keuntungannya maksimum.Harapannya sungguh luar biasa.Dia ingin menghasilkan uang. Dia juga ingin aku mengisi mengganti rugi. Aku juga yang harus membalas budi Aula Damai.Aku bisa menahan semua ini.Siapa pun yang melakukan kesalahan harus membayarnya.Namun, masalahnya adalah Hairu mengatakan bahwa keuntungan dari uang ini akan menjadi miliknya.Hal ini membuatku sangat marah, "Atas dasar apa?""Aku yang membawa pelanggan itu. Bukankah seharusnya keuntungan mereka menjadi milikku?"Aku marah hingga tertawa. "Jadi, maksudmu adalah kami yang mengelola klinik. Pendapatan hariannya akan menjadi milik kami?""Kalian ingin mengelola klinik, itu karena kalian bersedia. Kalian yang

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 1158

    Saat kami sedang berbincang, seorang pegawai mengetuk pintu dan berkata, "Bos, Pak Hairu datang. Dia ingin berbicara dengan kalian."Hairu?"Oke, aku mengerti."Saat kami keluar dari kantor, kami melihat Hairu di lobi. Dia tersenyum sambil memperkenalkan sesuatu pada beberapa orang."Semuanya, izinkan aku memberi tahu kalian, herba di toko kami asli dan berkualitas. Terutama ginseng liar dan ganoderma ini adalah produk kualitas terbaik.""Kita sudah kenal lama. Kalian bantulah bisnisku, itu adalah suatu kebaikan bagiku. Aku akan memberikan harga yang lebih rendah."Hairu tidak datang sendirian. Dia membawa beberapa orang bersamanya. Tampaknya para bos ini berencana membeli obat kuat seperti ginseng liar dan Ganoderma.Namun, masalahnya adalah semua ginseng liar dan Ganoderma berkualitas di toko telah dijual ke Tiano.Saat ini, kami belum menyetok kembali persediaannya.Aku meminta Kiki dan Zudith untuk menyapa para bos dulu, lalu aku menarik Hairu ke samping. "Kita nggak punya ginseng

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 1157

    "Oke!"Luis berbalik dan pergi.Tiano menyalakan cerutu dengan ekspresi masam.Awalnya, dia ingin memanfaatkan kejadian ini untuk menjebloskanku ke penjara. Namun, dia malah merugikan dirinya sendiri.Hal ini mengakibatkan dia kehilangan anak buah terpercaya.Tiano pasti akan meminta pertanggungjawabanku atas hal ini....Karena kami berangkat sore hari, kami tiba di Kota Jimba setelah pukul 11.Sepanjang jalan, kami tidak beristirahat dan tidak makan.Alasan utamanya karena aku takut akan terjadi sesuatu di sepanjang jalan.Setelah kembali ke Kota Jimba, aku dan Dora baru merasa tenang.Kami kelaparan. Reaksi pertama kami adalah mencari restoran untuk makan."Aku telah bertanya. Aku menemukan Tiano masih di Kota Jimba. Berhati-hatilah saat kami kembali nanti." Dora memiliki koneksi yang luas. Sebelum kami tiba di Kota Jimba, dia telah mengetahui keberadaan Tiano.Aku mengangguk dengan berat. "Aku tahu. Kamu juga."Setelah makan malam, kami berpisah.Aku duduk di mobil dan berpikir, "H

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 1156

    Kami menunggu di kantor polisi sebentar, lalu seorang pria paruh baya berseragam polisi berjalan masuk.Aku kenal dengan pria paruh baya ini. Dia adalah polisi yang bertugas ketika Ilham dan lainnya ditangkap."Paman, kamu sudah sampai." Dora berlari dengan gembira.Aku terkejut. Aku tidak menyangka polisi tua itu adalah pamannya Dora.Kebetulan sekali.Saat melihatku, polisi tua itu sedikit terkejut. "Dik, kenapa kamu ada di sini?""Paman, kalian saling kenal?"Aku menjelaskan, "Pamanmu adalah petugas yang menangkap Ilham. Kami pernah bertemu sebelumnya.""Begitu ya, Paman. Kami sedang diikuti sekarang. Tolong utus seseorang untuk melindungi kami."Damian Nediva bertanya, "Apa yang terjadi? Siapa yang berani sekali? Beraninya mereka mengikuti kalian di siang bolong?""Kemungkinan besar mereka anak buah Tiano. Ilham yang kamu tangkap siang tadi juga anak buah Tiano."Ekspresi Damian menjadi masam. "Kuncinya adalah Ilham nggak mengakui bahwa dia memiliki hubungan dengan Tiano. Dia bersi

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 1155

    Meskipun aku merasa sangat sedih, aku tidak dapat memikirkan cara yang lebih baik.Aku tidak menyangka semuanya akan menjadi seperti ini.Jangankan meminta uang. Aku takut Tiano mungkin ingin membunuhku."Kalau begitu, mari kita kembali ke Kota Jimba sore ini untuk menghindari Tiano membuat masalah lagi padamu," saran Dora.Aku juga berpikir seperti itu.Ibu kota adalah wilayah Tiano. Begitu datang, aku telah menyebabkan masalah besar untuknya. Tiano pasti tidak akan melepaskanku.Kami tidak tinggal lebih lama lagi. Kamu langsung mengurus prosedur check-out.Aku berpikir untuk kembali ke Kota Jimba sesegera mungkin.Namun, saat mobil sudah setengah jalan, aku menyadari ada sesuatu yang salah.Ada sedan hitam yang mengikuti kami sepanjang jalan.Untuk memastikannya, aku mengambil jalan memutar. Namun, mobil itu masih mengikuti kami."Celaka, kita sedang diikuti," kataku pada Dora dengan berat hati.Dora menoleh ke belakang. Dia segera mengambil keputusan. "Langsung pergi ke kantor polis

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 1154

    Aku tidak berkata apa-apa. Aku berbalik dan mencoba untuk berlari keluar.Ilham menyadari tindakanku. Dia segera berkata kepada anak buahnya, "Hentikan dia. Cepat hentikan dia. Jangan biarkan dia lolos!"Ketiga anak buahnya segera berlari ke arahku.Aku melihat mobil polisi datang hingga memberiku harapan.Aku menendang salah satu anak buah itu hingga terjatuh di lantai.Namun, salah satu anak buahnya menarik bajuku dan yang satu lagi menarik tasku, sehingga aku tidak dapat melarikan diri tepat waktu.Mereka berusaha mati-matian untuk merebut tas itu.Ilham juga berusaha untuk memasukkan uang di lantai ke dalam tasnya dan mencoba melarikan diri.Dalam situasi darurat, aku langsung melompat ke arah anak buahnya dan mendekap erat tas itu dengan tubuhku."Sialan, matilah!"Aku mendengar raungan Ilham. Aku berbalik tanpa sadar. Aku melihat Ilham memegang belati dan hendak menusukku.Aku segera menghindar, tetapi belati itu tetap menggores bahuku.Bahuku tergores. Sementara anak buahnya yan

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 1153

    "Kalau kamu mengambil uang itu dan menghabiskannya, polisi akan segera menangkapmu."Aku tercengang dan ketakutan.Aku hanya melihat insiden pencucian uang dalam novel dan film. Aku tidak menyangka akan menemuinya dalam kehidupan nyata.Selain itu, itu adalah jebakan yang sengaja dipasang untuk mencelakaiku.Bagaimana mungkin manusia biasa sepertiku pernah mengalami hal seperti itu?Saat itu, aku merasa sangat gugup."Sialan. Berengsek sekali, mereka mau mencelakaiku seperti ini.""Aku mau lapor polisi!"Aku mengeluarkan ponselku. Namun, aku merasa gelisah lagi, jadi aku menatap Jeff dan bertanya, "Menurutmu, apa aku bisa menghukum mereka kalau aku lapor polisi?""Buktinya kuat, jadi kamu dapat menghukum mereka. Kalau kamu dapat melibatkan dalang di balik ini, kamu akan memberikan kontribusi besar."Aku tidak peduli apakah akan melibatkan dalangnya atau tidak. Aku tidak bisa melepaskan mereka begitu saja.Mereka bahkan menggunakan metode ini untuk mencelakaiku. Beruntungnya, aku mengun

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 1152

    Saat aku keluar dari mal, waktu sudah hampir pukul 12. Aku langsung kembali ke hotel.Setelah istirahat sebentar, aku akan pergi ke Perusahaan Handa sebentar lagi.Dora tidak ada di kamarnya. Dia pasti mengajak Lionel berbelanja.Aku bisa bersantai.Aku bermain ponselku di kamar sebentar. Saat jam satu, aku berangkat menuju Perusahaan Handa.Jam setengah dua, aku tiba di Perusahaan Handa.Aku menambahkan kontak WhatsApp Jeff, lalu mengirimkan lokasinya.Dalam waktu kurang dari 20 menit, seorang pemuda tampan berjas muncul di hadapanku.Dia adalah Jeff, Direktur Keuangan Perusahaan Isabell.Saat pertama kali melihat Jeff, aku merasa kagum dan hormat yang mendalam terhadapnya.Jeff memiliki temperamen yang lembut dan elegan. Dia juga sangat tampan. Hal yang terpenting adalah dia memiliki tingkat pendidikan yang tinggi.Aku memperkenalkan diri.Jeff berjabat tangan denganku dengan sopan.Aku menjelaskan situasiku padanya secara singkat. "Aku nggak tahu trik apa yang akan mereka lakukan na

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status