Share

Bab 693

Author: Galang Damares
Nancy menyilangkan tangannya di depan dada dan berkata dengan acuh tak acuh, "Oke, kamu telepon saja. Aku nggak akan menghentikanmu. Tapi, kamu sebaiknya memastikan bahwa aku diberhentikan langsung. Kalau nggak, kita akan punya banyak kesempatan untuk bertemu di masa depan."

Saat gadis itu mendengar perkataan Nancy, dia tidak berani menelepon.

Nancy tersenyum sinis. Kemudian, dia duduk kembali dan melanjutkan makan.

Lina dan aku saling berpandangan. Kami sangat mengagumi keberanian Nancy.

Jika aku diskors dan diselidiki, aku pasti sudah sangat panik sekarang.

Tiba-tiba aku merasa bahwa usia dan pengalaman seseorang merupakan bagian dari kekuatannya.

Nancy punya kemampuan sebesar itu, tetapi aku tidak memilikinya.

Setelah beberapa saat, gadis itu menjawab telepon. Kemudian, dia pergi dengan marah.

Lina tampak terkejut. "Dia pergi begitu saja? Lalu, apa masalahmu sudah terselesaikan?"

Nancy masih terlihat acuh tak acuh. "Terserah. Mereka bisa melakukan apa pun yang mereka suka. Aku terla
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 694

    Lina tidak mengatakan apa-apa lagi. Setiap orang memiliki pemikiran dan ide yang berbeda. Dia tidak ingin memaksakan pemikirannya pada sahabatnya itu.Apalagi hal semacam itu tidak bisa dinilai dengan pemikiran yang sempit.Bagaimana mereka dapat mengatakan siapa yang benar dan salah dengan pasti?Lina meraih tangan Nancy dan berkata, "Kamu uruslah sendiri. Dalam perjalanan ke sini, aku selalu mengkhawatirkanmu. Tapi, setelah aku melihat kamu dalam kondisi baik, aku merasa lega."Nancy terkekeh, "Kalau langit runtuh, ada orang-orang tinggi yang menahannya. Apa yang perlu kamu khawatirkan?""Skenario terburuknya adalah aku dipecat atau perceraian. Apa lagi yang bisa terjadi?""Selama aku masih menjadi diriku, itu sudah cukup."Aku harus mengakui bahwa pola pikir Nancy benar-benar layak untuk dipelajari.Saat mereka sedang mengobrol, terdengar suara membuka kunci pintu elektronik.Suami dan anaknya Nancy telah kembali.Tampaknya Carmin masih belum mengetahui masalah yang dialami Nancy."

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 695

    Nancy menarik napas dalam-dalam dan berkata, "Kalau kamu ingin bercerai, aku bersedia memberikan semua harta padamu. Anak kita akan mengikutimu. Kamu adalah orang yang baik. Kalau anak kita mengikutimu, dia akan menerima pendidikan yang baik.""Aku bukan ibu yang baik. Aku juga bukan istri yang baik. Jangan biarkan aku menyakiti anak kita."Mata Carmin tanpa sadar memerah. "Apa pria di luar begitu menggodamu? Nggak bisakah aku memuaskanmu?"Nancy berkata, "Kamu sangat baik, lembut dan perhatian. Kamu juga sangat pandai dalam hal itu. Kamu juga sangat baik padaku dan keluargaku.""Lalu, kenapa kamu masih seperti itu?" tanya Carmin dengan bingung. Dia tidak memahami tindakan Nancy.Nancy menarik napas dalam-dalam dan berkata, "Karena aku bukan wanita baik. Aku nggak bisa bersikap baik. Aku nggak pantas menikah."Carmin merasa sangat tidak nyaman.Nancy tidak menyalahkan Carmin karena terlalu jujur. Melainkan Nancy malah menuangkan semua kesalahan pada dirinya sendiri.Untuk sesaat, Carmi

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 696

    "Edo, apa kamu benar-benar ingin lari kembali? Lukamu ...." Lina menatap Edo dengan cemas.Aku berkata tanpa ragu-ragu, "Kak Lina, aku telah memutuskan mulai sekarang, aku akan berubah.""Kalau begitu, aku akan menemanimu. Aku khawatir kamu sendirian.""Nggak, nggak perlu. Kamu pulanglah. Aku bisa sendiri."Lina tidak bisa menolakku, jadi dia hanya bisa mengangguk setuju.Aku mulai berlari kembali.Nyatanya, aku tidak berlari. Aku hanya bisa berjalan.Bagaimanapun, aku masih terluka. Aku tidak bisa berlari sama sekali.Aku berjalan sambil merasakan angin malam. Aku juga memikirkan apa yang harus aku lakukan selanjutnya?Tiano pasti tidak akan melepaskanku dengan mudah. Larto pasti akan muncul lagi.Aku tidak bisa selalu membiarkan Andre melindungiku, jadi aku harus meningkatkan kekuatanku.Namun, meningkatkan kekuatan bukanlah hal yang mudah.Aku membutuhkan waktu untuk meningkatkan kekuatanku.Pada saat bersamaan.Jika aku ingin menjadi sekuat Andre, aku tidak akan bisa mewujudkannya

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 697

    Saat ini, Kiki juga kehabisan napas. Namun, dia masih mengertakkan gigi dan berkata, "Kalian berempat memukulku seorang. Apa kalian mematuhi etika bela diri?""Siapa yang menyuruhmu merusak kesenangan kami?"Kiki melambaikan tangannya dan berkata dengan tidak sabar, "Berhenti bicara omong kosong. Tempat ini bukan milikmu. Kalian boleh datang untuk berbelanja, kenapa aku nggak boleh?"Mereka bertarung di kedai barbekyu.Mereka mungkin berkonflik ketika makan.Di antara keempatnya, pria yang mengenakan kemeja bunga tampak sangat galak. Namun, dia juga ditendang paling keras oleh Kiki.Kiki menghajar alat vitalnya beberapa kali. Dia merasa alat vitalnya hampir pecah.Saat ini, ekspresi pria kemeja berbunga yang tampak paling kesakitan. "Sialan, kami berempat bertarung dengan kamu, tapi kami masih kalah. Bagaimana kami bertahan di masa depan?""Begini saja, biarkan kami masing-masing menendangmu. Masalah ini akan diselesaikan begitu saja."Ekspresi Kiki tampak sangat masam. "Apa menurutmu

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 698

    Kiki masih sangat hebat. Dengan satu lawan tiga, dia menghajar ketiga orang itu hingga mereka menjerit kesakitan.Akhirnya, keempat pria itu melarikan diri.Sekujur tubuhku kesakitan hingga air matanya berlinang. Namun, aku memandang Kiki dengan bahagia. "Bro, aku nggak menyangka kamu memiliki keterampilan ini. Kamu menyembunyikannya terlalu dalam."Kenapa saat kuliah, aku tidak menyadarinya?Kiki membantuku berdiri. Namun, tubuh Kiki juga terasa sakit.Meski gerakan Kiki sangat kejam, bagaimanapun lawan mereka berjumlah empat orang. Saat mereka bertarung, Kiki benar-benar tidak mampu menahannya.Namun, bagaimanapun juga, Kiki pasti jauh lebih baik dariku.Mereka saling memapah, lalu duduk di tepi jalan.Perban di lenganku terlepas, sehingga lengan kananku terkulai lemas.Tulangku mungkin patah lagi.Kiki melihat bekas lukaku sambil berkata, "Edo, maafkan aku. Aku telah merepotkanmu.""Kita adalah teman, kenapa kamu begitu sungkan?""Omong-omong, kemarin aku bilang aku ingin makan mala

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 699

    Karena ini belum terlalu larut, aku tahu Harmin belum tertidur. Jadi, aku mengiriminya pesan WhatsApp.Harmin membalasku dengan cepat, "Oke. Minta temanmu datang besok untuk wawancara."Aku mengarahkan telepon ke arah Kiki. "Bos kami memintamu untuk pergi ke sana dan wawancara besok."Kiki sangat bersemangat sehingga dia menuangkan segelas anggur untuk dirinya sendiri, kemudian dia berkata padaku, "Edo, kamu adalah penyelamatku. Aku akan bersulang untukmu.""Sialan, jangan berlebihan."Kiki meminum segelas anggur dalam satu tarikan napas, lalu dia berkata padaku dengan mata memerah, "Aku nggak melebih-lebihkan. Kamu bahkan nggak tahu betapa sulitnya hidupku selama ini.""Pekerjaanku nggak berjalan dengan baik. Kehidupan cintaku juga nggak berjalan dengan baik. Aku juga nggak disukai oleh orang tuanya Agnes.""Kadang-kadang aku merasa apa aku benar-benar nggak pantas hidup?"Aku segera berkata, "Setiap orang mempunyai nilainya masing-masing. Jangan berpikir macam-macam.""Tapi, apa aku

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 700

    "Agnes, aku nggak ingin bersembunyi darimu. Aku hanya nggak tahu bagaimana menghadapimu. Aku ....""Berhenti bicara omong kosong. Aku ingin bertemu denganmu sekarang. Kamu mau menemuiku atau nggak?"Aku mengangguk dengan panik untuk memberi isyarat Kiki agar menyetujuinya.Kiki masih sedikit ragu. "Eh ... bisakah kamu menunggu sampai besok? Kalau aku berhasil dalam wawancara besok, kita akan bertemu. Kalau nggak ... kamu carilah pria lain.""Cari kelapamu! Kiki, kamu juga tahu orang yang aku suka saat itu bukan kamu. Tapi pada akhirnya, aku memutuskan untuk bersamamu.""Aku selalu serius pada keputusanku. Sekarang, aku sudah bersamamu. Aku nggak pernah berpikir untuk bersama pria lain lagi.""Aku sudah bertahan selama bertahun-tahun. Sekarang, kamu menyuruhku mencari pria lain. Kenapa kamu nggak mati saja?"Agnes menangis dan mengutuk.Aku mendengarnya dengan tidak berdaya. Aku tidak menyangka wanita ini begitu galak.Kiki sangat malu. "A ... aku juga nggak ingin seperti ini. Aku sanga

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 701

    Keduanya akan bertemu nanti.Kiki berkata dengan penuh semangat, "Edo, tunggu di sini. Aku akan menjemput Agnes.""Aku nggak akan menunggu lagi. Kalian berdua akan bertemu. Aku nggak mau menjadi obat nyamuk."Kiki berkata dengan cepat, "Nggak bisa. Kamu adalah penyelamatku. Tanpa kamu, aku masih akan menghindari Agnes.""Aku dan Agnes harus mengucapkan terima kasih secara langsung. Dengarkan aku. Tunggulah di sini."Setelah berkata, Kiki mengendarai sepeda listriknya dengan gembira.Setelah Kiki pergi, aku segera mengeluarkan ponselku dan membaca obrolanku dengan Agnes kemarin.Terutama pesan suara yang masih membuatku tersipu hingga saat ini.Aku segera menghapus percakapan itu.Dengan begitu, aku tidak memiliki bukti lagi.Saat ini, ponselku menerima pesan WhatsApp dari Agnes, "Halo, aku ibunya Agnes. Aku adalah orang yang mengobrol denganmu kemarin menggunakan ponsel Agnes. Aku hanya ingin menguji apakah kamu dan Agnes berhubungan?"Bagaimana mungkin aku memercayainya?Jelas-jelas A

Latest chapter

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 1188

    Aku mengacungkan 4 jariku. "40 juta."Hal semacam ini harus dilakukan selangkah demi selangkah. Aku tidak bisa meminta terlalu banyak sekaligus. Jika seperti itu, aku akan membuat orang tua itu takut.Jika dibandingkan dengan keuntungan selama dua hari terakhir, 40 juta hanyalah setetes air di lautan.Pria tua itu menggertakkan giginya. "Oke. Aku akan memberikannya."Saat berkata, dia mengeluarkan ponsel dan hendak mentransfer uang padaku."Aku nggak mau terima transfer, aku hanya mau uang tunai!" Hal ini untuk menghindari tertinggalnya bukti apapun.Pria tua itu mengerutkan keningnya. "Bagaimana mungkin aku punya uang tunai? Saat ini, aku hanya menggunakan aplikasi ....""Ada bank di seberang kompleksmu. ATM-nya buka 24 jam sehari. Aku akan menunggumu di sini."Pria tua itu melotot tajam ke arahku, lalu dia berbalik dan pergi.Saat Zudith mendengar pintu terbuka, dia segera bersembunyi di tangga.Sementara aku menunggu dengan tenang di dalam rumah.Wanita menawan itu muncul lagi. Dia

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 1187

    Kami tinggal di sana sampai setelah pukul sepuluh malam. Saat ini, jumlah pelanggan di sini berangsur-angsur berkurang.Pemilik klinik itu begitu gembira hingga tersenyum lebar.Setelah dia masuk ke mobil dan pergi, aku dan Zudith segera mengikutinya.Kami mengikutinya sampai ke kompleksnya.Kami mengikuti hingga di depan rumahnya.Pria tua ini sudah tua, tetapi istrinya masih muda, cantik, bertubuh indah, berkulit putih, menawan dan memesona."Sialan, dia suka daun muda," kata Zudith dengan rasa iri.Menurutku, wanita itu bukan istrinya, tetapi lebih seperti simpanannya.Namun, ini tidak penting."Kamu siap?" tanyaku pada Zudith.Tiba-tiba, Zudith merasa sedikit gugup. Dia menepuk dadanya dengan kuat, "Ini pertama kalinya aku melakukan hal seperti ini. Aku sangat takut. Apa yang harus aku lakukan?""Tenangkan suasana hatimu. Sekarang kamu sudah di sini, kamu harus berhasil."Zudith segera menepuk dadanya.Setelah menenangkan diri, akhirnya Zudith merasa lebih baik."Kalau begitu, aku

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 1186

    Kiki adalah orang yang paling tidak sabaran. Karena dia kekurangan uang, dia tidak berani membiarkan klinik rugi."Pergilah."Aku memaksanya untuk kembali dan memilah-milah tanaman herba.Aku melihat apotek di sana. Perang harga makin sengit. Arus pelanggan pun makin meningkat.Aku juga ingin menjadi seperti Harmin yang tenang, tetapi aku tidak bisa tinggal diam.Jika Xander ingin macam-macam denganku, dia pasti tidak akan membiarkan pihak lain mengakhiri perang harga secepat ini.Jika ini terus berlanjut, klinik kami tidak akan mampu bertahan.Aku harus menemukan cara untuk menyelesaikannya.Aku kembali ke klinik, lalu menarik Zudith ke kantorku."Kemarilah, aku ingin membicarakan sesuatu denganmu.""Apa yang kamu lakukan? Kamu sangat misterius. Kenapa kamu nggak mengajak Kiki?"Aku menjelaskan, "Kiki nggak sabaran. Aku khawatir kalau aku memberitahunya, dia nggak akan bisa menahan diri sedetik pun. Selain itu, masalah ini agak berbahaya. Kita nggak bisa mendapat masalah di saat bersa

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 1185

    Setelah Cindy pergi, aku berbaring di ranjang. Aku ingin beristirahat dengan nyaman.Telepon itu tiba-tiba berdering. Panggilan itu adalah panggilan Xander.Aku tidak menjawabnya. Aku langsung mematikannya.Namun, Xander meneleponku lagi.Aku langsung memblokirnya.Xander mengirimkanku pesan WhatsApp, [Edo, aku nggak menyangka kamu begitu berbakat. Kamu bahkan membuat salinannya. Karena kamu nggak menginginkannya lagi, aku akan menghancurkannya.]Di bawahnya adalah sebuah video.Xander melemparkan buku medis peninggalan kakekku ke dalam anglo. Buku itu dilalap api, lalu terbakar sedikit demi sedikit.Meskipun aku memiliki salinannya, aku tetap merasa iba melihat kerja keras kakekku dirusak.Aku membalas Xander, [Apa gunanya ini bagimu?]Xander segera membalasku, [Nggak ada gunanya, tapi ini bisa membuatmu kesal.]Orang ini benar-benar gila!Aku bahkan memblokir kontak WhatsApp-nya.Sore harinya, aku pergi ke Aula Damai dan memberi tahu Harmin tentang masalah Xander.Harmin berkata samb

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 1184

    Aku merasa sangat puas dengan jawaban ini.Karena jawaban itu benar-benar menonjolkan kelebihan mereka. Masing-masing dari mereka memiliki karakteristik sendiri.Namun, Dama dan Kendru tidak merasa puas."Edo, kami memintamu untuk menjawab pertanyaan pilihan ganda, bukan pertanyaan esai."Dama juga berkata dengan nada dingin, "Kamu harus memilih salah satu dari keduanya.""Aku nggak akan memilih opsi mana pun. Aku berpikir keduanya hebat."Sebagai orang dewasa, saat diminta untuk memilih antara dua pilihan yang bagus, aku menginginkan keduanya.Tentu saja aku tidak berani mengatakannya dengan lantang. Aku hanya bisa mengeluh dalam hatiku.Setelah berkata, aku bergegas pergi. Tempat itu berbahaya. Aku tidak bisa tinggal di sini sedetik pun.Aku berlari turun ke bawah secepat yang aku bisa. Aku ingin menghindari mereka memanggilku kembali.Aku berpikir orang tua Bella ada di sini. Aku tidak perlu tinggal di sini, jadi aku langsung meninggalkan rumah sakit.Aku pergi ke klinik.Kiki berta

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 1183

    Perkataannya itu adalah pidato seorang wanita mandiri!Dulu, Lina lemah dan pemalu. Dia seperti seorang kakak yang lugu. Aku tidak pernah menyangka ada hari di mana pemikirannya akan berubah.Aku merasa sangat bahagia untuknya."Aku merasa ada lapisan cahaya di tubuhmu yang membuatmu makin menawan." Hal ini merupakan kelebihan lain yang aku temukan mengenai Lina.Mendengar kata-kataku, Lina terhibur. "Kamu sangat pandai bicara. Kamu pandai membuatku senang.""Nggak, aku mengatakan yang sebenarnya."Aku melihat ke arah koridor. Aku melihat Dama masih berdebat dengan Kendru.Aku bertanya dengan rasa ingin tahu, "Ada apa dengan ayahmu? Bukankah dia selalu meremehkanku? Kenapa dia bersaing dengan Paman Kendru untuk merebutku?""Ayahku sama sekali nggak merebutmu. Dia hanya suka melawan Paman Kendru."Ternyata seperti itu. Lina telah berubah. Apakah Dama juga telah berubah?Ternyata aku terlalu berangan-angan.Namun, aku merasa menarik menyaksikan dua orang tua sukses bertengkar.Mereka tid

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 1182

    "Charlene telah banyak membantuku, jadi aku harus melakukan sesuatu untuknya. Aku tahu dia nggak butuh uang. Kamu juga nggak butuh uang. Tapi, ini satu-satunya hal yang dapat aku lakukan."Tiara baru saja mendapat pekerjaan baru-baru ini. Dia tidak bisa tinggal untuk menjaga Bella, jadi dia ingin berusaha sebaik mungkin untuk membantu.Aku terlalu malas untuk berdebat dengannya, jadi aku menerima kartu itu.Adapun penggunaan uangnya, itu terserah padaku."Jangan beri tahu Charlene," kataku Tiara mengingatkanku lagi.Aku mengangguk sambil berkata aku mengerti. Kemudian, dia masuk dengan tenang.Setelah beberapa saat, Kendru dan Diana muncul.Bangsal itu penuh dengan orang. Aku membuat keputusan tepat untuk keluar dari bangsal.Namun, tidak seorang pun dari mereka yang tinggal. Akhirnya, mereka pergi satu demi satu.Kendru juga mengingatkanku, "Edo, aku tahu kamu masih peduli dengan Charlene. Manfaatkan kesempatan ini untuk memupuk hubungan kalian. Aku sangat optimis dengan kalian."Dian

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 1181

    Aku mengusap kepalaku dan berkata, "Bu Jessy, kamu memukulku terlalu keras. Kamu membuat kepalaku berdengung.""Huh, siapa yang menyuruhmu memanfaatkan Charlene? Menurutmu, kamu bisa memanfaatkan Charlene?"Semuanya telah berakhir.Suasana yang indah hancur seperti ini. Aku khawatir aku tidak akan mempunyai kesempatan untuk bertanya lagi.Bella diam-diam menghela napas lega. Kemudian, dia menatap Jessy dan Yuna sambil tersenyum."Jessy, Yuna, kalian sudah tiba."Yuna duduk di dekat jendela. Dia memegang tangan Bella dengan lembut. "Bagaimana kamu bisa sampai seperti ini?""Aku nggak sengaja terkena air panas. Ini nggak parah.""Itu bukan versi yang aku dengar. Aku dengar kamu membuat dirimu seperti ini demi seseorang," tanya Jessy sambil tersenyum.Bella merasa bersalah hingga tatapannya mengelak. "Siapa yang memberitahumu hal itu?""Yani, sahabatmu yang berprofesi sebagai polisi. Aku kebetulan bertemu dengannya dalam perjalanan ke sini. Dia yang memberitahuku.""Jangan dengarkan omong

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 1180

    Bella memiliki semua yang dia butuhkan. Dia adalah putri dari Keluarga Lugos. Ayahnya adalah seorang pengusaha terkenal di Kota Jimba.Dia tidak kekurangan pelamar di sekelilingnya, termasuk segala pemuda berprestasi dan pengawal yang gesit ....Secara logika, dia seharusnya tidak mempunyai perasaan yang aneh-aneh padaku. Namun, entah kenapa dia mempunyai perasaan yang berbeda padaku.Suasana hati Bella kacau balau. Tiba-tiba, dia menjadi tersinggung lagi. "Edo, turunkan aku."Saat itu, aku memeluknya dengan baik. Tiba-tiba, dia bersikap seperti ini, sehingga aku merasa bingung lagi."Kenapa? Apa aku menyakitimu?""Nggak!" Bella kembali ke menunjukkan ekspresi cuek yang biasa. Dia bahkan menargetkanku. "Aku nggak membutuhkan perhatianmu lagi, pergilah.""Kenapa?""Nggak apa-apa. Pergilah.""Apa kamu merasa kamu bertingkah sedikit aneh dua hari terakhir ini?" Aku tidak pergi. Aku hanya ingin mencari tahu apa yang terjadi padanya.Bella tidak menjawabku.Aku menghitung tindakannya dengan

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status