Share

Bab 255

Penulis: Galang Damares
last update Terakhir Diperbarui: 2024-09-29 18:00:00
"Apakah kamu gila? Aku tadi membantumu dan kamu masih memperlakukanku seperti ini?"

"Apakah kamu melakukan itu untuk membantuku? Kamu melakukannya untuk menertawakanku 'kan?" Bella ternyata berpikir begitu.

Aku memutar mataku dengan marah.

"Oke, kamu boleh memikirkan apa pun yang kamu mau dan aku nggak akan menjelaskan. Tapi, kalau kamu ingin aku bersumpah beracun, nggak mungkin!"

"Kalau kamu nggak bersumpah, bagaimana aku bisa mempercayaimu?"

"Itu urusanmu. Kamu hanya wanita yang penuh kecurigaan. Kamu sama sekali nggak mempercayai siapa pun. Kenapa aku harus merugikan diriku hanya untuk memuaskanmu?"

Biarpun aku baru saja membantunya, dia tetap memperlakukanku seperti ini.

Aku merasa difitnah orang padahal melakukan perbuatan baik.

Aku merasa sangat kesal.

"Aku nggak percaya laki-laki, aku nggak percaya laki-laki mana pun! Tak satu pun laki-laki di dunia ini yang baik." Bella tiba-tiba mulai menangis.

Aku tahu bahwa dia sangat terluka oleh bajingan itu sehingga dia tidak lagi memperc
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 256

    Kami berdua datang ke sebuah restoran Chinese food.Aku pernah mendengar orang membicarakan restoran ini, \konsumsi per orang lebih dari 1,6 juta. Bagiku, itu harga yang sangat mahal!Lagipula, aku baru dibayar gaji bulan lalu yang totalnya 2.864.000.Itu tidak ada artinya.Bukankah 1,6 juta merupakan harga yang sangat mahal bagiku?"Bagaimana kalau kita ganti restoran lain?" saranku karena aku tidak rela, biarpun bayar masing-masing.Harga makanannya lebih dari 1,6 juta, itu rasanya lebih sengsara daripada memakan dagingku.Bella memelototiku dengan tajam, "Mulai sekarang, kamu nggak boleh berbicara, kamu hanya bertanggung jawab untuk makan."Setelah Bella selesai berbicara, seseorang menarik dua kursi untuk kami.Kemudian kami memesan semeja penuh hidangan.Melihat hidangan itu, aku sama sekali tidak bernafsu makan.Melihat aku tidak makan, Bella berkata dengan marah, "Sudah kubilang, kamu nggak perlu membayar, kamu hanya bertanggung jawab untuk makan. Bisakah kamu jangan duduk seper

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-29
  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 257

    Bella mengerutkan kening dan berkata, "Aku juga nggak tahu. Aku nggak tahu kapan dia menjadi seperti ini.""Mungkin setelah lulus kuliah, mungkin harga dirinya terinjak-injak, mungkin masyarakat ini terlalu realistis.""Setelah lulus, aku langsung bergabung dengan Rumah Sakit TCM di Kota Jimba untuk magang. Aku menjadi karyawan tetap dalam waktu kurang dari setengah tahun dan setengah tahun kemudian aku langsung dipromosikan menjadi wakil kepala Poli TCM.""Tapi, dia belum bisa mendapatkan pekerjaan yang cocok. Dia sudah magang di beberapa rumah sakit, tapi karena berbagai alasan, dia nggak pernah bisa menjadi karyawan tetap."Aku sudah kenyang saat ini dan punya waktu untuk mendengarkan gosip.Aku berkata, "Kalau begitu, pukulan ini memang cukup besar baginya."Bella langsung memelototiku dengan wajah cemberut, "Jadi wajar kalau dia berselingkuh dan mengkhianatiku?""Bukan, bukan, bukan itu yang aku maksud. Aku hanya mengatakan bahwa bagi seorang mahasiswa yang baru lulus, sungguh mer

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-29
  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 258

    "Mundur dari tepi jurang? Tapi, masa mudaku yang hilang dan cintaku yang salah orang, apakah akan dibiarkan saja?"Bella tampak bingung dan berkata dengan lemas.Aku berpikir dalam hati, kenapa wanita ini sombong sekali?Kenapa dia harus berpegang pada masa lalu? Kenapa dia tidak bisa melihat ke depan?Betapa tidak nyamannya hidup dalam kesakitan seperti ini terus menerus.Demi santapan kali ini, aku merasa perlu untuk menghiburnya, "Sebenarnya kamu nggak boleh berpikir seperti ini. Kalau kamu berpikir seperti ini, masa depanmu hanya akan menyakitkan.""Kalau kamu memikirkannya dari sudut pandang lain, masa depan kamu masih sangat panjang, 40 tahun, 50 tahun, 60 tahun atau bahkan lebih lama lagi.""Kamu nggak ingin menghabiskan beberapa dekade mendatang dalam penyesalan 'kan?""Dibandingkan dengan masa depan, beberapa tahun terakhir yang kamu alami sekarang sebenarnya bukan apa-apa.""Kalau kamu menjalani masa depan yang indah, hidupmu tetap akan indah."Bella menatapku dengan mata mel

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-29
  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 259

    Aku sangat marah sehingga aku memutar mata dan berkata, "Kamu nggak menghargai kebaikan orang. Kalau aku tahu, aku nggak akan datang.""Kalau kamu nggak datang, mana bisa kamu makan enak? Sejak kamu masuk sampai sekarang, mulutmu nggak pernah diam sedetik pun."Ternyata Bella sudah melihat tembus pikiranku.Aku juga tidak merasa malu. Sepertinya sudah menjadi kebiasaan kami bertengkar seperti ini.Aku berkata sambil tersenyum nakal, "Bukankah kamu yang memintaku untuk datang? Kalau kamu nggak memintaku, aku nggak akan datang.""Aduh ...."Aku ditendang begitu keras oleh Bella hingga sangat sakit.Bella kemudian menunjukkan senyum bangga.Tapi, sejujurnya wanita ini sangat cantik saat dia tersenyum.Ada perasaan damai dan tenteram bagi negara dan rakyat.Melihat dia begitu cantik dan mentraktirku makan besar, aku pun memaafkannya.Setelah makan dan minum, Bella memintaku untuk membayar tagihannya.Rahangku hampir copot."Kakak, apakah kamu bercanda? Aku mana punya uang?""Aku bekerja di

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-30
  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 260

    "Kalau begitu, bukankah uangmu hanya tersisa 800.000. Apakah kamu benar-benar rela?"Aku benar-benar tidak rela!Jadi hatiku sakit dan berdarah!"Tolong jangan bicara lagi, anggap saja aku membuang-buang uang kali ini."Aku benar-benar tidak berani berkata apa-apa lagi, aku memaksa membayar tagihan.Bella melihat sosokku yang pergi, matanya akhirnya melembut, "Aku nggak menyadarinya, orang ini nggak terlalu menyebalkan, dia hanya sedikit pengecut."Ini adalah evaluasi Bella terhadapku sekarang.Aku sangat berterima kasih padanya.Setelah keluar dari restoran Chinese food, aku hendak pulang.Sekarang aku tidak mempunyai pekerjaan, aku merasa beban di pundakku jauh lebih ringan.Selama berada di Rumah Sakit TCM, aku tidak merasa bahagia.Sungguh menyebalkan tidak bisa belajar sesuatu yang bermanfaat dan harus berinteraksi dengan orang seperti Hendra setiap hari.Aku tidak terlalu menyukai hal-hal seperti intrik dan persaingan.Aku hanya ingin meningkatkan level TCM aku."Hei, Edo!"Aku s

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-30
  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 261

    "Jadi, jangan ucapkan kata-kata tak berguna ini kepadaku. Izinkan aku bertanya lagi, kamu mau pergi atau nggak?"Apakah aku benar-benar punya pilihan?Aku sangat marah hingga tidak bisa mengucapkan sepatah kata pun, jadi aku berbalik dan pergi.Bella mengikuti dengan bangga, seperti putri kecil yang sombong.Sedangkan aku seorang pengemudi yang buruk.Dia begitu dikendalikan sepenuhnya oleh wanita ini."Mau ke mana?""Apa maksudmu dengan nada bicaramu? Katakan lagi, kamu bilang, Tuan Putri, mau ke mana?"Bella menirukannya dengan nada yang sangat lembut.Aku kaget. Ternyata wanita ini masih memiliki sisi seperti itu.Wanita ini awalnya ingin menggodaku, tapi sekarang aku ingin menggodanya, "Ya Tuhan, ternyata Putri bisa begitu lembut. Jadi, Tuan Putri, maukah kamu berbicara seperti ini di masa depan?""Putri sedang memerintahkanmu sekarang, kamu harus melakukan apa yang aku inginkan," tegas Bella."Iya Tuan Putri, aku akan melakukan apa yang kamu minta. Tapi tolong jaga citra kamu, Tua

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-30
  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 262

    "Aku juga suka ...."Bella sengaja diam saat mengatakan ini.Dia menatapku dengan ekspresi aneh.Aku merasa tidak nyaman dengan tatapan matanya, "Apa lagi yang kamu suka? Kamu bicarakan saja, kenapa kamu menatapku dengan tatapan aneh itu?"Tangan Bella tiba-tiba diletakkan di pahaku, itu membuatku takut.Jantungku berada di tenggorokanku.Otakku juga kosong.Apa yang terjadi?Kenapa wanita ini tiba-tiba bersikap ambigu terhadapku?Ini terlalu menakutkan.Aku segera menolak dan berkata, "Jangan main-main, aku orang yang serius."Sebenarnya, ini terutama karena aku takut tidak bisa mengendalikan diri."Apakah kamu benar-benar serius atau berpura-pura serius? Aku ingat betul hari itu kamu dan seorang wanita yang berpakaian sangat menawan sedang mengobrol dengan bernafsu di koridor."Kata Bella sambil mengusap kakiku dengan tangan lembutnya.Gelombang sensasi seperti sengatan listrik menghampiriku.Aku hanya merasa seluruh tubuhku terasa pusing.Entah kenapa aku begitu sensitif terhadap wa

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-30
  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 263

    "Maksudku, kakak itu menyukaiku, aku nggak bilang apa yang akan kulakukan. Kenapa aku bukan orang yang serius?"Aku tidak puas dan membantah.Bella menatapku dengan mata terbelalak, "Apakah kamu benar-benar nggak tertarik padanya? Aku melihat dengan jelas saat itu bahwa kamu berinisiatif untuk memeluknya.""Itu karena aku pemalu dan nggak tahan digoda." Aku menolak mengakui bahwa aku adalah pria yang tidak serius."Huh, kalau kamu nggak serius, katakan saja. Kenapa kamu membuat banyak alasan? Kamu berani berbuat tapi nggak berani mengakui!"Bella menyindirku dengan keras.Aku tidak ingin mengatakan sepatah kata pun kepadanya. Aku merasa dia sengaja mencoba membuat masalah untuk aku.Tapi, saat aku mengabaikannya, dia terus menggangguku."Hei, apakah kamu punya pacar?""Apakah kamu pernah pacaran?""Apakah kamu pernah bersentuhan dengan seorang wanita?""Dengan kata lain, apakah kamu pernah menyentuh seorang wanita?"Pertanyaan wanita ini semakin keterlaluan dan semakin membebaniku.Aku

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-01

Bab terbaru

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 616

    "Apa yang kamu sesali? Apa Edo nggak memuaskanmu?"Nia masih berkata dengan terus terang seperti biasanya.Lina sangat ingin menemukan celah di tanah dan bersembunyi di dalamnya."Nia, jangan ungkit lagi. Aku mohon." Lina mencengkeram selimut dengan erat. Dia benar-benar tidak berdaya.Nia meletakkan tangannya yang cantik ke bawah selimut.Dia menyentuh bokong ... yang bulat dan halus.Sebelum Lina sempat mengenakan celananya, Nia telah memergoki mereka.Merasakan tangan Nia yang halus, Lina merasa semakin malu.Namun, Nia malah berkata sambil tersenyum, "Bukankah kamu sendiri yang memberi tahu Edo? Kamu berharap kita bertiga bisa hidup tenang dan santai. Aku sudah siap mental. Kenapa kamu belum siap?"Akhirnya, Lina menjulurkan kepalanya dari ranjang. Namun, kedua pipinya masih memerah."Nggak. Aku hanya merasa sangat malu saat kamu tiba-tiba memergokiku seperti ini.""Apa yang diinginkan wanita seusia kita? Bukankah kita hanya ingin bahagia?""Edo masih muda, energik dan tampan. Kita

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 615

    Nia telah menebak apa yang ingin mereka lakukan.Namun, dia tidak mengatakan apa pun. Dia hanya menarik selimut untuk menutupi kepalanya. Dia terus berpura-pura tidur.Setelah selesai.Edo mendekati telinga Lina dengan perlahan, lalu berkata, "Kak Lina, kamu jahat sekali. Kalau Kak Nia terbangun, kita pasti akan sangat malu."Pipi Lina merona. Rambutnya tampak acak-acakan dan tatapan matanya tampak linglung.Lina mencium Edo dengan terengah-engah. "Aku nggak tahan lagi tadi. Aku nggak bisa berpikir panjang lagi. Tapi, sekarang aku sudah tenang. Aku benar-benar takut."Mereka tanpa sadar menatap Nia.Edo melihat Nia menutupi kepalanya dengan selimut.Edo dan Lina sama-sama tercengang. Hal ini menandakan bahwa Nia telah bangun. Dia menutupi kepalanya dengan selimut karena dia tidak ingin mendengar suara-suara yang ambigu.Edo melihat wajah Lina memerah sampai ke pangkal lehernya. Seluruh wajahnya tampak seperti apel merah."Aduh, memalukan sekali." Lina menyadari sesuatu. Dia segera menu

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 614

    Tiba-tiba, Edo merasa sedikit takut.Lina memiringkan kepalanya dan menatap Edo. "Kenapa? Apa kamu takut?""Nggak, bukan begitu." Edo tidak tahu apa yang dia rasakan saat ini. Edo merasa takut dan gelisah. Namun, jika Edo mengakuinya seperti ini, dia merasa sangat pengecut."Edo, wajar kalau kamu merasa takut. Untuk seseorang yang penuh perhitungan seperti Johan, saat dia pertama kali pergi ke rumahku untuk menemui ayahku, dia sangat ketakutan hingga dia bahkan nggak berani berbicara."Lina menghibur Edo.Sekarang, akhirnya Edo tahu mengapa keluarganya Lina keberatan dengan pernikahannya dengan Johan? Dia juga mengerti kenapa pencapaian Johan saat ini hanyalah pencapaian kecil.Ayahnya adalah wakil walikota Kota Jimba. Bagaimana mungkin dia tertarik dengan bos yang menjalankan bisnis kecil-kecilan?Terlebih lagi, Edo bahkan bukan seorang bos. Edo hanya pencari nafkah yang bekerja sebagai karyawan.Tiba-tiba, Edo kehilangan kepercayaan dirinya."Kak Lina, apa menurutmu aku juga nggak pa

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 613

    Melihat Edo masuk sambil menggendong Nia di pelukannya dengan ambigu, Lina tersenyum dan berkata, "Kamu menaklukkannya secepat itu?"Edo agak malu, lalu dia berkata dengan wajah tersipu, "Kak Lina, kamu pasti khawatir, 'kan?"Lina mengangkat bahu dengan acuh tak acuh, "Aku baik-baik saja, bukan aku yang terluka. Kalian ini. Dia sudah terluka, tapi kalian masih berhubungan."Edo memandangi Nia di pelukannya. Saat ini, Nia masih tertidur pulas.Edo membaringkan Nia ke ranjang dengan lembut, lalu menutupinya dengan selimut.Kemudian, Edo berkata kepada Lina, "Kak Lina, bukankah kamu ingin aku membantu Kak Nia? Aku telah melakukan apa yang kamu katakan. Sekarang, kamu bisa tenang."Lina duduk dari tempat tidur. Kemudian, dia mengaitkan jarinya ke arah Edo dan memberi isyarat agar Edo mendekat.Edo berjalan mendekat dengan patuh.Lina melingkarkan tangannya di leher Edo, lalu dia menatap Edo sambil tersenyum dan berkata, "Kamu telah memuaskan Nia. Bukankah kamu juga harus memuaskanku?""Ah?

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 612

    Nia meringkuk dalam pelukan Edo, lalu berkata dengan tulus, "Aku bisa menjaga jarak denganmu sebelumnya karena aku takut Wiki akan mengetahui apa yang terjadi di antara kita berdua. Aku takut dia akan mempermalukan dan mempersulitmu.""Tapi, aku tahu meskipun dia nggak tahu apa yang terjadi di antara kita berdua, sekarang dia telah berbeda dari sebelumnya.""Kalau begitu, kita nggak perlu berpura-pura lagi."Setelah berkata, Nia tidak bisa menahan diri untuk mencium Edo."Edo, beberapa hari ini aku sangat rindu padamu. Sangat-sangat rindu!"Edo memeluk pinggang Nia dan berkata dengan penuh kasih sayang, "Kak Nia, aku juga sangat rindu padamu!"Edo dan Nia berciuman dengan penuh gairah."Edo, aku ingin ...." Sekarang, Nia tidak mengkhawatirkan apa pun. Dia mengungkapkan keinginannya dengan berani.Edo langsung bersemangat. Namun, begitu memikirkan tentang cedera di kaki Nia, Edo merasa sedikit khawatir."Kak Nia, aku tahu apa yang kamu pikirkan. Tapi, kakimu terluka sekarang. Aku khawat

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 611

    "Aku sangat menginginkan seorang anak. Aku hanya ingin memiliki keluarga yang bahagia, bukan menjadi alat yang mengikatku.""Hal yang lebih menjijikkan lagi adalah aku menemukan bahwa setiap kali Wiki berhubungan denganku, dia menggunakan obat untuk mempertahankan kekuatannya.""Apakah anak yang lahir dengan cara ini bisa sehat? Aku tebak dia nggak memikirkan hal itu sama sekali. Kalau anak yang lahir nggak sehat, dia mungkin nggak akan mempedulikannya. Bukankah anak itu akan menjadi bebanku?"Semakin berbicara, Nia menjadi semakin marah dan sedih.Nia tidak pernah mengucapkan kata-kata ini kepada siapa pun. Dia terus menyimpan keluhan ini di dalam hatinya.Namun barusan, saat merasakan punggung Edo yang lembut, Nia tiba-tiba merasa sangat sedih.Dia tidak bisa menahan diri untuk menceritakan semuanya.Edo memeluk Nia dengan sangat sedih dan berkata dari lubuk hati yang paling dalam, "Ceraikan saja dia. Kak Nia, aku mendukung perceraianmu dengan Wiki.""Aku tahu Wiki sama sekali nggak

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 610

    Edo tidak berkata apa-apa. Dia langsung pergi sambil menggendong Nia di punggungnya.Di tengah perjalanan, Nia tiba-tiba berkata pada Edo, "Edo, aku nggak ingin kembali.""Kak Nia, kakimu sudah seperti itu. Bagaimana bisa kamu nggak kembali untuk mengobati kakimu?"Edo berpikir Nia tidak peduli dengan cedera di kakinya, jadi Edo mengingatkannya dengan sabar.Nia sedang bersandar di punggung Edo. Jadi, Edo tidak bisa melihat ekspresinya.Nyatanya, saat ini pipi Nia sudah memerah. Hatinya bahkan menjadi semakin gelisah.Kontak fisik mereka tidak hanya membuat Edo merasakan perasaan yang sudah lama tidak dia rasakan. Namun, Nia juga merasakan perasaan seperti itu.Jantung Nia berdebar kencang. Pikirannya yang telah lama dia tahan pun seakan tidak dapat ditahan lagi.Nia berkata di telinga Edo dengan suara yang sangat pelan, "Maksudku jangan kembali ke kamar. Ayo cari tempat yang sepi.""Ah?"Edo bingung sejenak. Dia bertanya-tanya apa yang ingin Nia lakukan?Terlebih lagi, cara Nia bersan

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 609

    "Setelah apa yang terjadi antara aku dan Johan, aku memahami kebenaran bahwa orang harus memikirkan diri sendiri terlebih dulu, sebelum mereka memikirkan hal lain.""Selama Johan memanfaatkanku, kamu dan kakak iparmu selalu berada di sisiku. Kalian memperlakukanku dengan baik, tentu saja aku juga ingin memperlakukan kalian dengan baik.""Johan bukanlah pria baik-baik. Wiki juga bukan pria yang baik. Hasil baik apa yang bisa diperoleh kakak iparmu kalau terus bersamanya?""Aku ingin bersikap baik padamu. Saat bersamaan, aku juga ingin bersikap baik pada adik iparmu.""Kalau kita dapat hidup bahagia bersama dan nggak memikirkan pria-pria berengsek itu, bukankah itu akan sangat menyenangkan?"Edo harus mengakui bahwa pemikiran Lina benar-benar telah berubah.Di masa lalu, Lina sangat pendiam dan tertutup. Jika Lina melakukan kontak fisik dengan pria asing, dia akan merasa tidak nyaman.Namun, sekarang Lina sepertinya sudah benar-benar melepaskan sifat liar di hatinya.Dia bahkan bisa meng

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 608

    Edo tidak ingin sendirian, jadi dia berkata tanpa malu-malu, "Aku juga mau ikut. Kak Nia, bolehkah aku pergi bersama kalian?"Nia menatap Edo dengan tatapan aneh, lalu dia berkata, "Kalau kamu mau, ikutlah. Ini adalah kebebasanmu. Kamu nggak perlu memberitahuku."Edo buru-buru mengikutinya.Edo masih sama seperti sebelumnya. Dia merangkul lengan Nia dengan satu tangannya dan tangannya yang lain merangkul lengan Lina.Meskipun saat ini Edo tidak bisa berbuat apa-apa, Edo merasa sangat bahagia dan puas dapat berjalan di antara kedua wanita ini!Apalagi Edo bisa berpegangan tangan dengan Nia seperti ini.Edo sangat menghargai waktu yang diperoleh dengan susah payah itu.Edo kembali menjadi pemandu wisata mereka. Saat berjalan-jalan, dia memperkenalkan tempat tersebut.Setelah berjalan-jalan sebentar, Nia berkata dia sudah lelah. Jadi, mereka pun duduk di bangku pinggir jalan untuk beristirahat.Edo melihat Nia memukuli kakinya dengan lembut. Edo tahu Nita lelah karena berjalan. Dia pasti

DMCA.com Protection Status