"Bukankah kamu bilang ingin mengalihkan kepemilikan rumahmu saat ini kepadaku? Kebetulan aku membawa semua data ketika keluar. Sekarang kamu hanya perlu datang menandatanganinya."Tanda tangan apa!Johan sudah tahu tadi malam bahwa Lina dan Nancy bekerja sama untuk menjebaknya.Kedua wanita jalang itu mencoba memaksakannya ke jalan buntu.Tentu saja Johan tidak akan pergi, dia sama sekali tidak peduli dengan rumah ini, tapi dia tidak akan memberikannya secara gratis kepada Lina begitu saja.Masalahnya sekarang dia masih belum mendapatkan bukti perselingkuhan Lina, sehingga dia belum bisa bermusuhan dengan Lina.Jadi, Johan berbohong dan berkata, "Aku di luar sekarang, sepertinya aku nggak bisa hadir hari ini. Mungkin lain hari saja.""Di mana kamu sekarang?" tanya Lina.Johan tahu Lina tidak mau menyerah.Dia sengaja menyebut satu nama yang jauh.Lina menekankan, "Kesampingkan sebentar urusanmu dan datang sebenar. Setelah penandatanganan, kamu bisa urus lagi pekerjaanmu.""Sayang, kamu
"Apa yang kamu lakukan di rumah? Aku sudah lama mengetuk pintu, tapi kamu baru membuka pintunya sekarang? Apakah kamu melakukan itu sendirian di rumah?" Nancy bertanya sambil tersenyum.Nia berwajah muram dan berkata dengan marah, "Kamu nggak bisa mengucapkan kata-kata yang baik. Katakan, kenapa kamu terburu-buru datang ke rumahku?""Apakah Johan ada di sini?" Nancy bertanya terus terang.Jantung Nia berdetak kencang dan dia berbohong, "Apa kamu gila? Bagaimana bisa Johan ada di tempatku?"Nancy memegang lengan Nia dan merendahkan suaranya sambil berkata, "Lina siap memaksa Johan untuk memindahkan rumah ini ke namanya, tapi bajingan itu bersembunyi dan menolak untuk muncul.""Lina dan aku curiga dia bersembunyi di rumah, tapi yang dia katakan kepada kami adalah dia sedang sibuk di luar.""Aku baru saja melakukan serangan diam-diam pulang ke rumah dan menemukan cangkir teh di meja kopi masih panas. Orang itu pasti belum pergi jauh.""Balkon rumah kalian terhubung, kemungkinan dia naik m
Nancy mencibir dan berkata dengan tidak setuju, "Dia nggak akan berani menyentuh sehelai rambut pun di kepalaku. Carmin bisa membuat hidupnya lebih sengsara daripada mati.""Apa bajingan itu benar-benar nggak datang ke rumahmu? Apa aku nggak cari dengan teliti tadi? Aku akan pergi cari lagi.""Mau kubantu?""Oke, kalau kita menemukannya. Kamu dan aku antar dia ke kantor pengelola perumahan."Nia mengambil jaket dan pergi bersama Nancy.Pertama, untuk memancing Nancy keluar.Kedua, juga untuk menghindari Johan.Siapa yang tahu kalau dia terus tinggal di rumah, apakah Johan akan mencoba mengincarnya lagi?Tak satu pun dari pria bajingan yang bisa dipercaya.Seperti yang diduga, mustahil bagi mereka untuk menemukan Johan.Nancy terpaksa menelepon Lina."Dia bisa melarikan diri kali ini, tapi nggak mungkin melarikan diri lain kali. Aku ingin lihat berapa lama Johan bisa bersembunyi?"....Johan bersembunyi di rumah Nia, setelah Nia dan Nancy pergi, dia diam-diam meninggalkan rumah Nia.Dia
Tapi, entah kenapa dia merasa tujuan Johan tidak sesederhana itu.Sepertinya Johan tidak ingin dia menyentuh istrinya.Wiki merasa tidak nyaman.Tapi, demi perusahaannya dan untuk menjalin kerja sama dengan Johan, Wiki tidak berani angkat bicara biarpun ada keraguan di hatinya.Sebaliknya, dia berkata sambil tersenyum seperti biasa, "Baiklah, aku mengerti maksudmu, aku akan bilang pada adikku nanti."Wiki menutup panggilan teleponnya.Kakakku datang ke bangsal dan terlihat sedikit tidak senang.Tanpa sadar aku bertanya, "Kak, ada apa? Apa terjadi sesuatu?""Edo, Johan baru saja meneleponku dan bilang Lina sedang memaksanya. Dia memintamu untuk menaklukkan Lina malam ini!"Kata-kata kakakku membuat jantungku tiba-tiba berdegup kencang.Apakah aku tidak bisa menghindar lagi?Apa yang bisa kulakukan?Kakakku tidak tahu kalau aku dan Lina sudah mencapai kesepakatan, kini dia hanya ingin menyelesaikan tugas yang diberikan Johan secepatnya."Edo, aku akan menangani prosedur pemulanganmu sebe
"Dengan begini, Johan pasti akan lengah, lalu kamu bisa memanfaatkan kesempatan ini untuk memintanya memindahkan rumah dan memberimu setengah dari ekuitas perusahaan."Lina sangat cerdas dan langsung mengerti maksudku, "Edo, aku mengerti maksudmu. Kamu ingin aku langsung buka kartu dengan Johan.""Benar, kalau Johan memegang bukti perselingkuhanmu, dia pasti ingin kamu bercerai tanpa mendapatkan harta. Kamu pasti nggak rela, lalu kamu mengambil kesempatan itu untuk menyampaikan permintaanmu.""Saat ini tergantung bagaimana kamu bernegosiasi dengan Johan. Tapi, bagaimanapun juga, Johan pasti akan sangat ceroboh saat itu. Kak Lina, kesempatan yang harus kamu manfaatkan adalah momen itu.""Karena kalau Johan kembali waspada, akan sangat sulit untuk membuatnya menandatanganinya."Di telepon, Lina mengangguk dengan berat."Kamu benar. Begitu aku benar-benar bertengkar dengan Johan, pada dasarnya mustahil mendapatkan kembali harta yang menjadi milikku.""Satu-satunya yang bisa aku manfaatkan
Begitu kakakku pergi, tiba-tiba Kak Nia kehilangan minat.Kak Nia merasa sangat sedih.Dia sebenarnya tidak ingin bertengkar besar dengan kakakku.Tapi, masalah selalu berkembang ke arah yang paling tidak dia inginkan.Ini membuatnya sangat tidak nyaman.Dia sebenarnya khawatir suatu saat nanti dia dan Wiki akan menjadi seperti Johan dan Lina.Dia dan Wiki sudah menikah selama bertahun-tahun, tapi dia tidak pernah menyangka bahwa hubungan mereka akan menjadi seperti itu.Dia tidak bisa membayangkan bagaimana dia akan menjelaskan kepada kedua keluarga mereka kalau hubungan mereka benar-benar menjadi seperti itu.Bagaimana dia menjelaskannya kepada orang tuanya?Memikirkan hal ini, Kak Nia merasa kesal."Tok tok tok."Saat ini, ada ketukan di pintu.Lina dan Nancy datang.Kak Nia menenangkan diri dan pergi membukakan pintu."Kalian sudah sampai, cepat masuk," kata Kak Nia dengan tersenyum.Nancy berkata sambil tersenyum, "Di mana Teddy? Coba kulihat.""Teddy apa? Itu adikku. Namanya Edo.
Kenapa dia tidak mempunyai kesempatan untuk berhubungan dengan wanita yang penuh gairah dan menawan ini?Saat kakakku sedang berjalan keluar, sesosok tubuh yang familier datang.Lina begitu cantik malam ini, dia mengenakan gaun berwarna biru muda yang menonjolkan sosoknya yang langsing dan jangkung.Sepasang kakinya yang ramping begitu indah hingga orang tidak bisa mengalihkan pandangannya.Dia sangat cantik dan lembut malam ini, membuat orang jadi bernafsu dan serakah.Wanita cantik inilah yang akan ditundukkan oleh Edo malam ini.Wiki semakin merasa iri, bahkan timbul rasa cemburu.Nancy menguntitiku dan Lina akan ditundukkan olehku.Kenapa semua wanita berhubungan denganku?Untuk mencegah dirinya berpikir liar, kakakku memaksakan diri untuk pergi.Beberapa saat kemudian, Lina juga datang ke kamarku.Melihat Kak Lina yang begitu cantik dan menawan, tatapanku nyaris tak teralihkan.Aku menghela napas, "Kak Lina, kamu cantik sekali malam ini."Nancy langsung tidak puas dan kakiku dicub
Sial, wanita ini menggodaku lagi.Kalau hanya kami berdua yang berada di rumah, aku pasti sudah menjatuhkannya.Tapi, mengingat ada orang di luar, aku nggak berani main-main.Selain itu, aku tidak percaya dengan apa yang dikatakan wanita ini.Siapa yang tahu kalau dia mempermainkanku lagi?Aku segera mendorongnya menjauh dan berkata dengan hati-hati, "Aku nggak mau!""Benarkah? Aku sudah seperti ini dan kamu nggak menginginkanku?" Nancy menatapku dengan mata terbelalak dan bertanya.Aku berkata, "Bukannya aku nggak menginginkanmu, tapi aku nggak berani menginginkanmu. Aku sudah ditipu beberapa kali. Siapa tahu kalau kamu menipuku lagi kali ini?""Apalagi ada banyak orang di luar. Biarpun aku ingin, apa gunanya? Itu hanya membuatku semakin nggak nyaman."Kataku dengan nada sedikit mengeluh.Nancy tersenyum dan berkata, "Kalau kamu nggak berani, maka aku akan menciptakan peluang bagimu sehingga kamu bisa melakukan apa pun yang kamu inginkan denganku. Tapi, kalau kamu nggak mau, minggir s
Aku tahu mereka hanya ingin menghiburku, tetapi aku tidak ingin melibatkan mereka.Aku berpikir apa yang harus aku lakukan selanjutnya?Jika Nia tidak bisa bangun, aku akan menjaganya seumur hidup. Apa pun yang terjadi, aku tidak akan pernah meninggalkannya.Pikiranku tertuju pada Nia. Aku tidak punya waktu untuk memedulikan orang lain.Di malam hari, mantan suami Nancy, Carmin juga datang.Nancy tampak terkejut, "Kenapa kamu ada di sini?"Carmin berkata, "Nia adalah temanmu. Aku ingin datang menjenguknya.""Tapi, kita sudah cerai ....""Nancy, kamu tahu. Aku sebenarnya nggak ingin bercerai. Di hatiku, kamu akan selalu menjadi istriku." Carmin selalu menatap Nancy dengan penuh kasih sayang.Nancy merasa tidak nyaman. Dia segera memalingkan wajahnya. "Jangan seperti ini. Kamu akan membuatku merasa bersalah.""Oke, aku nggak akan berkata apa-apa lagi. Aku nggak ingin memaksa atau menekanmu. Aku hanya ingin memberitahumu bahwa kapan pun kamu membutuhkan bantuan, aku akan selalu ada untukm
Aku datang ke unit perawatan intensif dan terus melihat ke arah Nia.Tidak lama kemudian, Lina datang.Cindy juga telah tiba.Semua orang sangat khawatir dengan keselamatan Nia. Kami berharap dia baik-baik saja. Jangan sampai sesuatu terjadi padanya.Cindy bahkan bertanya padaku, "Edo, apa yang terjadi? Kakakku pergi bersamamu, bagaimana kamu menjaganya? Bagaimana kamu bisa membuatnya seperti ini?"Aku merasa sekujur tubuhku lemas. Suasana hatiku buruk sehingga aku tidak ingin berbicara.Lina membantuku menjelaskan, "Cindy, kamu nggak bisa menyalahkan Edo atas hal ini. Selain itu, kita nggak tahu apa yang terjadi.""Kamu pacarnya, tentu saja kamu ada di pihaknya. Kalau terjadi sesuatu pada Kak Nia, aku pasti akan meminta pertanggungjawabanmu."Setelah berkata, Cindy melotot tajam ke arahku.Aku tetap tidak berkata apa-apa karena aku sedang tidak ingin membuka suara.Aku hanya berharap Nia akan segera bangun.Setiap kali aku melihat Nia koma, aku merasa sangat sedih.Lina memegang tanga
"Di mana Wiki sekarang? Aku ingin menemuinya. Jangan khawatir, aku nggak akan bertindak gegabah. Dia bajingan. Nggak ada gunanya aku masuk penjara karena dia.""Dia ada di Departemen Bedah. Aku akan pergi bersamamu.""Jangan, kamu tinggal di sini untuk menjaga Kak Nia. Aku akan menemuinya dan datang lagi nanti."Aku tidak mengizinkan Bella pergi bersamaku. Pertama, aku benar-benar khawatir pada Nia. Kedua, jika Bella ada di dekatku, masalah akan semakin merepotkan.Aku pergi ke Departemen Bedah. Tidak lama kemudian, aku menemukan Wiki di bangsal.Para dokter sedang memeriksa Wiki yang berteriak. "Aduh, sakit, sakit sekali. Dokter, bisakah kamu lebih lembut?"Aku sangat marah.Cedera Nia jauh lebih parah daripada Wiki. Dia pasti lebih kesakitan, tetapi Nia bahkan tidak bisa mengeluarkan suara.Wiki hanya mengalami beberapa luka kulit ringan, tetapi dia masih merintih kesakitan.Aku berdiri di sana dalam diam. Aku tidak berkata apa pun dan tidak berbuat apa pun.Setelah dokter pergi, aku
Kakiku lemas. Aku bahkan hampir terjatuh ke lantai.Bella memegang bahuku dan berkata, "Edo, kamu nggak boleh jatuh saat ini. Kalau kakak iparmu selamat dari krisis, perawatan selanjutnya juga sangat penting. Seseorang harus merawatnya dengan sepenuh hati."Aku langsung berdiri tegak dan berkata, "Kamu benar. Aku nggak boleh jatuh. Aku percaya Kak Nia mampu melewati masa krisis ini."Kemudian, Bella dan aku tidak mengatakan apa pun. Kami hanya menunggu dengan tenang.Aku terus menatap waktu di dinding sambil memperhatikan waktu berlalu.Sejak aku masih kecil, aku tidak pernah punya pengalaman seperti itu.Kakekku tidak pernah menderita penyakit serius sepanjang hidupnya. Dia mati secara tiba-tiba, tetapi dia mati dengan bahagia.Semua orang di keluargaku mengatakan bahwa kakekku mati karena usia tua dan itu adalah hal yang baik. Jadi, mereka tidak terlalu bersedih.Aku tahu bahwa kakekku tidak takut dengan kematian. Dia bahkan mengatakan bahwa dunia akhirat lebih menyenangkan.Aku tumb
"Jangan membuat pernyataan yang kedengarannya muluk-muluk seperti itu. Terakhir kali, bukankah kamu berencana untuk menyerahkanku pada Johan untuk perusahaanmu? Wiki, apa begitu sulit untuk mengakui bahwa kamu hina dan nggak tahu malu? Kamu berani berbuat nggak berani bertanggung jawab. Kamu bukan pria sejati."Nia mengerahkan segenap tenaganya untuk memegang kemudi.Wiki berteriak, "Kamu gila. Aku sedang nyetir."Nia berkata, "Sekalipun aku mati, aku nggak akan pernah membiarkanmu mewujudkan keinginanmu."Saat berkata, Nia memutar kemudi dengan kuat.Mobil itu melaju kencang. Tiba-tiba mobil itu mulai melaju tidak terkendali.Wiki ketakutan hingga memohon belas kasihan, "Oke, oke. Aku nggak akan melakukan itu. Tolong lepaskan."Nia tidak percaya kebohongannya. Pria ini selalu berbohong dan tidak pernah mengatakan yang sebenarnya.Nia bertekad untuk mati. "Sudah terlambat, Wiki. Aku tahu kamu nggak akan menerimanya. Mari kita mati bersama. Dengan begitu, kamu nggak menyakiti orang lain
"Kamu begitu membenciku?" Wiki benar-benar merasa bahwa perkataan Nia sungguh keterlaluan.Nia berkata dengan nada dingin, "Bukan benci, aku benar-benar membencimu. Kalau bukan karena aku ingin menceraikanmu lebih cepat, aku nggak akan mau duduk di sini sama sekali."Wiki diam-diam menggertakkan giginya.Nia melanjutkan, "Aku sudah menyiapkan surat cerai. Bacalah. Kalau nggak ada masalah, cepat tanda tangan."Saat berkata, Nia meletakkan surat cerai yang telah disiapkan sebelumnya di depan Wiki.Wiki merasa seperti dipaksa oleh Nia.Dia benar-benar tidak menyukai perasaan ini. Dia merasa bahwa Nia terlalu agresif.Dia boleh mencampakkan Nia, tetapi Nia tidak boleh mencampakkannya.Seperti inilah pemikiran seorang pria yang memiliki harga diri tinggi dan ingin dihormati.Namun, Wiki sangat pandai menyamar. Meskipun dia marah, dia tetap tersenyum. "Baiklah, tapi ini terakhir kalinya kita bertemu. Aku ingin jalan-jalan denganmu, oke?"Nia menatap Wiki dengan tatapan waspada. "Aku nggak pu
"Nia, aku yang mendapatkan semua uang itu. Kenapa aku harus memberikannya padamu?"Nia berkata dengan ekspresi masam, "Kalau aku nggak membantumu, kamu bahkan nggak akan punya modal awal. Kenapa kamu berani bilang semua uang itu hasil kerja kerasmu?""Saat kamu pertama kali memulai bisnis, aku menemanimu keluar untuk mencari klien, bukan? Aku yang menemanimu untuk membicarakan bisnis, bukan?""Wiki, di mana hati nuranimu? Kamu memberikannya ke binatang?"Wiki berkata dengan nada tidak setuju, "Nggak ada gunanya kamu memberitahuku hal ini sekarang. Aku hanya tahu uang yang aku miliki sekarang adalah hasil kerjaku.""Selain itu, aku sudah mentransfer semua uang itu ke orang tuaku. Sekarang, aku hanya punya beberapa ratus ribu di rekeningku. Kalau kamu mau berbagi, aku akan memberimu 500 ribu.""Adapun rumah yang kita tinggali sekarang, mati pun aku nggak akan pernah memberikannya padamu. Aku nggak ingin melihatmu dan Edo bermesraan di kamarku.""Kamu yakin ingin memperlakukanku seperti i
Nia ragu-ragu. Dia bertanya-tanya apakah dia harus menceritakan hal ini padaku?Namun, melihat aku berlatih dengan sungguh-sungguh, Nia tidak tega menggangguku.Dia berpikir hari masih siang. Wiki tidak akan berani melakukan apa pun padanya, bukan?Jadi, dia bangkit dan berjalan keluar, lalu membalas Wiki, "Aku akan memutuskan tempat pertemuan."Nia sengaja memilih toko yang ramai pengunjung. Dia berpikir hari masih siang dan banyak orang yang berlalu lalang. Jadi, Wiki pasti tidak berani berbuat macam-macam.Namun, Nia tidak menyadari bahwa Wiki tidak sebaik yang dia kira.Alasan mengapa Wiki mengajak Nia bertemu, pertama untuk membalas dendam padaku dan Nia. Kedua, untuk menyenangkan Johan.Saat Johan berada di restoran, dia sangat marah karena dia dipukuli oleh anak buah Bella. Jadi, dia mengarahkan sasarannya pada Nia.Dia tahu bahwa Nia akan menceraikan Wiki sekarang. Jadi, setelah bercerai, Nia pasti akan bersamaku.Balas dendam pada Nia sama saja dengan balas dendam padaku.Sela
"Oke, Edo, apa yang terjadi antara kamu dan Charlene? Tadi malam, dia mencariku dan memintaku untuk menjauh darimu," tanya Yuna dengan khawatir.Aku berkata dengan lemah, "Bu Yuna, aku juga nggak tahu. Pokoknya, dia hanya suka mengincarku. Aku merasa dia nggak menyukaiku.""Sebenarnya, Charlene sangat baik. Dia tampak dingin, tapi dia sangat perhatian. Dia mungkin memiliki lidah yang tajam, tapi hatinya sangat lembut. Kecuali kalau kamu benar-benar membuatnya marah."Aku benar-benar tidak berdaya.Bagaimana mungkin aku berani menyinggung perasaannya?"Bu Yuna, aku benar-benar nggak membuatnya marah." Aku menjelaskan dengan lemah, "Kamu mengenal Charlene dengan baik. Bahkan Nona Helena nggak dapat menandinginya, apalagi aku.""Haha, kalian berdua seperti musuh yang sedang bertengkar. Menurutku, itu cukup lucu," kata Yuna sambil terkekeh.Aku benar-benar merasa sangat tidak berdaya. Aku berpikir apakah ini lucu?Aku tidak ingin dipermainkan oleh seorang wanita seperti ini."Oke, Bu Yuna.