Share

Bab 1080

Author: Galang Damares
Saat Dona mendengar aku mengatakan ini, matanya langsung terbelalak. "Kamu di level Diamond, benarkah?"

Aku langsung menyalakan ponselku, lalu membiarkan dia melihatnya sendiri.

Dona tiba-tiba memiliki banyak topik untuk dibicarakan. "Karakter mana yang suka kamu mainkan?"

"Aku bisa karakter mana saja. Peran mana yang kamu kuasai. Aku bisa memainkan karakter pendukung."

"Aku suka Frost."

"Kalau begitu, aku pilih Lady Zhen. Bagaimana kalau punya dua penyihir?"

"Oke, ayo coba."

Saat berkata, Dona ingin memilih karakter.

Aku tidak terburu-buru untuk memilih. "Kalau kita menang, orang-orang di dalam mungkin sudah menghabiskan makanan mereka. Bagaimana kalau kita masuk dan makan dulu? Setelah selesai makan, aku akan bermain denganmu."

Dona langsung menatapku dengan pandangan tajam. "Kamu mengejekku?"

"Aku berada di level Diamond, kenapa aku harus mengejekmu yang berada di level Gold? Tapi, kamu harus tahu batasan. Kamu pergi begitu saja hingga membuat orang tuamu malu."

"Anggap saja kamu me
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 1081

    Bella terhibur dengan ekspresiku yang lucu. "Apa kamu tahu kamu terlihat seperti gorila sekarang?""Aku sengaja seperti ini. Kalau nggak, bagaimana kamu bisa tertawa?"Melihat Bella tersenyum, aku merasa lega.Bella menatapku, lalu berkata, "Jangan pedulikan urusanku. Aku bisa mengurusnya sendiri.""Benarkah? Jangan keras kepala begitu. Aku ingat terakhir kali kalian bertengkar, kamu bahkan mencariku untuk minum."Bella mengulurkan tangannya, lalu mencubit pahaku dengan keras. "Itu semua sudah berlalu, kenapa kamu masih membicarakan dia?""Dulu, aku memang bodoh. Aku mengira aku mencintainya. Tapi, sekarang aku tahu dia bajingan. Dia sama sekali nggak pantas untuk aku tangisi."Aku mengusap bagian yang dicubit sambil berkata dengan nada menenangkan, "Yah, yah. Aku bisa lihat kamu sudah dewasa, tapi bisakah kamu lepaskan aku dulu? Sakit sekali."Akhirnya, Bella melepaskanku.Saat aku mendongak, kebetulan aku melihat tatapan Dora yang aneh.Celaka, Dora pasti salah paham.Dia selalu meng

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 1082

    "Satu kali lagi, satu kali lagi ...." Dona bersemangat. Dia makin kecanduan dengan game itu.Aku menyimpan ponselku. "Sudah malam, sebaiknya kamu istirahat.""Ini belum jam 12. Kenapa kamu terburu-buru?""Jadwal kerja dan istirahatmu nggak teratur. Kalau terus berlanjut, kesehatanmu akan terganggu," kataku sambil memegang pergelangan tangannya dan merasakan denyut nadinya. "Lihatlah dirimu. Amarahmu begitu kuat. Pantas saja wajahmu penuh jerawat dan emosimu begitu buruk."Dona menepis tanganku dan berkata, "Kenapa kamu seperti ayahku. Kamu selalu mengomel padaku. Menyebalkan sekali."Aku kira-kira tahu apa masalah gadis ini. Sekarang, dia sedang berada dalam masa remaja yang labil. Dia tidak tahan orang lain mengganggunya. Dia merasa kesal jika orang lain mengomelinya atau mengatakan hal-hal yang tidak ingin didengarnya."Tahukah kamu ini sebenarnya adalah penyakit?"Dona langsung melotot ke arahku dengan tajam. "Kamu yang sakit. Ayahku seorang dokter. Bagaimana mungkin dia nggak tahu

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 1083

    Kata-kataku membuat Dona ketakutan hingga wajahnya menjadi pucat."Kalau kamu sudah menemukan jawabannya, datanglah dan temui aku kapan saja. Kamu tidurlah lebih awal."Setelah berkata, aku berbalik dan pergi.Hasan dan istrinya duduk di sofa di ruang tamu sambil menungguku. Saat mereka melihat aku keluar, mereka mendekat dan bertanya, "Bagaimana? Apa yang dikatakan gadis itu?""Pak Hasan, Bu Dona, silakan duduk. Aku akan menjelaskannya perlahan-lahan." Kondisi Dona agak serius, jadi aku harus menjelaskannya pada mereka secara rinci."Pak Hasan, putrimu memiliki kecenderungan depresi ringan. Selain itu, karena dia bergadang dalam waktu lama dan nggak makan teratur, sistem pencernaannya menjadi nggak teratur.""Ini seperti lingkaran setan. Dia nggak bisa makan atau tidur dengan baik, jadi dia sangat cemas. Makin cemas, waktu makan dan tidurnya akan makin buruk. Akhirnya, dia akan benar-benar kelelahan.""Aku ingin bertanya apa penyebabnya, tapi dia nggak mau bekerja sama. Aku butuh usah

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 1084

    "Kak Lina, kenapa?" Lina sedang berada di rumah Nia. Aku bergegas masuk, kemudian bertanya apa yang terjadi?"Kak Nia sudah siuman?" kataku sambil berjalan menuju kamar tidur Nia untuk memeriksanya.Lina berkata dengan gugup, "Nggak, bukan urusan kakak iparmu. Ini urusanku."Saat itu, aku sudah berjalan menuju pintu kamar tidur. Aku memang melihat Nia masih terbaring di sana.Saat aku memastikan bahwa Nia belums siuman, aku merasa cukup kecewa.Namun, saat aku berpikir sesuatu terjadi pada Lina, hatiku mulai berdebar-debar lagi.Aku berbalik, lalu menghampiri Lina. "Kak Lina, ada apa? Apa kamu merasa nggak nyaman?"Lina menggelengkan kepalanya."Kalau begitu, kenapa kamu?"Lina mengatupkan bibirnya, kemudian berkata dengan suara sangat pelan, "Bulan ini, aku belum haid.""Apa karena kamu lelah mengurus Kak Nia akhir-akhir ini? Tertunda?" Begitulah reaksi pertamaku.Lina masih menggelengkan kepalanya. "Haidku selalu sangat akurat dan jarang tertunda."Melihat ekspresi Lina yang tidak wa

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 1085

    Aku segera memeluk Lina. "Nggak, aku nggak pernah berpikir untuk meninggalkanmu. Aku bekerja keras dan berjuang. Aku melakukan ini untuk menikahimu."Lina menitikkan air mata, kemudian berkata dengan lembut, "Itulah sebabnya aku membiarkan kamu berhubungan dengan wanita lain. Karena kamu belum tahu seperti apa dunia sosial dan nggak tahu apa itu pernikahan.""Tapi, aku sama sekali nggak menyesali perbuatan ini. Aku nggak ingin menunggu hingga menikah, kamu baru menyesalinya."Aku berkata dengan tegas, "Kak Lina, aku nggak pernah menyesal mengatakan akan menikahimu. Mungkin aku terlalu sibuk akhir-akhir ini, jadi aku nggak punya banyak topik untuk dibicarakan denganmu. Tapi, aku yakin saat Aula Juve stabil, hubungan kita akan kembali seperti sebelumnya.""Benarkah?""Tentu saja, percayalah," kataku dengan penuh percaya diri, seakan-akan aku mengatakannya pada diriku sendiri.Di saat bersamaan, aku juga mengingatkan diriku untuk tidak mengecewakan Lina.Lina memelukku dengan erat dan ber

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 1086

    Aku telah mengonfirmasikan masalah ini berulang kali dengan Wiki. Aku pasti tidak akan salah.Nama toko dan nama orang sama, jadi hanya ada satu kemungkinan. Setelah orang ini membeli buku medis tersebut, dia takut aku akan mengambilnya kembali, jadi dia tidak mau mengakuinya.Aku mendorong pria yang berjalan ke arahku, lalu menatap Tommy dengan ekspresi masam dan berkata, "Buku medis itu adalah pusaka leluhur Keluarga Didi. Wiki mencuri buku medis keluargaku dan menjualnya padamu. Sebaiknya kamu mengembalikannya dengan patuh. Kalau nggak, jangan salahkan aku karena bersikap kasar.""Hmph! Dasar bocah, usiamu belum cukup dewasa, tapi kamu sombong sekali. Kamu datang ke wilayahku untuk membuat onar. Kamu bahkan bilang akan bersikap kasar?" cibir Tommy, lalu dia meminta semua staf untuk berkumpul di sekitarnya.Klinik ini tidak terlalu besar. Ada kurang dari lima staf di toko itu. Jadi, aku tidak menganggapnya serius sama sekali.Aku menatap Tommy dengan ekspresi masam. "Kamu mau mencari

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 1087

    Setelah berdiskusi, beberapa orang bergegas ke arahku sekaligus.Aku tidak takut sama sekali.Pelatihan yang aku lakukan beberapa waktu lalu tidak sia-sia. Aku bahkan tidak menganggap serius Rangga yang kekar itu, apalagi orang biasa seperti mereka.Hanya dalam beberapa menit saja. Aku mengalahkan semua orang ini.Aku bertepuk tangan, lalu berjalan lurus ke arah Tommy. Tommy ketakutan hingga terus melangkah mundur."Buku medis itu nggak ada di tanganku sekarang."Ternyata setelah Tommy mendapatkan buku medis tersebut, dia mengetahui bahwa buku itu adalah barang antik. Seorang pedagang obat herbal kebetulan menyukainya, jadi dia menjual buku itu dengan harga tinggi.Aku benar-benar tidak menyangka akan mendapat hasil seperti ini. Aku juga merasa sedikit kesal. "Pada siapa kamu menjualnya?""D ... dia adalah pedagang bahan obat Kota Batu bernama Xander."Saat itu, aku agak tercengang. Aku berpikir bagaimana mungkin ada kebetulan seperti itu?"Xander yang mana?""Dia adalah Xander yang be

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 1088

    "Kamu nggak akan merasa tenang sampai kalian bercerai. Begini saja. Kalau dia datang mengganggumu lagi, kamu tinggal di sini saja. Itu adalah anaknya. Dia nggak mungkin menyakiti anakmu, 'kan?"Cindy telah mengajukan gugatan, tetapi proses pengajuan cerai sangat panjang.Selama proses ini, Bagas akan mencari masalah baginya dari waktu ke waktu.Cindy berkata dengan sedih, "Tapi, bersembunyi seperti ini bukanlah ide yang bagus. Ibuku membantuku mengurus anakku. Aku nggak tahu apa yang akan bajingan itu katakan pada ibuku."Terlihat jelas, ini bukanlah solusi untuk masalah tersebut.Cindy harus segera bercerai dan menyingkirkan Bagas."Aku tanya lagi nanti. Apa ada pengacara yang bisa membantumu mengurus perceraian dengan cepat."Setelah menenangkan Cindy, aku menelepon Dora dan memberitahunya tentang situasi Cindy."Dia staf keuangan di tokomu, adik keduanya Nia? Kamu bahkan peduli dengan urusannya? Edo, kamu sedikit kejam. Kamu nggak hanya mengincar Nia, kamu bahkan ingin mengincar adi

Latest chapter

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 1098

    "Nona Jessy, tolong jangan menemuiku lagi. Aku nggak ingin mendapat masalah karenamu.""Jadi, kamu nggak ingin menemuiku atau kamu takut mendapat masalah?" Jessy menanyakan pertanyaan yang sangat realistis.Aku berkata dengan nada dingin, "Apakah bedanya?""Tentu saja berbeda. Kalau yang pertama, aku nggak akan pernah mencarimu lagi. Aku hanya tertarik pada orang yang tertarik padaku. Kalau ada yang menolakku, aku nggak akan mendekati mereka.""Tapi, kalau yang terakhir, aku punya cara untuk menyelesaikannya. Aku dapat meyakinkanmu bahwa Tio nggak akan pernah berani mempersulitmu lagi."Aku tersenyum, lalu berkata, "Baiklah, aku katakan padamu kedua-duanya.""Kenapa? Kalau kamu bilang yang terakhir, aku bisa mengerti. Tapi, kenapa ada yang pertama?"Aku bercerita padanya tentang aku pergi ke sekolah untuk menemuinya malam itu, "Nona Jessy, sebelumnya aku nggak tahu dalam hatimu, para lelaki itu seperti mainan. Tapi, sekarang aku tahu.""Kamu punya idemu. Aku juga punya ideku sendiri. S

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 1097

    Henry memikirkannya sejenak, lalu dia berdiri di samping kotak hadiah. "Kalau begitu, fotolah aku juga. Jangan lupa foto yang tampan."Karena dia sudah mengeluarkan uang, tentu saja dia harus memanfaatkannya semaksimal mungkin.Aku mengambil beberapa foto sesuai keinginannya.Akhirnya, Henry pergi sambil membawa kotak hadiah itu dengan senang hati.Kiki dan Zudith mengacungkan jempol sambil berkata, "Edo, kamu hebat sekali. Awalnya, orang itu datang untuk membuat masalah. Tapi, dia malah menghabiskan lebih dari 14 juta sekaligus."Zudith tertawa terbahak-bahak. "Ini namanya menggali kubur sendiri. Lihat betapa senangnya dia saat pergi tadi. Dia benar-benar membuatku tertawa terbahak-bahak.""Oke, kerjalah."Semua orang sibuk dengan urusannya masing-masing.Saat dia meninggalkan klinik, senyum di wajah Henry menghilang. "Sialan. Edo, beraninya kamu menipuku? Tunggu saja, aku akan membuatmu menangis sampai air matamu habis."Ternyata Henry hanya berpura-pura.Masalah sudah seperti ini, d

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 1096

    Henry tidak berniat membelinya, jadi tentu saja dia tidak akan tertipu. "Biar aku lihat dulu.""Pak Henry dan Nona Bella teman sekelas, 'kan?" Aku mengganti pokok bahasan.Henry menatapku dengan tatapan waspada. "Kenapa kamu menanyakan hal ini?""Mampu mendekati Nona Bella menunjukkan bahwa latar belakang keluarga, status dan pengetahuanmu nggak rendah. Polygonum multiflorum yang sangat indah ini adalah pilihan yang baik. Kamu bisa memberikannya sebagai hadiah maupun untuk pribadi. Apa kamu benar-benar ingin mempertimbangkan untuk membelinya?""Hari raya akan segera tiba. Klinik telah menyiapkan banyak hadiah. Lihatlah, semuanya dikemas dengan sangat indah. Hadiah ini pasti akan sangat berguna kalau diberikan sebagai hadiah.""Hei, aku ingat kamu bersama Pak Tio, 'kan? Apa kamu nggak akan mengirim sesuatu untuk Pak Tio atau keluarganya?"Ekspresi Henry terus-menerus berubah. "Kenapa kamu peduli padaku ....""Oh, aku tahu. Pak Henry nggak suka Polygonum Multiflorum. Bagaimana kalau gins

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 1095

    Aku berkata, "Kalau kamu sebagai dokter saja nggak peduli, siapa lagi yang akan peduli?""Asalkan kita punya hati nurani. Untuk hal lain, kenapa kita harus peduli?"Zudith mengacungkan jempol dan berkata, "Kamu hebat. Aku nggak akan pernah bisa berpikiran seperti itu."Bukan karena aku hebat, mungkin karena ini pengaruh Harmin. Aku hanya tidak terlalu peduli dengannya.Harmin memang seperti itu. Saat melakukan hal baik, dia tidak pernah meminta imbalan.Aku ingat Harmin pernah berkata bahwa dia yatim piatu. Saat kecil, dia sangat menderita. Jadi, dia bisa memahami perasaan penderitaan manusia.Sekarang, dia sudah punya kemampuan. Dia hanya ingin menolong mereka yang tidak punya kemampuan dan mengurangi penderitaan mereka.Dia adalah orang yang sangat baik.Aku juga ingin menjadi orang baik.Aku selalu mengingat kakekku mengatakan bahwa hal yang paling membahagiakan baginya adalah melihat senyum di wajah orang lain."Oke, ayo pergi." Kami mengemasi barang-barang, lalu bersiap untuk kemb

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 1094

    Henry tampak seperti penjilat. "Pak Tio, kamu punya informasi rahasia?""Eh ... jangan tanya lagi. Kerjakan saja apa yang seharusnya kamu kerjakan.""Oke, oke. Aku terlalu banyak bicara."Henry sangat gembira. Dia mengira dirinya adalah sosok yang populer di hadapan Tio. Saat Tio mengambil alih Restoran Juanda, bukankah dia akan diangkat menjadi manajer atau semacamnya?Tiba saat itu, Henry akan memiliki kemampuan untuk mengejar Bella.Jika dia dapat bersama Bella, kehidupan masa depannya akan dipenuhi dengan kesuksesan besar.Memikirkan hal ini, Henry tidak dapat menahan perasaan bahagianya.Dia makin bersemangat untuk melayani Tio."Anak itu. Kalau kamu nggak ada kerjaan, pergilah dan cari masalah untuknya. Aku kesal saat melihatnya. Aku nggak akan pernah membiarkannya hidup bahagia."Saat Tio memikirkanku lagi, dia merasa kesal.Henry segera mengangguk sambil berkata, "Jangan khawatir. Pak Tio, aku punya banyak trik. Aku pasti akan membuatnya membayar konsekuensinya."...Aula Juve.

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 1093

    "Kalau kamu mengirimiku undangan, aku pasti akan hadir." Dia sengaja mengejekku, tetapi aku tidak takut.Tio benar-benar mengeluarkan surat undangan. "Tentu saja, kita adalah teman. Ayo, ambillah."Dia memberikannya padaku, jadi aku mengambilnya.Dia mengira aku tidak berani mengambilnya?Siapa yang takut?"Jadi, Pak Tio bisa menyingkir sekarang?"Tio tertawa sambil menyingkir.Aku mengajak Harmin pergi.Meskipun Harmin tidak tahu situasinya, dia tahu dari pembicaraan antara kami bahwa aku dan Tio tidak berhubungan baik."Kenapa Tio menargetkanmu? Apa karena Nona Jessy?" tanya Harmin setelah meninggalkan toko.Aku tidak menyembunyikan apa pun di depan Harmin. Aku menceritakan padanya semua yang terjadi antara kami bertiga."Aku nggak menyangka Bu Jessy tiba-tiba bertunangan. Aku bahkan nggak menyangka Tio akan terus-menerus menyusahkanku."Harmin mengingatkanku, "Tio adalah pemuda kaya yang dimanja oleh keluarganya sejak kecil. Sebaiknya kamu nggak menghadapinya. Jangan datang ke pesta

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 1092

    "Kenapa? Bukankah kamu sudah pulih?" Aku bingung.Harmin berkata sambil tersenyum, "Karena saat aku memijat Yuna, aku bisa merasakan dia kurang merasakannya."Tiba-tiba, jantungku berdetak kencang. Aku bertanya-tanya apakah Harmin tahu sesuatu?"Pak Harmin, Aula Juve baru dibuka. Ada banyak hal yang harus aku kerjakan setiap hari. Lupakan saja." Aku selalu merasa tidak tenang, sehingga aku mencari alasan untuk kabur dari tanggung jawab.Harmin tersenyum dan menepuk bahuku. "Edo, aku benar-benar mengerti apa yang dipikirkan Yuna. Kamu sudah menikah lama. Sangat sulit untuk menciptakan romansa kecuali kami berusaha.""Tapi, kamu berbeda. Kamu muda dan energik. Saat kamu memijatnya, dia akan merasakan aura awet muda dan vitalitasmu."Aku begitu terkejut hingga mataku hampir membelalak keluar. "Pak Harmin, k ... kamu tahu?"Harmin masih tersenyum. "Edo, kamu nggak perlu begitu terkejut. Aku tahu nggak peduli pria atau wanita, mereka akan seperti ini saat mereka mencapai usia tertentu.""Se

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 1091

    Lanny mengambil barang itu tanpa berkata sepatah kata pun, lalu melemparkannya ke tempat sampah."Oke, aku sudah membuangnya. Bisakah kamu pergi sekarang?"Aku tidak membantah. Aku hanya berbalik dan pergi.Lanny menatap punggungku yang menjauh. Dia merasa sedikit bingung. Dia mungkin tidak menyangka aku akan pergi semudah itu.Namun, dia tidak banyak berpikir. Kemudian, dia membanting pintu hingga tertutup.Lina tidak berani mengatakan sepatah kata pun.Lanny duduk di sofa sambil mendengus, "Mulai hari ini, aku akan tinggal di sini. Aku akan menemanimu mengikuti ujian pegawai negeri.""Bu, kalau kamu memata-mataiku seperti ini, aku nggak punya niat untuk belajar.""Kamu nggak punya niat belajar atau kamu ingin mengusirku?" Lanny menatap putrinya dengan ekspresi masam.Lina merasa sangat tidak berdaya. "Terserah apa yang Ibu pikirkan, aku mau belajar dulu.""Belajar apanya. Makan dulu.""Aku nggak mau makan. Aku nggak lapar."Lina kembali ke kamar dan menutup pintu.Sejak kecil hingga

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 1090

    Awalnya, aku ingin mengikuti nasihat Lina dan meninggalkan tempat penuh masalah ini sesegera mungkin. Namun, setelah mendengar omelan ibunya, aku benar-benar tidak tega untuk pergi.Aku tidak punya pilihan selain mengetuk pintu lagi.Lanny membuka pintu dengan marah. Saat dia melihatku, dia langsung marah. "Kenapa kamu nggak pergi? Apa lagi yang ingin kamu lakukan?""Bibi, kalau kamu mau marah, marahi aku saja. Katakan semua padaku. Jangan bicarakan Kak Lina lagi. Dia itu putrimu.""Aku memarahi putriku, apa urusannya denganmu?"Aku teringat Lina berkata bahwa ibunya adalah seorang profesor di universitas. Sekarang, ibunya sudah pensiun.Aku tidak menyangka karakter seorang profesor akan seburuk itu.Namun, aku berusaha sekuat tenaga untuk menahan emosiku. "Bibi, aku hanya ingin melindungi Kak Lina. Aku nggak ingin dia terluka ....""Diam! Aku bilang lagi. Minggir dari hadapanku sekarang juga. Kalau nggak, jangan salahkan aku karena bersikap kasar padamu! Aku ingat kamu belum mendapatk

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status