Share

Bab 1056

Author: Galang Damares
Tidak ada cara lain, video-video yang direkam oleh Sinta benar-benar bagus. Tidak heran dia memiliki begitu banyak penggemar.

Kolom komentar penuh dengan ungkapan-ungkapan cabul, serta komentar seperti sahabatku tergila-gila dan lainnya.

Sinta tidak hanya pandai mengambil foto pria tampan, tetapi dia juga pandai mengambil video wanita cantik dan keren. Saat bersamaan, video-video itu menunjukkan pesona seorang wanita yang sangat menawan.

Sebelumnya, aku benar-benar tidak menyadari dia sangat berbakat.

Tepat ketika aku sedang menonton video itu dengan serius, Sinta tiba-tiba mendorong pintu dan berjalan masuk.

Aku ketakutan hingga segera menyembunyikan ponselku. "Kenapa kamu di sini? Kamu bahkan nggak mengetuk pintu."

"Apa ini salahku?" tanya Sinta.

Aku mengganti topik. "Kenapa kamu mencariku lagi?"

Sinta datang ke ranjang, lalu duduk di atasnya. "Kamu kenal pria tampan lainnya? Perkenalkan beberapa padaku."

"Untuk apa?"

"Untuk apa lagi? Tentu saja aku mau merekam video. Apa kamu takut
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 1057

    Istrinya berkata padanya dengan suara pelan, "Kenapa kamu seperti ini lagi? Bukankah kita sudah sepakat nggak mengomeli Dona hari ini?""Lihatlah perilakunya. Kalau orang-orang melihatnya, mereka akan berpikir aku nggak punya sopan santun. Aku seharusnya nggak mengajaknya. Begitu juga denganmu. Kelakuannya seperti itu, tapi kamu masih membelanya." Hasan sangat marah sehingga dia melotot.Istrinya mendesah dalam-dalam dan tidak berkata apa-apa.Sebenarnya, aku tidak punya kesan yang baik tentang Dona, jadi aku tidak mengatakan apa pun.Selain Dona, Citra juga datang. Tentu saja, dia datang bersama Raul.Di dalam rumah, hanya ada dua orang muda, yaitu Citra dan aku.Citra tidak dapat mengobrol dengan yang lain, jadi dia terus menggangguku."Kita bertemu lagi. Apa kegiatanmu akhir-akhir ini?"Aku punya kesan buruk tentang wanita ini. Dia beromong kosong dan suka berpura-pura. Dia begitu terobsesi dengan harga dirinya sehingga dia selalu menderita.Jadi, aku menjawab dengan acuh tak acuh,

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 1058

    Enzi dan Sendy mentraktir semua orang makanan istimewa.Pada saat bersamaan, saat kami sedang di meja makan, Enzi juga secara khusus bersulang denganku, sehingga aku merasa sangat tersanjung."Edo, kamu telah memberikan kontribusi besar bagi pemulihan Harmin yang sangat cepat. Aku bersulang padamu."Aku segera berdiri dengan gugup dan berkata, "Paman, sama-sama."Aku benar-benar tidak menyangka Enzi tiba-tiba akan bersulang padaku.Kemudian, Sendy juga ikut berdiri. "Pak Edo, aku juga akan bersulang untukmu.""Bibi, nggak perlu."Aku sangat terharu karena dihormati oleh Enzi dan Sendy.Bahkan Yuna secara pribadi bersulang denganku. "Edo, ayo bersulang.""Bu Yuna, aku yang minum saja. Kamu nggak perlu minum." Aku khawatir Yuna masih harus mengurus Harmin.Yuna berkata sambil tersenyum, "Aku minum satu cangkir saja. Harmin sembuh berkat kamu. Harmin nggak bisa minum sekarang, jadi aku yang akan bersulang denganmu.""Jangan menolak."Bagaimana mungkin aku menolaknya setelah mendengar apa

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 1059

    "Pak Hasan dan Bibi, jangan khawatir. Aku akan mencobanya.""Terima kasih.""Aku antar kalian pulang dulu."Aku mengantar Hasan dan istrinya pulang ke rumah.Dona telah kembali. Saat kami kembali, dia duduk di sofa ruang tamu sambil bermain game.Saat dia melihat kami masuk, dia langsung berbalik dan pergi sambil membanting pintu.Hasan begitu marah hingga dia hampir mengumpat lagi. Namun, istrinya menghentikan Hasan.Istrinya Hasan memberiku kontak Dona. Dia memintaku untuk mencobanya.Setelah menyimpan kontak Dona, aku menghibur Hasan sebentar, lalu pergi.Aku harus bergegas kembali ke rumah Yuna untuk membicarakan masalah Aula Damai dan Aula Juve dengan Harmin.Adapun masalah Dona, aku pasti akan mencoba mengobrol dengannya ketika aku punya waktu.Aku datang ke rumah Yuna. Bella dan Jessy juga berada di sana.Mereka tidak dapat menghadiri makan malam karena masalah pekerjaan. Namun, setelah mereka menyelesaikan pekerjaan, mereka bergegas datang.Mereka adalah sahabat yang sangat bai

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 1060

    Yuna dan Bella saling berpandangan. Keduanya tampak terkejut.Di antara mereka berempat, Jessy adalah orang yang paling menyukai kebebasan dan paling tidak suka dibatasi. Mereka benar-benar tidak menduga Jessy akan bertunangan dan menikah secara tiba-tiba.Bella membujuknya lagi, "Aku sarankan kamu pikirkan baik-baik. Bisakah kamu benar-benar menyerahkan kebebasanmu sepenuhnya?""Aku nggak bilang akan menyerahkan kebebasanku sepenuhnya. Kami sudah sepakat bisa bersenang-senang setelah menikah. Aku bisa naik jabatan dan mendapatkan apa yang aku mau. Bukankah ini pilihan terbaik?"Yuna mengerutkan kening dan berkata, "Kenapa aku merasa orang ini nggak dapat diandalkan? Mungkinkah dia menipumu? Jessy, kamu harus memikirkannya baik-baik."Jessy menyilangkan kakinya, lalu bersandar di sofa. "Nggak ada yang perlu dipikirkan. Aku nggak punya banyak impian, hanya karier dan pria. Putra kepala sekolah tampan, berkulit putih dan lembut. Dia tipeku. Selain itu, dia bisa membantuku naik jabatan. A

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 1061

    Saat berkata, Jessy mencubit bokongku dengan lembut.Jika seseorang mengatakan Jessy adalah reinkarnasi peri, aku memercayainya. Dia sangat pandai menggoda.Aku benar-benar ingin mendorongnya jatuh tanpa memedulikan konsekuensinya."Aku akan mengantarmu kembali ke sekolah nanti."Jessy menggigit daguku dengan pelan, lalu berkata, "Sampai jumpa lagi."Aku melepaskannya, lalu keluar dari kamar mandi. Alhasil, aku kebetulan bertemu dengan Bella.Aku langsung merasa bersalah.Awalnya, tatapan mata Bella cukup lembut. Namun, saat dia melihatku keluar dari kamar mandi, tatapan matanya langsung ingin membunuh."Kamu melakukan ini di depanku. Seberapa nggak sabarnya kamu?""Kamu salah paham. Aku hanya ingin membujuknya untuk memikirkannya dengan saksama. Aku nggak punya maksud lain," kataku menjelaskan dengan cepat.Bella tersenyum dingin sambil berkata, "Oke. Kalau begitu, kamu bisa mengantarku kembali nanti."Eh ...."Kenapa? Kamu nggak mau? Kamu ingin mengantarnya?" Bella sepertinya mendeng

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 1062

    Bella mencibir, "Jadi, maksudmu setiap wanita yang berhubungan denganmu itu berinisiatif mendekatimu?"Aku tidak mengatakan apa-apa. Namun, bukankah itu benar?Selain Lina, aku tidak pernah berinisiatif mengejar siapa pun.Tentu saja, jika aku mengatakan ini, sepertinya aku sangat narsis.Ketampananku tidak sampai membuat semua orang terpana. Aku tidak punya hak untuk mengatakan itu.Bella tiba-tiba menatapku dengan tatapan tertarik. "Kenapa? Kamu nggak percaya diri karena apa yang aku katakan? Sejujurnya, kamu sangat tampan. Kamu memiliki sifat lugu. Perasaan ini nggak dapat ditemukan pada tuan muda.""Hal-hal yang dapat dibeli dengan uang nggak ada artinya. Sebaliknya, sifatmu yang lugu itu sangat menawan."Aku selalu merasa Bella terlihat sedikit berbeda malam ini. Aku merasa seakan dia sengaja menggodaku.Tentu saja, aku tidak berani menebak apa maksudnya. Aku takut aku akan celaka."Kenapa kamu menceritakan semua ini tanpa alasan? Aku merasa malu dengan pujianmu."Aku ingin memanf

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 1063

    Jadi, aku mengangguk dan berkata, "Oke, aku akan mendengarkanmu. Aula Damai dan Aula Juve bekerja sama untuk mengembangkan bisnis kita.""Haha, aku juga berpikir demikian. Kalau Aula Damai punya pasien ortopedi, aku akan memperkenalkannya padamu. Kalau kamu punya pasien pijat, kamu juga bisa memperkenalkannya padaku."Aku dan Harmin memiliki ide yang sama. Hal ini membuatku sangat bersemangat.Aku menggenggam tangan Harmin dengan erat dan berkata, "Pak Harmin, aku yakin kalau kita bekerja sama, kita pasti bisa terus mengembangkan bisnis kita."Yuna menggoda kami, "Kalian berdua begitu dekat. Aku jadi iri."Aku melepaskan tangan Harmin dengan malu."Pak Harmin, Bu Yuna, kalian tidurlah lebih awal. Aku nggak akan mengganggumu.""Edo, aku akan mengantarmu keluar." Yuna ingin mengatakan sesuatu kepadaku.Benar saja. Setelah aku meninggalkan rumah itu, Yuna berkata, "Edo, katakan padaku, apakah Harmin benar-benar sudah pulih?"Saat Yuna berkata, pipinya memerah bahkan telinganya pun merah.

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 1064

    Kemudian, aku mendengar suara Jessy. "Pak Tio suka?""Tentu saja, Nona Jessy sangat menawan. Pria mana yang nggak suka?"Lalu, terdengar suara tawa dari dalam.Seketika, pikiranku menjadi kosong. Tubuhku bahkan membeku di sana.Beberapa saat kemudian, aku baru bereaksi.Aku segera meninggalkan tempat itu. Namun, pikiranku sangat kacau dan hatiku merasa sedih.Karena aku tidak datang, Jessy mencari pria lain?Hubungan kami hanya sebatas main-main. Kenapa aku menganggapnya serius?Namun, aku tidak tahu kenapa. Aku merasa sedikit sedih.Aku duduk di mobil sambil merokok.Namun, aku tidak bisa menenangkan suasana hatiku.Akhirnya, aku tidak punya pilihan selain kembali ke rumah kontrakanku.Beberapa waktu ini, hanya ada Zudith dan Sharlina di rumah kontrakan. Selain pergi ke klinik setiap hari, Zudith menghabiskan seluruh waktunya untuk bersama Sharlina.Setelah usaha keras Zudith selama ini, akhirnya Sharlina memiliki kesan baik terhadapnya.Saat aku kembali, mereka sedang mengobrol dan t

Latest chapter

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 1188

    Aku mengacungkan 4 jariku. "40 juta."Hal semacam ini harus dilakukan selangkah demi selangkah. Aku tidak bisa meminta terlalu banyak sekaligus. Jika seperti itu, aku akan membuat orang tua itu takut.Jika dibandingkan dengan keuntungan selama dua hari terakhir, 40 juta hanyalah setetes air di lautan.Pria tua itu menggertakkan giginya. "Oke. Aku akan memberikannya."Saat berkata, dia mengeluarkan ponsel dan hendak mentransfer uang padaku."Aku nggak mau terima transfer, aku hanya mau uang tunai!" Hal ini untuk menghindari tertinggalnya bukti apapun.Pria tua itu mengerutkan keningnya. "Bagaimana mungkin aku punya uang tunai? Saat ini, aku hanya menggunakan aplikasi ....""Ada bank di seberang kompleksmu. ATM-nya buka 24 jam sehari. Aku akan menunggumu di sini."Pria tua itu melotot tajam ke arahku, lalu dia berbalik dan pergi.Saat Zudith mendengar pintu terbuka, dia segera bersembunyi di tangga.Sementara aku menunggu dengan tenang di dalam rumah.Wanita menawan itu muncul lagi. Dia

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 1187

    Kami tinggal di sana sampai setelah pukul sepuluh malam. Saat ini, jumlah pelanggan di sini berangsur-angsur berkurang.Pemilik klinik itu begitu gembira hingga tersenyum lebar.Setelah dia masuk ke mobil dan pergi, aku dan Zudith segera mengikutinya.Kami mengikutinya sampai ke kompleksnya.Kami mengikuti hingga di depan rumahnya.Pria tua ini sudah tua, tetapi istrinya masih muda, cantik, bertubuh indah, berkulit putih, menawan dan memesona."Sialan, dia suka daun muda," kata Zudith dengan rasa iri.Menurutku, wanita itu bukan istrinya, tetapi lebih seperti simpanannya.Namun, ini tidak penting."Kamu siap?" tanyaku pada Zudith.Tiba-tiba, Zudith merasa sedikit gugup. Dia menepuk dadanya dengan kuat, "Ini pertama kalinya aku melakukan hal seperti ini. Aku sangat takut. Apa yang harus aku lakukan?""Tenangkan suasana hatimu. Sekarang kamu sudah di sini, kamu harus berhasil."Zudith segera menepuk dadanya.Setelah menenangkan diri, akhirnya Zudith merasa lebih baik."Kalau begitu, aku

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 1186

    Kiki adalah orang yang paling tidak sabaran. Karena dia kekurangan uang, dia tidak berani membiarkan klinik rugi."Pergilah."Aku memaksanya untuk kembali dan memilah-milah tanaman herba.Aku melihat apotek di sana. Perang harga makin sengit. Arus pelanggan pun makin meningkat.Aku juga ingin menjadi seperti Harmin yang tenang, tetapi aku tidak bisa tinggal diam.Jika Xander ingin macam-macam denganku, dia pasti tidak akan membiarkan pihak lain mengakhiri perang harga secepat ini.Jika ini terus berlanjut, klinik kami tidak akan mampu bertahan.Aku harus menemukan cara untuk menyelesaikannya.Aku kembali ke klinik, lalu menarik Zudith ke kantorku."Kemarilah, aku ingin membicarakan sesuatu denganmu.""Apa yang kamu lakukan? Kamu sangat misterius. Kenapa kamu nggak mengajak Kiki?"Aku menjelaskan, "Kiki nggak sabaran. Aku khawatir kalau aku memberitahunya, dia nggak akan bisa menahan diri sedetik pun. Selain itu, masalah ini agak berbahaya. Kita nggak bisa mendapat masalah di saat bersa

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 1185

    Setelah Cindy pergi, aku berbaring di ranjang. Aku ingin beristirahat dengan nyaman.Telepon itu tiba-tiba berdering. Panggilan itu adalah panggilan Xander.Aku tidak menjawabnya. Aku langsung mematikannya.Namun, Xander meneleponku lagi.Aku langsung memblokirnya.Xander mengirimkanku pesan WhatsApp, [Edo, aku nggak menyangka kamu begitu berbakat. Kamu bahkan membuat salinannya. Karena kamu nggak menginginkannya lagi, aku akan menghancurkannya.]Di bawahnya adalah sebuah video.Xander melemparkan buku medis peninggalan kakekku ke dalam anglo. Buku itu dilalap api, lalu terbakar sedikit demi sedikit.Meskipun aku memiliki salinannya, aku tetap merasa iba melihat kerja keras kakekku dirusak.Aku membalas Xander, [Apa gunanya ini bagimu?]Xander segera membalasku, [Nggak ada gunanya, tapi ini bisa membuatmu kesal.]Orang ini benar-benar gila!Aku bahkan memblokir kontak WhatsApp-nya.Sore harinya, aku pergi ke Aula Damai dan memberi tahu Harmin tentang masalah Xander.Harmin berkata samb

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 1184

    Aku merasa sangat puas dengan jawaban ini.Karena jawaban itu benar-benar menonjolkan kelebihan mereka. Masing-masing dari mereka memiliki karakteristik sendiri.Namun, Dama dan Kendru tidak merasa puas."Edo, kami memintamu untuk menjawab pertanyaan pilihan ganda, bukan pertanyaan esai."Dama juga berkata dengan nada dingin, "Kamu harus memilih salah satu dari keduanya.""Aku nggak akan memilih opsi mana pun. Aku berpikir keduanya hebat."Sebagai orang dewasa, saat diminta untuk memilih antara dua pilihan yang bagus, aku menginginkan keduanya.Tentu saja aku tidak berani mengatakannya dengan lantang. Aku hanya bisa mengeluh dalam hatiku.Setelah berkata, aku bergegas pergi. Tempat itu berbahaya. Aku tidak bisa tinggal di sini sedetik pun.Aku berlari turun ke bawah secepat yang aku bisa. Aku ingin menghindari mereka memanggilku kembali.Aku berpikir orang tua Bella ada di sini. Aku tidak perlu tinggal di sini, jadi aku langsung meninggalkan rumah sakit.Aku pergi ke klinik.Kiki berta

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 1183

    Perkataannya itu adalah pidato seorang wanita mandiri!Dulu, Lina lemah dan pemalu. Dia seperti seorang kakak yang lugu. Aku tidak pernah menyangka ada hari di mana pemikirannya akan berubah.Aku merasa sangat bahagia untuknya."Aku merasa ada lapisan cahaya di tubuhmu yang membuatmu makin menawan." Hal ini merupakan kelebihan lain yang aku temukan mengenai Lina.Mendengar kata-kataku, Lina terhibur. "Kamu sangat pandai bicara. Kamu pandai membuatku senang.""Nggak, aku mengatakan yang sebenarnya."Aku melihat ke arah koridor. Aku melihat Dama masih berdebat dengan Kendru.Aku bertanya dengan rasa ingin tahu, "Ada apa dengan ayahmu? Bukankah dia selalu meremehkanku? Kenapa dia bersaing dengan Paman Kendru untuk merebutku?""Ayahku sama sekali nggak merebutmu. Dia hanya suka melawan Paman Kendru."Ternyata seperti itu. Lina telah berubah. Apakah Dama juga telah berubah?Ternyata aku terlalu berangan-angan.Namun, aku merasa menarik menyaksikan dua orang tua sukses bertengkar.Mereka tid

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 1182

    "Charlene telah banyak membantuku, jadi aku harus melakukan sesuatu untuknya. Aku tahu dia nggak butuh uang. Kamu juga nggak butuh uang. Tapi, ini satu-satunya hal yang dapat aku lakukan."Tiara baru saja mendapat pekerjaan baru-baru ini. Dia tidak bisa tinggal untuk menjaga Bella, jadi dia ingin berusaha sebaik mungkin untuk membantu.Aku terlalu malas untuk berdebat dengannya, jadi aku menerima kartu itu.Adapun penggunaan uangnya, itu terserah padaku."Jangan beri tahu Charlene," kataku Tiara mengingatkanku lagi.Aku mengangguk sambil berkata aku mengerti. Kemudian, dia masuk dengan tenang.Setelah beberapa saat, Kendru dan Diana muncul.Bangsal itu penuh dengan orang. Aku membuat keputusan tepat untuk keluar dari bangsal.Namun, tidak seorang pun dari mereka yang tinggal. Akhirnya, mereka pergi satu demi satu.Kendru juga mengingatkanku, "Edo, aku tahu kamu masih peduli dengan Charlene. Manfaatkan kesempatan ini untuk memupuk hubungan kalian. Aku sangat optimis dengan kalian."Dian

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 1181

    Aku mengusap kepalaku dan berkata, "Bu Jessy, kamu memukulku terlalu keras. Kamu membuat kepalaku berdengung.""Huh, siapa yang menyuruhmu memanfaatkan Charlene? Menurutmu, kamu bisa memanfaatkan Charlene?"Semuanya telah berakhir.Suasana yang indah hancur seperti ini. Aku khawatir aku tidak akan mempunyai kesempatan untuk bertanya lagi.Bella diam-diam menghela napas lega. Kemudian, dia menatap Jessy dan Yuna sambil tersenyum."Jessy, Yuna, kalian sudah tiba."Yuna duduk di dekat jendela. Dia memegang tangan Bella dengan lembut. "Bagaimana kamu bisa sampai seperti ini?""Aku nggak sengaja terkena air panas. Ini nggak parah.""Itu bukan versi yang aku dengar. Aku dengar kamu membuat dirimu seperti ini demi seseorang," tanya Jessy sambil tersenyum.Bella merasa bersalah hingga tatapannya mengelak. "Siapa yang memberitahumu hal itu?""Yani, sahabatmu yang berprofesi sebagai polisi. Aku kebetulan bertemu dengannya dalam perjalanan ke sini. Dia yang memberitahuku.""Jangan dengarkan omong

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 1180

    Bella memiliki semua yang dia butuhkan. Dia adalah putri dari Keluarga Lugos. Ayahnya adalah seorang pengusaha terkenal di Kota Jimba.Dia tidak kekurangan pelamar di sekelilingnya, termasuk segala pemuda berprestasi dan pengawal yang gesit ....Secara logika, dia seharusnya tidak mempunyai perasaan yang aneh-aneh padaku. Namun, entah kenapa dia mempunyai perasaan yang berbeda padaku.Suasana hati Bella kacau balau. Tiba-tiba, dia menjadi tersinggung lagi. "Edo, turunkan aku."Saat itu, aku memeluknya dengan baik. Tiba-tiba, dia bersikap seperti ini, sehingga aku merasa bingung lagi."Kenapa? Apa aku menyakitimu?""Nggak!" Bella kembali ke menunjukkan ekspresi cuek yang biasa. Dia bahkan menargetkanku. "Aku nggak membutuhkan perhatianmu lagi, pergilah.""Kenapa?""Nggak apa-apa. Pergilah.""Apa kamu merasa kamu bertingkah sedikit aneh dua hari terakhir ini?" Aku tidak pergi. Aku hanya ingin mencari tahu apa yang terjadi padanya.Bella tidak menjawabku.Aku menghitung tindakannya dengan

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status