Keesokan paginya, sesuai janji Mark Bennet kepada Leeray di telepon semalam. Pria paruh baya yang bertubuh tegap dan kekar itu membawa rekannya yang bertubuh sama sepertinya.
Pria bernama Julio Davis itu berambut gelap dengan sepasang mata tajam khas pemburu berwarna coklat tua, alisnya tebal menaungi mata lebarnya yang berbulu mata lentik. Ada sebuah bekas luka agak dalam di sudut pipi kirinya akibat pertarungan yang keras. Bulu-bulu halus tubuh subur di sekitar mulutnya dan hidungnya mancung sedikit bengkok seperti bekas patah tulang hidung yang telah lama sembuh.
Ketika melihat penampilan Julio Davis, abang sulung Leon itu merasa Mark telah memilih rekan yang tangguh untuk menjaga adik bungsunya yang bandel itu.
Leeray menjabat tangan Mark dan Julio bergantian. Dia mempersilakan kedua pria bertampang keras itu duduk di sofa ruang tamunya. Leon tak lama kemudian ikut bergabung bersama mereka.
"Ini Leon, adik bungsuku yang harus kalian
Lobi kampus kedokteran UWA dipenuhi oleh mahasiswa yang baru saja menyelesaikan kuliah pagi mereka. Di tengah segala hiruk pikuk mahasiswa yang berlalu lalang itu, seorang gadis dan 2 pemuda berdiri diam di tengah lobi.Sembari melepas senyum arogannya, Ayumi bertanya, "Tumben ada 2 pria yang mencariku bersamaan? Apa pesona puteri klan Tokugawa begitu kuat?"Kenzo mendengkus sebal mendengar perkataan Ayumi yang congkak itu. "Hey, Ayumi jangan geer dulu! Leon ingin mengatakan sesuatu yang penting kepadamu. Silakan, Leon," ujar Kenzo seraya bersedekap."Terima kasih, Ken," sahut Leon dalam bahasa Jepang lalu dia berbicara kepada Ayumi juga dalam bahasa Jepang, "Ayumi, kita harus mengakhiri hubungan pacaran ini sekarang juga. Aku sudah tidak bisa meneruskannya demi kebaikan semua pihak."Mendengar perkataan Leon, gadis itu segera bergegas mendekati pemuda itu lalu memeluknya erat dan menangis tersedu-sedu. Kenzo yang terbiasa melihat Ayumi bersandiwara hanya
Siang itu juga Kenzo menerima telepon dari Tuan Masumi Tokugawa, ayah Ayumi. Dia mengerti ini pasti siasat licik Ayumi yang meminta ayahnya menyuruh Kenzo mengantarkan gadis Jepang itu pulang ke negeri Sakura untuk menghabiskan libur antar semester.Dia pun berbicara kepada Midori dan berharap kekasihnya itu akan mengerti. Di kantin juga ada Leon dan Jacob yang semeja dengan mereka berdua."Midori, maafkan aku. Liburan kali ini aku harus kembali ke Tokyo berdua dengan Ayumi," ucap Kenzo seraya menundukkan kepalanya di hadapan Midori. Leon yang melihat Kenzo tampaknya kuatir keponakannya itu akan marah pun berkata, "Midori, jangan memarahi Kenzo. Situasi yang dihadapinya sulit. Kuliahmu pun belum selesai, bukan? Kalian belum bisa menikah."Sembari menghela napas dengan berat, Midori pun menjawab, "Ken, aku merelakanmu pulang ke Tokyo bersama Ayumi, tapi kau harus berjanji akan menjauhkan dirimu dari tunanganmu itu."Tangan Kenzo meraih tangan Midori menggenggamnya erat. Dia pun menata
Ketika pesawat yang dinaiki Kenzo dan Ayumi mendarat di landasan Bandara Haneda, hari sudah senja. Pengawal Kenzo, Yamaguchi menjemput tuan muda Watanabe itu."Selamat datang di Tokyo, Tuan Muda Watanabe," sambut Yamaguchi membungkukkan badannya di hadapan Kenzo."Terima kasih, Yamaguchi. Kita pulang ke rumah sekarang," jawabnya tanpa memerhatikan Ayumi yang berdiri di belakangnya."Kenzo, beraninya kau meninggalkanku sendiri!" seru Ayumi merajuk menghentak-hentakkan kakinya ke lantai.Pemuda itu pun memutar bola matanya dan mendesah lelah. Dia berkata dengan ketus, "Aku bukan pengasuhmu, Ayumi! Kau lahir di Jepang dan tinggal hampir seumur hidup di Jepang 'kan, Nona Muda Tokugawa? Panggil taksi!"Gadis itu terperangah mendengar perkataan Kenzo. Dadanya dipenuhi kemarahan yang menggelegak. "Cari mati kau, Kenzo!" teriaknya."Tsskk, kau yang bilang begitu. Tapi ... maaf, aku masih ingin hidup dan menikahi kekasihku, Midori. Jadi tak perlu berteriak-teriak hal konyol kepadaku. Itu ... m
"Ayah, Ibu, Ayumi pulang!" seru gadis cantik itu ketika memasuki kediaman klan Tokugawa sambil menyeret kopernya pagi itu.Sejak sebelum matahari terbit, dia sudah merecoki kekasihnya untuk mengantarkannya pulang karena sandiwaranya bersama Kenzo harus sempurna hari ini. Dia harus sudah berada di rumah sebelum Kenzo datang. Ibu Ayumi segera keluar dari ruang makan dan berlari memeluk puteri kesayangannya yang sudah hampir setahun meninggalkan Jepang untuk bersekolah di luar negri."Ayumi, akhirnya kamu pulang! Ibu sangat merindukanmu," ujar Michiko Tokugawa seraya menatap Ayumi dengan mata berkaca-kaca."Ibu, aku juga merindukanmu. Tapi, aku harus rajin kuliah di Perth," jawab Ayumi berkelit. Sebenarnya karena dia sibuk berpacaran dengan Leon sehingga lupa pulang ke Tokyo.Akhirnya Masumi Tokugawa pun mendekati ibu dan anak itu. Dia tersenyum penuh kebanggaan pada puterinya itu. "Selamat datang kembali ke rumah, Ayumi!" ujarnya.Ayumi membungkukkan punggungnya dalam-dalam di hadapan
Sebenarnya Kenzo ingin secepatnya kembali ke Perth, tetapi Midori pun masih berlibur di Yogyakarta. Kekasihnya itu mengirimkan foto-foto liburannya bersama saudara-saudaranya selama di Yogyakarta. Mereka naik andong atau kereta yang ditarik kuda mengelilingi daerah Malioboro, berkunjung ke Benteng Vrederburg, Taman Sari, dan juga ke Kebun Binatang Gembiraloka. "Midori, apa kau mau berlibur ke Jepang bersamaku? Emm ... mungkin tidak di Tokyo karena anak buah klan Tokugawa mungkin memata-mataiku, tapi banyak tempat lain di Jepang yang jauh lebih menarik dibanding Tokyo," ujar Kenzo melalui ponsel di dalam kamarnya.Midori sedang berjalan-jalan di Ambarukmo Plaza bersama Jacob, Joshua, Leon, dan juga Poseidon. Dia sudah mirip pemeran wanita di Boys Before Flowers yang dikawal 4 laki-laki super tampan. "Wow, itu tawaran yang sangat menarik, Kenzo! Apa saudara-saudaraku boleh ikut berlibur ke Jepang juga?" jawab Midori dengan antusias.Keempat pemuda yang mengelilingi Midori sembari meny
Pukul 06.00 PM waktu Osaka, pintu kamar Midori diketok dari luar. Sore itu Midori sudah siap mengenakan mantel Burberry warna blue navy dan juga sepatu boots-nya yang hangat. Saat itu sedang masuk musim panas di Jepang pada bulan Juli dimana hujan lebih sering turun tiba-tiba dan udara cenderung lembab dingin. Sebelum berangkat ke Jepang, memang Midori sempat membaca beberapa artikel mengenai negeri Sakura itu agar tidak syok bila berada di Jepang.Gadis bermata biru cemerlang itu membukakan pintu kamar hotelnya dan tersenyum manis. "Hey, Ken. Sudah siap untuk jalan-jalan sekarang?" sapa Midori."Iya, jangan terlalu malam berangkatnya. Ada banyak tempat wisata yang menarik di malam hari di Osaka. Apa kamu suka naik bianglala, Midori? Di Osaka ada Tempozan Ferris Wheel di Tempozan Harbour Village, kita bisa melihat pemandangan seluruh kota Osaka di malam hari kalau naik bianglala itu," ujar Kenzo lalu mengajak Midori menjemput saudara-saudaranya."Wow, sepertinya menarik Ken! Kita har
Udara pagi di Osaka sehabis hujan semalaman begitu sejuk. Pemuda-pemuda Indrajaya itu masih bergelung di balik selimut tebal di kasur mereka masing-masing. Sementara Midori yang sudah berjanji untuk jalan-jalan pagi bersama Kenzo sudah mandi dan menunggu dijemput oleh pacarnya itu."TING TONG."Terdengar suara bel di pintu kamar Midori. Gadis itu segera berlari membukakan pintu untuk tamunya yang ia duga adalah Kenzo. "Selamat pagi, Midori!" sapa Kenzo lembut dengan mata berbinar menatap Midori.Pipi Midori langsung terasa hangat melihat tatapan Kenzo. Blush. Dia pun menjawab, "Selamat pagi juga, Ken. Apa tidurmu nyenyak semalam? Ayo kita berangkat sekarang!" Kenzo menggandeng tangan Midori setelah gadis itu menutup pintu kamarnya dengan benar. Mereka turun dengan lift ke lantai lobi. " Tidurku nyenyak, Midori Sayang. Karena kau ada di Jepang bersamaku, pikiranku menjadi lebih tenang," jawab Kenzo kalem.Aroma tubuh Kenzo seperti dedaunan di hutan, itu membuat Midori teringat kepada
Sekelompok muda mudi berparas rupawan itu berkeliling dari satu wahana ke wahana lainnya di Universal Studio Japan di Osaka. Taman hiburan ini terdiri dari 9 area, dengan 18 atraksi dan 20 restoran tematik. Midori dan saudara-saudaranya serta Kenzo mengunjungi New York area dimana terdapat set Terminator 2D lalu lanjut ke Water World area serta Amity Village dimana ada pertunjukan film hiu JAWS. Mereka mengambil foto selfie bersama-sama di setiap wahana.Terakhir mereka sampai di Jurasic Park yang begitu mengesankan karena seperti setting asli dalam film legendaris itu mengenai berbagai dinosaurus.Sebelumnya memang rombongan mereka berada di tengah kerumunan para pengunjung lainnya jadi tidak tampak ada yang janggal. Namun, ketika mereka sampai di wahana Jurasic Park yang didominasi pepohonan dan patung atau robot berbagai jenis dinosaurus, Kenzo mulai waspada. Sepertinya mereka dibuntuti diam-diam. Bintang besi tajam yang biasa jadi senjata ninja melewati sisi tubuh Kenzo. Dia seg
Pada pertengahan musim dingin di Jepang, Midori melahirkan putera pertamanya untuk Kenzo. Bayi kemerah-merahan yang lahir melalui jalur normal tanpa harus menjalani operasi Cesar itu menangis kencang saat menghirup napas pertamanya di dunia.Kenzo memberinya nama Kenshin yang artinya kebenaran yang sederhana atau bisa diartikan sebagai kejujuran. Makna lainnya juga menyiratkan sebuah pengorbanan. Ada banyak kisah penuh pengorbanan yang melatar belakangi kehadiran bayi kecil itu sehingga sesuai dengan namanya.Seluruh keluarga besar Watanabe menyambut kehadiran generasi penerus mereka yang berharga dengan penuh kebahagiaan. Sebuah pesta besar digelar di kediaman Watanabe yang ada di Tokyo. Kakek Akehito mengundang sesama tetua kenalannya dari berbagai klan untuk memperkenalkan Kenshin Watanabe.Bayi laki-laki itu memang berambut hitam lebat seperti ayahnya, tetapi ketika matanya terbuka sepasang mata biru terang yang identik dengan genetik ibunya nampak jelas menunjukkan jati dirinya.
Acara resepsi pernikahan yang hanya mengundang kolega dekat, sanak saudara kedua mempelai, serta teman-teman dekat Kenzo itu berakhir sekitar pukul 17.00 waktu Jepang. Mereka berdua dilepas di halaman depan rumah keluarga Kenzo oleh semua tamu dengan mobil pengantin sedan Genoz warna hitam berhias bunga-bunga segar nan cantik itu.Tangan Kenzo melambai keluar kaca jendela mobil yang melaju menjauh menuju ke Hotel Imperial Tokyo. Dia sengaja memesan kamar pengantin di sana agar besok paginya dapat menemui keluarga besar Indrajaya saat sarapan dengan layak. Kenzo memang belum mengenal banyak saudara serta kerabat dekat istrinya dengan baik."Selamat untuk pernikahan Anda, Tuan Muda Kenzo dan Nona Midori!" ucap Yamaguchi yang menyetir mobil pengantin."Terima kasih, Yamaguchi!" jawab Kenzo dan Midori kompak lalu mereka tertawa bersama.Kenzo dan Midori berdebar-debar sepanjang perjalanan mobil menuju ke hotel. Keduanya masih sangat hijau dalam melakukan hubungan suami istri. Pacaran mere
Setelah lewat 2 minggu semenjak Kenzo dirawat di rumah, pemuda itu sudah mulai pulih kondisinya. Kesibukan persiapan pernikahannya jelang hari H membuatnya berdebar-debar teringat tak lama lagi dia akan menjadi seorang suami dan mungkin juga ayah."Midori, besok masa tenang sebelum pernikahan. Jadi hari ini adalah saat terakhir kita bisa bertemu sebelum kamu dipingit," ujar Kenzo sembari menggandeng tangan Midori menyusuri jembatan kayu panjang di pesisir Teluk Tokyo.Langit senja saat dilihat dari tepi pantai memang luar biasa indah. Angin dari arah laut menerbangkan rambut panjang Midori yang tergerai. Kenzo berhenti melangkah lalu melingkarkan kedua lengannya di pinggang Midori dan mereka pun berdiri berhadapan. Perlahan ia mendekatkan wajahnya dan mengecup bibir Midori.Usai berciuman dia pun berkata, "Rasanya masih sama seperti ketika kita pertama kali berciuman di Kyoto. Rasa buah strawberi atau apel. Hahaha." Kenzo merasa dirinya begitu konyol terkenang saat itu."Aku marah dan
Ketika keluarga Indrajaya sampai di kediaman Watanabe, mereka diantarkan ke ruang tamu yang lebih hangat dibandingkan aula besar. Sekalipun sambutan dari keluarga besar Kenzo nampaknya ramah, tetapi Leeray tidak menurunkan kewaspadaannya. Sudah menjadi kebiasaannya sebagai pengusaha bahwa setiap kesepakatan selalu ada syarat dan ketentuan yang berlaku. Hanya saja mereka belum mendengarnya."Silakan duduk, Semuanya. Terima kasih sudah bersedia memenuhi undangan kami," ujar Kakek Akehito Watanabe dengan nada ramah.Leon menerjemahkan jawaban dari kakak sulungnya, "Selamat siang, Semuanya. Terima kasih telah menerima kehadiran kami dengan ramah."Pemuda itu kali ini benar-benar serius mendengarkan setiap patah kata dari kedua belah pihak keluarga baik Watanabe maupun Indrajaya karena dia menjadi penyambung lidah mereka. Dengan diam-diam Leon menghidupkan fitur perekam suara di ponselnya untuk dokumentasi yang dapat dia berikan ke Kenzo yang tidak hadir bersama mereka dalam pertemuan ini.
Leeray menggantikan ayah ibunda Kenzo yang telah semalaman menjaga putera mereka di ruang ICU. Dia merasa kagum dengan keberanian pemuda Jepang itu saat menperjuangkan cintanya di hadapan tetua keluarga-keluarga yang super kolot memegang teguh tradisi mereka. Beruntung tim dokter bedah Rumah Sakit Tokyo dapat diandalkan sehingga Kenzo masih tertolong nyawanya. Usus pemuda itu robek di beberapa sisi saat tertancap pedang samurai yang digunakan untuk melakukan hara kiri di hadapan altar leluhur klan Watanabe kemarin siang.Dari kaca jendela ruang ICU, Midori memandangi papinya yang menjaga kekasihnya di dalam sana. Alat bantu napas dan selang infus beserta beberapa kabel yang terhubung ke mesin pendeteksi denyut jantung serta kualitas saturasi oksigen semuanya dipasangkan ke tubuh berotot Kenzo yang tertutupi pakaian pasien warna biru muda. Matanya masih terpejam erat dengan napas stabil perlahan.Tiba-tiba ada pergerakan dari tubuh kekasihnya. Midori segera berlari ke meja jaga perawa
Kedua biksuni itu melepas kepergian gadis tak bernama yang ditinggalkan sekelompok ninja di depan pintu kuil beberapa jam sebelumnya. Kini gadis yang tak sadarkan diri dengan kondisi tubuh penuh luka itu telah diinfus di dalam ambulance yang melaju dengan kecepatan sedang menuju ke rumah peristirahatan milik keluarga Yamada di Osaka.Tuan Kenji Yamada mengusap wajahnya yang jelas menampakkan kelelahan. Dia belum sempat beristirahat sejak kemarin karena mengurusi kisah asmara putera sulungnya, Takeshi. Cinta terlarang yang menyisakan kepahitan. Gadis dari klan Tokugawa itu nyaris mati dan dibuang jauh dari kediaman keluarganya. Bila dia boleh jujur, nuraninya menangis mengetahui masih ada praktik-praktik tradisi kolot yang tak berperikemanusiaan. Zaman telah berganti akankah manusia masih tetap berdiri di jalan lama dengan mengeraskan hati seperti Tuan Masumi Tokugawa? batin pria itu prihatin."Apa kau sudah menghubungi Takeshi agar memanggil dokter ke rumah di Osaka, Ito?" tanya Tuan
"Suamikuuu, tolong puteri kita pingsan!" Ibunda Ayumi memeluk tubuh anaknya yang penuh luka dan berdarah-darah di tanah. Dia berseru kepada pelayan rumah, "Antarkan nona muda ke rumah sakit!""TIDAK! Jangan bawa anak tak berbakti itu ke rumah sakit! Dia hanya akan menimbulkan kesulitan karena dokter pasti akan curiga melihat lukanya. Kirim ke kuil saja, biarkan para biksuni yang merawatnya nanti!" Masumi mencegah para pelayannya yang terdiam menunduk tak berani membantah perintah majikannya sekalipun itu jelas-jelas tak berperikemanusiaan. Gadis yang terluka parah itu sungguh miris kondisinya. Darah dari luka di wajahnya dan juga tubuhnya yang dibalut kimono putih berbahan katun polos. Ibundanya menangisi Ayumi hingga air matanya terkuras tak kunjung habis. Bagaimana pun kesalahan puterinya, Nyonya Michiko tak akan tega melihat darah dagingnya dipukuli hingga nyaris mati di depan matanya sendiri."Suamiku, luka Ayumi begitu parah ...a—aku a—aku takut dia akan infeksi bila tidak seger
Seusai kepergian ayah ibunda Kenzo bersama rombongan keluarga Indrajaya ke rumah sakit. Pertikaian antara tetua klan Watanabe dan Tokugawa semakin sengit. Mereka saling berteriak satu sama lain."Perjodohan ini sudah berakhir, Tuan Masumi Tokugawa! Kenzo sudah mematahkan perjanjian darah itu dengan hara kiri!" ucap Akehito Watanabe lantang. Dia menyesali kekeras kepalaannya sendiri tadi hingga cucunya mengambil jalan seperti itu.Tuan Masumi dengan wajah penuh murka berteriak seraya menggebrak meja, "Kalau Kenzo selamat seharusnya dia tetap menikahi puteriku, Ayumi, Tuan Akehito!"Nenek Kenzo angkat bicara karena mengetahui bahwa gadis klan Tokugawa itu sudah tak layak disebut gadis karena telah ternodai. "Dia tak layak bersanding dengan Kenzo, cucuku mengatakan bahwa Ayumi telah memberikan keperawanannya kepada putera keluarga Yamada. Mereka pun telah beritikad baik dengan hadir di sini," ujar Nyonya Kyoko Watanabe dengan dingin."HUH! Aku tak sudi berbesan dengan keluarga Yamada!" T
Semua mata tertuju pada sepasang kekasih muda belia itu. Midori menangis pilu memeluk tubuh Kenzo mencegah pemuda Jepang itu bertindak gila dengan mengakhiri hidupnya demi cintanya.Deasy dan Leeray saling bertukar pandang, mereka tak menyangka kisah cinta puteri mereka lebih sulit dibanding secret marriage yang dulu pernah mereka jalani. Memang kakek Midori menghajar Leeray hingga babak belur nyaris mati setelah mengetahui Deasy menikah diam-diam dan dihamili olehnya dulu. Namun, tidak sampai harus dipaksa bunuh diri begini.(Baca kisah cinta Leeray dan Deasy dalam novel Terjerat Cinta Milyarder Sexy)"Sudahlah, kami tidak ingin drama! Tolong Tetua Watanabe menjernihkan situasi pelik ini. Puteri kami berhak mendapat kejelasan nasib perjodohan yang telah disepakati dahulu antara dua keluarga Watanabe-Tokugawa!" Masumi Tokugawa tak ingin kehilangan kesempatan berbesan dengan keluarga bangsawan terhormat dan kaya raya seperti klan Watanabe dan dia benci keturunan Yamada.Namun, Kenzo ta