Indira duduk di sofa besar, sementara Naomi duduk di sofa kecil. Sampai sekarang, Indira masih berlagak seperti ratu.Tadinya Indira mengira kalau Naomi pulang dalam kondisi menyedihkan. Siapa sangka, Naomi malah makin melunjak. Indira benci melihat Naomi yang duduk santai sambil menggendong kelincinya."Bi, tuangkan teh.""Baik, Nyonya." Bibi Arum tersentak. Dulu Naomi yang selalu menyiapkan minuman dan camilan untuk Indira. Jika ada pelayan yang berani membantu Naomi, Indira pasti marah.Akhirnya tidak ada seorang pun yang berani inisiatif menyiapkan minuman dan camilan untuk Indira. Semua orang berpikir itu adalah tugasnya Naomi.Namun kondisi sekarang telah berubah. Naomi duduk di sofa seperti seorang tuan putri sambil menggendong kelincinya.Melihat Naomi yang tidak memedulikannya, Indira langsung menelepon Clay. "Pulang sekarang juga!""Ibu di rumahku?""Iya!" Kalau Clay tidak pulang, Indira bisa darah tinggi melihat sikap Naomi.Clay terdiam sejenak, lalu menjawab, "Aku suruh so
Naomi menelepon Yuki setelah menyelesaikan sarapannya.Yuki belum bangun. Begitu mengetahui Naomi sudah pulang, semua rasa kantuk Yuki langsung sirna. "Kamu sudah kembali?""Em, aku mau ke rumahmu.""Oke, datanglah. Aku baru ke kantor nanti siang," jawab Yuki.Naomi pergi sambil membawa Milo. Naomi tidak menginginkan apa pun di rumah ini, dia bahkan masih mengenakan pakaian yang dikenakannya kemarin.Read Leaf adalah kawasan elit yang dihuni konglomerat. Sulit menemukan taksi di area perumahan.Naomi harus berjalan agak jauh untuk mendapatkan taksi. Setelah menunggu hampir 30 menit, tak ada satu pun taksi yang melintas di sekitarnya.Tiba-tiba sebuah mobil mewah melaju kencang dan berhenti di sampingnya. Naomi terkejut dan refleks melangkah mundur.Ketika Naomi hendak berteriak, jendela mobil terbuka dan terlihat wajah Clay yang tampan."Masuk," kata Clay dengan dingin.Di saat Naomi ingin menolak, Clay kembali berkata, "Naomi, kamu tahu aku bukan orang yang sabar. Mengingat hubungan k
Naomi dan Yuki tidak banyak bertanya. Naomi meninggalkan kantor polisi dalam keadaan marah. Yuki mengejar Naomi dan menahannya. "Naomi.""Aku nggak apa-apa." Meski mulutnya berkata tidak apa-apa, perasaan Naomi telah porak-poranda.Kenapa Clay membebaskan para pelaku yang meneror Naomi? Clay yang dulu tidak akan membiarkan siapa pun menyakiti Naomi. Clay tidak segan-segan menghancurkan siapa pun yang berani menyentuh istrinya.Namun sekarang Clay malah membebaskan para pelaku yang mengirimkan paket teror dan berusaha menekan mental Naomi?"Apa maksud Clay?" Yuki mengerutkan alis."Sepertinya Corin dan Mauren yang membayar orang-orang itu," jawab Naomi dengan suara bergetar."Lalu kenapa Clay membebaskan mereka?" Yuki tak kalah kesal.Kenapa Clay membebaskan mereka? Naomi juga tidak mengetahui alasannya.Entah apa yang terjadi selama tiga bulan ini? Naomi pergi untuk melupakan kenangan buruk di kehidupan sebelumnya, tetapi Clay malah makin membuatnya marah."Aku akan membantumu untuk me
Naomi kembali ke rumah Yuki.Tak berapa lama Gibson menelepon Naomi. "Bagaimana kabarmu?""Aku baik-baik saja, tapi untuk sementara ini aku belum bisa kembali ke Durith.""Apa rencanamu selanjutnya?" tanya Gibson."Aku nggak mau menganggur, aku berencana membangun bisnis."Gibson mendukung keputusan Naomi. Selama ini Clay tidak mengizinkan Naomi untuk bekerja. Clay mengurung Naomi di rumah dan menyuruhnya untuk menjadi seorang ibu rumah tangga yang berbakti.Banyak orang yang mengagumi kehidupan Naomi, tetapi hanya sebagian kecil orang yang tahu betapa sulitnya menjadi bagian dari keluarga konglomerat.Naomi dituntut untuk sempurna, dia tidak boleh melakukan kesalahan sekecil apa pun.Dengan adanya dukungan Gibson, Naomi dapat membangun kembali kehidupannya.....Ketika pulang, Yuki melihat Naomi yang sedang menggendong Milo sambil melukis.Yuki menghampiri Naomi sambil tersenyum. "Dulu aku pikir kamu bakal stres kalau berpisah sama Clay. Tapi kayaknya kekhawatiranku berlebihan, kamu b
Mauren menundukkan kepalanya untuk menyembunyikan ekspresi kejam yang terlintas di wajahnya. Dengan nada yang membuat orang iba, dia berkata, "Dia ini adalah ibumu, sudah sepantasnya aku pergi melihatnya. Maafkan aku.""Kamu tidak perlu meminta maaf," kata Clay dengan kesal. Terutama saat melihat gaya Mauren yang lemah saat ini, dia ....Dulu, Naomi juga bersikap seperti itu padanya. Namun belakangan ini, entah apa pun yang terjadi, Naomi tidak lagi bersikap tunduk padanya seperti dulu. Naomi lebih memilih meminta bantuan polisi daripada meminta perlindungannya.Mauren menarik napas sejenak, lalu berkata, "Aku tahu Bibi merendahkanku. Tapi, bukan aku juga yang menginginkan kondisiku seperti saat ini. Seumur hidupku telah hancur ...."Setelah berkata demikian, Mauren mulai terisak. Clay yang tadinya mau menanyakan soal bukti itu, kini jadi melupakan semuanya karena melihat kondisi Mauren saat ini. Sambil mengacak-acak rambutnya sendiri, Clay berkata, "Tenang saja, kamu pasti akan bangki
Wajah Naomi terasa perih, ruangan yang sempit itu langsung menjadi hening. Sekujur tubuh Clay menjadi kaku. Dia menoleh ke arah Naomi, lalu melihat tangannya sekilas. Pupil mata Clay langsung menyusut. Napas kedua orang itu juga memburu.Setelah beberapa saat kemudian, Naomi akhirnya melihat ke arah Clay. Saat memandang pria di hadapannya ini, dia malah tertawa! Tawanya begitu sinis dan dingin."Huh! Kamu memukulku? Demi wanita itu?" tanya Naomi secara refleks. Bisa-bisanya Clay memukulnya demi seorang wanita di luar sana. Jika sebelumnya Naomi hanya merasa kecewa, kini dia telah putus asa sepenuhnya terhadap Clay.Memang benar, melupakan seseorang itu hanya butuh sesaat. Perasaan yang pupus juga hanya butuh sesaat. Dalam detik ini, perasaan Naomi terhadap Clay benar-benar telah sirna. Clay akhirnya tersadar dari lamunannya. Melihat bekas telapak tangan merah di wajah Naomi, Clay mengelusnya dengan gemetaran sambil memanggilnya, "Naomi ....""Jangan sentuh aku!" teriak Naomi yang langs
Naomi kembali ke rumahnya. Saat itu Yuki telah menunggunya. Melihat pakaiannya yang berantakan dan bahkan ada bekas telapak tangan di wajah Naomi, Yuki langsung murka. "Dia memukulmu?" tanya Yuki dengan napas memburu.Naomi mengangguk dengan ekspresi buruk. Mengingat raut wajah Clay yang seakan-akan ingin menelannya tadi, Naomi langsung ketakutan. Naomi terus teringat dengan sosok Clay yang menamparnya tadi saat memejamkan matanya. Pipinya bahkan masih merasa perih sampai sekarang, lehernya juga masih terasa sesak karena dicekik tadi.Yuki menyampirkan mantel ke pundak Naomi, lalu mengambil sebuah mantel untuk dirinya sendiri. "Ayo ke rumah sakit," ajaknya."Nggak usah," jawab Naomi. Luka ini benar-benar tidak ada apa-apanya. Namun, detik berikutnya Yuki malah berkata, "Dia melakukan KDRT, ini akan sangat membantu untuk kasusmu."Naomi terdiam. Wajahnya terlihat tegang saat mendengar ucapan Yuki. Selanjutnya, dia turun bersama Yuki dan naik ke mobilnya.Kekerasan dalam rumah tangga ...
Naomi tidak langsung menjawab pertanyaan Clay, melainkan hanya menatapnya dengan diam. Saat berada di mobil, pembicaraannya dengan Yuki telah membuat hati Naomi tergerak. Kini dia hanya menatap Clay dengan dingin dan juga ... tidak bisa percaya. Naomi masih tidak berani percaya bahwa pria ini rela memukulnya demi Mauren."Saat kamu melakukan hal itu, apa yang kamu pikirkan?" tanya Naomi tiba-tiba."Apa?" balas Clay."Saat kamu memukulku demi Mauren, apa yang kamu pikirkan?" Naomi memperjelas pertanyaannya. Mendengar hal itu, Clay langsung tersentak. Dia menatap Naomi dengan kilatan kemarahan di matanya. "Kamu mengira aku memukulmu demi Mauren?""Bukankah begitu?" balas Naomi.Pria itu terdiam dan menatap Naomi dengan kobaran api di matanya. Di sisi lain, Naomi justru memandangnya seperti orang asing. Entah sejak kapan, mereka jadi tidak percaya pada satu sama lain lagi? Naomi sebelumnya tidak pernah menyangka hubungan mereka akan berakhir menjadi seperti ini, tapi akhirnya ....Naomi m
Di Harison Group, Naomi melihat Eden, Nilam, dan karyawan lainnya keluar masuk ruangan. Karyawan dari beberapa departemen pun menghadiri rapat mendadak. Clay juga tampak tegang. Namun, Naomi tidak merasa kasihan kepada Clay.Seperti yang dikatakan Clay, malam ini mereka semua tidak perlu tidur lagi. Proyek di luar negeri bermasalah, hal ini sangat merepotkan. Semua karyawan dari setiap departemen kembali ke kantor untuk lembur dan membereskan masalah ini. Setelah rapat 3 kali, Clay baru beristirahat. Dia duduk di depan Naomi yang hampir tertidur.Naomi merasakan tatapan Clay, dia langsung tersadar dan berkomentar sembari memelototi Clay, "Aku berharap perusahaanmu nggak bisa melewati malam ini.""Sebaiknya kamu berdoa malam ini semua masalah bisa diselesaikan. Kalau tidak, kamu juga tidak usah tidur," ancam Clay. Ini artinya, jika Clay tidak bisa tidur, Naomi harus menemaninya.Ini adalah pembalasan dari Clay. Gibson mencari masalah dengan Clay, jadi Clay juga menyeret Naomi. Harus dia
Suasana di ruangan kantor sangat tegang. Eden mengangguk dan berucap, "Oke. Aku akan menyelidikinya."Kemudian, Eden keluar. Sementara itu, tatapan Clay menjadi dingin. Dia tidak berhenti merenung. Saat Eden memegang gagang pintu, Clay berseru, "Tunggu dulu!"Eden berujar, "Ada apa, Pak?"Clay memerintah, "Selidiki juga apakah Mauren punya musuh lain atau tidak.""Siap!" sahut Eden.Clay merasa masalah ini berhubungan dengan Naomi. Namun, belakangan ini banyak hal yang terjadi sehingga keyakinan Clay mulai goyah. Itulah sebabnya, kali ini Clay tidak berani bertindak gegabah saat menghadapi Naomi. Apalagi, Naomi tidak pernah mengakui bahwa dia terlibat dalam masalah Mauren.....Sementara itu, Naomi sangat sibuk. Acara peluncuran produk baru sudah berakhir dan sangat berhasil. Studio Ode juga sibuk. Ditambah lagi, proyek Bradlie sudah dimulai. Naomi harus mengurus detail-detail pada denah. Itulah sebabnya, Naomi berniat untuk tinggal di kantor. Saat Clay menelepon, Naomi merasa gusar.N
Ketika keluar dari perusahaan, Odele melihat Corin yang berjalan ke arahnya. Jika dibandingkan dengan Corin, penampilan Odele jelas lebih anggun. Odele pun kira-kira tahu apa yang terjadi saat melihat Corin."Kak Odele datang untuk mencari kakakku? Dia seharusnya sangat sibuk, 'kan? Apa kamu sempat bertemu dengannya?" Corin tampak sangat angkuh."Kamu yang melakukannya?" tanya Odele dengan ekspresi masam."Maksudnya? Aku nggak mengerti," sahut Corin."Huh, silakan berbangga sekarang. Menurut tebakanku, dia akan menikahi Naomi kembali sebentar lagi. Ketika saat itu tiba, kamu nggak akan bisa melakukan apa pun lagi!" jelas Odele.Ekspresi Corin sontak membeku. Odele tahu seperti apa kepribadian Corin, hanya Keluarga Harison yang masih dibutakan oleh wanita ini.Setelah Odele pergi, Corin menoleh dan menatap sosok belakang Odele sambil meludah. Kemudian, dia berjalan ke lift khusus presdir dengan angkuh.....Begitu Clay kembali ke ruang kantornya, Corin pun tiba. Corin tersenyum berseri-
"Kamu nggak mungkin mampu membuat Keluarga Harison bangkrut!" ujar Clay dengan sinis. Dia langsung melepaskan Naomi.Clay duduk di sofa, lalu menyalakan rokok dan melanjutkan, "Sebentar lagi Corin ulang tahun. Dia sudah mengincar perhiasan Posh Jewelry selama bertahun-tahun. Kamu siapkan 1 satu set untuknya."Corin belum pernah mendapatkan perhiasan Posh Jewelry padahal sudah mengincarnya selama beberapa tahun. Sudah jelas produk Posh Jewelry sangat digemari banyak orang. Naomi menyahut, "Nggak bisa. Perhiasan yang diinginkan Corin itu edisi terbatas."Clay menimpali, "Sekarang kamu itu presdir Posh Jewelry."Naomi menanggapi, "Jumlah produk ditentukan oleh dewan direksi. Aku nggak berhak mengambil keputusan.""Naomi!" seru Clay.Naomi berkata, "Oh, aku lupa. Kamu memang suka mengubah aturan, tapi Posh Jewelry berbeda dengan perusahaanmu. Jumlah produk yang sudah ditentukan nggak bisa diubah lagi."Naomi meneruskan ucapannya, "Apa aku harus mengubah aturannya demi hubunganku dengan Cor
Naomi merasa kalut begitu mendengar Bradlie akan kembali. Sampai sekarang, Gibson hanya tahu bahwa Bradlie tidak bisa datang ke Kota Lathe karena ulah Clay. Namun, perusahaan dan Bradlie sama sekali tidak mengetahui hal ini. Naomi merasa bersalah."Sepertinya, Bradlie sudah berhasil menyelesaikan masalahnya," ujar Naomi yang merasa lega.Gibson berkomentar, "Bradlie memang anak muda yang hebat."Ucapan Gibson memang terdengar ambigu, tetapi Naomi bisa merasakan desakan dari Bradlie kali ini. Naomi tidak menanggapi perkataan Gibson. Kemudian, Gibson membicarakan masalah pekerjaan dengan Naomi. Dia mengajari Naomi cara untuk mengelola perusahaan. Naomi mendengarkannya dengan serius.Setelah mengakhiri panggilan telepon, sekretaris berjalan masuk ke ruangan dan melapor, "Bu Naomi, Pak Clay sudah datang."Naomi baru saja menenangkan dirinya. Namun, ekspresinya langsung berubah sesudah mendengar laporan sekretaris. Clay datang bersama Eden yang membawa kotak makanan.Naomi tidak menyangka C
Naomi tersenyum sinis, lalu membuka pintu mobil. Naomi langsung naik ke mobil karena malas meladeni Corin.Melihat Naomi mengabaikannya, Corin segera menahan pintu mobil Naomi dan bertanya, "Naomi, sekarang kamu merasa bangga sekali, ya? Memangnya apa yang perlu dibanggakan darimu?""Aku nggak punya waktu untuk meladenimu," ujar Naomi dengan acuh tak acuh. Dia sama sekali tidak peduli dengan Corin yang marah-marah.Hal yang paling mengesalkan adalah orang lain mengabaikanmu setelah kamu merencanakan sesuatu untuk mencelakainya."Aku mau beli perhiasan itu, kenapa kamu nggak mau menjualnya? Apa kamu nggak takut aku melaporkanmu?" tanya Corin.Naomi menimpali, "Kamu mau melaporkanku dengan alasan apa? Posh Jewelry selalu mengeluarkan produk edisi terbatas setiap tahun. Kalau kamu nggak mendapatkannya, berarti kamu yang terlalu lambat."Corin berujar, "Kamu ...."Naomi bertanya, "Apa masih ada urusan lain?"Corin mengingatkan, "Naomi, kamu jangan terlalu sombong!""Singkirkan tanganmu!"
Begitu Indira melontarkan ucapannya, suasana menjadi hening. Mauren memang tidak menyukai Corin, dia bahkan menganggap Corin sebagai rekan yang tidak bisa dipercaya. Namun, status Corin di Keluarga Harison masih berguna bagi Mauren.Melihat Mauren yang tidak berbicara, Indira berujar dengan tatapan dingin, "Mauren, aku ingat kamu itu pintar sekali. Jadi, jangan bertindak bodoh."Mauren menyahut, "Nggak ada yang memberikannya kepadaku, itu ponselku sebelumnya.""Benaran?" tanya Indira."Iya," jawab Mauren sembari mengangguk.Indira menarik napas dalam-dalam dan berusaha menahan emosinya. Kemudian, Indira berdiri dan melirik pelayan di belakang Mauren sekilas. Indira mengulurkan tangan dan pelayan yang merasa gugup berujar, "Nyo ... Nyonya."Mauren yang mendengar suara pelayan bertanya, "Apa maksud Bu Indira?"Indira menyahut, "Mauren, aku harap kamu nggak menelepon Clay lagi."Mauren bertanya balik, "Apa karena kakakku? Seingatku, kamu nggak menyukainya."Indira menjelaskan, "Tapi, kamu
Clay dan Naomi saling menatap dan berselisih satu sama lain. Mereka sama-sama memancarkan aura yang menakutkan. Tak lama kemudian, Clay berkata, "Naomi, nyalimu besar sekali!""Clay, jangan memaksaku!" ucap Naomi. Dia bersedia tinggal di sini karena situasi yang dihadapi oleh Gibson. Namun, ini sudah menjadi batas toleransinya.Clay tentu memahami maksudnya. Jika dia terus memaksanya, Naomi mungkin akan .... Setelah menarik napas dalam-dalam, Clay pun menenangkan diri sambil berjanji, "Aku tidak akan mengulanginya lagi!""Boleh saja kalau kamu mau pergi mencarinya, tapi jangan berurusan lagi denganku!" jelas Naomi yang enggan mengalah.Telepon barusan membuat Naomi paham bahwa hubungannya dengan Clay telah memicu amarah beberapa orang. Begitu murka, mereka sama sekali tidak dapat mengendalikan diri.Sementara itu, Clay baru saja membuat rumor pada siang hari bahwa mereka mungkin masih belum bercerai atau sudah rujuk, tetapi dia malah berkemudi ke Zerant malam harinya. Sebenarnya, dia i
Setelah mematikan telepon Naomi, Indira langsung menelepon putranya. Di ujung telepon, Clay berkata, "Halo.""Kamu pergi ke mana?" tanya Indira.Clay menjawab, "Zerant!""Apa-apaan kamu! Cepat putar balik sekarang. Nggak peduli apa yang terjadi sama Mauren, Ibu akan mengurusnya!" marah Indira.Saat ini, Clay yang berada di mobil bertanya dengan nada serius, "Siapa yang kasih tahu Ibu?" Dia baru saja keluar dari Red Leaf, tetapi Indira malah langsung meneleponnya. Apa yang pertama terlintas di benak Clay adalah ada mata-mata Indira di Red Leaf.Indira menjawab, "Kamu nggak perlu tahu siapa yang kasih tahu Ibu, tapi Clay, masalah ini nggak sesederhana itu. Ibu harap kamu bisa mengerti!""Apa maksudnya?" tanya Clay.Indira menjelaskan, "Hubunganmu dengan Naomi baru ada kemajuan, tapi Mauren langsung mencarimu. Ibu curiga ... ada dalang yang bantu wanita itu!"Sebelumnya, Indira tidak pernah memikirkan hal ini. Dia hanya menganggap semua itu sebagai kelicikan Mauren. Akan tetapi, setelah d