Share

Bab 245

Author: Imgnmln
last update Last Updated: 2025-04-21 01:08:05

Di tengah malam yang mencekam, tanaman tingkat tinggi itu berkilau dalam kegelapan, menjanjikan terobosan besar bagi basis kultivasi dan sumber daya langka yang selalu menggoda para murid. Namun, sesungguhnya, tanaman herbal ini hanyalah umpan yang disusun dengan cermat oleh pihak yang licik. Duncan dan Asra hanyalah pion dalam permainan ini, sementara sasaran sebenarnya adalah Zyran. Tak ada pilihan lain baginya selain menyelamatkan kedua sahabat itu, meskipun harus melawan arus nasib.

Lokasi jebakan ini terletak di pegunungan Lunaira, lebih tepatnya sebuah lembah yang dipilih dengan perhitungan matang. Hanya seratus mil jauhnya dari Sekte Pedang Ilahi, pegunungan Lunaira tetap terpencil, dengan alam yang hampir tak tersentuh. Di sisi kiri lembah, hutan lebat menyembunyikan rahasia gelap, sementara di seberangnya, gunung hijau terbentang luas. Sungai pegunungan Lunaira yang jernih mengalir bak pita hijau yang memisahkan dunia, menambah kesan magis dan misterius pada tempat itu.

Di ba
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Kebangkitan sang Dewa Naga   Bab 246

    Seketika itu juga, tatapan tajam Zyran memfokuskan seluruh kekuatannya pada Manji, yang terkejut mendengar suara itu. Di sekelilingnya, Kurtopi dan Carolus yang sebelumnya bersiap untuk melawan, kini terdiam dalam kekaguman dan ketakutan yang mendalam. Zyran, dengan keberanian dan tekad yang membara, melangkah maju, siap menghadapi ketiga orang itu demi menyelamatkan Duncan dan Asra, serta membalaskan dendam atas jebakan keji yang telah dirancang oleh Aula Mytic."Biarkan mereka merasakan kekuatan sejati!" teriak Zyran, menebarkan aura yang menakutkan, siap menantang siapa pun yang berani menghalangi jalannya.Asra, terikat pada batang pohon tua, menatap ke arah kilatan keemasan yang mendekat. Suaranya pecah saat ia menangis. "Zyran .… selamatkan aku!”Sekali pandang, Zyran berdiri di tepi hutan lebat, wajahnya ditutupi bayang-bayang. Meskipun tahu bahaya mengintai, dia tak ragu melangkah maju. Setiap langkahnya membelah kabut malam, aura pembunuh membumbung seolah tanah pun berguncan

    Last Updated : 2025-04-21
  • Kebangkitan sang Dewa Naga   Bab 247

    Suara menggelegar membelah langit kelam—niat pedang Zyran melesat tajam, menghancurkan pusaran angin hitam Carolus seolah hanya kabut tipis. Riak energi yang tersisa mencambuk tanah, membuat bebatuan melayang dan udara bergetar.“T-Tidak mungkin!” Carolus melotot, urat di pelipisnya menegang. "Satu telapak tangan... menghancurkan—"Tubuhnya terpental ke belakang, napasnya terhenti sejenak. Di belakangnya, Kurtopi menegang. Sosoknya yang biasanya dingin kini tampak goyah. Dalam benaknya, keraguan mulai merayap. “Anak ini .… dia bukan sekadar murid biasa.”Namun rasa takutnya ditutupi kesombongan. Mereka masih berdua. Mereka masih bisa menang, bukan?Di sudut lapangan, Duncan dan Asra duduk bersila, tubuh mereka dibalut cahaya halus saat berjuang membebaskan kultivasi mereka dari segel. Baruka berdiri di depan mereka, waspada.Kurtopi mendengus. “Lucu sekali, mereka pikir bisa kembali bertarung? Bahkan jika mereka pulih, mereka takkan menyentuhku sedikit pun.”Zyran menatap Kurtopi dan

    Last Updated : 2025-04-22
  • Kebangkitan sang Dewa Naga   Bab 248

    Namun Zyran tak gentar. Dia hanya melangkah maju, satu langkah dua langkah, setiaplangkah kakinya seakan membawa kematian. Ujung pedangnya terarah mantap ke dada Kurtopi.“Kau tak cukup berharga untuk mati bersamaku,” suaranya dingin menusuk tulang dan seketika, cahaya ungu meledak dari bilah pedang, menusuk lurus ke jantung Kurtopi."ARGH!" Jeritan Kurtopi melengking, lalu tubuhnya jatuh, membeku dalam posisi terkapar. Aura hidupnya menghilang begitu cepat seakan terhisap ke dalam kekosongan, namun dia masih menghembuskan nafasnya dengan lemas.Di kejauhan, Asra dan Duncan berdiri terpaku. Baruka bahkan mencengkeram gagang senjatanya, tangan bergetar."Siapa sebenarnya Zyran?" gumam Asra lirih."Bukan manusia biasa, dia …. monster. Atau mungkin lebih dari itu," sahut Baruka, nadanya nyaris penuh kagum dan ketakutan.Tawa mereka bukan karena kemenangan, melainkan karena kesadaran yang menghantam keras, betapa bodohnya mereka meragukan Zyran.“Monster! Zyran benar-benar monster,” gumam

    Last Updated : 2025-04-22
  • Kebangkitan sang Dewa Naga   Bab 249

    “Kau tak harus membunuh kami!” pekik Kurtopi, suaranya parau.Zyran hanya menghela napas. “Aku ingin kalian tahu, bahwa harga dari satu pilihan salah, bisa jadi hidupmu.”Dan dalam satu kilatan cahaya keunguan bercampur biru, dunia menjadi senyap kembali.Darah menguap di udara. Pedang panjang itu kini tertancap di tanah, dan Zyran membelakanginya, berjalan perlahan menuju rekan-rekannya.Duncan, Asra, dan Baruka menyambutnya dengan pandangan penuh rasa bercampur. takjub, gentar, dan kekhawatiran yang tak bisa disembunyikan.Asra menghela napas. “Zyran .... kenapa tidak biarkan mereka hidup dan bawa kebenaran itu untuk menyeret Jace keluar?”Zyran menoleh, dan senyumnya tipis seperti embusan angin dingin.“Karena mereka bukan pembawa kebenaran. Mereka adalah duri. Dan jika dibiarkan, duri akan menancap lagi. Aku tak akan biarkan itu terjadi.”Asra terdiam. Suara angin terdengar lebih kencang sekarang.“Lalu …. keluarga Mordin, keluarga Elijan, aula Mytic, mereka semua akan memburu kit

    Last Updated : 2025-04-22
  • Kebangkitan sang Dewa Naga   Bab 250

    Langkah Nachiro menggema seperti guntur di aula suci, tiap hentakan membelah ketegangan yang sudah menggantung pekat di udara.“Sampai bukti nyata dihadirkan,” suaranya berat, sekeras bilah pedang yang menghantam batu. "Zyran tetap berada di bawah perlindungan Aula Langka!”Aura spiritual meledak di udara. Kotaro dari Aula Mytic menatap tajam, pupilnya berpendar merah.“Kalau begitu, kau memilih jalan perang, Nachiro?” dengus Jace dengan nada tinggi.Sebelum jawaban sempat terlontar, Kyle, wakil ketua Aula Langka, melangkah maju. Cahaya api menyala samar di balik jubahnya, dan ketika dia bicara, suaranya tajam seperti ujung tombak. “Kami takkan mundur. Bawa perang itu, jika itu yang kau cari!”Aura para tetua meledak saling bertabrakan, menciptakan badai energi tak kasatmata. Udara menggigil. Murid-murid di sekeliling menahan napas. Sebagian gemetar, sebagian lain menatap dengan mata membara, menunggu letusan yang tak terelakkan.Tak! Tak! Tak!Langkah kaki tenang mengiris atmosfer me

    Last Updated : 2025-04-24
  • Kebangkitan sang Dewa Naga   Bab 251

    “Zyran, benar sekali!” seru Nachiro, matanya berbinar puas.Kyle mengangguk perlahan, napasnya terlepas lega.Zyran bukan hanya memiliki alasan, dia membawa bukti. Dan dengan itu, bahkan jika posisi aula Langka dianggap lemah, tidak ada lagi celah bagi mereka untuk diinjak."Zyran, luar biasa! Kita bisa bersikap rendah hati, tapi bukan berarti membiarkan mereka menyiramkan lumpur seenaknya!"“Siapa pun yang menyentuhmu, harus melewati kami dulu!”"Orang yang tidak mengusikku, tidak akan kuusik. Tapi kalau mereka berani menindasku, aku akan melawan! Para murid aula Mytic pantas mendapat balasannya, dan yang benar-benar pantas kehilangan nyawa …. kau, Jace!"Suara Zyran menggema—keras, membakar, tak terbantahkan. Alun-alun menjadi sunyi, hanya riuh napas terengah-engah para penonton yang tersisa.“Kalau aku mati hari ini, aku tidak akan menyesal!” Jace meraung, aura pembunuhnya menggelegar, menggulung ke segala arah."Tak perlu banyak bicara, tangkap dia untukku!" seru Kotaro garang.Em

    Last Updated : 2025-04-24
  • Kebangkitan sang Dewa Naga   Bab 252

    Dalam sepersekian detik, guru aula Mytic melihat celah. Dia menyerang Yuri!Yuri terlambat bereaksi, matanya melebar. “Sial!”Zyran, yang sebelumnya berseteru dengan Yuri, melihat itu semua dadanya terasa hangat. Yuri telah melindunginya, meski hubungan mereka buruk.Tanpa pikir panjang, kekuatan spiritualnya meledak. Cahaya ungu membara, dan energi pedang Wistoria di dalam tubuhnya mulai bangkit. "Kau pikir guru Mytic itu segalanya?!" Zyran meraung, menarik Yuri sambil menyerbu dengan kekuatan mendominasi.Yuri melongo, dia ingin menghentikannya, tapi aura Zyran yang tak kenal takut, tak bisa dihentikan—membuatnya terdiam. Semua tetua dan murid dari aula Langka dikerahkan untuk melindungi Zyran. Namun, justru Zyran yang melangkah maju, menantang bahaya demi menuntaskan kebenaran. Usaha semua orang seolah sia-sia. Inilah akhirnya atau mungkin awal dari sesuatu yang lebih besar.Di kejauhan, senyum tipis mengambang di wajah Guru aula Mytic. Matanya memantulkan bayangan Zyran yang akan

    Last Updated : 2025-04-24
  • Kebangkitan sang Dewa Naga   Bab 253

    Sementara itu.Di tengah alun-alun, kekuatan aura dan tekanan spiritual membelah udara. Puluhan tetua dan para pemimpin dari kedua aula berdiri saling berhadapan. Namun, hanya sedikit yang cukup kuat untuk ikut bermain di papan ini.Nachiro akhirnya turun tangan, melepaskan beberapa pukulan telapak tangan, menghentikan bentrokan paksa.“Aula Langka bukan tempat kalian bertingkah!” suaranya menggema dingin.Aura mereka mendominasi. Aula Mytic mundur perlahan, tertekan. Mereka datang dengan penuh percaya diri dan pulang dengan wajah tertampar.Kotaro meraung. “Kau melindungi pembunuh! Hal ini tidak akan selesai sampai di sini!”Kyle tertawa sinis. “Kau kira aku takut? Zyran tidak salah! Bahkan jika keamanan Sekte datang, aku akan berdiri di pihaknya!”Zyran melangkah maju, tatapannya tajam. “Jika keamanan sungguh adil, maka Jace yang harus bersiap celaka!”Tawa membahana dari aula Langka. Aula Mytic menggertakkan gigi, rasa malu, marah. dan tertekan menjadi satu.Ketika negosiasi tak la

    Last Updated : 2025-04-24

Latest chapter

  • Kebangkitan sang Dewa Naga   Bab 261

    Linus mendekat setengah langkah. “Cepat sebutkan namamu. Jangan paksa aku untuk mengingatmu lewat cara lain,” kata-katanya tajam seperti bilah dingin.“Bocah ini sudah gila!”“Hidupnya akan berakhir ditangan Linus!”“Kalau bukan Linus, aku sendiri yang akan turun tangan!”Semua orang mulai berbisik, dan tertawa sinis. Mereka membentuk lingkaran, semua orang menanti pertunjukan.Linus menyingsingkan lengan baju, aura spiritual menyembur dari tubuhnya. “Aku sudah lama di Sekte ini, belum pernah lihat murid baru searogan ini!”Zyran mengangkat dagunya sedikit, mencibir. “Lucu. Aku baru beberapa bulan di sini, tapi sudah bertemu banyak orang tolol yang merasa paling benar. Dan kamu bukan yang pertama.”Ucapan itu seperti cambuk api, wajah Linus membara. “Brengsek! Kau cari mati!” Dia mengayunkan tangan kanannya, kelima jari mengarah ke bahu kiri Zyran.Namun Zyran berputar ringan, menarik tubuh ke samping dengan teknik kilat. Telapak maut itu mengenai kehampaan.“Dia .… menghindar?” Serua

  • Kebangkitan sang Dewa Naga   Bab 260

    Suara Zyran membuat seisi ruangan terdiam.Beberapa wajah langsung berubah masam. Beberapa lainnya menahan tawa sinis. Tatapan jijik dan merendahkan jatuh bertubi-tubi ke arah pemuda berseragam murid aula Langka itu."Seorang sampah dari aula Langka berani ikut campur dalam pelelangan ini?""Seratus lima puluh ribu? Apakah dia gila?""Ah konyol sekali."Bisik-bisik penuh cemoohan terdengar dari berbagai sudut ruangan. Namun Zyran berdiri tegak, pandangannya datar, dan ia tersenyum tipis.Kayden mengerutkan kening. "Apa maksud saudara ini?""Tawaran," jawaban Zyran singkat, seperti sabetan pedang di malam sepi.Linus hampir meledak. "Kau .... anak kampung! Pernah dengar yang namanya harga lelang?!"Zyran hanya menggeleng pelan, dalam hatinya dia mencibir. "Manusia bodoh!" tapi dia tak bicara. Tak perlu membuang kata untuk orang yang tak akan paham.Pemilik toko mulai terlihat tak sabar. "Adik kecil, botol darah ini terlalu tinggi nilainya untuk level kultivasimu. Jangan buat masalah, i

  • Kebangkitan sang Dewa Naga   Bab 259

    Di sudut berbeda Sekte Pedang Ilahi, lampu-lampu lentera berkelip di jalan setapak ikonik. Zyran melangkah berwibawa menembus kerumunan menuju toko barang antik, tempat peraduan para pemburu harta. Aroma dupa bercampur tanah basah menyambutnya. Di balik plakat kayu berukir naga, piala ketakjuban terpajang, botol giok merah setinggi paha anak dengan isi cairannya merah pekat.Seorang murid halaman utama menyorongkan botol itu, napasnya masih terengah-engah. “Bendahara,” teriaknya penuh bangga. "Ini darah serigala merah tingkat dua, aku bunuh kemarin malam!” Sekilas kilat pedang dan semburan api di pakaiannya masih membekas di kainnya yang sobek. “Harga pembuka, tiga puluh ribu koin spiritual emas.”Desiran terpukau menyebar, mata murid lain berkilau serakah. Namun tiba-tiba, aroma darah dalam botol itu berbaur dengan aura barang Zyran yang tertanam di jubahnya. Dia mencondongkan tubuh, menatap botol dengan senyum sekejap. "Darah serigala merah memang langka. Tapi tahukah kalian, jejak

  • Kebangkitan sang Dewa Naga   Bab 258

    "Benarkah? Itu .... Pedang Kristal yang legendaris itu?" teriak salah seorang menyadarkan Zyran."Walau rusak, tetap bernilai tinggi!""Kenapa keberuntunganmu sebaik ini, hah?!"Para murid dari halaman utama mendesak maju, iri dan kagum.Transaksi sudah selesai, tak peduli sehebat apa pun barang itu, hak sudah berpindah tangan.Mereka hanya bisa menggigit jari.Zyran berdiri di tengah kerumunan, tenang dan tak terpengaruh. “Jadi itu hanya tiruan dari pedang Phoenix?” gumamnya pelan, tatapannya dalam dan senyumnya tipis.Kalau saja mereka tahu .… Bahwa pedang asli itu sudah menjadi bagian dari jiwa pedang Wistoria dan sudah menyatu dengan tubuhnya.Zyran tersenyum samar dan menggeleng pelan.Melihat ekspresinya, beberapa murid tampak terganggu. "Wah, kamu terlihat sangat sombong, ya?""Kau, murid aula Langka, tapi begitu sombong dan arogan!""Dasar anak desa!"Zyran hanya menghela napas malas. “Selalu saja ada idiot di mana-mana,” pikirnya.Dia sudah menghabiskan waktu berjam-jam di da

  • Kebangkitan sang Dewa Naga   Bab 257

    Tawa Evander yang terdengar keras membuat suasana semakin tegang. "Bagaimana mungkin kamu memiliki material monster level dua? Bahkan murid aula Langka seperti kamu—" dia terhenti, terkejut.Zyran tidak memberi perhatian pada Evander, dia hanya mengeluarkan tiket perak dari saku kirinya dan, dengan gerakan santai, menuangkan sejumlah bahan monster dari kantong penyimpanan yang dia pegang. Tumpukan bahan monster, darah monster, kulit, tulang, urat, segala jenis material muncul di atas meja. Semuanya tertata rapi, dan kualitasnya jelas tinggi.Mata para pengamat langsung melebar. "Ini .... ini bukan palsu, kan?" suara-suara tercengang terdengar di belakang. "Bagaimana dia bisa memiliki bahan monster itu?"Penjaga toko menelan ludah, matanya terbelalak. "B-bahan monster tingkat dua?" katanya, suaranya bergetar. "Semuanya?!" jawabnya dengan terbata-bata.Zyran menyentuh dagunya, tampak memikirkan sesuatu. "Haruskah saya menggunakan bahan monster atau perak, pemilik toko? Apa pendapat Anda

  • Kebangkitan sang Dewa Naga   Bab 256

    Penjaga toko mulai ragu, melihat keteguhan Zyran. Namun, suasana semakin panas, dan ketegangan terasa semakin jelas di udara. Zyran tidak menunjukkan sedikit pun rasa takut, meskipun para murid di sekitarnya terus meremehkannya.Zyran mengerling sejenak kepada mereka yang mengolok-oloknya, lalu berkata dengan nada datar. "Serigala berekor besar bersembunyi di balik kata-kata kalian, hanya berani menggonggong di belakang. Tapi pada akhirnya, kalian hanya bisa duduk dan melihat."Beberapa murid itu terdiam, wajah mereka berubah merah karena malu. Tapi mereka tidak bisa membantah, bahkan jika mereka ingin. Zyran hanya tersenyum tipis, mengabaikan mereka yang masih berusaha merendahkan dirinya.Evander mengejek lagi. "Kau ingin membeli elixir jiwa? Aku rasa itu lebih baik menjadi impian saja. Tidak mungkin kau mampu!"Namun, Zyran hanya menatapnya dengan penuh ketenangan, memandang orang yang begitu angkuh dengan pandangan kosong.Penjaga toko tidak bisa menyembunyikan sikap dinginnya ter

  • Kebangkitan sang Dewa Naga   Bab 255

    Di ruang kultivasi tertutup.Keringat menetes dari pelipisnya, tubuhnya bergetar di bawah tekanan energi spiritual yang semakin tak stabil. Lima puluh elixir telah habis, dan tubuhnya mulai menggigil, bukan karena dingin, tetapi karena ketergantungan yang mendesak."Aku tak punya waktu lagi," gumamnya, sebelum berdiri dan mengenakan jubah gelapnya, dia keluar dengan langkah tegas. "Jika aku harus menghadapi badai, maka aku akan berjalan ke arahnya."***Auction Sekte, pusat perdagangan rahasia Sekte Pedang Ilahi.Kota kecil dalam perguruan tinggi itu ramai, seperti sarang lebah yang terus bergerak. Cahaya lentera oranye keemasan menggantung dari bangunan-bangunan tua, menari ditiup angin.Zyran menapaki jalan batu, memasuki lorong berliku menuju sebuah toko legendaris yang menyimpan rahasia artefak dari zaman kuno. Namun saat dia masuk, dia merasakan hawa aneh, aura kuat memenuhi ruangan. Beberapa murid halaman utama berkumpul, menatap sebuah kotak kayu dengan penuh hasrat.Evander me

  • Kebangkitan sang Dewa Naga   Bab 254

    "Berhenti!"Suara Nachiro meledak seperti guntur dan dia maju, tubuhnya menyala dengan cahaya spiritual yang membungkusnya seperti baju zirah ilahi. Di belakangnya, para tetua dan guru aula Langka berdiri."Dengan kami di sini, siapa yang berani menyentuhnya?!"Lantai aula bergetar karena kekuatan spiritual yang melonjak. Atmosfer berubah. Seolah-olah dua kekuatan besar hendak saling bertabrakan, memicu perang internal yang mengerikan.Kotaro mencengkeram tongkatnya, matanya menyala penuh dendam. Namun, dia tahu jika tinggal lebih lama hanya akan mempermalukannya lebih jauh. "Baik! Biarkan anak itu hidup sedikit lebih lama. Kita lihat berapa lama dia bisa bertahan!" dia membalikkan badan, pergi tanpa menoleh.Namun, suara Zyran kembali terdengar. "Eh? Tuan Kotaro, tunggu!"Kotaro mempercepat langkahnya. Tidak, kali ini dia tidak akan jatuh dalam perangkap anak itu lagi.Zyran hanya tertawa pelan. Kyle dan Grace ikut tertawa, bahkan beberapa guru ikut tersenyum geli."Yuri," kata Kyle,

  • Kebangkitan sang Dewa Naga   Bab 253

    Sementara itu.Di tengah alun-alun, kekuatan aura dan tekanan spiritual membelah udara. Puluhan tetua dan para pemimpin dari kedua aula berdiri saling berhadapan. Namun, hanya sedikit yang cukup kuat untuk ikut bermain di papan ini.Nachiro akhirnya turun tangan, melepaskan beberapa pukulan telapak tangan, menghentikan bentrokan paksa.“Aula Langka bukan tempat kalian bertingkah!” suaranya menggema dingin.Aura mereka mendominasi. Aula Mytic mundur perlahan, tertekan. Mereka datang dengan penuh percaya diri dan pulang dengan wajah tertampar.Kotaro meraung. “Kau melindungi pembunuh! Hal ini tidak akan selesai sampai di sini!”Kyle tertawa sinis. “Kau kira aku takut? Zyran tidak salah! Bahkan jika keamanan Sekte datang, aku akan berdiri di pihaknya!”Zyran melangkah maju, tatapannya tajam. “Jika keamanan sungguh adil, maka Jace yang harus bersiap celaka!”Tawa membahana dari aula Langka. Aula Mytic menggertakkan gigi, rasa malu, marah. dan tertekan menjadi satu.Ketika negosiasi tak la

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status