Home / Urban / Kebangkitan Naga Perang / 488. Ancaman Katrin

Share

488. Ancaman Katrin

Author: Zhu Phi
last update Last Updated: 2025-03-25 23:30:04

Teror Katrin Chow terus menghantui para demonstran, ibarat semut yang sewaktu-waktu bisa diinjak dan dihancurkan olehnya tanpa ampun. Napas mereka tersengal, keringat dingin mengalir di pelipis meski matahari terik membakar langit Kartanesia.

"Apa kalian masih ingin menghancurkan Menara Naga Perang?" Suaranya rendah, namun tajam bagaikan bilah pisau yang siap mengiris keberanian mereka. Seketika angin dingin menyelinap di antara kerumunan, bertentangan dengan panas yang membara di udara. Tubuh mereka gemetar, bukan hanya karena hawa yang aneh itu, tapi juga ketakutan yang mengunci hati mereka.

Bahkan para petugas keamanan Menara Naga Perang yang berdiri menyaksikan pun mulai merasa ketakutan. Mereka tahu betul betapa mengerikannya kemarahan CEO mereka. Jika Katrin bisa melakukan ini kepada para demonstran, apa yang akan terjadi jika mereka suatu hari menjadi targetnya?

Seluruh demonstran saling berpandangan, wajah-wajah mereka pucat pasi, seakan darah telah terkuras dari tubuh mereka.
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Kebangkitan Naga Perang   489. Godaan Uang Satu Milyar

    Pemuda berambut gondrong itu membuka mulut, seolah hendak mengucapkan sesuatu. Tapi sebelum satu kata pun keluar, napasnya tersengal. Matanya melebar, seakan menyadari ada sesuatu yang tidak beres. Lalu, dari sela-sela bibirnya, busa putih berbuih, meluber hingga dagunya. Tubuhnya mendadak menegang, bergetar hebat seperti seseorang yang disambar listrik. Lalu, dalam satu kedutan terakhir, matanya membelalak kosong. Ia ambruk ke aspal berdebu dengan suara yang memekakkan hati.Kerumunan demonstran yang semula meneriakkan tuntutan kini terdiam sejenak sebelum kepanikan meledak seperti gelombang pasang. Orang-orang saling bertubrukan saat mereka mundur, wajah mereka dipenuhi ketakutan dan kebingungan. Bisikan-bisikan cemas menyebar di antara mereka, menggeliat seperti ular berbisa di tengah kegaduhan."Itu pasti ulah wanita iblis itu," seseorang berbisik tajam, suaranya mengandung tuduhan yang menusuk.Katrin berdiri terpaku, jantungnya berdentam begitu keras hingga ia merasa telinganya

    Last Updated : 2025-03-26
  • Kebangkitan Naga Perang   490. Penyesalan Vera Huang

    Vera Huang berdiri mematung, napasnya tertahan di tenggorokan. Pemandangan di hadapannya seperti mimpi buruk yang tak berkesudahan. Para demonstran yang tadi berteriak lantang menuntut keadilan kini bergelimpangan di tanah, tubuh mereka bersimbah darah. Jeritan kesakitan menggema di udara, bercampur dengan suara panik para demonstran yang berusaha melarikan diri tapi tidak bisa karena terkurung energi spiritual dari Karen Chow..Jantungnya berdegup kencang. Ia tak pernah membayangkan rencananya untuk membalas dendam akan berujung seperti ini. Seharusnya ini hanya demonstrasi damai, hanya sebuah gerakan protes untuk menuntut Wang Industries mengembalikan investasinya. Namun, apa yang terjadi justru jauh di luar perkiraannya.Semuanya berawal dari pagi itu, saat ia melangkah keluar dari Menara Naga Perang dengan wajah memerah oleh amarah dan rasa malu. Rendy Wang, pria yang pernah ia hina dan usir dari keluarganya, ternyata bukanlah pria miskin tak berguna seperti yang ia kira. Ia adala

    Last Updated : 2025-03-27
  • Kebangkitan Naga Perang   491. Fenomena Aneh

    Katrin merasakan keringat dingin mengalir di pelipisnya. Napasnya memburu, jantungnya berdegup kencang. Situasi di sekelilingnya semakin kacau, dan ia mulai kewalahan menghadapi kekacauan yang terjadi di hadapannya.Organisasi besar ini tidak main-main. Mereka mempermainkan Naga Perang dengan cara yang licik dan keji, memanfaatkan Vera Huang yang tengah berseteru dengan Wang Industries. Katrin berpikir keras. Musuh-musuh Naga Perang yang ia kenal biasanya memilih konfrontasi langsung, bukan cara kotor seperti ini—cara yang melibatkan nyawa orang-orang tak berdosa.Negeri Malam juga tidak akan melakukan cara kotor seperti ini untuk menjatuhkan Naga Perang dan Wang Industries.Akan sulit untuk membersihkan nama Naga Perang dan wang Industries dengan banyaknya korban yang tewas saat unjuk rasa di Menara Naga Perang.Teriakan massa yang berunjuk rasa menggema di udara. Mereka tak tahu bahwa tubuh mereka telah disisipi sesuatu yang bisa membunuh mereka kapan saja. Seperti pasukan bunuh dir

    Last Updated : 2025-03-28
  • Kebangkitan Naga Perang   492. Penembak Jitu

    Katrin berputar dengan refleks secepat kilat, tubuhnya merunduk rendah hingga peluru itu hanya meleset beberapa sentimeter di atas kepalanya. Ia mendongak, mencari asal tembakan. Di antara kerumunan yang beringas, ia melihat sosok bertudung hitam berdiri di atas atap gedung yang menghadap langsung ke Menara Naga Perang."Penembak jitu," desis Katrin, matanya menyipit tajam.Ia tak punya waktu untuk berpikir. Dengan kecepatan luar biasa, ia menendang tanah, melesat menuju gedung terdekat. Tangannya menggenggam belati kecil yang selalu ia simpan di sabuknya. Jika ia bisa mendekati penembak itu, ia masih punya peluang untuk menginterogasi siapa dalang di balik semua kekacauan ini.Namun, sebelum ia bisa mencapai gedung, suara desingan peluru kembali terdengar. Kali ini, peluru itu bukan hanya diarahkan padanya—tetapi juga kepada para demonstran yang sudah kehilangan akal sehat mereka. Mereka ditembaki tanpa ampun, seperti binatang yang harus dieliminasi."Sial!" Katrin mengumpat. Musuh i

    Last Updated : 2025-03-30
  • Kebangkitan Naga Perang   493. Vera Yang Menyebalkan

    Katrin berlari menuruni tangga darurat, napasnya memburu seiring dengan detak jantung yang masih berpacu kencang. Sisa ledakan dari granat tadi masih mengaburkan pandangannya dengan kabut asap yang menguar, menyisakan bau mesiu yang menusuk hidung. Suara erangan dan tangisan samar terdengar dari jalanan yang porak-poranda, bercampur dengan aroma anyir darah yang mulai mengering di aspal retak. Ia menggertakkan giginya. Ini bukan sekadar bentrokan biasa. Ini pembantaian. Matanya menyapu area sekitar. Ia mencari sosok yang bersembunyi di antara bayang-bayang rerimbunan pohon besar di tepi jalan. Dan di sanalah Vera Huang berdiri, kaku seperti patung batu. Tangannya mencengkeram batang pohon seolah takut dunia di sekitarnya runtuh begitu saja. Matanya yang membelalak penuh ketakutan memantulkan cahaya redup lampu jalan yang berkedip-kedip, seakan ikut menjadi saksi bisu tragedi ini. Katrin merasakan sesuatu yang panas menjalar dalam dirinya—bukan hanya kemarahan, tetapi juga kekecewaan

    Last Updated : 2025-03-31
  • Kebangkitan Naga Perang   494. Kelicikan Vera Huang

    Rendy menatapnya dengan tatapan tajam dan dingin, matanya seperti dua bongkahan es yang menembus langsung ke dalam hati Vera. Rahangnya mengeras, garis-garis wajahnya tegang. "Kau menuduhku tanpa bukti, Vera. Apa yang sebenarnya kau tahu?" suaranya rendah, hampir seperti bisikan yang berbahaya. Tak ada lagi nada hormat di sana. Rendy bahkan tidak lagi memanggilnya "Mama"—sebuah isyarat nyata bahwa ia telah menghapus status Vera sebagai mertuanya. Vera mengepalkan tangannya, kukunya hampir mencengkeram telapak tangannya sendiri. Matanya berkilat penuh kemarahan, tapi ada sesuatu yang lebih dalam dari itu—ketakutan. Rendy sudah tidak mengakuinya di saat ia tahu kalau menantunya ini sangat kaya dan berkuasa. "Cukup untuk tahu bahwa kau selalu ada di mana kekacauan terjadi!" sergah Vera dengan suara bergetar. "Sejak dulu, Wang Industries selalu memiliki cara untuk menyingkirkan musuh-musuhnya. Dan sekarang? Kau membiarkan ini terjadi di depan mata kita semua?" Dari balik kepulan asap

    Last Updated : 2025-03-31
  • Kebangkitan Naga Perang   495. Organisasi Naga Hitam

    Rendy menatap emblem berukiran naga hitam yang menggantung di depannya. Ukiran itu begitu detail, setiap sisik dan lekukan tubuh naga tampak begitu nyata, seolah siap menerkam siapa saja yang menantangnya. Namun, ada sesuatu yang mengusik pikirannya. Matanya menyipit, napasnya tertahan sesaat saat ia mencoba menggali ingatannya."Aku tidak pernah melihat simbol naga hitam ini..." gumamnya, suaranya dipenuhi kebingungan. Ia mengulurkan tangan, jari-jarinya nyaris menyentuh permukaan logam yang dingin.Dari sampingnya, Katrin menatap emblem itu dengan ekspresi tegang. Ia menghela napas sebelum berbicara, seolah mengumpulkan ingatannya yang telah lama terkubur. "Aku baru ingat... Simbol naga hitam ini sangat kuno. Dulu, ada organisasi yang ingin mengatur dunia ini sesuai keinginan mereka. Organisasi ini disebut... Organisasi Naga Hitam."Jantung Rendy berdetak lebih cepat. Ia melangkah mundur, rahangnya mengeras saat kata-kata Katrin menggema di benaknya. "Siapa yang berada di balik Orga

    Last Updated : 2025-04-03
  • Kebangkitan Naga Perang   496. Liciknya Vera

    Menara Naga Perang menjulang bak tombak raksasa yang menusuk langit kota Kartanesia. Dari kejauhan, bangunan itu tampak megah dan tak tergoyahkan, seperti penjaga abadi dari rezim kekuasaan yang disegani. Namun di kaki menara itu, tanah bergetar oleh amarah rakyat.Udara sore yang panas dan berdebu menyesakkan dada. Bau aspal terbakar dan peluh manusia berpadu dalam aroma ketegangan yang mengambang di sekeliling. Ratusan orang berjejal di depan gerbang utama, suaranya membentuk gelombang keras yang menampar dinding-dinding kaca.Polisi juga sudah mulai mengatur para demonstran yang mengamuk agar tidak melakukan tindakan yang merugikan Wang Industries."Turunkan Wang Industries! Hukum si pembunuh!" teriak seorang pemuda dengan suara parau, sementara tangannya menggenggam poster bergambar tengkorak bersanding dengan logo Wang Industries.Kain-kain spanduk berkibar liar, digigit angin sore yang keras, menyuarakan tuduhan keji terhadap konglomerat teknologi itu. Beberapa bahkan masih tern

    Last Updated : 2025-04-08

Latest chapter

  • Kebangkitan Naga Perang   515. Menghancurkan The Killer

    The Killer berdiri di tengah medan, darah hitam menetes dari lengannya, menodai tanah Negeri Malam yang retak. Untuk pertama kalinya dalam berabad-abad, ia merasakan tekanan—bukan dari satu musuh, tapi dari kekuatan bersatu.Jessy menggenggam erat pedang lebarnya yang bergetar karena energi spiritual. Napasnya berat, tapi matanya penuh keyakinan. Di sisi lain, Renata mengaktifkan mode serangan penuh dari Nova-Core, tubuhnya dilapisi armor spiritual tipis berkilau biru muda. Kupu-kupu logam di belakangnya mulai berubah, mengepakkan sayap berbentuk bilah tajam, siap menghujani The Killer kapan saja.Sementara itu, Rendy, walau masih berlutut dan tubuhnya gemetar, membuka matanya perlahan. Cahaya keemasan samar mulai berkedip di dalam irisnya — tanda bahwa sebagian kecil energi Naga Perang mulai bangkit kembali.The Killer menggeram rendah, suaranya seperti dua dimensi bertabrakan.“Aku... tidak akan berakhir di sini...”Dengan satu gerakan memutar, tubuhnya membelah menjadi sepuluh baya

  • Kebangkitan Naga Perang   514. Penyergapan The Killer

    Namun, di tengah keheningan yang sakral, di antara debu-debu yang melayang pelan bagai abu dupa, sebuah aura kelam menyusup perlahan. Tak seperti kebencian Azerith yang membara dan membuncah, aura ini dingin… nyaris tak terdeteksi, namun menyusup ke dalam setiap pori-pori dunia, seperti kabut maut yang tak menyuarakan langkahnya.Rendy jatuh berlutut. Pedang Kabut Darah tertancap lemah di sampingnya, menahan tubuhnya yang gemetar karena kelelahan. Luka-lukanya belum sembuh, dan energi spiritualnya hampir habis, terkuras oleh Segel Jiwa dan tebasan terakhir yang nyaris membelah dunia.Tiba-tiba, udara di belakangnya bergetar—bukan oleh angin, melainkan oleh kehadiran yang tidak seharusnya ada.Sebuah bisikan lirih mengalir di antara angin.“Akhirnya… saatnya menuai bayangan terakhir dari Naga Perang.”Rendy mengangkat kepala, pelan.Dari balik kegelapan yang masih menyelimuti sebagian Negeri Malam, muncul sosok yang menyatu dengan bayangannya sendiri. Hitam pekat tanpa bentuk jelas, wa

  • Kebangkitan Naga Perang   513. Segel Jiwa

    Azerith terdorong mundur, wajahnya kini lebih menyerupai bayangan iblis daripada manusia. Dengan tatapan penuh amarah dan kebencian, ia memutar tubuhnya. Pedang Iblis Merah ditebaskan dalam gerakan spiral yang nyaris mustahil ditangkap mata telanjang. Setiap sabetan memotong udara, menciptakan bilah-bilah energi merah gelap yang melesat seperti anak panah roh—menyasar bukan tubuh, tapi langsung pada jiwa.Namun, Rendy tak mundur.Dengan satu putaran cepat, Pedang Kabut Darah menyapu seluruh bilah serangan. Dalam sekejap, tercipta pusaran merah-putih yang menghisap dan membelokkan serangan itu, meledakkannya menjadi hujan cahaya yang luruh ke tanah seperti bintang jatuh yang kehabisan nyala.Azerith tertegun. Napasnya berat, jiwanya tergerus perlahan.Rendy berdiri di tengah pusaran cahaya yang perlahan mereda, tubuhnya luka namun tak gentar. Ia menatap lawannya—mata yang tak lagi menyimpan rasa benci, hanya keteguhan.“Aku tidak akan melawan kutukanmu dengan sihir,” gumamnya pelan namu

  • Kebangkitan Naga Perang   512. Pedang Iblis Merah Azerith

    Angin terhenti begitu saja, seperti makhluk hidup yang menahan napas. Debu menggantung di udara, tak sempat jatuh. Waktu—biasanya tak terbendung—kini seperti dipaksa berhenti, membeku dalam ketegangan yang mencekam.Dari balik semburan cahaya yang menyilaukan mata, dan langit yang retak seperti kaca dihantam palu raksasa, dua sosok berdiri. Tak sempurna. Tak utuh. Namun masih tegak—meski dunia seolah menolak keberadaan mereka.Rendy terhuyung, nafasnya tersengal seolah paru-parunya terbakar dari dalam. Darah mengalir dari pelipis dan sudut bibirnya, menggurat merah pekat di wajah yang dipenuhi luka dan debu pertempuran. Namun, cahaya merah menyala di sekeliling tubuhnya, tak padam sedikit pun. Justru semakin membara.Aura naga itu bukan lagi sekadar energi—ia menjadi bagian dari dirinya. Sisik merah menyala terbentuk dari cahaya murni, mengilap seperti batu rubi. Tanduk melengkung memanjang dari pelipisnya, sementara sayap raksasa perlahan mekar dari punggungnya, mengepak pelan seperti

  • Kebangkitan Naga Perang   511. Pertarungan Negeri Malam - II

    “Jangan menyerah!” Suara itu meluncur membelah senyap, nyaring dan penuh nyawa. Gaungnya memantul di tebing-tebing gelap Negeri Malam, menghentak dada siapa pun yang mendengarnya. Tegas. Tak tergoyahkan. “Kekuatan mereka memang besar… tapi bukan tak terbatas! Jika kita mampu bertahan, maka mereka akan tumbang—oleh kesombongan dan kekuatan mereka sendiri!”Laras berdiri terpaku. Nafasnya berat, terseret di antara angin dingin dan aroma darah yang menggantung di udara. Kepalanya menunduk perlahan, bayangan luka dan kehilangan berkecamuk di matanya. Dengan gerakan lirih, ia membuka payung ungu kesayangannya—gerakan kecil yang mengandung ribuan kutukan.“Ini sudah melewati batas…” ucapnya, suara nyaris tak lebih dari bisikan yang terbawa angin. Lalu, dengan ketenangan yang menakutkan, ia menancapkan payung itu ke tanah.KRAAAK ...Begitu ujung payung menyentuh tanah, suara retakan halus terdengar—seolah bumi sendiri merintih. Aura ungu merembes keluar dari celah tanah, melilit udara sepert

  • Kebangkitan Naga Perang   510. Pertarungan Negeri Malam

    Langit Negeri Malam seakan telah robek.Azerith melesat keluar dari kawah api yang ia ciptakan sendiri. Tubuhnya diselimuti aura hitam pekat, berkilauan seperti logam cair yang mendidih. Sayap iblis terbuka lebar di punggungnya—bukan sayap biasa, tapi sayap yang terbuat dari bayangan penderitaan ribuan jiwa. Di belakangnya, dua mata raksasa tanpa kelopak muncul di langit, menatap ke segala arah.“Rendy…” suara Azerith menggema seperti jeritan dari dasar neraka, “Aku sudah mati... berkali-kali... untuk negeri ini. Tapi ayah kami—ayahku—dibunuh olehmu. Kau dan ambisimu untuk perdamaian, hanya menyisakan pembantaian!”Rendy tak menjawab. Sorot matanya tajam, dan api merah dari Pedang Kabut Darah makin membara. Aura spiritual di sekeliling tubuhnya membentuk cincin cahaya merah tua yang berdenyut seirama dengan detak jantungnya.“Kau ingin kebenaran, Azerith?” seru Rendy, melayang perlahan maju. “Bukankah aku sudah bilang kalau ayahmu ingin menghancurkan dunia dan bersekutu dengann kekuata

  • Kebangkitan Naga Perang   509. Kehebatan Empat Penjuru Angin

    Tak jauh dari situ, Lintang mengangkat tongkatnya tinggi-tinggi. Tongkat itu memancarkan cahaya biru langit, lalu menyala terang seperti bintang meledak.“Wahai semesta! Beri aku kekuatan!”Lintang menghentak tanah dengan ujung tongkat. Seketika, dari bawah tanah muncul jaring akar-akar bercahaya yang menjulur dan menyambar para prajurit tanpa jiwa, menarik mereka masuk ke dalam bumi yang menganga. Suara jeritan mengerikan bergema ketika tubuh-tubuh itu ditelan tanah.Tiga prajurit melompat dari sisi kanan—Lintang memutar tongkatnya, mengubahnya menjadi cambuk cahaya. Dengan gerakan cepat dan presisi, cambuk itu membelit leher dan tangan lawan-lawannya, lalu ditarik ke satu arah hingga mereka saling bertabrakan dan meledak menjadi abu.*****Dari atas reruntuhan, melayanglah Lily, gaunnya mengepak, kipas giok di tangan kanannya terbuka perlahan.“Jangan meremehkan kelembutan…”Ia mengibaskan kipas sekali. Angin yang keluar bukan sekadar angin—ia adalah gelombang serangan berbentuk kelo

  • Kebangkitan Naga Perang   508. Kekuatan Naga Perang

    Rendy tak bergeming. Ia melangkah ke depan, dan setiap langkahnya seperti membangunkan tanah yang tertidur. Aura panas merambat dari tubuhnya, membuat udara di sekitarnya bergetar samar. Lalu, suara hatinya menggema—keras, tegas, mengguncang lebih dari sekadar suara.“Aku tidak takut pada mereka!” serunya, dan dalam sekejap, tubuhnya diselimuti oleh cahaya merah yang membakar. Dari balik punggung dan dadanya, muncul siluet seekor naga—merah membara, melingkar seperti pusaran petir yang hendak menerkam. Matanya menyala, dan setiap sisiknya memantulkan kilatan kekuatan purba.Lintang membeku. Matanya membelalak tak percaya. Di sebelahnya, Laras mundur satu langkah, tubuhnya bergetar hebat.“Mustahil…” bisiknya dengan suara tercekat. “Ras Naga sudah punah… jutaan tahun yang lalu…”Rendy menatap lurus ke mata Azerith. Tak ada keraguan. Tak ada gentar. Hanya kepercayaan yang tak tergoyahkan.“Ini bukan tentang balas dendam,” katanya pelan, namun suaranya mengandung kekuatan yang tak bisa di

  • Kebangkitan Naga Perang   507. Rahasia Keluarga Tanoto

    Kilatan petir terakhir mencabik langit, menyambar reruntuhan yang hangus di belakang Azerith. Sekilas, cahaya itu memahat siluet sosoknya yang menjulang tinggi, berdiri laksana dewa penghancur dengan pedang terangkat ke langit. Dari bilah senjata itu, lidah-lidah api neraka melompat liar, memekik dalam nyala yang bukan hanya membakar udara, tapi juga jiwa. Tangisan lirih bergema dari logamnya—jeritan ribuan roh yang terperangkap di dalam, merintih antara harapan akan kebebasan… atau kehancuran abadi.Sheila tersentak. Tumitnya bergeser ke belakang, satu langkah kecil yang nyaris tak terdengar. Bukan ketakutan yang membuatnya mundur, tapi sesuatu yang lebih kompleks—kesadaran akan kekuatan yang berdiri di hadapannya.“Rendy…” bisiknya, tangan refleks terangkat. Tapi sebelum ia bergerak lebih jauh, sebuah tangan menggenggam pergelangannya.“Jangan,” ujar Rendy pelan, suaranya rendah tapi tegas, nyaris seperti bisikan petir sebelum badai.Tatapannya tertuju penuh pada Azerith, dan di mata

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status