แชร์

Bab 19

ผู้เขียน: Sebastian Abraham
Retakan serupa jaring laba-laba muncul di batu bata di atas tanah. Andaikan Kristala dan Ronal bukan ahli Tingkat Pengumpul Energi, lutut mereka mungkin sudah hancur dan kaki mereka sudah lumpuh sekarang.

Keduanya meringis kesakitan. Begitu menengadah, mereka melihat Hugo berdiri di depan mereka dengan raut datar.

"Lagi-lagi kamu," geram Kristala.

Kristala dan Ronal tahu betul, hanya Hugo di antara orang-orang ini yang bisa menyerang mereka tanpa disadari siapa pun.

Kristala menatap wajah Hugo dengan dingin, seolah-olah ingin melahapnya. Kemudian, dia meraung keras, "Kalaupun kalian berlutut dan memohon ampun sekarang, aku nggak akan melepaskan kalian!"

Duk, duk! Dua tendangan kembali dilancarkan. Hugo menendang kedua orang itu bahkan tanpa melirik mereka.

"Kalian ingin aku berlutut? Mimpi saja sana," ujar Hugo.

Kristala dan Ronal sontak tertegun. Untuk sesaat, mereka bahkan melupakan rasa sakit karena tendangan Hugo tadi.

Bisa dimaklumi jika sebelumnya Hugo menampar mereka untuk membe
อ่านหนังสือเล่มนี้ต่อได้ฟรี
สแกนรหัสเพื่อดาวน์โหลดแอป
บทที่ถูกล็อก

บทที่เกี่ยวข้อง

  • Kebangkitan Kaisar Iblis   Bab 20

    Apa, 20% kekuatannya? Aldis memicingkan matanya dan berseru, "Basis kultivasimu berada di Tingkat Penempaan Tulang Kedelapan. Dua puluh persen dari kekuatanmu bahkan lebih dahsyat dari kekuatan penuh seorang ahli Tingkat Pengumpul Energi Kesembilan. Kamu jelas-jelas ingin membunuh kami!""Paman Silas, kumohon belas kasihan darimu. Daren masih anak-anak, dia nggak bersalah!" mohon Tiana dengan buru-buru.Namun, Silas hanya mendengus dan membuang muka. Kristala yang melihat ini pun tersenyum puas."Oke, kalau begitu aku duluan," ucap Hugo dengan datar sambil menyeringai.Whoosh! Tiba-tiba saja, jejak telapak tangan merah sudah muncul di udara. Silas tidak menyangka Hugo berani menyerang terlebih dahulu. Dia pun segera melepaskan auranya dan membalas dengan jurus telapak tangan.Duar! Disertai bunyi keras, jejak telapak tangan darah itu hancur. Aura lawan yang kuat membuat Hugo terdorong mundur belasan langkah. Namun, dia hanya didesak mundur tanpa mengalami luka apa pun."Basis kultivasi

  • Kebangkitan Kaisar Iblis   Bab 21

    Keempat orang itu keluar dari Kediaman Pramesti. Sepanjang jalan, Tiana dan Aldis gemetar ketakutan sambil sesekali menoleh ke belakang.Keduanya takut Silas tiba-tiba berubah pikiran dan mengejar mereka. Hanya Hugo yang tetap tenang. Meski begitu, matanya terlihat sedikit berkilat marah.Baru berjalan beberapa langkah setelah meninggalkan Kediaman Pramesti, Hugo tiba-tiba berhenti dan bertanya dengan dingin tanpa menoleh, "Nona, apa kamu masih punya tempat tujuan lain?"Mendengar ini, mata Tiana seketika berkaca-kaca. Dia menggeleng frustrasi. Aldis menghela napas dalam hati, ikut merasa gundah.Hugo menarik napas dalam-dalam dan menggertakkan giginya. Dia bersumpah dalam hati, suatu hari dia akan menghancurkan Keluarga Pramesti.Jelas-jelas hanya tinggal selangkah lagi hingga masalah kakak adik Keluarga Garjita terselesaikan. Sialnya, rencana Hugo dirusakkan oleh keegoisan ayah dan anak Keluarga Pramesti.Suatu hari nanti, andai Keluarga Pramesti benar-benar hancur, Silas pasti akan

  • Kebangkitan Kaisar Iblis   Bab 22

    Faktanya, yang paling senang saat Kristala ditampar adalah Tiana. Aldis menyadari hal ini, Hugo tentu saja juga sama.Namun, Hugo berpikir selangkah lebih jauh. Berhubung sudah terlanjur berseteru, mereka harus memahami seluk-beluk latar belakang musuh."Kalau begitu, Keluarga Rahagi pasti masih memiliki hubungan kekerabatan dengan Tujuh Keluarga Bangsawan," ucap Hugo.Tangan Tiana bergetar pelan. Dia bertanya dengan gugup, "Kamu tahu dari mana?" Detik itu, dia benar-benar berharap Hugo akan tertawa, lalu berkata bahwa dia hanya bergurau dan menakut-nakuti mereka.Sayangnya, Hugo malah menjawab dengan serius, "Gadis yang tadi berkoar-koar ingin kita mencicipi kehebatan Tujuh Keluarga Bangsawan.""Gi ... gimana bisa jadi begini? Kita sudah nggak sengaja menyinggung seseorang dari Tujuh Keluarga Bangsawan?" gumam Tiana, wajahnya seketika memucat. Otaknya seolah-olah berhenti berputar dan matanya hanya menatap kosong pada Hugo.Mata Aldis terbelalak dan jantungnya seakan-akan berhenti ber

  • Kebangkitan Kaisar Iblis   Bab 23

    Terdapat sebuah bangunan kuno di wilayah paling timur Kota Andaras. Gerbangnya yang menjulang tinggi hingga tiga puluhan meter memancarkan aura mengintimidasi dari jauh. Itu sebabnya, tidak ada orang yang berani berlama-lama dalam radius seratus meter dari situ.Hanya ada dua pengawal berjubah emas yang berjaga di luar gerbang. Namun, aura yang mereka pancarkan memberi kesan seolah-olah ada seratus pengawal imperial elite yang berdiri di sana.Kedua pengawal itu hanya berdiri diam, tetapi tempat-tempat yang mata mereka pindai terasa seperti dilewati tebasan pedang tajam. Orang biasa tidak akan berani bertemu pandang dengan mereka.Siapa sangka, empat sosok asing tiba-tiba muncul di tempat yang sangat jarang didatangi orang ini."Tingkat Pengumpul Energi Puncak!" gumam Hugo sambil berjalan mendekat.Tiana, Daren, dan Aldis mengikuti langkahnya dari belakang. Berbeda dengan sikap Hugo yang tenang, tubuh ketiganya sontak menegang ketika bertemu tatapan kedua pengawal itu. Mereka seakan-ak

  • Kebangkitan Kaisar Iblis   Bab 24

    "Oh?" Mata Agnia sontak berbinar. Dia tersenyum dan mengangguk ke arah Tiana, lalu menoleh lagi ke arah Hugo dan berkata, "Pusaka yang ingin Tuan jual pasti berharga, aku harus melihatnya. Mari, silakan masuk."Usai berkata demikian, Agnia berjalan di depan dan memimpin mereka masuk. Hugo dan ketiga orang yang takut-takut itu mengikuti dari belakang.Dua pengawal yang tertinggal menatap kosong ke arah perginya keempat orang itu. Mereka saling memandang dengan bingung.Salah seorang pengawal itu bergumam, "Apa pemuda tadi ... teman Nona?"Pengawal yang lain menyahut, "Nggak mungkin, dari mana Nona punya teman miskin seperti itu? Mungkin Nona hanya ingin berlatih. Setelah Nona melihat pusaka yang mereka bawa nggak sesuai harapan, mereka pasti akan diusir. Saat itu ... hehehe ...."Pengawal yang pertama berujar lagi, "Ya, kita harus memberi mereka pelajaran, terutama Hugo yang angkuh itu. Tapi, gimana kalau mereka benar-benar punya pusaka yang disukai Nona?""Mana mungkin! Lihat saja pena

  • Kebangkitan Kaisar Iblis   Bab 25

    "Dua ratus ribu? Hehehe ...," ujar Hugo sambil tertawa kecil. Pemuda itu mengusap dagunya sambil menggeleng. Kemudian, dia langsung mengulurkan tangan hendak mengambil gulungan itu seraya berkata, "Karena Nona Agnia nggak tulus, kita akhiri saja transaksi hari ini."Agnia memundurkan tubuh ke belakang sambil memeluk gulungan itu erat-erat. Seolah-olah dia takut Hugo akan mengambilnya kembali."Tuan Hugo, ini hanya lukisan formasi tingkat pertama. Dua ratus ribu sudah sangat tinggi. Lagi pula, lukisan ini digambar dengan tangan, nggak disimpan dalam slip giok. Aku sudah cukup adil dengan menawarkan dua ratus ribu batu spiritual," protes Agnia."Hehehe ... Nona Agnia, biarpun aku bukan orang terpelajar, kamu nggak bisa membodohiku seperti ini. Cepat kembalikan lukisan itu padaku," ujar Hugo sambil mengulurkan tangannya lagi. Namun, dia tidak langsung merebutnya, melainkan hanya menatap mata Agnia lekat-lekat.Masih sambil memeluk erat lukisan itu, Agnia menggertakkan giginya dan berseru,

  • Kebangkitan Kaisar Iblis   Bab 26

    "Apa? Aku nggak mengerti?" ucap Agnia dengan ekspresi terkejut. Wajahnya memerah dan emosinya tersulut.Sejak kecil, Agnia bisa mengingat dengan jelas karakteristik semua barang yang pernah dilihatnya. Dia juga tahu nilai barang-barang itu. Jadi, Agnia bisa menilai keaslian giok hitam di pasar padahal dia tidak tahu tentang giok hitam palsu.Ini adalah bakat Agnia dan kelebihan yang membuatnya bisa menjadi juru taksir top di Paviliun Ragnala dalam waktu singkat. Intinya, Agnia mempunyai bakat yang luar biasa.Namun, ucapan Hugo tadi membuat Agnia terpukul. Kemampuan Agnia dalam menilai disangkal. Hal ini lebih merusak harga diri Agnia dibandingkan celaan lainnya."Tuan Hugo, seleramu memang bagus. Tapi, jangan terlalu sombong," tegur Agnia. Dia tersenyum, tetapi ekspresinya terlihat marah. Bahkan, orang lain bisa mendengar suara Agnia yang geram saat berbicara.Akan tetapi, Hugo tetap mengangguk sembari tersenyum. Dia bertanya, "Ada juru taksir yang lain, nggak?"Setelah terdiam sejena

  • Kebangkitan Kaisar Iblis   Bab 27

    "Paman Novem, ini ...," ucap Agnia yang memandangi Novem sambil terbengong-bengong. Dia benar-benar kebingungan. Namun, Novem hanya melambaikan tangannya dan mengamati ekspresi Hugo yang tenang dengan satu mata.Hugo juga mengamati Novem. Setelah beberapa saat, Hugo tersenyum licik dan berkomentar, "Sepertinya terlalu rendah.""Apa?" seru semua orang setelah mendengar ucapan Hugo. Bukan hanya Agnia, bahkan Tiana dan Aldis juga melihat Hugo dengan ekspresi tidak percaya.Bagi Keluarga Garjita, nilai 1,8 juta adalah kekayaan yang luar biasa banyak. Bahkan nona besar seperti Tiana tidak berani membayangkan suatu saat Keluarga Garjita bisa memiliki begitu banyak batu spiritual. Namun, Hugo yang berstatus pelayan malah menganggapnya terlalu rendah?Hal ini membuat Tiana dan Aldis bingung. Kalau bukan karena Hugo tumbuh besar di Manor Sharila, mereka pasti mengira Hugo berasal dari keluarga bangsawan. Selera Hugo sangat tinggi.Namun, sebelum semua orang tersadar dari keterkejutan mereka set

บทล่าสุด

  • Kebangkitan Kaisar Iblis   Bab 50

    Wush!Fajar baru mulai menyingsing ketika Hugo kembali ke rumah kecil itu sambil menggendong dua wanita muda dan cantik di masing-masing tangannya.Para penjaga dari Paviliun Ragnala yang melihatnya sempat terpaku sejenak. Sebab, sudah lebih dari 10 hari mereka tidak melihat Kepala Pelayan Keluarga Garjita ini. Namun setelah itu, mereka langsung menunjukkan senyum penuh pengertian.Beberapa orang bahkan berteriak untuk meledek, "Wah Hugo, semalam pasti kewalahan ya!"Tepat saat itu, Agnia lewat dan melihat Hugo. Pandangannya lalu berpindah ke arah dua wanita cantik yang berada dalam pelukannya.Alis Agnia mengerut pelan, lalu dia memutar matanya dengan ekspresi jijik dan melangkah pergi tanpa memedulikan pria itu, seolah tidak pernah melihatnya. Hanya saja, mulutnya masih sempat bergumam, "Semua pria sama saja."Hugo tahu bahwa mereka sudah salah paham, tetapi dia tidak peduli. Dia terus berjalan dan masuk ke kamarnya sambil menggendong dua wanita itu, lalu melempar mereka begitu saja

  • Kebangkitan Kaisar Iblis   Bab 49

    "Mana ada? Mereka tetap sangat menghormati Nona kok," ucap Nita cepat-cepat. Dia berusaha menghibur nonanya.Wanita berbaju hitam itu hanya tersenyum pahit, lalu merespons sambil menggeleng, "Nita, kamu nggak perlu menghiburku lagi. Aku cuma berharap setelah perjalanan ini selesai, aku bisa mendapatkan Telapak Naga untuk menyembuhkan luka Ayah Angkat.""Nona sangat berbakti, pasti keinginan itu akan terkabul!" jawab Nita sambil tersenyum lembut. Kedua matanya memicing seperti bulan sabit. Melihat senyuman Nita, wanita berbaju hitam pun ikut tersenyum dan terlihat sedikit lega.Kemudian pada saat itu, tiba-tiba terdengar suara helaan napas lirih masuk ke telinga mereka berdua. "Nona, berbakti dan mengabulkan keinginan itu dua hal yang berbeda. Lagian, siapa yang bilang Telapak Naga bisa menyembuhkan luka?""Siapa di sana?" Wanita berbaju hitam dan Nita segera menoleh ke arah datangnya suara. Entah sejak kapan Hugo sudah duduk santai di jendela. Pria itu sedang menatap mereka berdua samb

  • Kebangkitan Kaisar Iblis   Bab 48

    Hugo menggeleng tanpa daya, lalu lanjut mengamati. Orang berbaju hitam itu melepaskan tudung hitam di kepalanya.Sepasang mata bening yang indah pun terlihat. Rambutnya yang hitam legam dan berkilau terurai seperti air terjun. Kulitnya begitu putih, halus, dan lembut seolah-olah bisa pecah bila disentuh. Ternyata dia adalah seorang wanita cantik yang sangat langka.Bahkan, para anak buah di sekitarnya pun tak bisa menahan diri untuk menelan ludah. Pandangan mereka kosong ketika menatapnya. Sampai wanita itu menatap mereka dengan tajam, barulah mereka buru-buru menunduk.Tanpa banyak bicara, wanita itu berseru keras, "Nita, ambilkan kertas dan kuas!" Gadis itu pun segera membawakan kuas, tinta, kertas, dan batu tinta.Wanita itu menggulung lengan bajunya, lalu mulai menggambar dengan hati-hati di atas kertas. Sebelum 15 menit berlalu, dia sudah menyelesaikan sebuah gambar denah tempat tinggal. Melihatnya, Hugo pun diam-diam memuji dalam hati.Gambar itu menggambarkan dengan jelas tata l

  • Kebangkitan Kaisar Iblis   Bab 47

    Dalam lebih dari 10 hari berikutnya, sosok Hugo sama sekali tidak terlihat lagi di rumah kecil milik Paviliun Ragnala. Bukan hanya Agnia dan yang lainnya, bahkan ketiga orang dari Keluarga Garjita pun jarang melihat wajahnya.Sejak menyatakan niatnya dengan lantang kepada semua orang, Hugo menjadi makin gila-gilaan dalam berlatih. Dia mengurung diri di dalam kamar dan tidak menemui siapa pun.Hanya saat malam tiba, barulah Hugo membiarkan Bayi Darah keluar untuk menyerap energi primordial dari para petarung.Targetnya adalah Keluarga Pramesti. Selama 10 hari lebih itu, Silas benar-benar dibuat frustrasi. Jumlah pengawal di rumah mereka berkurang setiap hari. Lebih parahnya lagi, semuanya menghilang tanpa jejak. Tak ada satu pun mayat yang ditemukan.Hal ini membuat Silas curiga bahwa mereka telah menyinggung Keluarga Garjita, lalu kini Keluarga Garjita meminta bantuan Paviliun Ragnala untuk membalas dendam.Sebab menurut Silas, hanya kekuatan dari Tujuh Keluarga Bangsawan yang mampu me

  • Kebangkitan Kaisar Iblis   Bab 46

    Agnia tidak menjawab apa pun. Dia hanya memandang bayangan punggung Hugo yang perlahan menghilang. Jabal sempat ragu sejenak, lalu menceritakan semua kejadian sebelumnya.Setelah mendengar semua penjelasan dari awal sampai akhir, Novem hanya bisa menggeleng sambil menghela napas panjang.Kemudian, Novem berujar dengan pasrah, "Sudah sering kubilang, berselisih itu wajar tapi jangan sampai menjatuhkan martabat orang lain. Kalian mempermalukan Keluarga Garjita seperti itu, ya wajar saja dia mau membuktikan pada kalian.""Tapi ... apa yang dia katakan barusan, rasanya benar-benar mustahil," gumam Jabal ragu-ragu.Sambil mengelus janggutnya, mata satu-satunya Novem berputar pelan dalam rongga matanya. Kemudian, dia berbicara, "Kalau Keluarga Garjita punya seorang ahli formasi tingkat kelima sebagai pelindung, walaupun mungkin nggak akan bisa menyamai reputasi Tujuh Keluarga Bangsawan, mereka pasti akan menjadi salah satu yang terkuat di kalangan keluarga biasa.""Jadi, lebih baik kita teta

  • Kebangkitan Kaisar Iblis   Bab 45

    Novem ingin mengajaknya bergabung dengan Paviliun Ragnala bukan tanpa alasan. Itu jelas akan membawa keuntungan besar bagi Paviliun Ragnala sendiri.Di sisi lain, Hugo hanya tersenyum tipis dan tak langsung menjawab. Dia menyeruput secangkir teh dengan tenang. Sebenarnya sebelum datang ke sini, dia sudah bisa menebak maksud Novem.Hugo adalah seseorang yang mampu membentuk formasi tingkat kelima. Siapa di seluruh kekaisaran ini yang tidak ingin merebutnya? Bahkan jika dia berhadapan langsung dengan Kaisar, sang Kaisar pun harus bersikap sopan dan memperlakukannya dengan penuh hormat.Jadi sejak saat Hugo memutuskan untuk membentuk formasi tadi, dia sudah memperkirakan akan ada hasil seperti ini.Melihat Hugo masih belum memberikan jawaban, Novem kembali bertanya, "Saudara Hugo, gimana menurutmu?"Hugo menyeringai kecil, lalu bertanya dengan tenang, "Kalau aku mengajukan beberapa syarat, nggak masalah, 'kan?""Tentu saja nggak masalah! Selama Paviliun Ragnala bisa memenuhinya, kamu bole

  • Kebangkitan Kaisar Iblis   Bab 44

    Wush!Tiba-tiba, terdengar suara angin terbelah. Seseorang mendadak muncul di depan Jabal dan Agnia. Mereka berusaha melihat dengan jelas siapa yang datang. Ternyata dia adalah Novem. Saat ini, satu-satunya mata Novem terlihat bersinar penuh semangat."Barusan, siapa yang membentuk formasi itu?" tanya Novem segera.Agnia bergumam, "Eh, itu ...."Keduanya saling memandang sejenak, lalu akhirnya Jabal yang menjawab, "Kepala Pelayan Keluarga Garjita, Hugo!""Apa? Dia?" Novem langsung terkejut. Dia berbalik dan kembali meneliti formasi di sekelilingnya. Makin lama menatap, ekspresinya makin menunjukkan keterkejutan.Novem berujar, "Seorang ahli sejati dalam dunia formasi bukan cuma harus memahami setiap tingkatan formasi dengan sangat mendalam, tapi juga harus melewati latihan bertahun-tahun serta memahami harmoni langit dan bumi, baru bisa menguasai rahasia di dalam formasi.""Aku yang sudah tua begini saja cuma bisa membentuk formasi tingkat ketiga. Bagaimana mungkin anak seusianya bisa

  • Kebangkitan Kaisar Iblis   Bab 43

    Tiana sedikit tertegun. Dia tidak tahu apa yang ingin dilakukan Hugo, tetapi tetap menyerahkan sebuah cincin kepadanya.Setelah menerima cincin itu, Hugo langsung melompat ke atap tertinggi di rumah tersebut. Dia memandang sekeliling dari atas dengan saksama."Eh, ini bukan rumahmu. Kenapa naik ke atas sana? Cepat turun!" seru Agnia dengan nada kesal, sementara bibirnya cemberut.Hugo tidak menghiraukannya. Dia terus mengamati sekeliling. Tak lama kemudian, dia berkata datar, "Formasi pertahanan tingkat ketiga, Formasi Naga Melingkar."Begitu kata-kata itu keluar, Jabal dan Agnia langsung terkejut. Sebab, apa yang dikatakan Hugo memang formasi pertahanan yang dipasang oleh Novem untuk rumah ini. Hanya saja, bagaimana dia bisa langsung mengenalinya hanya dengan satu pandangan?Namun sebelum mereka sempat memproses rasa terkejut itu, Hugo sudah kembali melompat ke udara. Dari cincin itu, batu-batu spiritual memelesat keluar dan berhamburan ke sekeliling rumah seperti hujan deras.Dalam w

  • Kebangkitan Kaisar Iblis   Bab 42

    Melihat bujukan tidak berhasil, Jabal hanya bisa menghela napas pelan lalu meninggalkan tempat itu bersama Agnia. Namun di saat mereka baru saja meninggalkan ruangan, terdengar suara tawa marah Novem menggema.Keesokan paginya, Hugo membawa tiga orang dari Keluarga Garjita pindah dari penginapan ke rumah yang disediakan oleh Novem.Tempat itu adalah rumah tamu milik Paviliun Ragnala yang digunakan khusus untuk menjamu tamu kehormatan. Ukurannya hanya sedikit lebih besar dibandingkan Manor Sharila milik Keluarga Garjita. Ini adalah rumah terbaik di seluruh Kota Andaras, tidak ada tandingannya.Begitu para mata-mata dari berbagai keluarga yang terus mengawasi Keluarga Garjita mengetahui kabar ini, mereka langsung melapor ke atasannya.Dalam waktu singkat, berita bahwa Keluarga Garjita tinggal di bawah perlindungan Paviliun Ragnala tersebar ke seluruh penjuru kota.Semua orang tahu bahwa Paviliun Ragnala bukan hanya menjadi pelindung kuat Keluarga Garjita, tetapi juga sangat menghargai me

สำรวจและอ่านนวนิยายดีๆ ได้ฟรี
เข้าถึงนวนิยายดีๆ จำนวนมากได้ฟรีบนแอป GoodNovel ดาวน์โหลดหนังสือที่คุณชอบและอ่านได้ทุกที่ทุกเวลา
อ่านหนังสือฟรีบนแอป
สแกนรหัสเพื่ออ่านบนแอป
DMCA.com Protection Status